Senin, 08 November 2021

Poster masih Draft sudah dirilis

 


Jakarta, 9 November 2021
. Dengan era saat ini kemajuan tehnologi begitu pesatnya sehingga informasi bisa sampai begitu cepatnya. Hal ini juga terjadi di dunia tenis kita.

Saking semangatnya maka disampaikan berita turnamen tenis didaerahnya terus disampaikan dalam medsos ini dengan tujuan agar diketahui. Padahal Poster turnamen yang disampaikan masih pre mature belum final. Entah kenapa bisa terjadi tapi kita melihat disini semangat buat turnamen begitu tinggi. 

Bahlan berkat medsos pula diketahui bahwa ada turnamen dipelosok daerah terpencil sekali pun Bahkan hari ini AFR dapat berita Poster turnamen Waikota Cup disuatu kota di Sumatra, ternyata salah dalam tanggal pelaksanaan .. Sadar ada kesalahan maka sipembuat Poster langsung di hapus kembali.

Disinilah letak kesalahan dibuat oleh anggota Panpel, dimana belum final atau masih draft sudah dipublikasikan. Bayangkan AFR punya grup WA Tenis ada 8, begitu Poster diterima terus diforward ke Grup WA tersebut.

Akhir akhir ini sering terima Poster yang masih belum final seperti yang terjadi Poster Piala Walikota di kota Palembang terima dari salah satu Grup WA kemudian diteruskan kepada masyarakat tenis Sumatra Selatan melalui WA. Ternyata ditanggapi segera oleh Pelti Sumsel yang menyatakan Poster tersebut masih draft karena belum dapat ijin dari Walikota sendiri.

Ada lagi Poster disebarkan oleh petinggi Pelti setempat dalam grup WA , ternayata belum final karena tidak menyebutkan tempat pertandingannya dimana dan menimbulkan tanda tanya dala grup WA.

Ada lagi, belum final venue turnamen ternyata sudah dicamtumkannya venue tersebut. Dalam proses perjalanan turnamen terjadi beberapa kali perubahan venue turnamen diwujudkan dalam beberapa poster yang berbeda2 venuenya/

Kesalahan kesalahan ini, janganlah dianggap remeh karena menyebabkan ketidak percayaan masyarakat tenis yang sedang menggebu gebu saat ini. Meraka haus akan turnamen. Karena kelihatannya belum semua masyarakat tenis mengetahui bahwa pentingnya Poster dengan memberikan informasi sekali baca terus dapat mengambil kesimpulan turnamen. 

Informasi apa saja diberikana dalam Poster tersebut yang penting. Yaitu nama Turnamen, waktu pertandingan, venue  atau tempat pertandingan, peneyelengara nya, jenis pertandingan dan hadiah ( kecuali turnamen yunior), entry fee, tempat pendaftaran lenglap dengan nomer tilponnya.

Fasiulitas fasilitas lainnya diberikan melaui website turnamen jikalau ada. Diharapkan semangat buat turnamen tidaklah pupus begitu saja tetapi perlu dijaga juga jangan sampai dikatakan HOAX seperti yang terjadi dalam berita berita politik selama ini

Sabtu, 06 November 2021

Munas Tapi Tak Diundang, Padahal Ketua PP Baveti

Jakarta, 6 November 2021, Kemarin sore dan malam menerima pesan melalui WA datang dari kedua rekan anggota Pengurus Pusat Baveti yang isinya menanyakan soal kehadiran AFR di acara Musyawarah Nasional ( MUNAS ) Baveti 2021 di Semarang. tgl 14 November 2021.

Pesan yang pertama datang sore yaitu " Sore Ferry. Ferry dtg di munas Baveti ? " Langsiung dijawab " Ga diundang . Diajak Rapat aja gak " Kemudian pesannya lagi " Sy diundang pkai email.. cm sy bingung nti klau dtg yang lain pkai seragam sy nggak. Terus sy gak pernah ngapai2in mau ngomong / laporan apa ig gak tau. Ya sudah sy gak dtg aja walaupun sy liburan di Smrg. "

Kemudain malamnya datang pesan WA kedua dari rekan yang berbeda duduk sebagai Pengurus Pusat Baveti juga.
" Selamat malam. Maaf nih ganggu , pengen tahuposisi Pak ferry di Baveti gmn ? Kok katanya kurang bs aktif . Apa benar d kenapa ? "

Kedua pertanyaan tersebut mengenai Munas Baveti dan ternyata informasi dikembangkan kepada petinggi Baveti tentang diri AFR yang salah dan menyesatkan.  Maka dari itu perlu diklarifikasikan. 

Karena AFR masih resmi duduk sebagai salah satu Ketua di PP Baveti  Yang lucunya kalau seluruh anggota Pemgurus Baveti diundang rapat sebagaimana lazimnya kalau Munas dilaksanakan tetapi justru sedikit aneh kalau saat ini tidak masuk dalam daftar undangan. Tidak ada alasan di era sekarang undangan tidak sampai. Karena ada Grup WA bisa disampaikan acara2 dilakukan Baveti. Memang harus diakui bahwa selama ini justru AFR paling sering mananyakan kepada Sekreraris tentang persiapan dan agenda Munas Baveti jauh jauh hari sebelumnya. Tetapi sayangnya tidak pernah dibalas oleh petinggi petinggi Baveti Baveti tanpa alasan 

Harus diakui bahwa AFR jarang ikut main tenis bersama PP Baveti tentunya ada alasan tersendiri. Saat ini kegiatan AFR selama pandemi Covid 19 dimana kegiatan tenis terhenti tetapi AFR dengan Remaja Tenis tetap berjalan setiap bulannya, Dimulai denga Oktober 2020. Tetapi infornasi di PP Baveti KURANG BISA AKTIF menurut pesan WA rekan waktu itu sampai dia menanyakan langsung kebenaran info tersebut, Disamping itu juga AFR termasuk tim perumuas AD ART Baveti semada Sekeretaris Umum Johannes Susanto. 

Akhirnya curhat jadinya antara anggota pengurus tadi dengan AFR karena tidak sepaham

Keberadaan AFR di kepengurusan Baveti tersebut terlalu banyak kritisi disampaikan setiap pelaksanaan dalam rapat resmi Pengurus Pusat tentang evaluasi  pelaksanaan turnamen dilakukan oleh Baveti. Wajar saja karena sejak tahun 1990 sudah menggeluti turnamen tenis nasional oleh Pelti baik turnamen nasional bahkan internasional, Bahkan Ketentuan Turnamen Diakui Pelti ( TDP ) dan Ketentiuan Turnamen Diakui Baveti juga turut membidaninya,

Semua itu tidak diterima oleh anggota panpel yang juga duduk dalam kepengurusnan Baveti sewaktu rapat evaluasi kepanitiann Kejuraraan Internasional maupun Kejurnas Bali yang lalu, Semua itu dilakukan dalam rapat evalusi PP Baveti. Jadi wajar saja dan tidak menyalahi atauran organisasi,

Banyak kejadian2 yang mereka tutup mata termasuk mengelabui pengurus lainnya tapi tidak bagi AFR
sebagai contoh terjadi kebohongan terjadi di Kejuaraan internasional di Rasuna Said dalam laporan resmi  beberapa tahun yang silam' 

Begitu juga ketika AFR buat kaporan berdasarkan ungkapan peserta Kejurnas Baveti Bali beberapa tahun silam. Karena info itu didapat saat AFR selenggarakan Kejuaraan Remaja Tenis di Blora bersamaam juga kejuaraan veteran. Sehinga banyak keluhan disampaikan dalam pelaksanaan Kejurnas Baveti di Bali, Seperti ungkapan peserta disampaikan saat itu iaah . " KEJURNAS TAPI RASA KEJURDA " Lho kok bisa sedangkan PP Baveti telah mengirim katua Pabnpel ke Bali melihat pelaksanaannnya. Hal ini pun jadi cemohan para anggota pengurus yang ikut serta didalamnya. Bagi mereka yang penting sukses secat=ra keseluruhannya. Tapi lupa kalau duduk sebagai panpel tugasnya adalah memberikan pelayanan penuh kepada peserta. 
Kesalahan apa menyebabkan masalah tersbut. Ternyata salah tunjuk Referee karena ternyata tidak full time

Sebagai anggita pengurus pusat yang ternmasuk pengurus inti, Ketua wajib hukumnya uantuk melaporkan dalam rapay tersebut, bahkan Ketua Umum PP Baveti juga kaget mendengar laporan tersebut..

