Senin, 23 September 2013

Begitulah kalau berpikiran negatip

Jakarta, 23 September 2013. Waktu saya mendengar dari teman masalah tumbangnya unggulan pertama pertandingan tenis tunggal putra dari petenis Sulawesi Utara maka saya tertarik juga ingin mengetahui score lengkapnya karena saya dengar kalah 3 set.
Ketertarikan saya karena setahu saya petenis Sulut itu petenis angin anginan. Apa yang saya lakukan adalah kirim SMS ke orangtua petenis unggulan 1 dari semarang, kemudian ke panitia yang juga selaku Referee dan salah satu rekan yang rajin beri infomrasi yang sebenarnya tidak anggota Panpel yaitu Dendy.

Jawaban cepat datang dari Dendy maka saya siapkan berita tersbut untuk website RemajaTenis. Tapi datang lagi SMS dari orangtua petenis Jateng tersebut. Tapi jawabannya agak aneh dan kelihatannya dia tersinggung. Jawabannya kira2 seperti ini " jangan ikut campur urusan oranglain......." Wow kaget juga dapat jawaban seperti,itu dan anehnya dicantumkan nama sipengirim bukan nama bapaknya yang punya nomor HP pengirim tetapi nama salah satu anggota Penguru Pelti yang kelihatannya mau nakut nakutin saya. Ya, kecil bagi saya kalau mau gertak2an.
Besoknya saya ke lapangan mau nonton POPNAS 2013, dan ternyata saya ketemu dengan Bapak tersbut, dana sayasampaikan kalau saya perlu scorenya karena dia bilang saya sudah tahu kok nanya sepertinya mau ngenyek dia karena anaknya kalah. Wah, bukan kelas saya kalau begitu karena dia tidak tahu keperluan saya untuk konsumsi website saya kelolah.
Ya, gitulah kalau berpikiran negatif muncul dikalangan masyarakat tenis selama ini, padahal saya kenal baik yang bersangkutan.

Tidak ada komentar: