Sabtu, 28 September 2013

Lupa sudah ajukan permohonan diri mundur

Jakarta, 28 September 2013. Hari ini terungkap suatu kejadian yang sedikit mengagetkan saya setelah terima telpon dari salah satu rekan Pengda Pelti Jawa Tengah, Sunoto yang sudah puluhan tahun berkecimpung di Pengda Pelti Jawa Tengah.
Dia mengingatkan kembali kepada ceritanya sebelum ini, kalau dia sebenarnya yang terpilih dalam Musda Pelti Jawa Tengah. Tetapi dia beri kesempatan kepada orang lain untuk menjadi Ketua dan dia hanya sebagai Ketua Harian. Ini versinya.
Diceritakan pula kalau dia tidak sinkron dengan Sekretaris Pengda Jateng yang baru, sehingga dia memilih mengundurkan diri. Diceritakan pula kenapa sampai tidak sinkron.

Kok berani beraninya merubah hasil MUNAS 2012

Jakarta, 26 September 2013. Hari ini bertemu dengan salah satu rekan lama asal Manado yang saat ii masih aktip duduk dikepengurusan Peltit Sulawesi Utara. Saya diminta untuk bertemu  sekedar ngobrol karena sudah lama tidak berjumpa. Alias reuni lah.
Sewaktu dalam perjalanan ke hotel Menara Peninsula tempat rekan ini menginap, saya terima telpon dari rekan di Ambon Frengky Mewar yang juga Ketua Pengda Pelti Maluku. Kalau dari Frengky saya diberitahu masalah pertemuannya dengan Ketua Umum PB Pelti beberapa hari lalu di Jakarta. Dan saya diberitahu kalau Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pelti akan dilaksanakan tanggal 22 Nopember 2013 dan belum beritahu tempat pertemuan tersebut. Saya bersyukur sudah terjawab pertanyaan rekan rekan di daerah tentang rencana Rakernas yang merupakan hasil Munas diubah dari 2 tahun sekali menjadi tiap tahun.

Rabu, 25 September 2013

"Hukuman mati" dijatuhkan untuk AFR

Jakarta, 24 September 2013. Saya teringat beberapa hari lalu saya terima telpon dari rekan saya di Kupang yang masih aktip duduk dalam kepengurusan Pelti Nusa Tenggara Timur dengan posisi cukup vital yaitu Sekretaris. Masalah terima telpon sebagai tempat curhat dari rekan rekan di kepengurusan Pelti didaerah maupun Pengurus Besar tetap merupakan hal yang rutin.
Sewaktu menonton POPNAS 2013 di Rawamangun saya bertemu dengan rekan Buchary yang duduk dalam kepengurusan Pengda Pelti DKI Jakarta, sempat bertanya dengan saya masalah PB Pelti saat ini. Saya hanya menjawab tidak tahu menahu saja., karena tidak ikut campur masalah internal. Tetapi justru dapat jawaban kalau kalau PB Pelti tidak ada program sama sekali. "Yang ada hanya turnamen." ujarnya. Ini versi dia selaku Pengurus Daerah yang sebenarnya harus lebih tahu daripada saya sebagai outsider. Tumpuan harapan cukup besar datang dari masyarakat tenis baik dalam organisasi tenis sendiri ataupun diluar sedangkan gerakannya belum terlihat padahal sudah 8 bulan berjalan kepengurusan tersebut. Jadi wajar wajar saja muncul sedikit kekecewaan yang muncul. Dan banyak yang curhat kepada AFR yang datang dari rekan anggota Pelti daerah maupun Pusat dan juga dari masyarakat tenis di setiap kegiatan tenis dimana saya berkunjung.

Senin, 23 September 2013

Peserta Turnamen ATF 14 U harus punya AIPIN

Jakarta, 23 September 2013. Ada keinginan masyarakat tenis agar keberadaan turnamen internasional sebanyak mungkin berada di Tanah Air sehingga tidak banyak keluar dana lagi kalau keluar negeri.
Saat ini saya dipercayakan untuk selenggarakan turnamen yang juga merupakan seri dari Asian Tennis Federationa khusus KU 14 tahun di Kemayoran bulan Nopember 2013.
Komunikasi keinginan ini telah dilakukan melalui Ketua Bidang Pembinaan Yunior PB Pelti Aga Soemarno dan telah diteruskan ke Asian Tennis Federatioan (ATF) melalui administrator pertandingan PB Pelti. Pendaftaran ke ATF sudah dilakukan dan sudah masuk dalam Kalender Turnamen ATF 2013.

Begitulah kalau berpikiran negatip

Jakarta, 23 September 2013. Waktu saya mendengar dari teman masalah tumbangnya unggulan pertama pertandingan tenis tunggal putra dari petenis Sulawesi Utara maka saya tertarik juga ingin mengetahui score lengkapnya karena saya dengar kalah 3 set.
Ketertarikan saya karena setahu saya petenis Sulut itu petenis angin anginan. Apa yang saya lakukan adalah kirim SMS ke orangtua petenis unggulan 1 dari semarang, kemudian ke panitia yang juga selaku Referee dan salah satu rekan yang rajin beri infomrasi yang sebenarnya tidak anggota Panpel yaitu Dendy.

Minggu, 22 September 2013

Pelaksana Turnamen Tidak mau belajar

Jakarta, 22 September 2013. Pengamatan saya selama ini dipelaksana Turnamen Nasional khususnya kelompok yunior itu belum ada perbaikan yang signifikan. Padahal kalau dilihat pelaksana turnamen tersebut adalah pelaku pelaku yang sudah berpengalaman. Baik itu pelaksana di Jakarta maupun diluar kota. Belum lama ini saya melihat lansgung pelaksanaan PORPROV disuatu provinsi diluar Jawa, kemudian ikuti juga POPNAS 2013 di Jakarta. Kedua event ini adalah multi event, belum lagi disingle event. Dan sering terjadi di pelaksanan turnamen yang dananya cukup memadai. Lain ceritanya kalau dana sangat minim sehingga pelaksana turnamen tidak bia maksimal.

Keluhan masalah Pelaksanaan POPNAS Cabor Tenis di Jakarta

Jakarta, 22 September 2013. Hari Jumat 20 September 2013 saya menyempatkan diri melihat jalannya pertandingan tenis POPNAS 2013 di lapangan tenis Velodrom Rawamangun Jakarta. Saat menunggu acara final ganda campuran dan ganda putri saya sempat negobrol2 dengan rekan rekan pelatih yang berada di Jakarta. Yaitu Roy Morison dan Medi Mulyana.Dan juga peserta dari Sulawesi Utara. Kalau Medi masuk sebagai pelatih tim DKI Jakarta untuk POPNAS 2013.
Saya juga kaget mendengar keluhan datang dari orangtua salah satu peserta dari Sulawesi Utara ketika putranya gagal kefinal tunggal putra. " Bagaimana Om masak itu anak harus main 3 kali dalam sehari." ujar orangtua pemain.

Sabtu, 14 September 2013

Perkenalkan tenis Kursi Roda ke Anak anak

Jakarta, 14 September 2013. Hari ini saat sedang makan siang disalah satu resto di kota Wisata Cibubur, saya melihat kedatangan satu keluarga kedalam restoran tersebut. Tidak tahu ada apa tergerak hati ingin memperkenalkan tenis kursi roda. Agak ragu ragu saya mau mendatangi keluarga tersebut. Teringat sewaktu beberapa tahun silam semasa duduk dalam kepengurusan Pelti Pusat saya sempat mendampingi komite Tenis Kursi Roda dengan program coaching clinicnya. Saat itu baru satau atlet yunior yang ikut dari Bandung. Memang tidak mudah bisa mendapatkan atlet yunior. Waktu itu sempat juga terpikir kalau jalan jalan ke mall melihat ada anak yang punya kekurangan atau dulu disebut cacat (sekarang tidak disebut demikian).

Selasa, 10 September 2013

Makin Amburadul saja Kerjanya

Jakarta,11 September 2013. Setelah menerima kalender TDP tahun 2013 dari PB Pelti saya sedikit kecewa dengan cara kerjanya karena banyak yang tidak sesuai dengan kenyataan. Ini kinerja PB Pelti bidang pertandingan yang makin amburadul sekali. 
Kalau era sebelumnya dikatakan kurang bagus maka kali ini lebih ngawur lagi. Dulu wakil sekjen masih mengontrol kerja administrator bidang pertandingan dimana semua kalender TDP sebelum dikeluarkan di cek dulu kebenarannya. Karena kerja dari administrator bidang pertandingan itu kurang teliti didalam mengerjakan kalender tersebut.

Senin, 09 September 2013

Ada bule yang ingin memajukan Tenis di Bali

Denpasar, 9 September 2013. Hari ini saya di Denpasar bertemu dengan salah satu bule asal Perancis yang sangat besar perhatiannya terhadap tenis di Bali. Saya pernah bertemu sebelumnya hanya karena terima SMS dari yang bersangkutan yang bertanya kapan dan bagaimana caranya agar RemajaTenis bisa digelar di Bali. Dalam pembicaraan hari ini maupun sebelumnya dia ingin untuk mencarikan sponsor bagi RemajaTenis di Bali karena dalam program saya katakan ada keinginan agar ada RemajaTenis di denpasar dan Singaraja karena memiliki sarana prasarana turnamen yang memadai. Dia berusaha untuk mendapatkan sponsor dari bule bule di Bali yang juga sebagai pengusaha.
Saya sndiri berkeinginan keras agar bisa secepatnya diselenggarakan di Denpasar pada tanggal 20-22 September 2013 tetapi melihat situasi saat ini maka dalam pembicaraan saya kemukakan kalau diundur ke 17-19 Oktober 2013, dan diapun mencoba mencarikan sponsor. Dan saya katakan jika tidak ada sponsor sekarang saya sudah tidak mau selenggarakan. Sudah bukan kewajiban saya selenggarakan Turnamen Tenis yunior. Saya sudah harus bisa mengilangkan idealisme selama ini saya anut demi memajukan pertenisan Indonesia karena sudah tidak ada gunanya apalagi dukungan kelihatan setengah hati diberikan induk organisasi sendiri. Prinsip sekarang tdak ada sponsor tidak mau bikin turnamen lagi. Ini sudah masalah prinsip saya sekarang. Mudah mudahan saya tidak tergida lagi dengan rayuan agar selenggarakan turnamen. Apalagi banyak janji janji diberikan kepada saya oleh rekan2 lainnya ternyata hanya lips service saja.
Ada pengusaha di Jakarta yang akan membantu Remajatenis mendatang dan saya diminta untuk bertemu. Memang saya masih di Denasar tetapi setelah kembali ke Jakarta saya akan berusaha bertemu dan mencoba mengembangkan RemajaTenis 

Senin, 02 September 2013

Hanya 1 Tutor unrtuk Penataran Pelatih

Jakarta, 2 September 2013, Minggu lalu saya sempat berjumpat dengan salah satu rekan pelatih yag dipercayakan oleh induk organisasi sebagai Tutor penataran Pelatih di Senayan. Ketika saya tanyakan berapa pesertanya maka saya agak terkejut juga bukan karena jumlah pesertanya ( kurang lebih 24) tetapi Tutornya hanya 1 orang. Sayapun berbincang bincang dan pelatih ini langsung megeluh kalau untuk penataran pelatih ITF Level-1 ini harus ada 2 Tutor dan dia sudah beritahu kepada atasannya yang juga Ketua BP3 (Badan Pembina Pelatih Pelti),

"Hal yang sulit dilakuakn hanya sendiri." ujarnya sore hari kepada saya dilapangan tenis Senayan.
Ya, mau dibilang apa ketika saya masih dikepengurusan Pelti sudah 3 kali selenggarakan penataran pelatih ITF Level-1 dimana saya gunakan 2-3 Tutor yang ditunjuk oleh ITF. Tapi hal ini sudah saya kemukakan kepada pimpinan BP3 tersebut waktu itu tapi tidak digubrisnya. Ya, mau dibilang apa karena saya lebih mementingkan kualitas sehingga butuj 2-3 Tutor setiap penataran pelatih tersebut

Untuk promosi pelatih atau ......


Blora, 1 September 2013. Kalau selama ini kita mendengar banyak petenis yunior dari daerah hijrah ke Ibukota (Jakarta) untuk meningkatkan prestasinya. Ada yang dengan beaya sendiri tetapi ada juga ingin menikmati program Pemerintah. Tetapi dengan munculnya beberapa daerah mempunyai program baru dibidang olahraga dengan membentuk sekolah olahraga didaerah tersebut yang bertujuan untuk mengangkat prestasi petenis daerah tersebut ketingkat nasional, maka tujua  awal terbalik. Pemantauan saya ada beberapa daerah yang lakukan itu  dengan menanggung akomodasi selama sekolah didaerah tersebut termasuk beaya sekolah gratis. 

Kesan yang menarik demi pertenisan nasional

Blora, 1 September 2013. Dalam pembicaraan santai selama berada dikota Blora, saya sempat bertemu dengan salah satu Pengurus Pelti Daerah Jawa Tengah yang juga sebagai Ketuanya. Cukup menarik karena baru pertama kali berjumpa dengannya sedangkan pernah ada komunikasi dengan SMS saja selama tahun 2013.
Kesan saya cukup simpel karena dia memiliki wawasan cukup luas cara berpikir didalam olahraga tenis ini. Tidak banyak anggota pengurus yang memiliki pola pikir seperti dia selama ini saya mengenal rekan2 pengurus Pelti di Pusat maupun didaerah.