Hal  ini sebelum pelaksanaan ketika menerima SK Ketua Umum tentang kepanitiaan kejurnas Bali sempat disampaikan kepada sekretaris umum bahwa Referee tidak kualified , salah karena bukan Referee tenis di turnamen nasional Pelti. Karena terus terang semua Referee Pelti dikenal sepenuhnya oleh AFR.

Mengenai Kejurnsa Baveti 2021 di Semarang juga bisa menyesatkan peserta karena sekitar ketika pertama kali diumumkan melalui Posater Kejurnas 2022 di Semarang  telah diumumkan venue MUGAS sedangkan pengelola belum didiberitahukan tentang pelaksanaannya. Hal ini diketahui ketika AFR menghubungi pengelola lapangan disebutkan belaum ada, Kemudian hal yang sama dilakukan ketika ada perubanahan waktu pelaksanaan dari  Agustus 2021 ke November 2021 telah dikeluarkan POSTER dengan menunjuk lapangan MUGAS padahal lapangan tenis belum diajukan pemrintaan dari panitia. Dan minggu lalu dalam WA grup sebelah masih diedarkan Poster mencantumkan lapangan Mugas sebagai salah satu venue padahal dalam website Baveti sudah tidak mencantumkan lapangan Mugas sebagai salah satu venuenya Kaena hampir semua petenis mengenal lapangan Mugas yang terletak sangat strategis.a
Sedangkan AFR menanyakan kepada Referee tentantg lapngan yang digunakan disebut 3 lokasi. Disini menunjukkan kesimpang siuran informasi yang berakibat peserta dirugikan.

Kelihatannya pelaksanaan Kejurnas itu dianggap sepele, padahal para veteran tenis sedang giat giatnya di Indonesia dalam turnamen veterannya, Justru betepa semangtanya cukup tinggi tetapi pelaksannannya seadanya. Peserta bisa datang dari seluruh Indonesia kalah turnamen turnamen diselenggarakan PELTI senidiri yang pesertanya berasal mayoritas dai pulau Jawa. Karena peserta datang dari peserta kalangan menengah kebawah bahkan Kejurnas ini sebagai wadah REUNI 

Sebenarnya tanggung jawab tentang turnamen dipundak Tournament Director dimana semua informasi keluar dai Tournament Director., Sebenarnya minggu lalu ada rapat persiapan Panpel kejurnas Baveti diedarkan dalam video, tapi sepertinya kelihatan tidak hadir Direktur Turnamen, bahkan anggota panitia dari Jakarta tidak tahu siapa Direktur Turnamennya,

Apalagi komentar peserta Kejurnas Baveti 2021 saat ini, mudah mudahan tidak sama dengan Kejurnas Baveti di Bali beberapa tahun lalu. Selamat Bertanding dan selamat ber MUNAS , 






Senin, 06 September 2021

Tata Cara Tunrnamen Diakui Pelti ( TDP)

 Jakarta, 6 September 2021. Keinginan untuk selenggarakan Turnamen Diskui Pelti (TDP) tetapi belum mengetahui caranya . Maklum saja karena banyak pelaku2 baru dimasyarakat tenis saat ini.

Keinginan untuk selenggarakan turnamen tenis diakui Pelti besar sekali, tetapi sebenarnya perlu juga diketahui masyarakat supaya jelas dalam pelaksanaannya. AFR selaku pelaku tenis sudah cukup lama sehingga tergugah hati untuk mensosialisasikannya aturan aturan baku walaupun sebenarnya bukan tugasnya.. Perlu diketahii bahwa turnamen diakui Pelti bisa dilakukan oleh perseorangan, club atau badan usaha maupun Pelti. 

Disamping itu pula untuk membedakan dengan turnamen tenis biasa Dan harus menggunakan tenaga REFEREE sebagai penanggung jawab pertandingannya

Pertama , harus dapatkan Formulir Pendaftaran TDP, yang bisa didapatkan di sekretariat PP Pelti. dan bisa diajukan permintaan ke sekretariat PP Pelti  Senayan Jakarta

Formulir itu harus diisi, sebelum nantnya diajukan ke PP Pelti kembali untuk dibuatkan SK pengakuan dari Pelti. Yang perlu dilengkapi adalah, seperti waktu pelaksanaan apakah turnamen 3 hari atau turnamen 7 hari, Dicantumkan juga tempat pertandingannya. Kemudian diisi pula size of draw Kalau TDP Yunior akan ada kolom Kel umur 14 tahun, 16 tahun, 168 tahun. Diisi pula size of drawnya apakah 16 atau 32 atau 64 bahkan 128.

Kelompok umum juga sama ada kolom size of drawnya, bisanya size of drawnya babak kualifikasi sebesar 64 dan babak utama 42 untuk putra sedangkan putri setengahnya,

Kemudian diisi nama turnamen direkturnya dengan alamat termasuk email maupun nomor tilponnya, Kolom Referee juga diisi, tapi bisa juga disertahkan ke PP Pelti untuk menunjuknya, karena bisa saja didaerah sudah ada refereenya sehingga untuk memudahkan dan beaya lebih rendah,.

Tak lupa dicantimkan diketahui oleh Pengurus provinsi , dicantumkan nama pengurusnya dan tanda tangannya.

Tapi jikalau suatu daerah yang letaknya jauh dari ibukota provinsinya maka sulit mendapatkan tanda tangan pengprov Pelti maka bisa dicantumkan pengurus kotamadya/kabupatennya dan nanti ditembuskan ke pengurus provinsi untuk diketahui..

Bagaimana dengan turnamen 3 hari seperti RemajaTenis lakukan. Hanya mempertandingkan TUNGGAL saja. 

Disini juga harus diperhitungkan turnamen 3 hari tidak bisa dilakukan untuk pertandingan TUNGGAL dan GANDA. Kok bisa, karena ada yang lakukan.belum dapat pengakuan dari PP Pelti tapi sudah diumumkan untuk promosi karna kuatir tidak ada pesertanya, sedangkan bagi atlet perlu perencanaan terutama tentang persiapan anggaran. 

Ini kelemahan Pelti, SK Pelti sebagai bentuk pengakuan TDP dikeluarkan setelah turnamen selesai padahal sebelumnya SK sudah keluar sebelum turnamen sehingga sebagai penyelenggara ada pegangan . Karena oleh penyelenggara sudah dicantumkan bahwa turnamen nya adalah TDP padahal belum. Ini terjadi pembohongan publik. Bagaimana jadinya kalau turnamen tersebut tidak diakui oleh Pelti. Apa jadinya peserta tentunya akan kecewa karena dibohongi walaupun sebenarnya penyelenggara tidak bermakusd demikian. Anggap saja penyelenggara seprti ini belum mengetahui tata cara TDP tersebut.

Kok kenapa sampai tidak diakui Pelti. Dalam aturan TDP dicantumkan bahwa sistem pertandingan the beat of 3 set atau the best of 2 set, final set super tie break. Jadi haru  2 x 6 bukan hanya 6 ganes atau 8 games saja. Dalam sehari hanya diperkenankan peserta main bertandinga 2 kali. Dan jangan lupa turnamen sistem gugur.pula, Bagaimana kalau digunakan sistem round robin. tetapi bertentanagan dengan aturan TDP

Apakah size of draw nya 8 peserta berarti gandanya hanya 4 peserta, Disini berarti untuk sampai final pemain tunggal harus bermain 3 kali sedangkan gandanya 2 kali, Berarti semua 5 kali bermain. Cukup butuh waktu 2,5 hari.

Jika size of draw 16 perserta, maka gandanya 8 pasangan, Berarti total bermain tunggal 4kali sedangan gandanya butuh 3 kali, Total butuh waktu 7 kali pertandingan, Artinya butuh waktu 3, 5 hari,

Ini sekedar pencerahan sebagai pelaku tenis dilapangan sehingga dalam perencanaan turnamen semua berjalan lancar. Semua ini sesuai ketentuan TDP yang lama kecuali sudah dirubah oleh Pelti sekarang, tapi yakin ini prinsip prinsip dasar turnamen



.



Selasa, 20 Juli 2021

Dari Optimis ke Pesimis Tentang Tenis Indonesia


Jakarta, 20 Juli 2021. Beberapa hari yang lalu AFR terima pesan di WA dari salah satu pelatih kita yang sekarang lagi naik daun peserta sekolah tenisnya di Jakarta dimasa pandemi Covid-19

Pesannya " Kayaknya dia pemain bagus sambil tenis sekolah saja atau kerja atau jadi pelatih tenis karena untuk menjadi juara nasional senior sangat sangat sulit dengan kwalitas yang dia miliki sebaiknya agar tidak tidak mubazir tenaganya lakukan yang obyektif saja seperti kuliah  atau kerja sambil main tenis atau berpeluang bagus bisa jadi bagus begitu menurut saya pak AFR "


AFR pun merespons atas cerita tersebut " Tergantung goalsnya "

" Karena jadi pemain senior nasional sangat sangat berat boleh dikatakan peluangnya di bawah tipis karena masih ada ratusan bahkan lebih pemain yunior seumur bahkan dibawahnya umur dia dengan prestasi dan kualitas jauh diatas dia."

Terpukul juga sesaat melihat pandangan pelatih yang sudah dikenal baik. Tadinya AFR cukup optimis dengan keadaan pertenisan Indonesia sehingga bersemangat dengan menyumbangkan tenaga dan pikiran dengan turnamen skala nasional RemajaTenis selama ini bahkan dalam situasi pandemi Covid-19 pun masih berkarya

 Masalah sekolah sejak dari dulu sangat setuju karena ada pandangan yang bertentangan dengan  beberapa pelatih yang  mengatakan tidak perlu sekolah sehingga anak asuhnya dikorbankan tidak sekolah tapi full tenis dilakukan. Bagaimana hasilnya ? Ternyata sampai hari ini tidak terbukti adanya prestasi dunia. .


Apalagi kondisi saat ini dimana PPKM Darurat di Jawa dan Bali. Kesempatan bermain tenis dibatasi bahkan lapngan tenis pun ditutup. Sampai kapan kondisi seperti ini akan berakhir karena atlet sangat butuhkan turnamen. Karena tidak ada yang bisa menjamin berakhirnya kondisi ini akan berakhir maka sudah sepatuhnya back to school. Lebih lagi kalau petenis itu berada diluar pulau Jawa.

Sekarang coba dilihat berdasarkan peringkat yang dimiliki petenis nasional maupun petenis yunior kita dalam level internasional. Sebagai parameter untuk melihat kondisi pertenisan nasional Indonesia per bulan Juli 2021.

Berdasarkan ATP-Tour rank tercatat hanya segelintir petenis putra tercatat memiliki peringkat dunia DOUBLES yaitu Christopher Rungkat peringkat 157, Justin Barki peringkat 1345, David Agung Susanto 1379, Antony Susanto peringkat 1794, M.Rifki Fitriadi 1887. Ini peringkat Doubles sedangkan peringkat SINGLES hanya seoramg petenis Indonesia yaitu David Agung Susanto 1439. 

Disini menunjukkan hanyalah beberapa petenis putra ada prospek kedepan atau juga bisa disebutkan akan meneruskan kiprahnya didunia internasional hanyalah Christopher Rungkat ( yang sudah mengkhususkan dalam permainan Doubles) dan Justin Barki. Sedangkan beberapa pemain yang masuk dalam pemusatan letihan nasional (pelatnas) yang dibeayai oleh Pemerintah tidak kelihatan khususnya petenis putra.

Untuk putri patut kita apresiasi perjuangannya yang sampai saat ini masih berjuang untuk menaikkan prestasinya  , ternyata tercatat peringkat SINGLES hanyalah Aldila Sutjiadi ( peringkat 387,  Beatrice Gumulya perigkat  1022, Jessy Rompies peringkat 1026. Untuk eringkat DOUBLES tercatat Aldila Sutjiadi peringkat 148, Jessy Rompies peringkat 217, Beatrice Gumulya peringkat 220. Nadia Ravita peringkat 1311, Fitriani Sabatini perinkat 1478, Fitriana Sabrina peringkat 1478. Disamping itu juga sudah mulai terjun ke dunia Pro yaitu Priska Nugroho.

Apa solusinya karena situasi ini tidak bisa didiamkan jika tidak mau tenggelam tenis Indonesia

Pada usia 17 tahun sudah kritis sekali nasibnya jika tidak ada upaya try out keluar negeri karena di Indonesia sendiri tidak ada turnamen internasional sehingga kesempatan petenisnya tertutup sudah. Usia yang cukup krusial. Terutama bagi petenis potensial yang mempunyai postur tubuh ideal sebagai petenis sekitar 175 cm apalagi ada beberaoa yang mencapai 180 cm. Dalam catatan AFR ada beberapa nama yang patut dipikirkan nasibnya.

Ini merupakan kelemahan nasional sejak dulu kala hanya saja lebih parah keadaan sekarang dimana justru perhatian terhadap kelompok senior setelah lepas dari yunior tidak ada sarana turnamen sebagai ajnang prestasi mereka. Harapan satu satunya hanya menungu saat PON dimasa depan.

Awalnya sudah bagus berjenjang ada turnamen inernational tingkat bawah ( Satellite circuir, ProCircuit, World tour) kemudian ada challenger dan world series kemudian mulai tergususr sampai saat ini.

Bagaimana nasib petenis potensial yang berada diluar pulau Jawa yang ternyata minim turnamen. Satu satunya harapan berada di Pekan Olahraga Nasional ( PON) XX di Papua.

Sekolah merupakan satu atunya jalan pilihan agar tidak ketinggalan bahkan bisa digunakan sebagai alat untuk mendapatkan bea siswa sekolah sambi tenis di Amerika,

Mau jadi pelatih sedangkan pelatihan pelatih juga sangat minim disamping turnamen internasional. Apakah mau jadi pelatih otodidak ? 

Sebaiknya sekolah selesaikan SMA kemudian melanjutkan di Perguruan Tinggi sambil menunggu kegiatan turnamen tenis mulai bergairah di Indonesia. Alih lain bisa jadi sarjana. Itu lebih baik

Tugas berat dialami induk organisasi tenis di Indonesia untuk mulai pikirkan tugasnya demi kemajuan tenis Indonesia, Mulailah dipikirkan sarana turnamen bagi petenis senior ( lepas dari yunior) yang sangat minim sekali.

Solusinya agar digiatkan turnamen nasional Piala Gubernur, Piala Walikota . kalaupun memungkinkan ditingkatkan jadi internasional setingkat $ 15,000 ( kalau tidak salah aling rendah) dan jika memungkinkan kelas Challenger putra maupun putri ( $ 25,000)

Mulailah di tahun 2022 direncanakan dengan situasi saat ini masih memungkinkan diadakan turnamen internasional dengan Pro Kes yang ketat. Kesempatan diadakan untuk petenis lokal dimana pemain asing ada kesulitan atau beaya mahal dengan aturnamen hars isoliasi mandiri 14 hari ( maksimum). 

Kesempatan pemain nasional mencapai peringkat dunia. Jika makin tinggi peringkat dunianya makin membuka jalan ketingkat dunia. Kalau tidak ada turnamen tersebut maka habislah karier petenis nasional Indonesia  

Sebagai induk organisasi tenis di Indonesia, sebaiknya petinggi2 nya mulai berpikir ke internasional serahkan turnamen nasional kepada pengprov/pengkab/pengkot dan pihak swasta lainnya

Minggu, 18 Juli 2021

Kegiatan RemajaTenis Bulan Juli 2021 Terhenti

Jakarta, 18 Juli 2021. Melihat keadaan Jakarta saat ini sangat prihatin dimana Pemerintah akhrnya berlakukan keadaan PPKM Darurat, sehingga sebagai pelaksanan RemajaTenis untuk mematuhi aturan . Akhirnya kegiatan RemajaTenis selama bulan Juli 2021 dihentikan sementara karena Pemerintah berlakukan PPKM Darurat berlaku 3-20 Juli 2021.

Walaupun hati kecil menyayangkan tetapi mengingat masyarakat luas sendiri kurang disiplin menjalankan  Protokol Kesehatan sehingga dampaknya terasa dengan meningkatnya kasus Covid1-19 di Jakarat makin meningkat.

Selama ini tetap dilakukan hubungan dengan rekan rekan terutama didaerah daerah yang selama ini sangat membutuhkan turnamen. Bahkan dari Bangka Belitung begitu semangat mengajak AFR kembali menggelar Remaja Tenis di Sungailiat Bangka Belitung. Begtiu juga reka rekan di Bali yang sebenarnya sudah diprogramkan di Bali tapi terhenti. Begitu pula rekan rekan lainnya sudah berkeinginan ikuti turnamen di Bali sekalian liburan katanya.. Ada masalah lain yang tidak terduga adalah PPKM Darurat itu berlaku di Jawa dan Bali. Bahkan lirikan terhadap kota Kupang untuk diadakan RemajaTenis juga terkendala PPKM Darurat ini. Teringat waktu selenggarakan RenmajaTenis di Surabaya, ada peserta yunior berasal dari Kupang. 

Adapun dalam bulan Juli 2021 ada Hari Anak2 Nasional yang jatuh pada tanggal 23 Juli 2021, terpaksa dibatalkan karena situasi keadaan Jakarta. Bahlan dalam rangka Hari Olahraga Nasional ( HAORNAS) yang atuh tanggal 10 Septeber 2021 yang direncanakan juga RemajaTenis dengan terpaksa diundur pula. Begitulah keadaan pandemi Covoi-19 melanda Indonesia berdampak buruk dengan olahraga.

Sapai kapan situasi ini berhenti. Tidak ada yang bisa menjaminnya,Tindakan pertama dilakukan semua tergantung masyaraat sendiri. Disiplin terhadap Pro Kes. 

Kapan aktivitas RemajaTenis mulai berkjalan karena dibutuhkan kehadirannya oleh masyarakat tenis khususnya. Semua tergantung situasi kota Jakarta. Tetapi program sudah siap dijalankan

Semoga situasi ini sempat selesai.  

Senin, 28 Juni 2021

Kekuatiran Selama Ini Terjadi Juga


 Jakarta, 28 Juni 2021
. Timbul kekuatiran dalam melaksanakan RemajaTenis sudah pernah diungkapkan AFR sewaktu pertama kali selama pandemi selenggarakan RemajaTenis Jakarta, Sewaktu bulan Oktober 2020 sampai saat ini terbukti juga. Rasa was was selalu ada karena kelalainan petugas, Maka setiap hari diingatkan melalui WA kepada petugas akan hal ProKes tersebut sehingga harus waspada. Selain masker disediakan juga Rapid test tetap bisa dilakukan sehingga ada atlet takut akan jarum suntik sehingga tidak jadi ikut serta.

Akibat laporan dilakukan oleh salah satu orangtua peserta RemajaTenis ke Pemkot Jakarta Timur sehingga AFR dihubungi oleh Babinsa Kelurahan Cawang,  mau tahu kebenaran laporan tersebut tentang dugaan terjadi kerumunan . Sebenarnya orang tua tersebut adalah pemain lama karena putra putri awalnya sangat aktip ikuti Remaja Tenis tetapi sebalum pandemi Covid-19

Walaupun rekan lainnya sebagai orangtua peserta turut mengomentari kejadian tersebut, sangat menyayangkan laporan tersebut/ Bahkan mengatakan orantua tersebut kurang etis 

Tetapi sempat buat pusing kepala tetapi untungnya sebelum laporan dilakukan penyelenggara sudah persiapkan diri Protokol Kesehatan. Disiapkan Thermo Gun dan pintu masuk hanya satu pintu dan setiap peserta didata dan difoto untuk dokumentasi , Disamping itu peserta masuk diwajibkan untuk cuci tangan di wastafel yang disediakan dengan sabun. Bahkan jika mau masuk kelapangan diwajibkan cuci tangan dulu begitu juga setelah tanding wajib cuci tangan bahkan berlaku juga untuk wasit yang bertugas. Rasa was was selalu ada terhadap pelaksanaaan tersebut, sehingga kontrol harus juga dilakukan terhadap kerja rekan rekan sendiri. Ini memang perlu ekstra kerja. 

Sewaktu Babinsa datang melihat kejadian sebenarnya ternyata kesan positip dengan penyelenggara yang dikatakan tidak ada pelanggaran Pro Kes. Bahkan sempat foto keadaan yang sepi akan penontonnya. Karena panitia mengundang hanya 58 peseta, belum lagi yang batal sehingga jumlah peserta makin sedikit. Kira2 30 % 

Begitulah keadaan selama pandemi Covid-19 , kalau tidak diwaspadai maka tentunya akan timbul cluster baru Kesadaran akan masalah kesehatan ini sudah lama dirasakan bahkan setiap minggu terinma berita di WA group tentng adanya kolega meningal dunia.

Semangat meningkatkan immunitas tubuh juga timbul dengan adanya turnamen tenis juga sebagai cara juga untuk memutus rantai pandemi Covid -19

Kamis, 17 Juni 2021

Kelalaian Atlet Kena W.O

 Jakarta, 16 Juni 2021. Ada yang perlu diketahui dalam mengikuti turnamen turnamen diluar negeri. Setiap turnamen ITF selalu mencantumkan Official hotel sehingga diharapkan seluruh peserta bisa ditampung di hotel tersebut.  .

Maksud dari peninjukkan hotel turnamen agar komunikasi dengan panitia baik dengan Referee dapat berlangsung dengan baik. Karena Referee setiap hari mengeluarkan order of play pada hari esoknya. Dimana Referee berkewajiban meletakkan order of play tersebut. Di tampat pertandigan dan di official hotel. Panitia tidak wajib berikan kelain hotel walaupun banyak yang tinggal bukan dihotel yang telah ditunjuk panitia., dengan maksud murah mau menghemat.

Pernah kejadian di Pusat Tenis Kemayoran. petenis Thailand mengikuti turnamen INA Challenger $ 25,000 Dia tidak tinggal di hotel yang telah ditunjuk panitia. Padalahal hotel ynag ditunjuk hanya berseberangan letaknya tidak lebih dari 100 meter dari hotel tersebut.

Waktu itu sebagai Venues manager AFR dari Pusat Tenis Kemayotan mengetahui hal itu. Karena bukan sebagai panitia hanya lapangan yang digunakan adalah Pusat Tenis Kemayoran.Untuk menoilongnya setiap malam dikirimkannya order of play tersebut. Satu kali kelupaan mengirimkan order of play  ke hotel yang diinapi petenis terkenal dariThailand, Kebetulan dalam order of play tersebut jadwal mainnya adalah urutan pertama kurang lebih pkl 09,00.


Karena kebiasaan terima order of play, maka petenis tersebit santai aja datang kelapangan ternaya sudah di W,O oleh Referee. Itu contoh kesalahan sendiri

Trik Trik Untuk Beri Kesempatan Petenis Tuan Rumah Dapat ATP Point

 Jakarta, 18 Juni 2021. Teringat masa lalu apa yang telah diberikan untuk beri kesempatan petenis tuan rumah bisa lolos ke final, Karena saat ini sangat prihatin sekali atas prestasi petenis tuan rumah . Khususnya petenis putra dibndingkan petenis puteri yang melenglang buana ke Luar Negeri mengikuti turnamen turnamen .

Prihatin terhadap petenis putra sehingga teringat masalalu. Sewaktu dipercaya sebegai Circuit Administratror Green Sands Satellite Circuit. Dulu masih ada turnamen ITF Satelllite Circuit dimana memperebutkan prize money $ 25,000 dibagi dalam 3 circuit dan 1 masters. Point ATP baru didapat setelah masuk master hanya 16 petenos putra mendpaatkan pointnya. Setiap putaran atau circuit berlangsung seminggu maka sstu satellite Circuit memakan waktu 1 bulan

Prize money juga setiap putaran hanya berkissr $ 6,250, Maka total sebulan hanya US $ 25,000. Memeang makan waktu dan beaya tapi menampung atlet yang tidak memiliki point ATP mengumpulkan point. Ini turnamenterkecil wakil waktu otu kemudian naik tingkat Challenger dengan prize money US $ 25,000

Peserta Satellite Circuit adalah petenis manca negara bisa dari USA, Jerman, Inggris dan Asia seperti Jepang, Korea, China , India, Thailand, Filipina dll. Mereka tidak mempunyai point ATP sehingga adanya Satellite Circuit sangat memabantu petenis mendapatkan point.
ATP Begitu juga petenis,  tuan rumah.

Jadi sebagai Circuit Administrator memfasilitasi kehendak ITF Referee atas kebutuhan turnamen dan nanti dibantiu Direktur Turnamen setiap putarannya. Sewaktu itu dilaksanakan di Surabaya putaran pertama kemudian putaran kedua Semarang, putararn ketiga Bandung dan terakhir Jakarta.

Karena pesertanya muda muda sehingga gampang digoda. Karena sponsornya PT Multi Bintang maka AFR minta kepada sponsor dosetiap kota voucher masuk ke diskotik diskotik disetiap kota, Bermodalkan voucher diskotik itu setia malam mengajak petenis asing tersebut. Maksudnya agar terganggu kondisi fisiknya. Bagaimana bisa. Kalau setiap malam pulang hotel jam larut malam sekitar jam 02,00 tentunya ada pengarus waktiu esok 'Bahkan pernah di Bandung esoknya petenis tersebut masuk final tentunya menolak, tapi berkat rayuan sehingga tidak bsa menolaknya. " Ada pemilihan miss Dangdut, Jangan kuatir besok final mainnya jam 10,00;" ujar AFR

Nah betul terjadi seperti yang diduga, Sewaktu mingu terakhir di Jakarta yang masuk final salah satu petenis tuan rumah ( Daniel Heryanto). Begitulah cara dilakukan selama jadi Circuit Administrator. Dan undangan ke diskotik tersebut tidak pernah ditawarkan kepada
petenis tuan rumah

Selasa, 11 Mei 2021

Selenggarakan Turnamen Tidak Tenang, Kenapa ?

Jakarta, 12 Mei 2012. Selama hidup menyelenggarakan turnamen,  baru pada saat pandemi Covid-19 merasa tidak tenang, Timbul kekuatiran selalu pada  hari pelaksanaannya. Itulah yang dialami oleh AFR selama ini.

Dimulai dari  Remaja Tenis Jakarta bulan Oktober 2020 di Elite Club Club Epicentrum Rasuna perasaan tidak tenang selalu menghantui AFR siang dan malam, Karena ada perasaan kuatir dalam pelaksanaan nanti muncul hal hal yang tidak diharapkan sehingga mengacaukan pelaksanaannya nanti.Untung tidak terjadi. Bersyukurlah semuanya.

Tetapi sebagai konsekuensi dalam pelaksanaan harus dikontrol kerja rekan rekan dilapanagan, Apalagi diadakan Rapid Test yang dalam pelaksanaan ada yang tidak lancar. Hal ini dimaklumi karena kerja selama ini sangat santai maka masalah Rapid Test dianggap sepele. Awalnya tidak ada kerja sama antara petugas media dan Referee sehingga tidak 100 prosen seluruh peserta sudah menjalankan Rapid Test. Ternyata ada satu dua peserta saja tidak menjalani Rapid Test karena takut, Maka dari itu pelaksanaan kedua harus ditekankan antara kedua petugas tersnbut harus bisa laksanakan sesuai anjuran AFR. Sekali lagi harus dikontrol baru bisa terlaksana.

Masalah lain muncul jika melaksanaakan protokol kesehatan , maka beaya turnamen akan meningkat. Apa yang harus dilakukan? Biasanya petugasnya dikurangi, Ketika dibicarakan dengan ekan ekan ainnya, rencana petuagas wasit dihilangkan maka timbl kesan ada kemunduruan nagiReaja Tenis. Karena selamainisudah pakai wasit, kok sekaranag tidak, Maka batalah. Tetapi turnamen harus jalan tidak ada kata mundur demi kepentingan tenis belaka.

Syukurlah turnamen berjalan lancar, tidak jadi ada pengurangan tenaga pelaksanaan

Sportivitas Enak Didengar, Tidak Enak Dilaksanakan


 Sportivitas itu sering didengung-dengungkan dalam dunia olahraga. Sportivitas adalah sikap yang menunjukkan perilaku etis dan berintegritas , mengakui keunggulan lawan dalam kompetisi/kejuaraan ataupun menerima kemenangan. Sehingga sportivitas dijunjung tinggi dalam olahraga

Bagi atlet, pelatih, pembina dan tentunya juga para insan olahraga sportivitas seharusnya wajib hukumnya untuk dijalankan. Namun apakah harapan itu bisa dilaksanakan seindah aslinya? Jawabannya memang harus hati-hati karena banyak kisah para pelaku olahraga yang menjunjung soprtivitas. Namun di bagian lain banyak pula yang melenceng dari nilai-nilai luhur olahraga itu.

Bagaimana perwujudan sportivitas itu bisa tercermin bukan saja dari suatu pertandingan atau kejuaran maupun pesta olahraga namun juga dari apa yang ada di balik sebelum pelaksanaan event olahraga itu. Dari sorotan terhadap pelaksanaan pertandingan tenis di Pekan Olahraga Nasional (PON) menarik untuk diamati bagaimana sportivitas itu dipertaruhkan.

Pekan Olahraga Nasional ( PON ) yang tujuan awalnya adalah untuk mempersatukan bangsa. Karena PON I tahun 1949  masih suasana perang, diperlukan untuk mempersatukan bangsa. Perkembangan PON berlangsung berubah kemudian menjadi PON Prestasi sesuai dengan tuntutan jaman.

Kemudian tuan rumah PON sudah tidak mampu  menampung pesertanya sehingga peserta PON mulai dibatasi, jadi berdasarkan kuota, khusus tenis berkisar 96 peserta. Akibatnya tidak semua daerah menikmati dalam keikutsertaannya.

Begitu pula saat itu hanya 12 daerah dari 34 provinsi bisa mengikutinya. Dan sayangnya akibat kurangnya turnamen diakui Pelti didaerah luar Jawa sehingga mayoritas petenis berperingkat nasional seputar pulau Jawa.  

Inisiatif Pelti saat itu mencapai tujuan agar PON Prestasi maka daerah daerah tersebut ditawarkan petenis yang memiliki PNP ( peringkat nasional Pelti) sehingga tersebar keseluruh daerah.

Daerahpun menyambut baik tawaran ini. Karena free of charge. Jadi tidak dibisniskan. Dampak  PON Prestasi maka berlomba lomba daerah mengimport petenis berperingkat dengan iming iming disamping bonus dan dana transfer. Kita akui seharusnya diterapkan Tennis is Businnes seperti yang dicanangkan ketua umum PB Pelti 1986-1990, Drs Moerdiono (alm), tetapi sekarang berubah menjadi atlet dibisniskan. Itulah yang terjadi perubahan drastis.

 Pengalaman sebagai Technical Delegate Tenis PON XVI Palembang 2004, PON XVII Balikpapan, PON XVIII Riau 2012, sering terjadi protes peserta karena merasa atlet binaannya sudah berpindah kedaerah lainnya. Ini akibat ketidak sportivitasnya para pembinanya yang memanfaatkan kelemahan daerah lain yang tidak berhasil melakukan pembinaannya. Karena daerah sekarang lebih bangga atau mengutamakan Prestise dari pada Prestasi. Lebih murah dan cepat mentransfer pemain yang sudah jadi dari pada membina sendiri. Menjadikan seorang juara tidak bisa instan. Dan beaya akan jadi mahal sehingga dipilih cara instan.

 Upaya mengatasi masalah perpindahan atlet sesaat PON oleh KONI Pusat diatur dengan menerbitkan Aturan Mutasi dalam PON, yang dalam hal ini selalu  bisa saja aturan itu diakalin oleh pembinanya untuk memuluskan transfer pemain tersebut karena ada keuntungan tersendiri bagi perantaranya.

Selama daerah berlomba mengejar prestise maka sulit dibendung karena yang punya dana adalah daerah melalui KONI Provinsi. Suatu permainan akal-akalan antara petugas Pelti dan KONI Provinsi memanfaatkan kelemahan pembinaan organisasi Cabor didaerah daerah tersebut.

Transaksi terjadi dalam jumlah ratusan juta rupiah bahkan sudah mencapai miliar. Dan pula sangat rawan terjadi percaloan dilakukan oleh pembina itu sendiri

Penyakit ini sudah menjalar ke tingkat kabupaten dan kotamadya untuk mempersiapkan tim dalam multi event Pekan Olahraga Provinsi ( Porprov).

Tidaklah heran sampai keluarlah pernyataan dari salah satu pimpinan provinsi bahwa PON itu sebaiknya dibubarkan. Alasannya bahwa itu hanya akal akalan pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia didaerah.

Begitu pula dalam Seminar Olahraga di Aula Kemenpora saat itu didepan Ketua Umum KONI Pusat Rita Subowo, August Ferry Raturandang selaku Wakil Sekjen PP Pelti menyatakan bahwa " Sportivitas Itu Hanya Berlaku Untuk Atlet, Tidak Berlaku Untuk Pembinanya". ***

* August Ferry Raturandang – penggiat tenis ( www.suarakarya.co.id)

Senin, 03 Mei 2021

NIAT lebih penting Daripada Dana


 Jakarta, 4 Mei 2021. Apa kunci dari kebehasilan buat turnamen selama ini yang merupakan modal dasar kita ? Tak lain dan tak bukan adalah NIAT. Bukannya DANA yang selama ini dianggap perlu untuk segala kegiatan kita.

Tetapi AFR selalu katakan bahwa tak ada NIAT maka walaupun ada DANA tidak bisa dilaksanakan keinginan bikin turnamen. Ini ditunjukkan dalam merencanakan Remaja Tenis yang khusus untuk yunior sejak tahun 2009 yang sampai sekarang sudah dilaksanakan di 22 Provinsi di Indonesia  dengan total pelaksanaan mencapai 207 turnamen. Bahkan didalam pandemi Covid-19 juga bisa dilaksanakan pelalsanaan RemajaTenis.

Belum lama ini bulan lalu AFR telah membuktikan juga dalam pelaksanaan Turnamen Maesa Paskah yang termasuk turnamen tertua di Indonesia. Padahal perencanaan turnamen Maesa Paskah hanya sebulan saja tetapi bisa dilaksanakan.Karena tidak ada yang bisa menggerakkan tenis Kawanua ini, maka AFR berinisiatip sendiri , Disini AFR tidak memerlukan DANA tetapi NIAT leih penting, karena nantnya DANA itu bisa dicari dengan sendirinya.

Awalnya dimulai dengan melemparkan niat itu dengan memancing emosi warga Kawanua yang peduli atau merindukan adanya turnamen yang merupakan turnamen tradisional tersebut, Memancing emosi kuncinya dengan melemparkan pwrtanauaan tentang Maesa Paskah yang terhenti cukup lama, Kemudain berkembang tentang kepengurusan Maesa, tapi tetap AFR tidak singgung masalah tersebut,a tetap fokus akan turnamen Maesa Paskah atau dulu dikenal dengan Paastournooi

Kemudain diundanglah rekan rekan petenis Kawanua melaui group WA dengan sambutan cukup besar menunjukkan mereka sangat menginginkan turnamen Maesa Paskah terealiser. Langkah berikutnya diundang untuk pertenuan pertama di lapngan tenis Kota Wisata. Hadir pada sotre itu Stanley Rondonuwu, Johan Tumanduk, Jerry Tangkilisan, Army Pantouw, Eric Lumanauw, Angky Rattu,Lucky Tumbelaka  Nico Sompotan,Billy Pakasi, Ilham Saputra-Tumanduk , Agus Mandera dan AFR sendiri. Maka kesepakatan membentuk Panitia Pelaksanaan yaitu Ketua Jerry Tangkilisan dan Johan Tumnduk Sekretaris, Karena waktu sudah dekat kira kira 3 mingu lagi maka dipituskan rapat kedua di lapangan tenis Yolanda Soemarno. Yang hadir saat itu Yolanda Soemarno, Mona Sigar, Harmen Tompodung , Corry Tompodung, Ine Pasla, Anneke Pakasi, Lucky Tumbelaka, Armand Monoarfa, Ginny Monoarfa, Johan Tumanduk, Stanley Rondonuwu, Army Pantouw, Eric Lumanauw, Angky Rattu,Billy Pakasi, Irawati Moerid, Adrian Tapada dan istri, Agus Mandera, Albert Polohindang. dan AFR selaku penggagas saja karena ada masalah dengan pita sura sehingga kesulitan mengeluarkan pendapat. Tapi itu tidak jadi masalah karena kalau ada kingingan dikeluarkan melalui WA saja.

Terjadi perubahan panitia karena Jerry Tangkilisan sedang sakit saat ini, Maka disepakati sebagai AdrianTapada  dan sekertaris Stanley Rondonuwu.

Langkah pertama adalah penentuan waktu pelakanaan dan jenis pertandingan baru bisa diputusakn budget yang diperlukan. Terlaksana sudah turnamen Maesa Paskah 2021 pada tanggal 3-4 April 2021 di lapangan tenis Bea Cukai Rawamangung Jakarta.Karena masa pandmi Covid-19 peserta dibatasi hantya Jakarta dan sekitarnya.Tapi ternyata datang juga dari Makassar, Gorontalo dan Manado

Inilah kisah sehingga keinginan adakan turnamen Maesa Paskah bisa terlaksana. Padahal dana belum ada tetapi dicari kemudian. Tanpa NIAT kemungkinan tidak akan terjadi turnamen Maesa Paskah.

Begitu juga selama ini rahasia pelaksanaan Remaja Tenis bisa terlaksana karena adanya NIAT., Kuncinya juga jika mendengar ada keininginan suatu daerah adakan Turnamen, maka segera ditangkap keinginan tersebut karena ini suatu kesempatan sudah terbuka. Jangan dipersulit maka larilah keinginan itu dari tangan kita sendiri.

Banyak kejadian AFR dengan rekan rekan tenis didaerah daerah. Sebagai contoh di Jayapura jauh disana bisa terlaksana demikian juga di Medan bisa terlaksanna..Begitu juga Palangka RayaKalimantan Tengah. 

Sebenarnya banyak tokoh olhraga baiuk diorgnsiasi tenis maupun klub klub tenis memiliki DANA sebagai pengusaha, Sebenarnya bisa menurut teorinya, tapi kenyataannya tidak bisa. Itu tidak bisa dipungkiri, suatu kenyataan didepan maya kita. Kalau ditanya selalu mengatakan ada niat untuk memajukan Tenis Indnesia , tetapi itu kebanyakan hanyalah Lipservice belaka karena tidak dengan hati mengatakan demikian 


Petenis Berdarah Kawanua Dalam Bingkai Tenis Indonesia oleh August Ferry Raturandang

 Cukup banyak petenis berdarah Kawanua di pertenisan Indonesia bahkan banyak juga ikut andil dalam membela tim nasional Indonesia dalam ajang internasional baik itu multi event dan team event seperti Davis Cup, Fed Cup, Davis Cup Jr, Fed Cup Jr, World Junior Competition.

Petenis Kawanua mewarnai pertenisan nasional kita seperti Samudra Sangitan, Jacky Wullur, Lanny Kaligis- Lumanauw, Lita Soegiarto, Yolanda Mangadil-Soemarno, Danny Walla, Willy Walla, Emric Walla, Donald Wailan Walalangi, Waya Walalangi, Ronny Pasla, Johnny Pasla, Vonny Rompis, Letsy Mantiri, Reintje Saerang, Peter Dumanauw, Unang Mardana, Albert Polohindang, Bunge Nahor, Alfred Raturandang, Ferry Raturandang, Rendy Pangerapan, Max Widi, Luciana Lolong, Conny Maramis, Johan Tumanduk, Wanda Tumanduk, Jimmy Tumanduk, Michael Sitepu, Marco Sitepu, Irawati Moerid, Solihati Moerid, Lamsriati Moerid, Derby Sugondo, Wibawa Sugondo, Dirgawan Sugondo, Ricky Ticoalu, Beno Ticoalu, Ruby Rungkat, Ira Rungkat, Titi Rungkat, Clifford Wuisan, Ferry Faried, Franky Faried, Julia Rampen, Aga Soemarno, Tanya Soemarno,,


Joanne Kussoy, Tony Sangitan, Waya Mandang ,Maya Mandang, Vivi Rogi, Vera Lumi, Yova Sumampouw, Damopolii, Yvo Hubner, Reza Hubner, Patrick Waworuntu, David Waworuntu Andrew Sondakh, Andrew Mamahit, Ivan Tulis, Dave Makamian, Andrian Raturandang, Rivelino Raturandang, Anasthasa Raturandang, Dino Raturandang, Christina Raturandang, Stanley Mamangkey, Rocky Wawolumaya, Pingkan Lumenta, Bianca Soegiarto, Andre Pasla, Ivan Pasla, Lia Boediono, Ruthy Watupongoh, Hannoch Watupongoh, Ferly Montolalu, Jane Maukar, Yerry Pattinasarany, Stanley Sanger, Michael Pakasi, James Memah, Greatna Subandi, Stanley Mandei, Septi Mende. Muncul lagi Angel Lontoh, Ana Kawengian, Daniel Kawengian, Daniel Sanger, Yulia Sanger, Sharon Watupongoh, Christine Watupongoh, Ricky Sondakh, Rendy Reo, Skia Sumual . Ibaratnya reuni saat itu jika dalam kejuaraan-kejuaraan nasional baik yunior maupun senior.

Generasi berikut muncul Armando Soemarno, Fabian Soemarno, Giorgio Soemarno, Samantha Nanere, Christopher Rungkat, Jessy Rompies, Jeje Nahor, Jonathan Nahor, Patrick Mahone, Claudio Lumanauw, Giovanny Lumenta, Kayla Paath.

Jika melihat nama nama tersebut, ciri khas petenis Kawanua berasal dari Tenis Keluarga. Dimulai dari Orangtuanya turun ke anak anaknya dan bahkan sampai ke cucunya.

Turnamen tenis Paskah Maesa yang awalnya sebagai persyaratan ikut serta wajib dari keluarga Kawanua. Bertahun tahun turnamen traditional dipertahankan sehingga banyak hadir petenis keluarga tersebut.

Kegigihan Tjok Muntu saat Surabaya selaku tuan rumah mempertahankan Turnamen Tenis Paskah Maesa hanya boleh diikuti oleh Kawanua murni. Karena cabang cabang olahraga lainnya banyak simpatisan non Kawanua yang membuktikan kesetiaannya sebagai anggota POR Maesa. Akibatnya pintu Maesa sudah dibuka ” OP EN KIERTJE” . Namun masih sangat kecil. Tetapi khusus tenis masih ada pembatasan yang cukup ketat.

Tahun 1988, tokoh tokoh Maesa berpikir bahwa sudah beberapa petenis Kawanua menjadi petenis nasional dan perlu diorbitkan menjadi produk Maesa. Diberikan wadah kejuaraan nasional Maesa Super yang dipisahkan dengan Paskah Maesa dalam kepanitiaan.

Sebagai juara tunggal putra Maesa Super adalah Dede Suhendar, Ganda putra Sulistiono/Bunge Nahor. Tunggal putri Utaminingsih dan ganda putri Utaminingsih/Lukky Tedjamukti.

Tahun 1989 berlanjut Maesa Super yang juga merupakan kalender Turnamen Diakui Pelti( TDP) sebagai juara tunggal putra Suharyadi, juara tunggal putri Yayuk Basuki, ganda putra Bonit Wiryawan/Daniel Herjanto dan ganda putri Irawati Moerid/ Yayuk Basuki. Kemudian juga selain Paskah Maesa juga terselenggara Maesa Super.

Kemudian yang akhir-akhir ini diselenggarakan di Jakarta kemudian dipindahkan ke Makassar dan Menado dengan tujuan untuk meningkatkan pertenisan daerah sesuai program PP Pelti. Tetapi ini awal dari kelesuan Paas Tournooi alias Turnamen Tenis Paskah Maesa. Terakhir kali di Manado 2018. Setelah itu tidak kedengaran lagi gaungnya.

Ada pesan singkat yang bermakna tidak bisa dilupakan datang dari tokoh Kawanua Surabaya, N.Rumeser. ” Marilah torang samua, torang pe anak anak deng cucu cucu, marilah torang samua berusaha mati matian supaya POR Maesa deng segala macam up and down-nya tetap berdiri dan akan mencatat suatu umur yang tinggi, yang tak dapat disangka”. Ungkapan inDai dikaitkan hampir tercapai 100 tahun Paas Tournooi pada tahun 2024 nanti yang lahir pada tahun 1924. Patut juga direnungkan bagi insan tenis Kawanua.(Penulis adalah pemerhati tenis dan promotor RemajaTenis Nasional).

Jumat, 30 April 2021

Menelusuri Turnamen Tenis Tertua di Indonesia oleh August Ferry Raturandang

 Kalau ditanya turnamen tenis tertua di Indonesia maka sulit akan menjawabnya. Yang banyak dialami atau diikuti masyarakat tenis saat ini adalah era 1990. Dan hanya beberapa yang lenggeng seperti Thamrin Cup( Jakarta), Fiks ( Bandung), New Armada ( Magelang), dan beberapa turnamen baru diera 2000.

Siapakah yang masih ingat akan Paas Tournoi? Tidak banyak yang tahu kalau Paas Tournoi lahir pada tahun 1924 sehingga namanya berbau ke belanda2an. Hanya petenis kawanua yang masih ingat walaupun sudah mulai cenderung melupakan.

Kalau turnamen Paskah Maesa so pasti diingat, yang sebenarnya berkembang dari Paas Tournoi menjadi turnamen Paskah Maesa karena diselenggarakan pada liburan Paskah. Nah sebentar lagi liburan Paskah yaitu 2-4 April 2021, mengingat kembali turnamen Paskah Maesa.

Awalnya sekumpulan pemuda Kawanua dari perantauan berkumpul di Bandung untuk bermain tenis di lapangan tenis Pasir Kaliki. Tercetus idea untuk liburan Paskah maupun Natal diadakan turnamen tenis. Rasa persaudaraan cukup kental dan ciri khas orang dari Minahasa adalah senang.

Kangen akan kampung halaman sudah cukup dengan mewujudkan pertemuan baik dilapangan tenis pun jadi. Turnamen tenis berlangsung di liburan Paskah dan Natal. Seterusnya hanya liburan Paskah sehingga namanya Paas Tournoi.

Mengingat agar langgeng dibentuk organisasi tenis yang terdiri dari kawanua Surabaya, Bandung dan Batavia ( Jakarta ) namanya MITO ( Menadonese Interstedelijke Tennis Organisatie).

Pemuda tersebut adalah Anton Najoan bersama Willem Laoh, Wim Najoan, Ferdie Lapian dari Bandung, dan Paul Rumate , David Ranti, Wim Ranti, F.Laoh,dan Wim Gontha dari Batavia atau Jakarta bersama pemuda Salem Ngion dari kota Surabaya.

Pada tahun 1924 juga para penggemar sepakbola mendirikan VVM ( Voetbal Vereniging Minahasa) yang kemudian cikal bakal klub sepakbola Maesa.
Pada tahun yang ssma didirikan klub Catur DE PION.

Tahun 1934 dibentuk organisasi kepemudaan yang diberi nama J.V. Maesa ( Jongeren Vereniging Maesa = Persatuan Pemuda Maesa)

Dari masing2 cabang olahraga timbullah pertandingan pertandingan dengan nama yang dikaitkan dengan libura Paskah yaitu Paas Tournoi.

Kegiatan Paas Tournoi ini berlangsung setiap tahun dan kota terakhir sebelum pecahnya perang dunia kedua berlangsung di Surabaya, untuk kemudian kegiatan terhenti beberapa tahun sampai sesudah perang dunia kedua bahkan sampai sampai pada masa perang kemerdekaan dan sesudahnya.

Kegiatan turnamen tenis Paskah Maesa bangkit kembali sekitar tahun 1954 di Jakarta, 1955 di Surabaya, 1956 di Bandung, 1957 di Jakarta. Tahun 1958-1960 kegiatan antar kota terhenti.

Kemudian dicetuskan ” PON Mini” di Senayan Jakarta pada hari Paskah dengan cabang cabang olahraga Bridge, Catur, Tenis, Bulutangkis, Sepakbola, dengan kontingen peserta berasal dari Medan, Palembang, Bogor Jakarta Bandung, Jogja, Semarang, Surabaya, Malang Denpasar, Ampenan, Ujung Pandang, Manado dan Tondano.

Sebenarnya tahun 1965 direncanakan lagi tapi keburu dilarang oleh Presiden Soekarno karena sukuisme. (Penulis adalah pemerhat tenis dan promotor RemajaTenis Nasional).

