Jumat, 23 Mei 2014

Nyetir melawan ngantuk ke Lampung

Kotabumi, 23 Mei 2014. Perjalanan dari Kota Wisata ke Pelabuhan Bakauhuni cukup lancar, keluar dari rumah jam 0515 dan tiba di pelabuhan jam 08.30. Tetapi yag jadi maslah dalam perjalanan tersebut adalah ngantuk akibat tidur kurang. Bisa dibayangkan hari Senin maam habis rapat Maesa saya harus ke Bandara Sota untuk jemput eponakan datang dari Manado jam 23.00. Dan antar ke Pasar Minggu dan sampai rumah kurang lebh jam 01.30. Nah rencana berangkat awalnya jam 04.00 sudah tidak memungkinkan dan akhirnya masuk tempat tidur jam 02.00 dan tiduran sampai am 04.15
Menahan ngantuk adalah paing suit tetapi bersyukurah saya bisa mengatasinya dan diatas kapalpun ambi kesempatan tiduran saja. Dan ternyata kapal bisa mendara anya 2,30jam saja.
Langsung euar membaa kendaraan sampai mencari pomp bensin, bukan untuk isi bensin mobil tetapi isi perut sipebawa mobil aias saya.

Minggu, 18 Mei 2014

Evaluasi pelaksanaan Turnamen Maesa Paskah

Jakarta, 16 Mei 2014. Setelah mendapatkan kepercayaan untuk membantu Maesa khususnya OICO Tenis, saya sebagai wakil ketua Panpel Turnamen Maesa Paskah dalam rangka HUT POR Maesa ke 90 yang bertanggung jawab bukan hanya untuk cabor tenis yang dipertandingan ditahun 2014, tetapi juga untuk beberapa cabor seperti Catur, Golf,Bridge dan tenis.
Setelah saya pelajari hasil pelaksanaan turnamen Maesa Paskah selama ini saya melihat kemunduran yang terjadi, tidak seperti beberapa tahun silam sewaktu pelaksanaannya bukan di lapangan tenis Kub Rasuna. Memang yang paling meriah sewaktu dilaksanakan di Senayan. Betapa banyaknya teman2 saling kangen bertemu diacara Paskah tersebut yang dipindahkan kelapangan tenis. Bahkan saat itu kebaktianpun bisa dilaksanakan dilapangan tenis Senayan. Itulah kisah nostagia yang berkesan di Maesa Paskah.
Memang ada sekitar lebih dari 5 tahun saya tidak melibatkan diri dalam pelaksanaan turnamen Maesa Paskah khususnya Tenis.

Rabu, 07 Mei 2014

Perhatian ke Indonesia Timur

Jakarta, 7 Mei 2014. Ada keinginan saya agar tenis diluar Jawa bisa berperan aktif dalam pertenisan nasional, belum sepenuhnya bisa dipenuhi. Masalahnya adalah belum ada visi dan misi yang sama bagi pelaku pelaku tenis di masyarakat tenis sendiri. Selama ini saya sudah mencoba dengan adakan turnamen nasional yunior dengan label RemajaTenis, yang tidak meminta sponsor dari induk organisasi tenis yaitu PP Pelti. Yang saya lakukan selama ini hanya bisa menggugah kalangan Pelti didaerah daerah agar bisa bangkitkan tenis diwiayah mereka ini. Ada yang sadar tapi banyak yang belum sadar.

Minggu, 04 Mei 2014

Ada yang catut nama saya

Jakarta, 4 Mei 2014. Disaat sedang asyik2nya menonton turnamen nasional RemajaTenis Jakarta-4 hari ini saya terima SMS dari salah satu rekan kerja di RemajaTenis yang katakan kalau dia terima SMS dari salah satu orangtua petenis di Bogor. isinya cukup mengagetkan , karena dikatakan kalau anaknya dicoret namanya oleh PP Pelti karena usulan saya. Dalam rangka apa ya ada namanya dicoret. Tentunya ini dalam rangka pemiihan tim nasional atau seleksi dilakukan Pelti. Saya sendiri tidak jeas event apa yang dimaksud. Wow, sayapun tidak mengerti maksudnya karena kesannya masih ada pengaruh dari saya terhadap rekan di PP Pelti. Sedangkan setahu saya sejak 2013 sampai saat ini saya sudah capek memberikan masukan terhadap pertenisan kita diakibatkan tidak puasnya kinerja PP Pelti saat ini. Sehingga sudah ada dalam benak saya untuk tidak mau lagi beri masukan karena setiap masukan yang saya berikan justru dalam pelaksanannya ditentang alias tidak dijaankan. Artinya saya tidak dipercaya untuk masukan tersebut.

Sabtu, 03 Mei 2014

SMS kilat dapat respons

Jakarta, 2 Mei 2014. Saya mendapatkan kabar kepastian adanya Rakernassus (rapat kerja nasional khusus) dari beberapa teman adalah tanggal 9 Mei 2014 di hotel Menara Peninsua Jakarta. Kemudian saya secara iseng hanya untuk mengetahui sampai dimana berita ini sudah diketahui oleh rekan rekan didaerah. Maka saya sms saja ke rekan rekan didaerah dengan menyatakan selamat Rakernas tgl 9 Mei 2014 di Jakarta. Hanya Jawa Barat yang menjawab kalau sudah terima undangan. Bahkan DKI tidak menerimanya menurut Wakil Ketua Pengda Pelti DKI. Mulai dari Sumut, Riau, Sumsel, Lampung, Sumut, Sulteng, Sulbar, Sulsel, Papua, Papua Barat, Maluku, NTT, Bali Kalteng menyatakan kaget dan belum terima undangan. Tetapi sore harinya kemudian Kalteng beritahu kalau baru terima undangan.

Kamis, 01 Mei 2014

Keputusan PON Bebas Usia Harus melalui Rakernas

Jakarta, 28 April 2014. Pasca Davis Cup di stadion tenis Gelora Bung Karno, saya mendapatkan kabar dari beberapa rekan baik dikepengurusan Pelti saat ini maupun dari masyarakat tenis yang peduli akan Pelti, bahwa ada wacana perubahan batas usia untuk Pekan Olahraga Nasional XIX 2016 di Jawa Barat.
Sayapun hanya bisa berkomentar kalau perubahan batas usia itu tidak bisa dilakukan melalui Rapat Pleno PP Pelti tetapi harus melalui Rapat Kerja Nasional ataupun Musyawarah Nasional.
Perubahan tersebut akibat sudah diputuskan oleh KONI Pusat tahun 2014 tepatnya akhir tahun 2014 diadakan PON Remaja-1 di Surabaya Sehingga PON kembali ke bebas usia tetapi semua tergantung dari induk organisasi olahraga anggota KONI Pusat.