Kamis, 26 Desember 2013

" Emang Gue Pikirin "

Jakarta, 26 Desember 2013. Saya terima telpon lagi dari luar yang beritahu ada berita hangat. Hangat bagi siapa ya, karena bagi saya sudah bukan hangat lagi. Apalagi kalau sudah bicara soal tenis sepertinya saya sudah malas membahasnya, belum lagi masalah organisasi.
Dengar berita yang menurut yang bersangkutan dapat berita dari yang tersangkut didalamnya. Dipikirnya itu berita menyenangkan bagi saya tetapi saya hanya menjawab. " EGP =Emangnya Gue Pikirin aja."
Memang masih banyak hal khususnya di turnamen yunior yang perlu diperbaiki tetapi rasanya capek kalau kita sampaikan kepada "tembok" sehingga saya biarkan saja sampai kena batunya saja, begitulah pemikiran saya saat ini. Masalah kontrol terhadap pelaksanaannya, apakah sudah mengikuti aturannya. Tapi bagi saya tidak heran kalau sampai terjadi karena yang bertugas mengontrol ternyata tidak tahu apa apa sehingga tidak bisa membedakan mana masalah organisasi atau masalah pribadi. "Itulah problemnya"

Masih ada saja pertanyaan ttg PNP

Jakarta 26 Desember 2013. Sebelum hari Natal saya menerima SMS dari salah satu orangtua petenis yunior diluar Jawa. Bertanya masalah PNP yunior yang dimilik anaknya. Sebelumnya saya sudah sampakan agar bertanya langsung saja ke PP pelti karena sya sudah tidak tahu menahu atau tidak mau tahu apa yang terjadi. Disampaikan pula tidak tahu mau bertanya kepada siapa kecuali ke AFR. 
Disampaikan kalau ditahun 2013 anaknya ikuti 2 TDP tetapi dalam PNP yang dikeluarkan data anaknya tercantum hanya 1 TDP. Ini masalahnya sampai Sari salah satu rekan dluar Jawa.

Kamis, 19 Desember 2013

Berita duka dari Bandung

Jakarta, 19 Desembe 2013. Hari ini bertepatan dengan HUT salah satu adik perempuan saya d Jakarta Setelah kirimkan SMS, saya dikejutkan dengan SMS masuk yang menanyakan apa sudah dengar ada petenis yunior meninggal dilapangan. Kaget juga ketika disebutkan namanya. Dan kebetulan  nomor tersebut belum terdaftar di HP saya. Mungkin karena nomor itu ada di HP lama,  saya pindahkan ke HP baru sehingga  belum terdaftar. Sayapun bertanya dari siapa. Kemudian dijawabnya dan saya kenal baik.

Rabu, 18 Desember 2013

FIKS TELKOM XX banyak kemajuan sistem manajemennya

Jakarta, 18 Desember 2013. Saya amati ternyata turnamen FIKS TELKOM XX yang berlangsung sejak 16-22 Desember 2013 di Bandung ada kemajuan didalam manajemen turnamennya. Karena sudah seperti yang dlakukan oleh RemajaTenis yaitu pendaftaran melalui IT begitu juga pembayaran melalui Bank. Kalau sudah melunasi maka dianggap sudah sign-in begitulah ceritanya. Dan undian telah dilakukan sehari sebelumnya. Dan bagi yang terlambat sudah tertutup namanya ikut serta walaupun nanti ada yang gagal ikut. Ini disipln turnamen mulai diterapkan. Bagus sekali kalau bisa terlaksana sempunra.
Dengan sistem baru ini maka kesimpulan saya sudah tidak ada lagi kasus w.o karena semua sudah terdaftar. Sistem boleh bagus yang suka terjadi manusia yang menangani sistem itu yang masih belum sempurna. 
Ada satu petenis asal DKI karena terlambat mencoba dengan hadir dilapangan sehari sebelumnya dengan asumsi ada sign-in yang biasanya sehari sebelumnya. Itu kebiasaan lama selama ini di berbagai TDP, dengan maksud tidak ada w.o karena sudah membayar.

Mungkinkah Referee yang salah ?

Jakarta, 17 Desember 2013. Saat bertemu dengan rekan rekan dari Jawa Tengah khususnya dari Kudus, sempat muncul satu kasus yang diceritakan langsung kepada saya maupun petinggi Pelti yang hadir yang menurut pendapat saya tidak bisa berbuat apa apa walaupun banyak berikan janjinya.
Disebutkan sewaktu ada turnamen nasiional yunior di Bali ternayata ada kasus yang agak aneh menurut pendapat saya, tetapi yang cerita adalah salah satu orangtua petenis sendiri maka timbullah berbagai dugaan. Kecurigaan muncul karena Referee yang bertugas itu adalah wasit senior atau referee senior juga dikancah pertenisan nasional. Apakah benar Referee yang salah tetapi munkin saja, karena Referee juga manusia yang tidak luput dari kesalahan.

Senin, 09 Desember 2013

Tidak Mungkin 3 hari bisa tanding Tunggal dan Ganda

Jakarta, 8 Desember 2013. Karena judul blogger ini adalah CATATAN RINGAN TENIS INDONESIA maka sangat tidak etis kalau saya bicara diluar Tenis. Susah juga padahal ini merupakan DIARY saya selama ini di pertenisan Indonesia. Apakah saya tutup saja blogger ini sehingga saya buat bloger baru yaitu CATATAN RINGAN MUSIK INDONESIA? Wow, sulit juga ya karena saya bukan ahli musik mau bicara musik.
Hari ini saya masih terima SMS dari masyarakat tenis di Sumatra yaitu kenapa turnamen Remajatenis itu hanya dimainkan Tunggal, kenapa tidak dmainkan juga GANDA. 
Pertanyaan ini sama saja dengan rekan saya di PP Pelti karena ketidak tahuan mereka bahkan saya smpat bantah didalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pelti bulan lalu di Jakarta. Bahkan beri contoh ada pelaksana turnamen yang bisa lakukan hal ini. Sayapun beri alasan yang benar tetapi mereka seperti tidak mau tahu kelihatannya mau unjuk kuasa.

Pertanyaan tentang PNP datang lagi

Jakarta, 8 Desember 2013. Walaupun mencoba keluar dari tenis, tetapi saya masih terima pertanyaan dari masyarakat tenis tentang pertenisan kita. Saya sudah malas memberikan jawaban tetapi karena yang bertanya dari luar pulau Jawa sehingga saya masih mau berikan solusi atas pertanyaannya. Jadi saya masih mau juga sebagai konsultan saja tetapi tidak lagi sebagai pelakunya lagi. Kaian rekan rekan ddaerah yang sangat butuh nformasi tentang tens. Saya sudah sediakan wadahnya melalui website http://Remaja-Tenis.com sehingga bisa menambah wawasan mereka juga.
Untuk memperkuat berita maka saya bentuk rekan2 peliput beritanya sehingga bisa mencakup keseluruh Indonesia kegiatan tenis mereka itu.

Bergerak dibisnis baru saja

Jakarta, 8 Desember 2013. Sudah cukup menahan diri untuk tidak melibatkan diri lagi dengan cabor tenis, maka saya kemarin diajak teman Christian untuk menonton final Turnamen Garuda ndonesia Tennis Open 2013 di hotel Borobudur Jakarta tetap saya tolak karena acaranya diaali dengan eksibisi mantan petenis dengan petinggi Garuda. " Ngapain nonton ondel2 main." begitulah jawaban saya dengan SMS kepada Christian Budiman rekan sendiri.
Saya sendir sedang konsentrasi juga didunia lama saya yaitu musik. Kebetulan saya diajak putra saya yang menangani grup musik Cheryl Belle dalam CB Management untuk investasi didunia musik. Dan saya sanggupi juga tetapi untuk grup musik baru yaitu grup Remaja yaitu maksimum 16 tahun dan yang paling kecil 9 tahun. 

Sabtu, 30 November 2013

Pilihan Nonton Tenis Atau dengar Musik

Jakarta, 30 November 2013. Hari ini ada keinginan mau nonton semifinal  Turnamen Garuda Indonesia Junior Masters dengan 8 putra dan 8 putri yunior sedang bertarung. Kebetulan salah satu fans saya yaitu Ni Putu Armini asal Singaraja Bali masuk semifinalcNovember 2013. Tapi akhirnya saya pilih ke Bandung saja sambil menikmati jalan2 kekota Kembang. Hari Sabtu ini saya menikmati musik dalam perjalanan ke Bandung. Punya lagu2 Maluku dan Manado cukup banyak bisa habis 300 lagu dalam USB ketika saya beli di Manado bulan lalu. Cukup menarik lagu2 tersebut. Waktu itu saya ragu2 mau ke Hotel Borobudur atau Bandung saja. Di Borobudur sebenarnya ada favorit saya lagi bertanding disana sehingga ingin ambil fotonya dan mensupportnya. Tapi dalam satu sisi ingin lupakan tenis sehingga saya putuskan ke Bandung aja, cukup monitor dari jauh saja hasilnya.
Lagu lagu melayu Ambon seperti Kejujuran dan ternyata ada balasannya. Ya, sampai puas karena setir sendiri bisa nyanyi sampai puas. Puas Puas Puas.

Rabu, 27 November 2013

Lebih baik beralih Profesi saja

Jakarta, 27 November 2013. Setelah saya amati benar2 dan berkeinginan untuk memajukan tenis tapi mendapatkan hambatan justru dari rekan2 ditingkat pusat, maka saya sudah berkeinginan meninggalkan dunia turnamen tenis di tahun 2014 yang sanagt dibutuhkan oleh masyarakat tenis. Tetapi hambatan datang dari rekan2 saya ditim RemajaTenis karena dengan keberadaan Remaja Tenis ini mereka bisa menikmati dengan baik untuk keluarga mereka. Dan saya berkonsultasi dengan koordinatornya . Sayapun berkesimpulan rela berikan kepada mereka untuk jalankan roda RemajaTenis tersebut, dan saya tidak ikut campur baik mau rugi atau untung dalam penanganannya itu. Karena selama ini sudah cukup banyak kocek saya terkuras. Tapi saya tidak menyesal karena ada kepuasan tersendiri bagi saya bisa jalan2 keseluruh Indonesia dengan RemajaTenis.

Tidak boleh bicara

Jakarta, 27 Noveber 2013. Banyak cerita sebenarnya menjelang Rapat Kerja Nasional Pelti tanggal 23 November 2013. Itu cerita datang dari rekan2 di daerah. Ya semua masalah sudah saya kemukakan langsung kepada rekan2 di PP Pelti dengan tujuan segera antisipasi terhadap gerakan yang dibuat daerah. Ketidak puasan sebenarnya sudah datang sejak terbentuknya kepengurusan PP Pelti bulan Februari 2013. adahal mereka ini juga duduk di kepengurusan sebagai Korwil2nya.
Sewaktu Rakernas saya sedikit geli juga karena terlihat sekali rekan2 ini tidak mengerti berorganisasi, karena kesan saya mereka kuatir terhadap keberadaan saya dalam Rakernas. Bisa dibayangkan 3 hari menjelang Rakernas saya bertanya langsung ke sekretariat menanyakan apakah saya termasuk diundang sebagai peninjau. Jawabannya , Tidak.

Kamis, 21 November 2013

Daerah Tunggu surat undangan

Jakarta, 20 November 2013. Tidak lupa ingatkan rekan pengurus Pelti di Papua kalau akan ada Rapat Kerja Nasional Pelti tngal 23-24 November 2013 di Jakarta. Karena ini kepengurusan masih baru selesai dimana telah terpilih Ketua Pengda Peltinya. Saya hanya ingatkan betapa pentingnya Rakernas ini untuk mereka bisa dengar langsung tentang rencana kerja Pelti kedepan.
Saya tahu kepengurusan baru ini belum punya akses ke PP Pelti di Jakarta sehinga perlu diberitahu tata cara untuk dapat pengesahan PP Pelti. Yaitu hasil Musyawarah Daerah Pelti Papua dilaporkan beserta susunan kepengurusan baru ke KONI Papua untuk dimintakan surat rekomendasi dari KONI Papua. sedangkan surat Rekomendasi ini dibutuhkan sebagai lampiran surat ke PP Pelti untuk mendapatkan pengesaha Ketua Umum PP Pelti. Hal ini sudah berulang ulang saya sampaikan kepada mereka, tetapi yang mereka sibukkan hanyalah surat undangan dari Pusat sedangkan mereka tidak dikenal di Jakarta.

Rabu, 20 November 2013

Wasit di Papua perlu ditingkatkn kualitasnya

Jakarta, 20 November 2013. Ternyata pembinaan SDM sangat perlu sekali di Tanah Papua. Banyak pihak tidak tahu kalau di Jayapura wasit tidak biasa gunakan score card karena disetiap kursi wasit sudah ada papan score dikiri kanannya sehingga setiap pengucapan angka tidak dicatat tetapi langsung dilakukan dengan tangan dikiri dan kanannya. Ada lagi yang belum biasa adalah menggunakan sistem 2 set tetapi paling sering adalah sistem Pro Set saja, maksimun sampai angka 8 saja.

Kenangan manis di Tanah Papua

Jakarta, 20 November 2013. Perjalanan ke Jayapura cukup melelahkan bagi saya seusia sekarang. Karena berangkat jam 23.00 dari Cengkareng, saya sudah berada di Bandara pukul 20.00 karena membawa bagasi cukup banyak. Bisa dibayangkan kelebihan bagasi yang harus saya keluarkan dari kocek sebesar Rp. 4, 6 juta. Wow, ini untuk pertamakali saya harus kelebihan bagasi. Biasanya kalau ada kelebihan bagasi sebesar  sekitar Rp 1 juta saja. Kok bisa begitu karena yang saya bawa adalah bola tenis dan spanduk2 cukup berat. Tujuannya adalah agar meriah, dan ternyata berhasil sekali. Dan saya puas hadapi selama 3 hari pertandingan.
Transit di Makassar tengah malam, kemudian tranist lagi di Timika sudah pagi dan tiba di Jayapura sekitar jam 09.00. Untungnya dijemput oleh Bank Papua sebagai rkan saya dan setelah sampai hotel, saya langsung minta meninjau lapangan tenis Balaikota, lapangan tenis Cenderawasih dan lapangan tenis POLDA. Memang tidak jauh dari hotel dan jalannya menanjak.

Rabu, 13 November 2013

Sangat tidak ethis sekali tanya berapa yang diterima AFR

Jayapura, 13 November 2013. Untuk pertama kali menginjak kaki di Jayapura tanggal 13 bulan 13 tahun 2013 bagi saya merupakan moment yang tak terlupakan. Betapa indahnya Tanah Papua dengan kekayaan alamnya termasuk keindahan Danau Sentani dan juga kekayaan ikan di danau tersebut. Sayapun bisa menikmatinya sudah merupakan karunia YME. Makan siang langsung digarap kepala ikan kakap yang cukup besar dan malamnya sayapun makan ikan mujair bakar. Ada keistimewaan dari ikan mujair yang saya makan ukurannya cukup besar. Kedatangan ke Jayapura untuk menghidupkan pertenisan Papua dimana saya akan selenggarakan Kejurnas Remaja Bank Papua pada tanggal 15-17 November 2013.
Ketika makan malam sempat berceritalah rekan tenis saya di Jayapura. Ternyata kegiatan ini sempat diikuti rekan saya di Jakarta. Dan cukup terkejut juga rekan saya ini ketika ada yang telpon dia karena dia tidak kenal orangnya, padahal sempat disebutkan nama "besar" rekan saya itu.

Senin, 11 November 2013

Potensi Daerah harus ditingkatkan

Jakarta, 11 November 2013. Setelah diamati perkembangan tenis Indoneia masih terfokus di Pulau Jawa, tentunya membuat hati saya terenyuh juga. Kenapa hal ini masih bisa terjadi. Saya sendiri penah ungkapkan dalam presentasi petinggi induk organisasi tenis kepada saya dimana saya diminta komentar rencana mereka di tahun 2014. Dalam membuat program tersebut mereka lupa akan peta pertenisan Indonesia yang sangat luas. Saya waktu itu memberi komentar kalau Indonesia itu bukan Jawa saja.Saking sangat luas maka sangat sulit dikembangkan jikalau pelaku pelaku tenis tidak menyadarinya. Harus saya akui mungkin saya sendiri yang sudah melihat kondisi pertenisan Indonesia melalui sarana dan prasarana yang dimiliki. Saya sudah pernah ke Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Jambi, Riau ,Kepulauan Riau, Lampung, Sumatra selatan dan Bangka Belitung untuk daerah Sumatra. Yang belum saya kunjungi adalah Bengkulu. Sedangkan Kalimantan seluruh Provinsi saya sudah pernah buat kegiatan disana. Begitu juga Sulawesi hanya Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat yang belum saya kunjungi. Kemudian Maluku Utara dan Maluku , Papua Barat sudah dikunjungi tetapi nanti 13 -17 November 2013 saya berada di Jayapura, Papua Sedangkan Nusa Tenggara hanya Nusa Tenggara Timur yang belum saya kunjungi. Kalau Jawa seluruh provinsi sudah saya kunjungi. Artinya hanya 4 provinsi yang belum saya kunjungi yaitu Bengkulu, NTT, Sulawesi barat dan Sulawesi tenggara

Manfaatnya sangat dirasakan sekali

Jakarta, 10 November 2013. Hari ini saya terima telpon dari salah satu rekan tenis yang juga punya sekolah tenis di Jakarta Selatan. Dia ini punya jabatan juga dalam kepengurusan Pelti saat ini. Dikatakan pula kalau dia melihat manfaat cukup besar karena waktu hari Minggu 10 November 2013 dia adakan juga pertandingan tenis di sekolah tenisnya. Awalnya ada kekuatiran bagi dirinya anak asuhnya banyak yang ikut ATF 14 U ini akan kecapekan. Belum lagi ada suara suara negatif yang dikemukakan oleh rekan nya sendiri yang tidak setuju dengan adanya kegiatan tersbut. Tapi saya katakan rekan anda itu tidak setujua karena ada masalah sentimen pribadi saja sehingga bukan berfikir sebagai profesional tenis.

Sabtu, 09 November 2013

Belum semua tahu manfaat turnamen ATF 14 U

Jakarta, 9 November 2013. Di Jakarta sejak 4-10 November 2013 diselenggarakan ATF 14 U, bentuk turnamen yang belum dikenal luas oleh masyarakat tenis. Kenapa Asian Tennis Federation adakan turnamen ini, dan manfaatnya bagi petenis Indonesia. Memang saya tahu ada beberapa pertenis usia 14 tahun kebawah sudah ikuti turnamen sejenis di luar negeri. tentunya makan beaya besar untuk orangtua.
Maksud dan tujuan ATF adakan event 14 tahun adalah beri kesempatan agar anak2 lebih matang dulu sebelum terjun ke turnamen ITF Junior yang usianya maksimal 18 tahun.

Bicara tapi gak tahu

Jakarta, 9 Nopember 2013. Saya cukup prihatin dengan sikap rekan tenis kita ini yang masih belum berubah dan tentunya semua pihak tidak mengharapkan begitu. Dalam suatu rapat resmi masih bertanya tanya masalah keberadaan turnamen 3 hari. Ini pertanyaan disamping karena tidak tahu tetapi juga karena sentimen dan lucunya membangga banggakan sekali salah satu turnamen di Jakarta lainnya yang sejenis. Dipuji pujinya turnamen tersebut, tetapi ketika dikatakan kalau turnamen yang dipuji itu adalah turnamen 3 hari ternyata dia gak tahu, karena diotaknya seperti turnamen masters yang diselenggarakan lebih dari 3 hari. Wow, kok ngomong tapi tidak tahu dan tidak memahami yang diomongkan.

Masalah WO berkelanjutan juga

Jakarta, 8 November 2013. Ketika sedang dalam perjalanan ke Kemayoran saya terima SMS dari rekan panitia yang melaporkan kalau Mario HA kena WO karena datang terlambat oleh Referee. Waduh, rasanya anak ini perlu dimarahin juga. Tetapi saya ingin tahu sebab musababnya dengan bertanya kepada "pelatih"nya yaitu TW. Langsung saya kirimkanSMS dengan nbertanya kenapa WO.
Begitu tiba di Kemayoran saya terima telpon dari pelatih tersbut yang saya tahu sangat "pintar" bicara apalagi merayu.

Rabu, 06 November 2013

" Minta baju diberi celana"

Jakarta, 6 November 2013. Beberapa tahun lalu semasa masih aktif dikepengurusan induk organisasi saya sempat disbukkan dengan kasus catut umur. Kali ini disela sela turnamen ATF 14 U saya sempat juga mendengar kecurigaan dari mantan pelatih Sulistyono menyampaikan (bukan protes) beberapa keganjilan yang dilihat sebagai pelatih dan juga eks pemain.
"Om coba dilihat petenis satu ini ( MHA). Sama2 sebagai mantan atlet kalau lihat postur tubuh seperti ini apakah masih 14 tahun?" ini pertanyaan bagus juga. Dan sayapun hanya tanggapi akan meminta Akte Kelahirannya.
Kebetulan saya ketemu dengan orangtuanya yang datang kepada saya mengeluh masalah ketidak puasannya terhadap salah satu orangtua petenis yang sama sama dari Sulawesi Utara. Kedua orangtua ini pendatang baru ke Jakarta.. " Kalau mau bakalai (berkelahi) jangan disini saya usir kalian. Jangan bikin mao (malu) .Bakalai dilapangan luar sana " ujar saya ketus karena belum kenal.

Beberapa Opsi demi perbaikan kinerja

Jakarta, 6 November 2013. Dalam ngoberol ngobrol dengan rekan rekan tenis baik yang sudah tidak aktip diorganisasi maupun yang masih aktif di Kemayoran disela sela   kegiatan turnamen internasional ATF 14 U, saya sempat berbicara mengenai pertenisan Indonesia beserta hambatan2 yang muncul selama ini khususnya turnamen tenis. Awal tahun semua dikagetkan dengan rencana yang sangat fantastik bagi masyarakat tenis tapi tidak bagi saya karena saya tahu kemampuan mereka saat itu , dengan didaftarkan sekitar 20 turnamen internasional ProCircuit ke ITF .Dari prize money saja berarti harus sanggup keluarkan dana sebesar US$ 200,000, belum lagi beaya pelaksanaannya.

Selasa, 05 November 2013

Mau adakan TDP Umum dengan prize money Rp 150 juta ditahun 2014

Jakarta, 5 November 2013. Kalau melihat yang terjadi didalam pertenisan nasional ini saya sangat prihatin karena konsentrasi terpecah akibat ulah oknum pejabat pertenisan kita. Kenapa demikian. Ini yang saya sebutkan kepicikannya menjadikan kendala besar memajukan tenis Indonesia. Apabila saya ajukan formulir pendaftaran TDP apa reaksinya. Yang sulit dipisahkan bagi dirinya adalah  masalah pribadi  dikaitkan dengan masalah organisasi. Walaupun hal ini sudah diketahui semua pihak tetapi tidak semua yang bisa menjalankannya.
Sayapun bertanya sama rekan saya dengan guyon saja. " Tahun depan saya mau buat TDP kelompok umum dengan prize money Rp 150 juta karena sudah ada sponsor. Bagaimana reaksi induk organisasi khususnya bidang yang menanganinya.? ujar saya bertanya disela sela turnamen internasional di Kemayoran. 

"Picik juga ya "

Jakarta, 5 November 2013. Keberadaan AFR dalam pertenisan Indonesia masih belum bisa diterima dengan legowo oleh segelintir pejabat tenis didalam organisasi kita. Saya sendiri sudah legowo pensiun dari organisasi ini. Hal ini bisa saya ketahui dan rasakan baik langsung maupun tidak langsung dilapangan. Hal ini sudah lama saya prediksikan bahkan sudah pernah alami. Bahkan intrik2 didalam lapangan dengan gunakan kekuasaannya masih bisa saya rasakan karena masukan masukan justru datang dari masyarakat maupun dari rekan2 didalam organisasi. Karena hanya satu dua orang saja yang sangat picik dalam pikiran dalam menangani pertenisan kita ini.

Minggu, 27 Oktober 2013

Walikota Merusak Lapangan Tenis

Jakarta, 27 Oktober 2013. Ada yang menarik sewaktu berada di Gorontalo. Yaitu lapagan tenis yang dulu (1970-1972) saya pernah bermain tenis yaitu lapangan Taruna Remaja (kalau tidak salah namanya). Itu ada 4 lapangan hard court. Beberapa bulan sewaktu direncanakan kunjungan ke Gorontalo saya tertarik ingin laksanakan turnamen RemajaTenis dilapangan tersebut. Karena sewaktu saya selenggarakan RemajaTenis di Palu Sulawesi Tengah, ada rombongan petenis yunior dari Gorontalo ikut berpartisipasi, artinya ada petenis yuniornya. Setelah itu saya tidak tahu nasibnya. Tetapi dikatakan belum bisa digunakan. Kenapa ya, padahal dulu kala kurang lebih 10 tahun silam pernah ada TDP Nasional Yunior di lapangan tersebut.

Menikmati Safari Gorontalo ke Manado

Jakarta, 26 Oktober 2013 . Sewaktu saya ikut safari dari Gorontalo ke Manado beberapa minggu lalu saya terkesan dengan adanya rencana pembangunan lapangan tenis di bumi Nyiur Melambai. Kenapa terkesan sekali, padahal wajar wajar saja kalau ada pembangunan lapangan tenis. Kemauan bangun lapangan tenis patut diapresiasikan karena pertenisan di Bumi Nyiur Melambai itu mati suri.
Sebenarnya tugas saya hanya sampai Gorontalo tetapi kemudian ada ajakan dari Menteri Perhubungan RI Letjen TNI(Purn) EE Mangindaan yang juga Ketua Umum PB POR Maesa dimana saya sebagai Ketua Bidang Pembinaan PB POR Maesa untuk ikut ke Manado. Yang menarik dari ajakan tersebut padahal penjangnya perjalanan tersebut melelahkan fisik. Yaitu saya ingin melihat perjalanan darat dari Gorintalo sampai Manado. That's all.

Ketidak puasan atas peraturan setempat

Jakarta, 26 Oktober 2013. Sewaktu saya berada dalam kendaraan mau kerumah adik saya di Rawamangun, saya menerima pertanyaan melalui telpon dari salah satu orangtua petenis yunior. Pertanyaan ini cukup menarik dan perlu semua pelaku tenis mengetahuinya. Karena sudah menyangkut aturan pertandingan tenis. Walaupun saya sudah tidak ikut campur dengan turnamen tenis kecuali turnamen sendiri yaitu RemajaTenis tetapi saya masih sering dimintakan pendapat masalah aturan main dalam suatu pertandingan. Bahkan ada pertanyaan mengenai pembinaan tenis bagi putra dan putrinya. Tetapi saya selalu tidak mau mengatakan kalau saya ini super tahu. Walaupun kadang kala teman2 yang suka maupun tidak suka saya, katakan kalau saya ini " Professor Tenis ". Dan sebelum memutuskan saya selalu berkonsultasi dengan petugas di induk organisasi yang sekarang masih terlibat langsung dalam pertenisan khususnya turnamen. Dan saya selalu katakan menurut pendapat saya dan akan saya cross check dengan berwenang dalam hal seperti ini, sehinga beri waktu untuk menjawab yang benar.

Kalau sudah jadi penyakit susah juga ya!

Jakarta, 25 Oktober 2013. Makin sering berkomunikasi dengan teman2  di lapangan   makin terungkap pula ketidak harmonisan yang terjadi. Padahal harapan semua pihak untuk mencapai keberhasian adalah team work. Bukan hanya dalam permainan double kalau dilapangan tenis tetapi juga dalam menjalankan organisasi juga harus begitu. Padahal kita tahu semua itu olahragawan, cuma ada bedanya yaitu masing masing pihak berbeda angkatan atau generasi dan beda pengalaman dalam turnamen . Ada yang  mengenal olahraga tersebut lebih rendah waktunya dan ada yang sudah melanglang buana mewakili resmi negara Indonesia.

Kamis, 17 Oktober 2013

Pertemuan yang tak terduga di Gorontalo

Gorontalo, 12 Oktober 2013. Hari kedua di Gorontalo diisi main tenis dilapangan tenis Bupati Kab Gorontalo dikota Limboto. Ini ada 2 lapangan di indoor.Sempat berbincang bincang dengan Kepala Dinas Olahraga setempat masalah lapangan tenis yang ada, ternyata masih banyak kekurangan . Maklum saja didaerah banyak membangun lapangan indoor tetapi masalah ukurannya masih tanda tanya besar akibat kurang tahu masalah lapangan tenis.
Ada yang menarik ketika memasuki kota Limboto yatu ada menara berdiri ditengah jalan seperti menara dikota Paris saja. Lumayan indahnya.
Limboto dikenal dengan danau Limboto yang sekarang sudah mulai dangkal, akibat kurang dirawat seperti danau danau ditempat lain juga sama nasibnya.

Kunjungan ke Gorontalo

Gorontalo, 11 Oktober 2013. Kedatangan ke Gorontalo mengingatkan kunjungan tugas terakhir tahun 1972, sehingga bgitu ada tawaran ke Gorontalo dalam rangka pelantikan Pengda Persatuan Olahraga (POR) Maesa Gorontalo, langsung saya menyatakan ikut serta karena kedudukan saya di Pengurus Besar POR Maesa adalah sebagai Ketua Bidang Pembinaan.
Tetapi karena memilih keberangkatan yang pertama dengan Lon Air jam 05.00 sehingga mulailah penderitaan muncul karena sebelumnya masih semat bermain tenis di Klub Rasuna dan kembali kerumah sudah pukul 23.30 sehingga bebenah dan membuka internet sudah menunjukkan jam 01.00. Akhirnya diputuskan tidak usah tidur saja dan keluar rumah jam 02.00 menuju ke Bandar Soekarno Hatta.

Rabu, 16 Oktober 2013

Bisa nangis juga

Jakarta, 17 Oktober 2013. Dalam pertemuan dengan rekan tenis di Kemayoran disela sela Turnamen internasional saya dikejutkan dengan cerita teman saya tentang rekan lainnya karena ini belum pernah saya dengar. Kejadiannya sewaktu ada sedikit suasana kurang menyenangkan antar rekan pengurus tenis di Tanah Air ini.
"Saya tidak mengerti atas ulah rekan kita ini. Tak disangka kalau dia bisa menangis juga." ujar rekan saya ini menceritakan kelakuan teman kita ini. Dikatakan disaat ada suatu " peristiwa" yang menggegerkan beberapa tahun silam di lapangan tenis Kemayoran, rekan saya ini sempat menangis setelah dibentak rekan lainnya

Rabu, 02 Oktober 2013

Berbagai tanggapan atas hasil di ISG 2013 Palembang

Jakarta, 3 Oktober 2013. Ketika saya sebarkan SMS untuk melihat berita hasil Islamic Solidarity Games di Palembang dimana tenis borong medali emas dan bisa dibaca di http://Remaja-Tenis.com , maka saya dapat jawaban berbagai macam. Yang lebih lucu justru datang dari rekan wartawan yang dulu meliput tenis dan saya kenal baik. Kira kira jawabannya " lawannya ecek ecek". Ya gitulah tanggapannya, tetapi ada juga yang memuji tim tenis kita ini". Tetapi ada juga yang menanggapi " ya lawannya hanya 5 dan 6 negara saja"

Perlu Reformasi juga

Jakarta, 3 Oktober 2013. Ada satu lagi pengalaman saya ketika duduk didalam kepengurusan Pelti tingkat Daerah. Waktu itu saya duduk dikomite pertandingan Pengda Pelti DKI Jakarta dan juga di Komite Dana.
Waktu itu saya dipercayakan menjadi Direktur Turnamen Piala Thamrin (saya lupa tahun berapa, kurang lebih 1996-97). Dan duduk dalam kepengurusan beberapa konglomerat sebagai Wakil Ketua. Dan saya tidak lupa Wakil Ketua yang membidangi Pertandingan adalah Soegeng Suryadi (bos KODEL).
Karena kesulitan dana timbul akal saya agar bisa tergugah bos bos seperti ini. Karena kelihatannya susah ketemu karena kesibukannya. Maka akalpun datang.

Resep saya untuk masyarakat tenis didaerah

Jakarta, 3 Oktober 2013. Saya sering berkomunikasi dengan rekan rekan tenis baik itu pengurus klub ataupun Pelti setempat setiap ada kesempatan, karena saya melihat masyarakat tenis cukup anthusias kirim atlet bahkan ada yang sampai 10 petenis yang dibawa ikuti RemajaTenis diluar daerahnya.
Apa yang saya kemukakan akan memotivasi mereka berbuat seperti yang saya kemukakan, karena banyak untungnya. Pertanyaan saya kepada mereka jika bawa atlet sebanyak mungkin, adalah berapa duit yag sudah dikeluarkan, dan saya yakin bisa puluhan juta, bahkan ada yang sampai 40 juta. Nah, bisa dibayangkan dengan dana sebesar itu hanya maksimal 10 atlet yang nikmati. Tetapi dengan dana tersebut mereka bisa selenggarakan turnamen nasional didaerahnya sendiri. Mereka awalnya kaget juga tetapi setelah dijelaskan caranya maka merekapun mau mengerti. Dan kelebihannya adalah atlet didaerahnya bisa puluhan lagi bisa ikut turnamen nasional dan keuntungan daerah adalah masuknya atlet dari daeah lain akan menguntungkan daerah sendiri seperti hotel, restoran dan petugas setempat bisa menikmatinya.

Ini Baru Tantangan

Jakarta, 2 Oktober 2013. Keinginan mengorbitkan grup musik baru sangat besar sehingga waktu Sabtu (28 Sept) lalu saya diajak putra saya Dino Raturandang (produser Cherry Belle) melihat penampilan grup musik baru di Bintaro, maka saya sempatkan diri karena saya baru pertama kali melihat grup ini latihan beberapa bulan lalu di Kelapa Gading. Kaget juga karena ada perubahan personil grup ini dimana ada 2 kakak beradik mundur sehingga dicari ganti pemain baru. Didapatlah pemain drum yang juga usia sama dengan yang dulu 9 tahun. tetapi saat ini masih kurang pemain gitar karena mundurnya gitaris yang lalu.
Waduh belum launching sudah pada betingkah orangtuanya. Saya juga katakan wanti wanti kepada putra saya yang lebih ahli dalam musik dibandingkan saya, sedangkan saya sebagai pendukung finansialnya saja.

Lanny Kaligispun tidak puas

Jakarta, 2 Oktober 2013. Pagi ini saya bertemu dengan rekan mantan petenis nasional lanny Kaligis Lumanau dilapangan tenis Senayan. Bersama sama dengan rekan lainny Christian Budiman kami bertiga sempat bercengkrama dilapangan gravel Senayan, karena yang lainnya sudah pada pulang.
Nah, ketika menyinggung masalah PB Pelti maka keluarlah uneg uneg dari Lanny saat itu. "Saya tidak kenal siapa dia, tetapi kok aneh ya dia memilih Wailan Walalangi sebagai anggota pengurus padahal dia waktu Munas oposisi.Aneh ya." ujarnya terheran heran karena melihat saat ini tidak ada berita masalah Pelti dimasyarakat tenis. "Bilang saja ke Maman, kalau Lanny heran sekali dengan masuknya Wailan." ujarnya dengan semangat.

Permintaan datang dari ujung Timur

Jakarta, 2 Oktober 2013. Hari ini ada berita gembira datang dari ujun Timurr Indonesia.Keinginan adanya turnamen RemajaTenis sangat besar sehingga bisa ditampung dengan baik. Hanya yang jadi masalah adalah tanggal yang tepat untuk kota Jayapura. Karena apa tidak seperti daerah lainnya karena disna ketergantungan dengan jadwal kedatangan kapal laut sangat menentukan. ya, begitulah kalau masalah transportasi merupakan kedala didaerah papua. Jadi kalau tidak sesuai dengan jadwal kapal laut maka ada kemungkinan yang datang main hanya pestenis dari Jayapura saja.

Sabtu, 28 September 2013

Lupa sudah ajukan permohonan diri mundur

Jakarta, 28 September 2013. Hari ini terungkap suatu kejadian yang sedikit mengagetkan saya setelah terima telpon dari salah satu rekan Pengda Pelti Jawa Tengah, Sunoto yang sudah puluhan tahun berkecimpung di Pengda Pelti Jawa Tengah.
Dia mengingatkan kembali kepada ceritanya sebelum ini, kalau dia sebenarnya yang terpilih dalam Musda Pelti Jawa Tengah. Tetapi dia beri kesempatan kepada orang lain untuk menjadi Ketua dan dia hanya sebagai Ketua Harian. Ini versinya.
Diceritakan pula kalau dia tidak sinkron dengan Sekretaris Pengda Jateng yang baru, sehingga dia memilih mengundurkan diri. Diceritakan pula kenapa sampai tidak sinkron.

Kok berani beraninya merubah hasil MUNAS 2012

Jakarta, 26 September 2013. Hari ini bertemu dengan salah satu rekan lama asal Manado yang saat ii masih aktip duduk dikepengurusan Peltit Sulawesi Utara. Saya diminta untuk bertemu  sekedar ngobrol karena sudah lama tidak berjumpa. Alias reuni lah.
Sewaktu dalam perjalanan ke hotel Menara Peninsula tempat rekan ini menginap, saya terima telpon dari rekan di Ambon Frengky Mewar yang juga Ketua Pengda Pelti Maluku. Kalau dari Frengky saya diberitahu masalah pertemuannya dengan Ketua Umum PB Pelti beberapa hari lalu di Jakarta. Dan saya diberitahu kalau Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pelti akan dilaksanakan tanggal 22 Nopember 2013 dan belum beritahu tempat pertemuan tersebut. Saya bersyukur sudah terjawab pertanyaan rekan rekan di daerah tentang rencana Rakernas yang merupakan hasil Munas diubah dari 2 tahun sekali menjadi tiap tahun.

Rabu, 25 September 2013

"Hukuman mati" dijatuhkan untuk AFR

Jakarta, 24 September 2013. Saya teringat beberapa hari lalu saya terima telpon dari rekan saya di Kupang yang masih aktip duduk dalam kepengurusan Pelti Nusa Tenggara Timur dengan posisi cukup vital yaitu Sekretaris. Masalah terima telpon sebagai tempat curhat dari rekan rekan di kepengurusan Pelti didaerah maupun Pengurus Besar tetap merupakan hal yang rutin.
Sewaktu menonton POPNAS 2013 di Rawamangun saya bertemu dengan rekan Buchary yang duduk dalam kepengurusan Pengda Pelti DKI Jakarta, sempat bertanya dengan saya masalah PB Pelti saat ini. Saya hanya menjawab tidak tahu menahu saja., karena tidak ikut campur masalah internal. Tetapi justru dapat jawaban kalau kalau PB Pelti tidak ada program sama sekali. "Yang ada hanya turnamen." ujarnya. Ini versi dia selaku Pengurus Daerah yang sebenarnya harus lebih tahu daripada saya sebagai outsider. Tumpuan harapan cukup besar datang dari masyarakat tenis baik dalam organisasi tenis sendiri ataupun diluar sedangkan gerakannya belum terlihat padahal sudah 8 bulan berjalan kepengurusan tersebut. Jadi wajar wajar saja muncul sedikit kekecewaan yang muncul. Dan banyak yang curhat kepada AFR yang datang dari rekan anggota Pelti daerah maupun Pusat dan juga dari masyarakat tenis di setiap kegiatan tenis dimana saya berkunjung.

Senin, 23 September 2013

Peserta Turnamen ATF 14 U harus punya AIPIN

Jakarta, 23 September 2013. Ada keinginan masyarakat tenis agar keberadaan turnamen internasional sebanyak mungkin berada di Tanah Air sehingga tidak banyak keluar dana lagi kalau keluar negeri.
Saat ini saya dipercayakan untuk selenggarakan turnamen yang juga merupakan seri dari Asian Tennis Federationa khusus KU 14 tahun di Kemayoran bulan Nopember 2013.
Komunikasi keinginan ini telah dilakukan melalui Ketua Bidang Pembinaan Yunior PB Pelti Aga Soemarno dan telah diteruskan ke Asian Tennis Federatioan (ATF) melalui administrator pertandingan PB Pelti. Pendaftaran ke ATF sudah dilakukan dan sudah masuk dalam Kalender Turnamen ATF 2013.

Begitulah kalau berpikiran negatip

Jakarta, 23 September 2013. Waktu saya mendengar dari teman masalah tumbangnya unggulan pertama pertandingan tenis tunggal putra dari petenis Sulawesi Utara maka saya tertarik juga ingin mengetahui score lengkapnya karena saya dengar kalah 3 set.
Ketertarikan saya karena setahu saya petenis Sulut itu petenis angin anginan. Apa yang saya lakukan adalah kirim SMS ke orangtua petenis unggulan 1 dari semarang, kemudian ke panitia yang juga selaku Referee dan salah satu rekan yang rajin beri infomrasi yang sebenarnya tidak anggota Panpel yaitu Dendy.

Minggu, 22 September 2013

Pelaksana Turnamen Tidak mau belajar

Jakarta, 22 September 2013. Pengamatan saya selama ini dipelaksana Turnamen Nasional khususnya kelompok yunior itu belum ada perbaikan yang signifikan. Padahal kalau dilihat pelaksana turnamen tersebut adalah pelaku pelaku yang sudah berpengalaman. Baik itu pelaksana di Jakarta maupun diluar kota. Belum lama ini saya melihat lansgung pelaksanaan PORPROV disuatu provinsi diluar Jawa, kemudian ikuti juga POPNAS 2013 di Jakarta. Kedua event ini adalah multi event, belum lagi disingle event. Dan sering terjadi di pelaksanan turnamen yang dananya cukup memadai. Lain ceritanya kalau dana sangat minim sehingga pelaksana turnamen tidak bia maksimal.

Keluhan masalah Pelaksanaan POPNAS Cabor Tenis di Jakarta

Jakarta, 22 September 2013. Hari Jumat 20 September 2013 saya menyempatkan diri melihat jalannya pertandingan tenis POPNAS 2013 di lapangan tenis Velodrom Rawamangun Jakarta. Saat menunggu acara final ganda campuran dan ganda putri saya sempat negobrol2 dengan rekan rekan pelatih yang berada di Jakarta. Yaitu Roy Morison dan Medi Mulyana.Dan juga peserta dari Sulawesi Utara. Kalau Medi masuk sebagai pelatih tim DKI Jakarta untuk POPNAS 2013.
Saya juga kaget mendengar keluhan datang dari orangtua salah satu peserta dari Sulawesi Utara ketika putranya gagal kefinal tunggal putra. " Bagaimana Om masak itu anak harus main 3 kali dalam sehari." ujar orangtua pemain.

Sabtu, 14 September 2013

Perkenalkan tenis Kursi Roda ke Anak anak

Jakarta, 14 September 2013. Hari ini saat sedang makan siang disalah satu resto di kota Wisata Cibubur, saya melihat kedatangan satu keluarga kedalam restoran tersebut. Tidak tahu ada apa tergerak hati ingin memperkenalkan tenis kursi roda. Agak ragu ragu saya mau mendatangi keluarga tersebut. Teringat sewaktu beberapa tahun silam semasa duduk dalam kepengurusan Pelti Pusat saya sempat mendampingi komite Tenis Kursi Roda dengan program coaching clinicnya. Saat itu baru satau atlet yunior yang ikut dari Bandung. Memang tidak mudah bisa mendapatkan atlet yunior. Waktu itu sempat juga terpikir kalau jalan jalan ke mall melihat ada anak yang punya kekurangan atau dulu disebut cacat (sekarang tidak disebut demikian).

Selasa, 10 September 2013

Makin Amburadul saja Kerjanya

Jakarta,11 September 2013. Setelah menerima kalender TDP tahun 2013 dari PB Pelti saya sedikit kecewa dengan cara kerjanya karena banyak yang tidak sesuai dengan kenyataan. Ini kinerja PB Pelti bidang pertandingan yang makin amburadul sekali. 
Kalau era sebelumnya dikatakan kurang bagus maka kali ini lebih ngawur lagi. Dulu wakil sekjen masih mengontrol kerja administrator bidang pertandingan dimana semua kalender TDP sebelum dikeluarkan di cek dulu kebenarannya. Karena kerja dari administrator bidang pertandingan itu kurang teliti didalam mengerjakan kalender tersebut.

Senin, 09 September 2013

Ada bule yang ingin memajukan Tenis di Bali

Denpasar, 9 September 2013. Hari ini saya di Denpasar bertemu dengan salah satu bule asal Perancis yang sangat besar perhatiannya terhadap tenis di Bali. Saya pernah bertemu sebelumnya hanya karena terima SMS dari yang bersangkutan yang bertanya kapan dan bagaimana caranya agar RemajaTenis bisa digelar di Bali. Dalam pembicaraan hari ini maupun sebelumnya dia ingin untuk mencarikan sponsor bagi RemajaTenis di Bali karena dalam program saya katakan ada keinginan agar ada RemajaTenis di denpasar dan Singaraja karena memiliki sarana prasarana turnamen yang memadai. Dia berusaha untuk mendapatkan sponsor dari bule bule di Bali yang juga sebagai pengusaha.
Saya sndiri berkeinginan keras agar bisa secepatnya diselenggarakan di Denpasar pada tanggal 20-22 September 2013 tetapi melihat situasi saat ini maka dalam pembicaraan saya kemukakan kalau diundur ke 17-19 Oktober 2013, dan diapun mencoba mencarikan sponsor. Dan saya katakan jika tidak ada sponsor sekarang saya sudah tidak mau selenggarakan. Sudah bukan kewajiban saya selenggarakan Turnamen Tenis yunior. Saya sudah harus bisa mengilangkan idealisme selama ini saya anut demi memajukan pertenisan Indonesia karena sudah tidak ada gunanya apalagi dukungan kelihatan setengah hati diberikan induk organisasi sendiri. Prinsip sekarang tdak ada sponsor tidak mau bikin turnamen lagi. Ini sudah masalah prinsip saya sekarang. Mudah mudahan saya tidak tergida lagi dengan rayuan agar selenggarakan turnamen. Apalagi banyak janji janji diberikan kepada saya oleh rekan2 lainnya ternyata hanya lips service saja.
Ada pengusaha di Jakarta yang akan membantu Remajatenis mendatang dan saya diminta untuk bertemu. Memang saya masih di Denasar tetapi setelah kembali ke Jakarta saya akan berusaha bertemu dan mencoba mengembangkan RemajaTenis 

Senin, 02 September 2013

Hanya 1 Tutor unrtuk Penataran Pelatih

Jakarta, 2 September 2013, Minggu lalu saya sempat berjumpat dengan salah satu rekan pelatih yag dipercayakan oleh induk organisasi sebagai Tutor penataran Pelatih di Senayan. Ketika saya tanyakan berapa pesertanya maka saya agak terkejut juga bukan karena jumlah pesertanya ( kurang lebih 24) tetapi Tutornya hanya 1 orang. Sayapun berbincang bincang dan pelatih ini langsung megeluh kalau untuk penataran pelatih ITF Level-1 ini harus ada 2 Tutor dan dia sudah beritahu kepada atasannya yang juga Ketua BP3 (Badan Pembina Pelatih Pelti),

"Hal yang sulit dilakuakn hanya sendiri." ujarnya sore hari kepada saya dilapangan tenis Senayan.
Ya, mau dibilang apa ketika saya masih dikepengurusan Pelti sudah 3 kali selenggarakan penataran pelatih ITF Level-1 dimana saya gunakan 2-3 Tutor yang ditunjuk oleh ITF. Tapi hal ini sudah saya kemukakan kepada pimpinan BP3 tersebut waktu itu tapi tidak digubrisnya. Ya, mau dibilang apa karena saya lebih mementingkan kualitas sehingga butuj 2-3 Tutor setiap penataran pelatih tersebut

Untuk promosi pelatih atau ......


Blora, 1 September 2013. Kalau selama ini kita mendengar banyak petenis yunior dari daerah hijrah ke Ibukota (Jakarta) untuk meningkatkan prestasinya. Ada yang dengan beaya sendiri tetapi ada juga ingin menikmati program Pemerintah. Tetapi dengan munculnya beberapa daerah mempunyai program baru dibidang olahraga dengan membentuk sekolah olahraga didaerah tersebut yang bertujuan untuk mengangkat prestasi petenis daerah tersebut ketingkat nasional, maka tujua  awal terbalik. Pemantauan saya ada beberapa daerah yang lakukan itu  dengan menanggung akomodasi selama sekolah didaerah tersebut termasuk beaya sekolah gratis. 

Kesan yang menarik demi pertenisan nasional

Blora, 1 September 2013. Dalam pembicaraan santai selama berada dikota Blora, saya sempat bertemu dengan salah satu Pengurus Pelti Daerah Jawa Tengah yang juga sebagai Ketuanya. Cukup menarik karena baru pertama kali berjumpa dengannya sedangkan pernah ada komunikasi dengan SMS saja selama tahun 2013.
Kesan saya cukup simpel karena dia memiliki wawasan cukup luas cara berpikir didalam olahraga tenis ini. Tidak banyak anggota pengurus yang memiliki pola pikir seperti dia selama ini saya mengenal rekan2 pengurus Pelti di Pusat maupun didaerah.

Sabtu, 24 Agustus 2013

Keinginan selenggarakan TDP didaerah

Jakarta, 23 Agustus 2013. Ada satu pemikiran saya untuk meningkatkan pertenisan Indonesia melalui turnamen turnamen khususnya turnamen kelompok yunior. Ada yang menarik untuk diangkat adalah sarana dan prasarana yang ada diluar Jakarta banyak tempat yang memenuhi persyaratan untuk keberadaan suatu turnamen nasional yunior.
Setelah berkomunikasi dengan rekan pengurus Pelti Daerah Bali, saya sudah menargetkan di Denpasar yang memiliki satu lokasi 4 lapangan (lapangan KONI danlap Lumintang) sudah cukup untuk diadakan turnamen Sekarang tinggal memilih waktu yang tepat saja.

Jumat, 23 Agustus 2013

Sering Berkomunikasi Makin Terungkap permasalahannya

Jakarta, 23 Agustus 2013. Makin sering berkomunikasi dengan rekan rekan di PB Pelti makin terungkap permasalahan didalamnya dan sayapun masih mau berikan masukan kepada mereka agar segera untuk melakukan tugas dan tanggung jawabnya. Kelihatannya masalah internal sampai hari ini belum terpecahkan. Bahkan ketika berdiskusi dengan rekan wartawan yang dulu pernah bekerja sama dalam pertenisan Indonesia sempat diungkapkan sebaiknya datang langsung ke Ketua Umum PB Pelti memberikan masukan karena kuatir tenis Indonesia akan hacur akibat penangannya kurang becus begitulah pendapatnya. Sayapun menolak untuk bertemu memberikan masukan, karena sudah banyak masukan disampaikan tetapi belum ada realsisasinya yang saya sendiri tidak tahu apa sebabnya dan hanya bisa meraba raba saja.

Mau ada pelanggaran aturan TDP di Sumatra

Jakarta, 23 Agustus 2013 . Hari ini saya terima 2 SMS dari rekan tenis di Sumatra Barat yaitu satu pelatih ( H ) di Padang dan yang satu pembina di Pariaman Sumatra Barat (SN). Isinya sama maupun redkasinya yaitu pemberitahuan turnamen nasional (TDP) yunior di Pariaman untuk kelompok umur atau yunior. Yang menjadi perhatan saya adalah kalimat terakhir yaitu PADA HADIAH TROPI DAN PIAGAM SERTA UANG PEMBINAAN DG INSET 50 RB.
Inilah dia pelaku tenis yang sudah cukup lama berkecimpung di tenis didaerah masih melakukan kesalahan. Kalau yang pembina di Pariaman saya kenal baru beberapa tahun saja setelah pensiun dari instansinya berkecimpung di tenis sedangkan yang satu lagi adalah pelatih dikota Padang yang kalau tidak salah adalah sarjana pendidikan juga.

Kamis, 22 Agustus 2013

Pelti seharusnya pikirkan masalah Makro bukan Mikro

Jakarta, 21 Agustus 2013. Banyak pertanyaan kepada saya yang seharusnya ditujukan keinduk organisasi tenis atau PB Pelti. Kenapa sampai terjadi demikian sedangkan saya sudah tidak lagi sebagai petinggi Pelti sehingga saya kuatir berikan informasi kepada masyarakat tenis yang tidak akurat. Saya sadari saat ini masalah informasi itu sangat penting dan saya sendiri tetap beri informasi kepada petinggi Pelti sendiri kalau ada pertanyaan datang kepada saya sehingga semua pertanyaan sudah bisa dijawab secepatnya bukan berlarut larut.
Saya sendiri mencoba melupakan dunia tenis yang sudah lebih dari 40 tahun saya geluti secara aktip. Sebenarnya ada pilihan lain yang bisa saya lakukan seperti dunia musik yang tidak mati mati. Dan saya sudah mulai secara perlahan terjun kedunia musik ini, tetapi belum 100 %..

Selasa, 20 Agustus 2013

Usia Peserta PON masih 21 tahun

Jakarta, 19 Agustus 2013. Ada satu pertanyaan kepada saya datang dari salah satu Sekretaris Pengda PELTI yang ternyata muka baru dengan semangat baru pul, yang menurut saya perlu didukung sekali karena munculnya muka muka baru ini janganlah dicekokin dengan masukan masukan negatip.
Pertanyaannya masalah batasan usia peserta Pekan Olahraga Nasional (PON).
Saya katakan kalau adanya permintaan KONI Pusat berdasarkan hasil Rakerna KONI Pusat dimana stiap cabang olahraga diminta untuk memberikan batasan usia peserta PON karena tujuannya adalah meningkatkan prestasi bagi olahragawan muda.

Jumat, 16 Agustus 2013

Butuh Kerja Keras dan Santun

Jakarta, 16 Agustus 2013. Hari ini menerima telpon dari rekan Johannes Susanto yang sebagai Kabid Pertandingan PB Pelti yang hendak menjelaskan masalah keluhan dari salah satu rekan tenis di Palembang. Sehari sebelumnya saya menerima telpon dari rekan di Palembang itu yang juga dalam kepengurusan Pelti sekarang adalah Ketua Korwil Sumatra dan Sekretaris Pengda Pelti Sumatra Selatan. Namanya H.Asnawi yang saya kenal sudah lama sekali.
Santo kemukakan fakta dilapangan dimana rekan satu ini di Palembang kurang disenangi baik oleh masyarakat tenis maupun lainnya di Palembang. Sehingga Santo sendiri sedikit bingung sewaktu akan mencoret nama rekan tenis ini, karena sebelumnya namanya ada dalam nominasi kira kira begitu.

Kamis, 15 Agustus 2013

Makin Ribet saja masalah internal

Jakarta, 15 Agustus 2013. Hari ini saya terima telpon dari rekan lama Johannes Susanto Ketua Bidang Pertandingan PB Pelti 2012-2017. Karena hari ini saya kirim SMS kepadanya menanyakan turunnya SK TDP RemajaTenis Jakarta-6 dan RemajaTenis di Blora.
Satu pertanyaan saya ini disambut dengan menelpon langsung dan menjawab pertanyaan tersebut sekalian curhat masalah organsasi didalam tubuh PB Pelti sendiri.
Dari informasi ini saya melihat kinerja didalam kepengurusan kali ini yang masih seumur jagung (dilantik 18 Februari 2013) okeh Ketua Umum KONI PusatTono Suratman, jaugh dari harapan

"Yang penting banyak muncul muka muka baru "

Jakarta, 15 Agustus 2013.  Dalam percakapan dengan Soebronto Laras (SL)mantan Sekjen PP Pelti di lapangan tenis Senayan , saya sempat laporkan masalah RemajaTenis. Adanya pertanyaan oleh Soebronto Laras tentang perlakukan PB Pelti yang sangat disayangkannya. Saya katakan RemajaTenis tetap jalan walaupun ada penurunan peserta akibat dari perlakuan dan provokasi selama ini langsung ke masayarakt tenis.
Saya ceritakan kalau setiap pelaksanaan selalu muncul muka muka bari. " Ini yang membuat saya masih semanagt laksanakan RemajaTenis." ujar saya kepadanya
Memang selama ini saya sering berlatih tenis disetiap Rabu pagi bersama rekan rekan mantan petinggi PP Pelti periode sebelumnya. Ini untuk olahrga dan saling bersosialisasi saja dengan komunitas tenis lainnya.

Rabu, 14 Agustus 2013

Banyak petenis daerah berguru tenis keluar kotanya

Jakarta, 14 Agustus 2013. Setelah melihat betapa antusiasnya masyarakat tenis untuk mengirimkan putranya berlatih tenis ke Pulau Jawa, saya sedikit was was juga sebelumnya. Karena sudah beberapa kali saya sampaikan disetiap bincang bincang dengan orangtua petenis disaat ikuti turnamen tenis, untuk bersiap siap kecewa saja. Karena saya melihat sudah banyak pengorbanan diberikan orangtua untuk peningkatan prestasi anaknya.
Sebenarnya saya hanya bisa memantau dari luar terhadap kegagalan putra putri tercinta ini , datang dari jauh apalagi dari luar pulau Jawa rela melepas putra putrinya merantau ke pelatih kondang di pulau Jawa ini.
Semuanya berhasil meningkatkan prestasinya dibandingkan sebelumnya. Tetapi kenapa banyak yang gagal.  Sebenarnya tidak gagal dibandingkan dengan prestasi sebelumnya. Hanya rekan lainnya lebih pesat prestasinya, Ini bedanya saja.

Situs Remaja-Tenis.com lagi bermasalah

Jakarta, 13 Agustus 2013. Untuk memberikan informasi yang up to date maka saya setiap hari memonitor berita tenis bik luar negeri maupun dalam negeri menjadi sangat penting. Mulai dikenalnya situ RemajaTenis yaitu www.Remaja-Tenis.com menjadi prioritas bagi saya untuk menjadikan media berita tenis terdepan di Indonesia,
Tetapu yag jadi kendala jika servernya yang memberikan masalah. Sekarag sudah 3 hari situ RemajaTenis tidak bisa dibuka sehingga saya sedikitkuatir jika terus menerus akibatnya sangat fatal karea saat dibutuhkan justru tidak bisa berfungsi

Minggu, 11 Agustus 2013

Mau membina petenis yunior

Jakarta, 11 Agustus 2013. Selama ini saya banyak berkecimpung didalam pertenisan nasional khususnya di bidang turnamen dan juga bidang pengembangan tenis. Tetapi saat ini ada keinginan lain sesuai dengan keinginan organisasi maka saya mau mencoba membina petenis yuniornya.
Saya coba cari petenis yuniornya dimana kita serahkan saja pelatih yang dipilihnya sendiri. Karena sepengetahuan saya dari beaya pembinaan itu prosentase terbesar beaya adalah beaya ikut turnamen dibandingkan beaya latihan. Maka dalam hal ini saya mau arahkan ke mengatasi masalah beaya ikut turnamen atau beaya try outnya.

Sabtu, 10 Agustus 2013

Bersatulah kita untuk memajukan Tenis Indonesia

Jakarta, 10 Agustus 2013.  Suasana Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1434 H sebaiknya digunakan sebagai momen yang tepat untuk saling maaf memaafkan sesama insan tenis di Indonesia. Karena menurut saya carut marutnya pertenisan kita akibat ego masing masing pihak selaku pelaku tenis di Indonesia. 
Coba kita simak apa yang terjadi di pertenisan Indonesia ini. Banyak hal akibat ego masing masing pihak muncul akibat dari conflic of interest. Ini masalah cukup besar sepengetahuan saya selama ini.
Ada apa sebenarnya yang terjadi ditahun 2013 ini.

Kamis, 08 Agustus 2013

Lapangan Tenis Jakabaring harus di cat ulang

Jakarta, 8 Agustus 2013. Melihat kondisi lapangan tenis Jakabaring Palembang ditahun 2013, saya sangat prihatin karena lapangan tersebut dibangun untuk SEA Games 2011 dan digunakan bulan Nopember 2011. Jadi baru setahun. Saya gunakan untuk turnamen RemajaTenis dibulan Februari 2013, saya melihat banyak bercak bercak poutih dan ada beberapa bercak hitam akibat jamur karena sewaktu hujan tidak langsung dikeringkan sehingga air tergenang dilapangan. Seharsnya lapangan tersbut kondisinya tidak terpengaruh dengan turunnya hujan jika sering digunakan. Jika pembangunannya sesuai dengan aturan pembuatan lapangan maka menurut saya tidak perlu terjadi genangan air dilapangan setelah hujan karena lapangan outdoor dan indoor berbeda permukaannya. Intuk outdoor ada tingkat kemiringannya sedangkan lapangan indoor rata tidak ada kemiringan

Rabu, 07 Agustus 2013

Kenangan wawancara dengan Radio BBC London

Jakarta, 7 Agustus 2013. Dalam perjalanan saya dipertenisan saya cukup familiar dengan media massa. Mau yang media cetak maupun media televisi dan radio. Wawancara dengan radiopun sering dilakukan. Tapi ada yang istimewa yaitu dengan Radio BBC London ditahun 2011 .
Waktu itu topiknya adalah masalah sponsorship di Indonesia. Akibatnya saya ditelpon oleh Profesor Djohar Arifin yang sekarang sebagai Ketua Umum PSSI yang waktu itu sempat menjadi Sekretaris Menpora dimana saya kenal sewaktu beliau sebagai Sekjen KONI Pusat dengan Ketua Umum Agum Gumelar. Oleh Profesor Djohar saya malah dipujinya karena berani mengungkapkan masalah ini. Saya juga kaget ternyata ada juga yang mendengar wawancara saya itu di Indonesia.

Minggu, 04 Agustus 2013

Tanggapan dari Blora

Jakarta, 4 Agustus 2013. Hari ini saya terima telpon dari salah satu rekan di Blora yang menceritakan masalah tulisan saya diblogger ini tentang Pelti Jawa Tengah itu membuat heboh juga. Karena tulisan diblogger saya ini merupakan catatan harian saya termasuk kejadian kejadian disekitar saya dan bukan berita maka saya menulis apa adanya. Kadang kala ada yang menyampaikan agar jangan diungkapkan dalam blogger ini maka saya simpan saja dan menghormati permintaan tersebut.
Memang saya sudah perhatikan ada kelemahan didalam mengajukan protes dilakukan oleh Wakil Ketua Pengda Pelti Sunoto mewakili institusi, bukan oleh Ketua Pengda Pelti sendiri. Secara organisatoris jika tidak diketahui oleh Ketua maka anggota pengurus lainnya tidak berhak menggunaan kop surat resmi Pengda Pelti.

Situs resmi Pelti perlu perhatian

Jakarta, 3 Agustus 2013. Informasi sangat dibutuhkan di era sekarang. Karena jarak dan waktu dibutuhkan maka fungsi informasi kepada masyarakat yang sangat dibutuhkan sekali.
Saat ini masyarakat tenis sangat mengharapkan adanya informasi dari induk organisasi tenis bisa didapat dengan mudah. Bagaimana caranya ? Sangat mudah melalui dunia IT . Saat ini Pelti sudah punya website resmi yaitu www.pelti.or.id.
Mungkin perlu saya ingat ingat kembali sejarah munculnya website ini. Terus terang saja seaktu itu diperiode PB Pelti Tanri Abeng, saya tidak duduk lagi di PB Pelti tetapi di Pusat Tenis Danamon ( Pusat Tenis Kemayoran). Saat itu Martina Widjaja sudah duduk didalam kepengurusan PB Pelti Tanri Abeng. 

Jumat, 02 Agustus 2013

Pemanggilan atlet timbul masalah

Jakarta, 2 Agustus 2013. Setiap pemanggilam atlet oleh induk organisasi tenis selalu akan bermasalah jika tidak diikuti oleh tata cara organisasi. Hal ini juga terjadi dimasa kepengurusan organisasi sebalumnya dan segera diatasi. Saya teringat kalau cara birokrasi itu banyak hambatannya. Selain makan waktu lama akibat lambatnya cara kerja diorganisasi dituju sehingga pemain terlambat juga mengetahuinya. Ini kendala. Setiap kendala selalu ada solusinya. Bukan dengan cara otoriter yang justru menjadi masalah besar. Akan ada saling adu kekuatan, maka yang korban adalah petenisnya sendiri dan Tenis Indonesia tidak akan maju maju, seperti juga cabang olahraga sehingga sulit akan berprestasi dunia.

Komunikasi internal masih bermasalah

Jakarta,2 Agustus 2013. Hari ini saya terima telpon dari rekan lama yang duduk dalam kepengurusan di PB Pelti, Ini merupakan telpon keempat setelah menjabat di PB Pelti. Banyak hal  didapatka yang perlu diperbaiki sebagai contoh mengenai belum lancarnya komunikasi didalam kepengurusan PB Pelti saat ini. Sudah sejak awal saya melihat kekuranagan saat ini adalah masalah komunikasi antara Jakarta dan daerah setelah saya mendapatkan begitu banyak pertanyaan dari rekan rekan Pelti didaerah. Sehingga saya berani ambik kesimpulan kalau minim komunikasi antara Pusat dan Daerah. Tetapi yang lebih penting lagi adalah komunikasi antar pengurus sendiri.

Kamis, 01 Agustus 2013

Cherry Belle Peduli Olahraga

Jakarta, 1 Agustus 2013. Ada satu keinginan saya yang belum terealiser adalah lakukan main tenis dijalan raya. Waktu yang tepat adalah saat Car Free Day di jalan Sudirman dan Thamrin. Idea ii sudah lama saya ingin lakukan hanya terbentur dengan beaya cukup besar.
Disamping itu pula keinginan saya adalah mau datangkan artis musik Cherry Belle main tenis di jalan raya tersebut. Mungkinkah dilakukan idea ini ? Ini satu tantangan baru lagi.
Pembicaraan sudah dilakukan dengan putra tertua saya Dino Raturandang yang sebagai produser Cherry Belle. Perlengkapan tenis sudah siap mulai dari bola, raket dan net disamping itu pula tenaga pelattihnya. Kalau ini bisa terealiser maka bisa mebantu promosi tenis kemasyarakat luas. " Main tenis itu mudah "

Mau Main Tenis atau Belajar Tenis

Jakarta, 1 Agustus 2013. Kalau  ditanya mau main tenis atau mau belajar tenis. Maka semua orang pasti tahu jawabannya. Hal ini penting karena dulu (teori lama) selalu yang ada dibenak pelatih ataupun masyarakat tenis adalah " belajar " Pertanyaan ini berlaku untuk anak anak maupun dewasa.
Saya teringat dulu kalau kita mengajar tenis selalu dibenak kita adalah belajar bukan main tenis. Akibatnya main tenis itu harus melalui beberapa puluh kali fase fase latihannya.
Nah sekarang oleh ITF diperkenalkan program Play anf Stay in Tennis. Jadi yang ditanya pertama kepada orang awam baik anak anak maupun dewasa adalah bukan mau belajar tenis tetapi mau main tenis.

Training camp tidak dikenal lagi

Jakarta, 1 Agustus 2013. Kesan yang saya terima sewaktu berbicara dengan petinggi PB Pelti beberapa bulan lalu dikantor Ketua Umumnya, adalah banyak program lama akan tidak diteruskan. Tetapi direncanakan semua terkonsentrasi ke turnamen. Ada beberapa kegiatan sesuai dengan program ITF yang telah dilaksanakan, kelihatannya akan dilupakan tetapi semua terkonsentrasi ke turnamen. Turnamen akan diperbanyak, ini satu langkah positive juga
Tetapi saya masih kurang sreg kalau mereka ini melupakan salahsatu program pemassalan yaitu pengenalan tenis kepada masyarakat awam. Apakah ini mau diserahkan kepada masyarakat sendiri atau kepada Pengda atau Pengcab Pelti atau klub sekalipun, ini saya belum jelas..

Senin, 29 Juli 2013

PNP perlu ditertibkan lagi

Jakarta, 29 Juli 2013. Setelah membaca PNP yang dikenal sebagai Peringkat Nasional Pelti, saya sedikit prihatin sekali. Dulu saya masih bisa koreksi langsung ke sekretariat yang menangani PNP tersebut. Dan bisa dilakukan perbaikan.
Sekarang saya ingin berikan masukan kepada PB Pelti untuk memperbaiki demi kemajuan tenis Indonesia kedepan. Memang sulit sekali dari tahun ketahun untuk memperbaiki diri apalagi kalau sudah menyangkut policy dari induk organisasi tersebut.
Tetapi saya masih tetap mau berikan masukan jika itu untuk perbaikan kedepan seperti keinginan semua pihak yang berkecimpung dalam pertenisan Indonesia.

Minggu, 28 Juli 2013

Yang jadi permasalahan sekarang adalah maukah kita berbuat untuk Tenis.

Jakarta, 28 Juli 2013. Kalau melihat perkembangan tenis di Tanah Air baik mulai dari tingkat pusat dan daerah maupun cabang, naka banyak sekali muka muka baru didalam organisasi tersebut. Yang saya mau ceitakan disini masalah ditingkat provinsi dan kotamadya dan kabupaten. Dibenak mereka adalah membentuk tim tenis daerahnya yang dinomor satukan. Hal yang sama ketika saya bertanya kepada Ketua Umum PB Pelti saat ini dibulan Desember 2012 dalam pertemuan 4 mata. Yang saya tanyakan adalah mana yang akan dipilih menciptaan juara dunia atau memperkuat grass-root develompment. Diakui pula kalau berbicara grass-root development itu butuh dana besar waktu lama  maka kecenderungan ke yang pertama. Ya, beda pandangan bisa saja karena saya lebih cenderung ke pilihan kedua.

Beda usia beda bolanya

Jakarta, 28 Juli 2013. Saya coba membahas masalah bola khusus yang digunakan dalam pertandingan RemajaTenis. Yang mau dibicarakan masalah pertandingan untuk kelompok umut 8 tahun dan 10 tahun yang berbeda dengan bola dikelompok diatssnya yang sudah sama dengan dewasa.
Waktu pertama kali saya perkenalkan ditahun 2011 dikota Pontianak khusus kelompok umur 10 tahun menggunakan bola dengan pressure 75 % dibandingkan ang normal, maka hasilnya cukup memuaskan. Hanya saja saya katakan secara guyon, kalau penyelenggara rugo. Ini hanya guyon saja,

Sabtu, 27 Juli 2013

Perlu Kerja cepat agar Tenis Di Daerah bisa cepat berkembang

Jakarta, 27 Juli 2013. Suatu kebiasaan lama belum tentu bisa diterapkan dikebiasaan baru.Saya mencoba membahas suatu kebiasaan lama selama kepengurusan induk organisasi setelah terbentuk kepengurusan baru. Kemungkinan sekarang pengurus baru mau menerapkan cara mereka sendiri sehingga menganggap kebiasaan lama  sudah tidak perlu diterapkan lagi. Bagi saya itu bukan masalah karena saya sudah tidak dilibatkan sehingga sudah sebagai orang yang bebas dari beban dan tanggung jawab terhadap pertenisan Indonesia.
Tetapi mau dibilang bebas ternyata tifak juga apalagi saya masih terlibat disalah satu kegiatan pertenisan melalui RemajaTenis.

Jumat, 26 Juli 2013

Protes kepada PB Pelti

Jakarta, 27 Juli 2013. Yang menarik lagi dalam pembicaraaan pertelpon hari ini dengan Sunoto Ketua Harian / Wakil Ketua Pengda Pelti Jawa Tengah. Disampaikan kalau saya (AFR) sekarang sebagai "pengacara" alias pengangguran banyak acara itu juga sebagai "wartawan". Maka mulailah dia mengoceh  setelah keluarkan uneg unegnya tentang Pelti Jawa Tengah, kemudian disinggung masalah PB Pelti saat ini yang saya sudah dengar lemahnya komunikasi antara daerah dan pusat.
"Saya sudah kirim surat keras (protes) kepada PB Pelti sekarang. Begitu juga SMS langsung dan telpon langsung ke Manam Wirjawan (Ketua Umum)." ujarnya dengan nada tinggi. Tetapi dapat tanggapan  kalau tidak sopan apa yang saya lakukan. 

Ada keanehan di Pelti Jawa Tengah

Jakarta, 27 Juli 2013. Kaget juga hari ini Sabtu, 27 Juli 2013 pukul 08.30 saya terima telpon dari salah satu rekan pengurus Pelti Jawa Tengah yang terkenal cukup vokal, yaitu Sunoto sebagai wakil ketua Pengda Pelti Jawa Tengah. Dalam pembicaraan tersebut terungkap keluhannya terhadap kepengurusan Pelti Pusat saat ini dan juga Jawa Tengah. Sebelumnya diceritakan masalah pemilihan ketua Pengda Pelti Jawa Tengah. Dikatakan kalau sebenarnya dia itu yang jadi Ketua Pengfa Pelti Jawa Tengah dalam Musda Pelti Jawa Tengah yang lalu. Dia mendapatkan 14 suara sedangkan yag lainnya dikalahkannya. Tetapi kenapa yang jadi ketua yang baru orang lain yaitu Teguh.

Rabu, 24 Juli 2013

Memilih Turnamen

Jakarta, 25 Juli 2013. Ada keinginan ikuti turnamen sebagai bentuk peningkatan prestasi so pasti ada dalam diri pembina tenis termasuk petenis sendiri. Tetapi muncul masalah adalah minimnya kegiatan turnamen yang terjadi. Bagi petenis di Jawa masih bernasib lebih baik dibandingkan dengan petenis diluar Jawa. Kenapa demikian, karena diluar Jawa sangat minim kegiatan turnamen sebagai penyebabnya.
Untuk itu sangat berbahagia bagi masyarakat tenis jika didaerahnya ada turnamen. Amat menguntungkan dari segi finansial, karena lebih murah atau lebih kecil pengeluarannya dibandingkan jika harus keluar kotanya apalagi keluar daerah/provinsinya. Bisa dibayangkan harus siapkan beaya transportasi, akomodasi disamping konsumsinya.

Benahi dulu sekretariat

Jakarta, 23 Juli 2013. Hari ini saya kirimkan SMS ke Pengda Pelti disalah satu daerah. Ada 3 alamat yang saya kirimkan yaitu ke Ketua, Sekretaris dan Wakil Ketua. Karena kepengurusan Pelti ini masih baru dilantik di tahun 2013. Kebetulan Ketua dan Sekretaris orang baru sedangkan wakil ketuanya orang lama yang saya sudah kenal.
Apa yang saya dapatan jawaban mereka. Maka dapatlah 3 alamat yang berbeda. Karena masing masing berikan alamat rumah mereka sendiri, jadi bukan alamat sekretariat sebenarnya. Saya belum cek ke sekretariat PB Pelti mana alamat resmi dari Pengda Peli tersebut.

Cari berita disitus resmi Pelti out of date

Jakarta, 23 Juli 2013. Hari ini saya terima pertanyaan dari masyarakat tensi di Semarang maupun Jakarta. Pertanyaan tentang tenis tetunya selalu menjadi langganan saya untuk tempat bertanya.
Yaitu masalah keinginan tahu mereka mendapatkan data Peringkat Nasional Pelti (PNP) yang selama ini selalu melalui situs resmi Pelti yaitu www.pelti.or.id. Tetapi sejak tahun 2013, praktis situs Pelti tidak pernah di update beritanya maupun lainnya. Ada yang membandingkan masa Pelti lalu dan sekarang khususnya pemberitaan disitus resmi tersebut. Nah, siapa yag jarus bertangggung jawab situs tersebut.

Lapangan Tenis Jakabaring harus di cat ulang

Jakarta, 23 Juli 2013. Begitu diputuskan pemindahan tempat Islamic Solidarity Games (ISG) 2013 dari Palembang ke Jakarta kemudan terakhir dipindahkan lagi ke Palembang, saya teringat masalah lapanga tenis Bukit Asam Jakabaring di Palembang. Karena lapangan ini ditahun 2013 merupakan tempat langganan pelaksanaan Turnamen RemajaTenisy ang saya kerjakan selama ini.
Apa yag perlu mendapatkan perhatian karena setelah ditinggal oleh SEA Games 2011 maka kompleks ini minim kegiatan. Boleh dikatakan kegiatan RemajaTenis lebih banyak dibandingkan turnamen tenis lainnya dilaksanakan oleh penyelenggara tuan rumah. Semua lapangan banyak bercak2 putih ataupun hitam karena jamur akibat sewaktu hujan tidak dikeringkan sehingga air tergenang dilapangan. Begitu juga dinding stadion cat nya luntur.

Minggu, 21 Juli 2013

Permintaan ada Turnamen RemajaTenis di Daerah

Jakarta, 21 Juli 2013. Hari Minggu saya sempat berkomunikasi dengan rekan tenis di Batam dalam bentuk saling ber BBM ria. Memang sudah lama saya ingin berkomunikasi dengannya tetapi selalu lupa terus apalagi beberapa bulan lalu saya terima keluhan dari salah satu orangtua di Batam melalui FB. Minta agar di Batam ada turnamen RemajaTenis. Memang awal tahun 2013  sebenarnya saya ingin berkomunikasi dengan Kapolda KEPRI yang sudah lama saya kenal. Ingin bantuannya agar di Batam ada turnamen nasional, tetapi sekarang sudah diganti pekabat lain. Pupus sudah harapan saya.

Jumat, 19 Juli 2013

Kaget juga Penyanyi ditest olahraga

Jakarta, 19 Juli 2013. Saya cukup kaget juga dengan apa yang telah dilakukan oleh putra saya Dino Raturandang (nama lenglap Albert Ferdinand Raturandang atau bisa disingkat  AFR juga) yang sewaktu muda pemain tenis, aktig ikut turnamen Thamrin Cup (Jakarta),Tugu Muda di Semarang, Batik Keris (Solo), Piala Gajayana (Malang), FIKS (Bandung), termasuk Piala Walikota di Jakarta di eranya.
Sewaktu dia kuliah di UNPAR Bandung saya dikejutkan sewaktu dia datang bersama rombongan kerumah untuk istrahat karena mau rekaman di RCTI. Ternyata dia bukan bawa grup tenis tetapi grup musik cewek2 SHE yang semat naik daun. Salah satu pemainnya adalah putri dari Grup BIMBO salah satu grup favorit saya, Setelah berhasil beberapa tahun kemudian saya fengar grup tersebut " dijual" ke manajemn lainnya. Setelah itu gak kedengaran kegiatan musiknya dan dia sibuk aja di Jakarta.

Beralih Profesi

Jakarta, 19 Juli 2013. Sebenarnya keinginan anak laki laki saya Dino Raturandang untuk mengorbitkan grup musik baru ditawarkan kepada saya. Ini usulan cukup menarik, awalnya ditawatkan adalah grup Dangdut baru. Tapi kemudian berubah menjadi grup musik anak2 yang baru satu yang ada. Sebenarnya saya sudah lama melihat peluang disektor musik anak anak cukup besar. Karena selama ini yang jadi masalah penyanyi anak anak taoi lagunya lagu lagu CINTA milik orang dewasa.

" Fit and Proper test "

Jakarta, 19 Juli 2013.  Dalam pembicaraan pertelpon dengan rekan saya Johannes Susanto , ada satu masukan cukup berharfa bagi saya masalah kondite dari salah satu rekan lainnya. Memang saya sudah lama mendengar tetapi tidak tahu siapa korbannya., karena sayapun pernah mendapatkan SMS sewaktu sedang sibuk sibuknya Ketua Umum PB Pelti menyusun kabinetnya.
Usulan itu masuk akal dan belum pernah dilakukan dalam kepengurusan induk organisasi karena sudah menyangkut privacy. Yang dimaksud ada usaha lakukan " fit and proper test ".

Dijelaskan masalah berita di internet

Jakarta, 19 Juli 2013. Siang hari ini saya dalam perjalanan ke Bandung dengan mengendarai mobil di jalan tol, terima telpon dari rekan lama saya yaitu Johannes Susanto. Sambil nyetir mobil sejak Pondok Gede sampai toll Cikarang saya bertilpon ria yang sebenarnya berbahaya kalau kurang hati hati, apalagi kalau sampai ken apergot Polisi maka nasib ditilang so pasti akan terjadi. Tetapi karena telpon dari rekan satu ini pasti menarik karena menyangkut induk organisasi tenis yaitu Pelti.
Diceritakan masalah berita yang muncul di internet di Tenis COI dengan judulnya kira kira  Ketua Bidang Pertandingan kemana ? Karena dikaitkan dengan pelaksanaan turnamen ITF WC di kota Solo.

Rabu, 17 Juli 2013

Masalah Pembatasan Usia di PON XIX Jawa Barat

Jakarta, 17 Juli 2013. Ada pertanyaan datang kepada saya datang dari rekan Pengda Pelti didaerah daerah. Masalahnya mereka sedang mempersiapkan diri mnghadapi Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV).  Saya perlu menjelaskan masalah PORPROV maupun PON sebagai ajang lebih besat dimana peranan PELTI Daerah. 
Intinya kedua kegiatan tersebut milik dari KONI Daerah atau JONI Pusat, bukan milik induk organisasi cabang olahraga anggota KONI.. Jadi yang buat aturan atau ketentuan pertandingan adalah kedua badan tersebut. Dimana peranan dari cabang olahraga. Peranan induk organisasi adalah mengatur ketentuan pertandingan.

Selasa, 16 Juli 2013

Setiap Era Pelti selalu ada saja masalahnya

Jakarta, 16 Juli 2013. Semua pihak harus berlapang dada dan saling dukung terhadap kegiatan pertenisan di Tanah Air kita. Karena jika sampai ada ketidak harmonisan antar rekan2 sendiri maka seharusnya memakai kaca mata yang sama, bukan dengan kaca mata sendiri sendiri. Kita harus akui masyarakat tenis termasuk pelaku pelaku tenis itu multi ragam datangnya sehingga bisa terjadi perbedaan persepsi. Tetapi seharusnya tidak bolah terjadi didalam kepengurusan induk organisasi mulai tingkat Pusat sampai tingakt Cabang di Kabupaten ataupun Kotamadya. Yang lebih menyedihkan ego nya lebih menonjol dibandingkan kepentingan nasional.
Ini terjadi bukan hanya diolahraga tenis tetapi juga di cabang olahraga lainnya, sehingga lebih seru polemiknya dibandingkan prestasinya. Ini yang harus disadari kalau mau memajukan tenis Indonesia.

Tenis di Bengkulu Mati Suri

Jakarta, 16 Juli 2013. Suatu kebiasaan saya selalu pro aktip berkomunikasi denga petinggi Pelti didaerah baik semasa duduk dalam kepengurusan lalu ataupum tidak. Kali ini saya mencari tahu siapa Ketua Pengda Pelti Bengkulu yang baru dilantik. Langsung saya dapat, kontak melalui telpon seluler, tidak perlu malu malu memperkenalkan diri karena belum kenal. Ada sedikit kekuatiran kalau tidak dikenal atau tidak mau kenal. Untungnya yang bersangkutan sudah mendengar nama saya karena beberapa bulan lalu Pelti Bengkulu kirimkan beberapa atlet yuniornya ikuti turnamen RemajaTenis Sulmsel-2 di Palembang.

Menjadi VIP diturnamen WTA

Jakarta, 16 Juli 2013. Kalau teringat maslah kehadiran saya diturnamen turnamen nasional maupun internasional maka saya teringat akan turnamen WTA Wismilak di Bali. Beberapa tahun saya selalu hadir dihari Sabtu dan Minggu atau babak semifinal dan final.
Acara Wismilak Champs ini sebagai Pengurus Pusat Pelti diundang dengan disediakan tiket masuknya baik dibabak pertama sampai final. Dan seluruh tiket masuk dikirimkannya ke sekretariat Pelti. Tetapi hanya tiket nonton saja bukan akomodasinya alias harus tanggung sendiri. Ada sekitar 20 tiket disediakan dan saya langsung bagikan ke rekan2 yang mau hadir. Tetapi saya disediakan tiket Jakarta Denpasar pp termasuk akompodasi dihotel tempat pelaksanaannya. Ini bukan sebagai petinggi Pelti tetapi karena saya memenangi lomba tenis sebelumnya di Surabaya yang dikenal sebagai Wismilak Nostalgia. Kebetulan saya berhasil menerima hadiah pemenang sehingga berhak mendapatkan tiket , akomodasi dan sekedar prize money untuk nonton WTA Wismilak Champs.

Bukan Keharusan Petinggi Pelti hadir ke Turnamen ?

Jakarta, 16 Juli 2013. Ketika membaca salah satu tulisan di dunia maya tentang ketidak hadiran petinggi Pelti Pusat saya tergelitik juga berikan tanggapan, Yang dipermasalahkan ketidak hadiran Ketua Bidang Pertandingan selama kegiatan tersbut, tetapi yang menarik disebutkan sudah ada 3 petinggi lainnya sudah muncul juga diawal turnamen baik itu Ketua Umum, maupun wakil Ketua Bidang Pertandingan dan wakil Sekjen. Tetapi kehadiran ketiganya diawal turnamen masih dianggap kurang karena ketidak hadiran Ketua Bidang Pertandingan dan juga minta diperhatikan adalah sewaktu acara final dimana ada acara penyerahan hadiah kepada pemenang tentunya disaksikan oleh sponsornya.

Rabu, 10 Juli 2013

Pelaku Turnamen Belum memahami Ketentuan TDP

Jakarta, 10 Juli 2013. Sewaktu saya mensosialisasikan turnamen adalah kebutuhan atlet dibeberapa pertemuan dengan pembina tenis daerah saya mempunyai kesan kalau mereka juga belum memahami masalah aturan aturan turnamen yunior. Karena selalu mereka bertanya berapa prize money ketika saya sampaikan kalau konsep RemajaTenis adalah konsep minim beaya jika dibandingkan turnamen lainnya.
Mereka ini ada yang sudah lama berkecimpung dalam turnamen karena keterlibatab mereka selaku pelatih ataupu orangtua petenis yunior. Dan sering selenggarakan turnamen yunior didaerah masing masing dengan bendera pelaksana Pelti setempat baik tingkat cabang ataupun daerah. Mungkin ada yang tahu aturan prize money tidak boleh diberikan tetapi diam diam saja karena kedudukannya hanya ditingkat komite bukan pengurus harian.

Masalah Prize money di Turnamen Nasional Yunior

Jakarta, 10 Juli 2013. Pemahaman aturan tenis yang sudah baku kelihatannya belum bisa diterima oleh rekan rekan tenis. Saya sendiri selalu beri komentar "miring" jika ada aturan turnamen dilanggar oleh penyelenggara turnamen. Saya pernah terima semacam komentar seolah olah saya ini sirik terhadap penyelenggara turnamen lain yang jelas jelas melanggar aturan tersebut. Memang saya juga ekarang selaku pelaksana turnamen yunior yang saya galakkan dengan bendera RemajaTenis. Bagi saya RemajaTenis tidak akan melakukan pelanggaran tersebut.

Bulan lalu ada turnamen nasional yunior di Senayan, sewaktu memasuki beberapa hari pelaksanaan saya mendengar dari orangtua maupun pelatih peserta turnamen kalau babak kuarter final sudah diberi "uang pembinaan" sebesar Rp. 200 ribu. Langsung hal ini saya informasikan kepada petinggi Pelti yang  berhak mengawasi pelaksanaan Turnamen Nasional tersebut. Ternyata salah satu petiggi tersebut, Seperti tidak senang dengan informasi yang saya berikan dan langsung ngoceh keteman temannya, kebetulan salah satu teman mendengar masalah ini. Langsung diberitahu oleh teman saya kalau saya itu benar karena sudah jelas melanggar aturan nasional (dibuat oleh PB Pelti dalam Ketentuan TDP) dan Internasional (dibuat oleh ITF).

Masalah Internal PB Pelti Belum Terselesaikan

Jakarta, 10 Juli 2013. Permasalahan internal merupakan salah satu kendala falam menjalankan roda organisasi. Ini terjadi disetiap organisasi olahraga sehingga bisa mengganggu jalannya roda organisasi. Hal seperti ini dari dulu sering terjadi diinduk organisasi tenis kita ini. 
Jadi sekarang sebagai pimpinan tertinggi sudah harus menyadari karena memimpin organisasi olahraga bukan seperti memimpin perusahaan, karena anggota pengurus sendiri itu adalah volunter bukan digaji sehingga penanganannya berbeda.
Kepengurusan Pelti tingkat Pusat sudah memasuki bulan ketujuh atau kalau dihitung sejak dikukuhkan oleh Ketua Umum KONI Pusat tgl 18 Februari 2013, maka baru berjalan 6 bulan.

Ada permintaan datang dari Jayapura

Jakarta, 11 Juli 2013. Keinginan kehadiran Turnamen RemajaTensi sudah datang dari ujung Timur Indonesia. Tepatnya datang dari Jayapura. Hari ini komunikasi dengan salah satu pembina Tenis di Jayapura, dan ada ketertarikan akan aktifitas RemajaTenis yang belum dikenalnya dengan baik. Untuk itu saya anjutkan ikuti saja blogger dari RemajaTenis maupun website lainnya.
Diharapkan ada kemajuan dalam bernegosiasi dengan pembina dari Papua ini. Sebelumnya saya dapat laporan kalau RemajaTenis mau diselenggarakan dikota Blora Jawa Tengah, Tepatnya tanggal 30 Agustus - 1 September 2013. Semoha saja apa yang sudah dirintis tim RemajaTenis dengan pelaksana didaerah akan terwujud dengan secepatnya karena terus terang petenis didaerah itu haus akan pertandingan

Jumat, 28 Juni 2013

Pelanggaran TDP Nasional didepan Mata Dibiarkan saja

Jakarta, 27 Juni 2013. Sewaktu saya jalan jalan ke lapangan tenis Senayan yang sedang berlangsung suatu turnamen diakui Pelti atau dikenal dengan TDP Nasional kelompok yunior. Saya diberitahu oleh salah satau rekan tenis yang sedang membawa anak2 ikut bertanding.
Disebutkan kalau turnamen yang sedang berlangsung ini membrikan prize moeny kepada peserta kuarter final sebesar Rp. 200.000.
Setelah itu saya kemudian bertemu dengan salah satu orangtus petenis yang menyebutkan adanya pemberian prize money ini kepada kuarter final yang sedag berlangsung hari itu.
Makin besardugaan saya bahwa kalau tahun sebelumnya jika ada laporan semacam ini langsung dicek kebenarannya oleh saya kemudian semua ini dilaporkan kepada Ketua Bidang Pertandingan PP Pelti.

Rabu, 26 Juni 2013

Cari cara lain untuk manipulasikan prize money ke yunior

Jakarta, 25 Juni 2013. Hari ini saya sempat ngobrol langsung kepemain dan orangtua pemain yang baru saja datang dari Solo, ikuti turnamen yunior nasional. Ketika ditanya langsung kepemainnya maka jawabannya memamng dapat uang cash. Kemudian dikatakanoleh atoetnya kalau itu "uang pembinaan" karena saya kemukakan kalau tidak boleh beri uang. Tapi oleh orangtuanya dikatakan diberikan dalam bentuk voucher. Si pemain beritahu kalau dia dapat Rp. 400.000 dalam bentuk voucher yang langsung ditukarkan di lapangan sama panitianya untuk dapatkan uang cash tetapidipotong Rp. 100.000. 
Ini cara cara yang kurang etis sebagai penyelenggara turnamen yang tidak mau tahu masalah aturannya dengan memanipulasikan cara pemberiannya. Lebih ebat lagi uang cash bisa diterima tetapi dipotong artinya tidak utuh.
Saya prihatin atas ulah pembina disini yang juga diketahui kalau peyelenggaranya Pelti cabang bukan Solo.Tetapi ditunjuklah direktur turnamen orang Solo yang bukan anggota Pelti kota penanggung jawab turnamen tersbut. Bisa saja disalahkan direktur turnamennya.
Dulu juga pernah terjadi dikota lainnya beberapa tahun silam dengan akibat dicabutnya SK TDPnya dengan cara yag sama. Padahal sudah diberitahu jauh jauh hari kalau tidak boleh termasuk berikan voucher kemudian ditukar ditempat pertandingan.


Selasa, 25 Juni 2013

Beda persepsi masalah hadiah Uang ke pemenang yunior

Jakarta, 24 Juni 2013. Masih banyak perbedaan pandangan masalah aturan pertandingan tenis yang sudah baku baik secara nasional maupun internasional. Baru baru ini saya dilapori kalau ada turamen di Solo yang berikan hadiah uang. Info didapat dari pesertanya sendiri. Info langsung bukan dari orangtua sehingga lebih akurat karena anak anak tidak bisa dibohongin. Begitu juga saya suka dapat info sewaktu turnamen nasional yunior di Karawang. Saya waktu itu membaca dari facebook dimana tulissan dari anak anak langsung. Karena facebook saya itu banyak sekali berkomunikasi dengan petenis yunior.Pengakuan langsung dari anak anak lebih jujur.
Setelah mendengar kalau TDP Nasional di Solo berikan hadiah uang, sayapun lansgung berkomunikasi dengan Refereenya. Dan pengakuan Referee katakan kalau pemberian dalam bentuk voucher. Ya, berarti kebenarannya mulai lebih mendekati 100 %.
Saya tulis masalah ini yang saya sedihkan kalau turnamen tersebut diselenggarakan oleh Pelti sendiri baik itu tingkat cabang ataupun provinsi, Selama ini kalau Pelti Pusat yang selenggarakan tidak ada kasus seperti ini.

Selasa, 18 Juni 2013

Training camp di Jakarta

Jakarta, 18 Juni 2013. Banyak orangtua petenis yang mendukung kegiatan putra dan putrinya dipertenisan kita, bahkan banyak pula yang mengirimkan putra putrinya ke tempat temat atau pelatih pelatih yang berkualitas. Ada yang dari luar Jawa dikirimkan ke Jawa dan kalau dari luar Jakarta ada yang dikirimkan ke Jakarta.
Pengamatan saya selama ini beberapa pelatih di Jakarta menerima petenis dari luar Jakarta ikuti latihan ditraining camp yang dibuatnya. Bahkan ada yang menampung akomodasi maupun pendidikannya. Sedangkan masalah pendidikan ada juga yang tidak melanjutkan sekolahnya, tapi ada juga yang masih perhatikan pendidikannya berupa sekolah formal dan home-schooling.
Kalau ditanyakan kepelatih ada beberapa pendapat, ada yangmenghendaki tidak usah sekolah jadi bisa konsentrasi di tenis, artinya pagi maupun sore kehidupannya disekolah.
Banyak pula orangtua diodaerah sering bertanya kepada saya minta pendapat agar bisa ikut training camp pelatih pelatih. 

Makin sering kedaerah makin sering dengar keinginan ada Turnamen


Jakarta,17 Juni 2013. Makin sering bertandang kedaerah makin terbuka keingian daerah selenggarakan turnamen tenis yunior skala nasional. Keadaan seperti ini sering saya temui jika bertandang kedaerah daerah seperti belum lama ini saya ke Bali yang sebenarnya bukan urusan tenis tetapi dimanfaatkan oleh masyarakat tenis Bali untuk bertemu.  Senua bernada yang sama , menyampaikan kesulitan mereka didalam pembinaan putra atu putri mereka, karena mininya pertandingan apalagi skala nasional. Paling banyak keluhan ini dilampiaskan dengan menyalahkan induk organisasi Pelti didaerah masing.

Tata Cara Ikuti Turnamen Internasional

Jakarta, 18 Junil 2013. Saya coba berikan panduan untuk petenis putri jika ingin ikuti turnamen tenis internasional. Karena saat ini petenis putri mulai bergairah ikuti turnamen internasional baik di Indonesia maupun luar negeri

Kapan batas waktu pendaftaran turnamen ?
Kamis 18 (delapan belas ) hari sebelum turnamen dimulai (dalam kalender turnamen selalu mulai Senin walaupun kualifikasi itu Minggu mulainya)

Bagaimana caranya mendaftar ?

Senin, 17 Juni 2013

Binalah juga Wasit di Daerah

Jakarta, 18 Juni 2013. Dalam pembicaraan dengan salah satu wasit nasional asal Jakarta disela sela turnamen Thamrin Cup di Kemayoran saya diberitahu kalau yang bersangkutan akan bertugas sebagai wasit di turnamen internasional ITF Tugu Muda di Solo. Hal seperti ini wajar wajar saja karena sudah sering terjadi para wasit yang full time sebagai wasit berdomisili di Jakarta maupun Bandung sering kali bertugas di turnamen turnamen baik nasional dan internasional diluar Jakarta atau di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Yang jadi pertanyaan saya sekarang dimana pembinaan para wasit selama ini. Saya akui sekali selama ini pembinaan wasit didaerah daerah sangat minim sekali, Harapan saya mendatang agar PB Pelti juga mengaktifkan kembali pembinaan wasit apalagi sekarang yang membawahi komite wasit itu muka lama atau wasit paling senior yang juga pernah duduk ditempat tersebut dimasa kepengurusan Sarwono Kusumaatmadja selaku Ketua Umum PB Pelti saat itu.

Bicara masalah Pembinaan

Jakarta ,17 Juni 2013.Berbicara masalah pembinaan tenis, tentunya tidak akan habis habisnya. Dimana letak kelemahannya. Kelemahan tenis Indonesia ada yang mengatakan merupakan kesalahan dari atletnya sendiri dan ada pula yang menyatakan kekurangan kualitas pelatih sebagai penyebab utama.

Pengalaman saya selama ini melihat perkembangan tenis Indonesia mulai dari yunior berkembang ke senior dan seterusnya, tentunya penilaiannya akan sangat berbeda sekali dengan pelaku pelaku tenis lainnya. Hanyalah berbekal pengalaman melatih putra dan putri sendiri beberapa puluh tahun silam ditambah dengan pernah mengikuti workshop kepelatihan dengan pelatih Dennis van der Meer, kemudian membaca pemberitaan tenis baik mela;ui internet, saya mencoba melihat kaca mata AFR sendiri. Maybe right and maybe wrong. Tetapi bisa juga digunakan sebagai referensi bagi pelatih pemula.

HATI HATI DENGAN KARTU NAMA


Jakarta, 17 Juni 2013. Saya menerima email yang sangat bermanfaat bagi kaum wanita karena berdasarkan kejadian kejadian nyata dikehidupan sehari hari ini. Kewaspadaan sangat dibutuhkan karena berbagai cara dilakkan oleh masyarakat didalam kehidupan Ibukota ini yang sangat keras. 
Yatu mengenai kartu nama. Sebenarnya maslah kartu nama adalah sarana perkenalan bagi yang belum saling mengenal, tetapi ada juga oarng yang memanfaatkan kartu nama dengan cara untuk membuat orang hilan kesadarannya. Ini modus baru. 
Ceritanya sebagai berikut :

Permintaan datang dari Malang

Jakarta, 17 Juni 2013. Hari Minggu kemarin saya ke Kemayoran untuk menyaksikan babak final tunggal putri Turnamen Thamrin Cup. Tak disangka ketemu dengan salah satu pelatih Idris yang sudah lama tidak ketemu. Dalam pembicaraan yang menarik adalah keinginannya keberadaan RemajaTenis di Malang. Langsung saya katakan kalau bulan lalu sudah ada turnamen sejenis di Malang berkat kerjasama dengan salah satu Perguruan Tinggi yang kebetulan putranya Agung Bagus kuliah.

Jika terlambat datang apa yang terjadi !

Jakarta, 17 Juni 2013. Ada satu kasus yang terjadi dilapangan khususnya turnamen tenis yunior, dimana ada perubahan peraturan tidak banyak yang mengetahuinya, Tenis, sangat dinamis sekali karena setiap tahun selalu ada saja perubahan didalam ketentuannya.
Masih banyak yang ingat jikalau pemain sudah dipanggil kemudian belum muncul didalam lapangan sedangkan lawannya sudah siap didalam lapangan. Dulu ada ketentuan sebagai berikut, oleh wasit diberi waktu panggilan pertama  dalam 5 menit kemudian panggilan kedua 5 menit lagi dan panggilan ketiga dalam total 15 menit tidak muncul maka langsung diberi kemenangan kepada lawannya. Dan jika muncul sebelum 15 menit maka ada potongan poin

Minggu, 16 Juni 2013

Masalah sign in bisa dibicarakan dengan Referee

Jakarta, 16 Juni 2013. Sewaktu ditanya oleh mantan Menpora Andi Mallarangeng dilapanga tenis Kemayoran, ternyata ada petenis tidak hadir tetapi sudah pergi meninggalkan piala Thamrin ke Solo untuk ikuti Tugu Muda Cup.
Karena petenis tersebut tidak dapat wild card dibabak utama sehingga harus melalui babak kualifikasi, sehingga meninggalkan Piala Thamrin.
Sayapun mengomentari kepada petenis yunior tersebut, sebenarnya masih bisa sign-in itu melalui Referee yang ada di Thamrin Cup untuk disampaikan kalau yang bersangkutan masih ada di Piala Thamrin sehigga bisa minta tolong dibantu untuk sign-in.

Jumat, 14 Juni 2013

Kategori peserta internasional berbeda dengan nasional

Jakarta, 14 Juni 2013. Sejak tahun lalu sudah pernah diperdebatkan dalam PP Pelti masalah kategori turnamen untuk turnamen internasional yunior di Indonesia karena selain KU 18 tahun (internasional)nya maka diadakan oula KU 16 tahun, 14 tahun dan ditambah KU 12 tahun maupun 10 tahun sebagai selingan.
Memang ditentukan untuk internasional (KU 18 tahun) itu diberikan Kategori J-2 sebagai bentuk kelasnya. Yang jadi pertanyaan adalah apakah KU 16 tahun, 14 tahun maupunlainnya itu juga sama Kategori J02. Jwabannya saya waktu itu dan beberapa rekan di bidang pembinaan yunior katakan tidak sama. Bahkan bisa jadi kualutas pemain KU 16 tahun maupun 14 tahun itu dibawah dibandingkan turnamen nasional lainnya. Kenapa ?

Perjanjian dengan sponsor dilanggar

Jakarta, 14 Juni 2013. Kalau ingat ingat pengalaman saya dipertenisan nasional selaku pencari sponsor saat itu di PB Pelti. Waktu itu saya sebagai manajer program pertandingan PB Pelti dimana Ketua Umumnya Moerdiono, telah mendapatkan official ball untuk turnamen ITF Men's Satellite Circuit yang dimulai di Surabaya, Semarang, Bandung dan Jakarta sebagai mastersnya.
Saat itu sebagai official ball adalah bola TENS yang berdomisili di Semarang. Dalam perjanjian kerjasama dengan PB Pelti dimana sebagai official balls harus membayar setahun USD 10,000. Dan hak haknya maupun penempatan spandukpun sudah disiapkan. 

Ada Sponsor jangan lupa kewajiban kepada Sponsor

Jakarta, 14 Juni 2013. Keberhasilan mendapatan sponsor merupakan kebanggaan tersendiri bagi pelaksana turnamen. Tetapi yang juga harus mendapatkan perhatian sebagai penyelenggara adalah 3 kepentingan yaitu kepentingan SPONSOR, kepentingan PEMAIN, dan kepentingan PENONTON. Nah kepentingan sponsor sangat terkait sekali dengan kepentingan penonton dan juga kepentingan pemain. Ketiga kepentingan ini tidak bisa dipisah pisahkan. Yang sering terjadi selama ini adalah penyelenggara lupa akan kepentingan SPONSOR dimana yang jadi perhatian adalah kepentingan pemain yang juga sering terjadi yang lebih parah kalau kepentingan PENYELENGGARA. Kalau sampai terjadi demikian maka makin parah lagi sponsorship pertenisan Indonesia.

Kamis, 13 Juni 2013

Pengalaman laksanakan Piala Thamrin 1996

Bali, 12 Juni 2013. Saya hanya mau sharing saja terhadap rekan2 pelaksana turnamen nasional yunior sebagai bahan pelajaran sehingga tidak mengecewakan pesertanya terutama orangtuanya. Melaksanakan turnamen yunior lebih sulit dibandingkan turnamen kelompok umum. Kenapa ? Karena kalau turnamen yunior itu lebih banyak jenis pertandingannya. Ada kelompok umur 10 tahun, 12 tahun, 14 tahun, 16 tahun dan 18 tahun. Sedangkankelompok umum hanya terdiri Tunggal Putra dan Putri , Ganda Putra dan Putri. Jadi hanya 4 event saja. Bisa dibayangkan kalau yunior itu ada 10 events Tunggal dan 10 Ganda.

Kenapa tidak mau belajar dari pengalaman

Denpasar, 12 Juni 2013. Hari ini saya terima SMS dari salah satu orangtua petenis yunior asal Bandung. SMS yang berisi kekecewaannya terhadap pelaksanaan Turnamen yang sudah pouluhan tahun diselenggarakan di Jakarta, Dalam lima tahun terakhir pelaksananya sama saja. Bentuk kekecewaan yang datang akibat perencanaan yang kurang matang. Di turnamen yang mempertandingkan kelompok internasional dan nasional ini mempunyai 2 tenaga Referee yaitu turnamen ITF Junior dan turnamen nasional yang mempertandingkan kelompok umur 16 tahun, 14 tahun dan 12 tahun. Sedangkan yang kelompok internasional itu untuk kelompok umur 18 tahun

Rabu, 12 Juni 2013

Siapa kira kira yang tidak setuju, biasanya muka lama

Denpasar, 11 Juni 2013. Beberapa hari lalu saya berkesempatan melihat langsung pertandingan tenis di lapangan tenis KONI Bali, di Denpasar. Bertemu dengan para orangtua yang berasal dari Denpasar, Bangli dan Gianyar. Merekapun sangat anthusias jika ada RemajaTenis di Bali. Karena ada salahs atu orangtua yang pernah ikuti Remajtenis di Jawa sehingga merasakan betapa berat beaya yang harus dikeluarkan dari kantongnya hanya ikuti turnamen di Jawa,
Bahkan salah satu orangtua katakan bagaimana kalau masing masing orangtua urunan kumpulkan duit untuk diadakan turnamen yunior. Idea ini muncul setelah saya sampaikan kalau lebih murah adakan turnamen ditempat sendiri dibandingkan kirimkan atlet keluar daerahnya.
Urunan itu adalah

RemajaTenis rencana digelar di Bali

Denpasar, 11 Juni 2013. Keinginan masyarakat tenis Bali akan turnamen sangatlah besar, sehingga sewaktu tanggal 9 Juni 2013 saya tiba di Bali langsung siangnya saya ke Canggu Club untuk bertemu dengan salah satu orangtua petenis. Saya bertemu dengan Valerie yang beberapa bulan lalu sering berkomunikasi dengan saya dan diapun sudah mendengar dari salah satu orangtua petenis Bali akan keberadaan RemajaTenis. "Bagaimana caranya agar di Bali ada turnamen yang rutin." ujarnya kepada saya. Momen ini saya manfaatkan betul dengan menampung niat jujur datang dari masyarakat tenis. Sayapun diperkenalkan kepada salah satu pelatih Paul yang menggantikan Robert pelatih  yang lama saya kenal. Setelah itu keluarlah semua keluhan keluhan diceritakan kepada saya. Salah satu adalah sulitnya informasi datang kepada orangtua masalah turnamen tenis. Padahal di Bali sebenarnya banyak juga turnamen turnamen lokal yang kelihatannya hanya untuk masyarakat tenis Bali saja.

Selasa, 11 Juni 2013

Terpaksa dibatalkan karena tidak ada Referee

Denpasar, 11 Juli 2013. Sudah diperkirakan seperti dalam tulisan tulisan saya sebelumnya dimana tugas induk organisasi secepatnya harus sudah menyediakan SDM pertandingan mengingat jumlah turnamen makin lama makin meningkat. Petugas pertandingan yang sangat dibutuhkan adalah wasit dan khususnya Referee yang sangat vital. Bisakah Anda bayabngkan jika turnamen itu bersamaan berlangsung di Tanah Air. Jika tahun lalu saja sudah ada 60 turnamen nasional dan internasional maka tahun ini entah mau berapa lagi. Yang jadi masalah jika dalam minggu yang sama akan ada 2-3 turnamen maka bagaimana pengadaan tenaga pelaksana seperti wasit dan referee. Kalau wasit saya pikir setiap daerah sudah memilikinya walaupun kualitas setempat tetapi bisa berjalan dengan bimbingan referee sebelum turnamen.
Tetapi yang jadi masalah

Sabtu, 08 Juni 2013

Ada dana di KONI

Jakarta, 8 Juni 2013. Kadang kala Pelti baik ditingkat provinsi maupun kota dan kabupaten tidak memanfaatkan dana yang ada di KONI setempat. Padahal kendala yang sering dikemukakan adalah tidak ada dana. Sebenarnya KONI Pusat maupun Daerah dan Kota/kabupaten telah alokasikan dana untuk setiap cabang olahraga. Tentunya dana tersbut tidak sama untuk setiap provinsi ataupun kabupaten dan kotamadya.

Anggap saja Daerah belum punya atlet tenis

Jakarta, 8 Juni 2013. Saya mau mencoba berikan masukan sedikit masalah pertenisan Indonesia dari segi organisasi Pelti didaerah daerah, karena sudah banyak muka muka baru yang duduk dalam kepengurusan didaerah daerah. Kadang kala pimpinan baru tidak didukung oleh muka lama. Ada segi positipnya yang bisa saya kemukakan. Kemungkinan muka lama sudah tidak bisa diandalkan berinovasi sehingga tenis didaerah ikut melempem. Nah, bagaimana memulainya. Biasanya program kerja datang dari Pusat sehingga bisa berkesinambungan.
Kita harus mulai dari mana.

Jumat, 07 Juni 2013

Bidang Pertandingan Makin Ngawur saja

Jakarta, 6 Juni 2013. Serelah saya minta ke semkretariat PB Pelti untuk dikirimkan kalender TDP terbaru maka saya hari ini terima melalui  email. Cukup tanggap secepat itu pula dikirimkan. Biasanya Kalender TDP itu dikirimkan ke Pelti Daerah atau masyaralat tenis setelah ada penambahan turnamen yang masuk sesuai dengan Formulir Pendaftaran yang dikirimkan penyelenggara. Tapi kalau saya lihat kali ini pelayanannya sudah menurun, atau makin amburadul saja. Saya tidak tahu apakah ini disengaja atau kurang kontrol. Saya kuatir ada unsur kesengajaan dengan maksud menjatuhkan nama PB Pelti dibawah Ketua Umum yang baru. Indikasinya sudah ada, menurut pendapat saya.
Dari kalender TDP tersebut