Apa ciri khas Paas Tournoi sehingga secara tidak langsung bisa melahirkan petenis Kawanua setiap dekade?
Secara tidak langsung dengan rasa kangen untuk berkumpul dilapangan tenis timbul saling berkompetisi untuk berprestasi. Apalagi adanya jenis pertandingan pasangan suami istri, suatu pertarungan yang cukup bergengasi dimata Kawanua. Istilah Kawanua akar katanya adalah ” WANUA” atau ” BANUA” atau suatu daerah pemukiman atau kampung yang dihuni oleh penduduk anak suku Minahasa.
Istilah ” Kawanua” timbul dan populer di rantau biasanya digunakan oleh perantau yaitu mereka yang datang dari Menado/Minahasa (Disalin dari www.tribunolahraga.com


Tolong Beri Kami Turnamen

 Pembinaan tenis butuh waktu yang panjang untuk bisa menikmati hasilnya. Demikian pula prosesnya tidak kelihatan secara nyata selama ini. Tetapi turnamen bisa dilihat secara nyata adanya suatu kegiatan di satu tempat. Faktanya turnamen itu termasuk salah satu unsur di dalam pembinaan. Bukannya terpisah seperti dipikirkan selama ini.

Pemikiran selama ini selaku pembina tenis baik ditingkat klub atau induk organisasi tenis daerah maupun pusat, terfokuskan kepada peningkatan kwalitas atlet dan pelatih. Justru dilupakan adalah pemassalan atau menciptakan atlet-atlet baru.

Contoh positiF selama ini adalah apa yang dilakukan sejak tahun 1924 secara rutin adalah " Paas Tournooi" atau Turnamen Tenis Paskah dilakukan oleh sekumpulan masyarakat Kawanua di perantauan dengan label Maesa yang artinya " Bersatu". Muncullah atlet tenis berasal dari masyarakat Kawanua di perantauan, sebagai tulang punggung tim nasional Indonesia.

Siapa yang tidak kenal nama nama yang tidak asing didengar seperti Lita Soegiarto, Yolanda Soemarno, Lanny Kaligis, Samudra Sangitan, Jacky Wullur diikuti Donald Wailan Walalangi, Waya Walalangi, Aga Soemarno, Irawati Moerid, Solihati Moerid. Kemudian datang pula era Andrian Raturandang, Septi Mende,  Christopher Rungkat, Jessy Rompies dalam membela nama Indonesia baik di multi event dan single event.


Sedangkan Maesa khususnya tenis  sendiri tidak membina langsung, hanya fokus kepada turnamen turnamen yang rutin sejak tahun 1924. Walaupun sempat terputus oleh keadaan yang tidak memungkinkan seperti Perang Dunia dan sebagainya, tapi semangat itu masih ada sampai sekarang.

Turnamen itu ibarat "show room" baik untuk atlet, pelatih, klub maupun induk organisasi tenis tersebut. Tempat untuk menunjukkan hasil pembinaan atau memperlihatkan kegiatan yang nyata bagi klub maupun induk organisasi tenis itu sendiri. Ada berapa klub yang ada di Indonesia. Ini belum sampai tercatat, mungkin sudah pernah dilakukan tapi tidak pernah di expose sehingga tidak diketahui.

Sayangnya, sempat pula ada Turnamen Antarklub dilaksanakan di Jakarta tapi tidak berkelanjutan sehingga data klub tenis tidak terdeteksi. Tapi ada berapa induk organisasi tenis baik tingkat provinsi maupun kabupaten atau kotamadya so pasti bisa diketahui berdasarkan jumlah provinsi dan kabupaten/kotamadya. Tapi sempat pula diadakan di Jakarta turnamen antar provinsi. Sama nasibnya dengan turnamen antar klub tanpa kelanjutannya.

Begitu juga turnamen antarperguruan tinggi. Sempat terlaksana turnamen antarperguruan tinggi. Sayang tidak berlanjut sama nasibnya dengan turnamen antarklub. Begitu pula tenis sudah tidak tercatat sebagai cabang olahraga yang dipertandingkan di Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS).

 Kuncinya keberhasilan adalah rutinitas diselenggarakan

Turnamen diselenggarakan baik untuk kelompok junior sebagai bagian dari pemassalan, untuk kelompok umum yang biasa disebut dengan kelas prestasi bagi segelintir orang menamakannya, kemudian kelompok veteran (bukanlah kelas pejuang perang). Istilah veteran tidak digunakan ditingkat internasional tetapi istilah Seniors yang lebih tepat. Sejak dahulu kala sampai saat ini yang paling sering (bukan paling banyak) adalah turnamen veteran. Bahkan induk organisasi yang menangani kelompok veteran (mulai usia 30 tahun keatas) ada 2 organisasi sejak sekitar tahun 2014 lahirlah organisasi baru yang menangani turnamen veteran.

Justru organisasi baru menangani veteran lebih agresif menyelenggarakan turnamen tenis veteran.

Penghormatan Bendera Republik Indonesia diiringi Lagu Indonrsia Raya hanya terjadi sewaktu kunjungan Presiden Republik Indonesia ke manca negara dan juga terjadi ketika dalam upacara pemenang dimulti event maupun team event seperti Davis Cup dan Fed Cup. Jadi suatu kebanggaan jika terjadi hak itu.

Nah betapa pentingnya turnamen itu sendiri patut dipikirkan kembali baik oleh pemerintah maupun induk organisasi olahraga tenis maupun klub tenis itu sendiri.

Saat ini jika ditanyakan kepada atlet tenis baik junior maupun senior apa yang dibutuhkan mereka. Jawabannya apakah butuh raket, bola, atau pelatih tapi kenyataannya bukan itu jawaban mereka. Mayoritas jawabannya sama yaitu "tolong, beri kami turnamen".

Begitu polosnya jawaban diberikan mereka. Yang memprihatinkan sekali sejak terjun jadi petenis yang berkecimpung dalam turnamen nasional 1961, yang sampai saat ini masih terjadi khususnya petenis luar Jawa. Bayangkan sudah 60 tahun kenyataan itu masih terjadi.

Siapa yang peduli nasib mereka, kalau tidak dimulai dari diri sendiri. Karena hanya satu permintaan mereka adalah berikan turnamen baru bisa menuntut prestasi mereka  Ibaratnya tanpa turnamen tidak akan bis
a nenuntut prestasi.

Yang lebih sedih kalau pemerintah menuntut prestasi tapi kenyataannya lapangan tenis lebih banyak kena gusur khususnya Ibukota Jakarta. ***


* August Ferry Raturandang – penggiat tenis  dikutip dari www.suarakarya,co,kid

Minggu, 25 April 2021

Dampak Positive Dari Pandemi Covid-19

Jakarta,25


April 2021
. Semenjak pandemi Covid-19 melanda dunia maka kegiatan turnamen sempat terhenti termasuk turnamen akbar sekalipun. Tetapi secara bertahap kegiatan itu akan pulih sedemikian rupa karena kegiatan olahraga termasuk salah satu program peningkatan immunitas tubuh manusia.

Hal ini juga diqlami oleh Turnamen Diakui Pelti. Yang sementara pandemi Covid-19 menutup pintu bagi semua kegiatan TDP nasional maupun internasional. Sampai pada tahun 2021 PP Pelti membuka pintu untuk kegiatan TDP Nasional dengan syarat asal mendapatkan ijin oleh Pemerintah Darah setempat. Maka dari itu, turnamen yang pertama masuk dalam kalender TDP Nasional adalah turnamen Piala Rektor UNP di Padang tetapi khusus kelompok  umum sala. 

Memang saat ini yang memenuhi persyaratan adalah kelompok umum karena pesertanya terbatas tidak melebihi 100 peserta untuk putra maupun putri sehingga kalau mau selenggarakan adalah harus terpisah antara putra dan putri. Untuk kelompk yunior sulit untuk diterapkan karena pesertanya cukup besar . Saat ini sekitar 300 peserta bisa terjadi.

Tetapi turnamen tenis tidak berhanti dengan keadaan pandemi Covis-19 ini, ternyata turnamen tenis dimeriahkan oleh turnamen veteran didaerah daerah begitu semaraknya dilaksanakan karena kebutuhan petenis.

Satu satunya turnamen yunior dilaksanakan sejak Oktober 2020 adalah RemajaTenis, dengan syarat jumlah peserta dibatasi. Dibawah 100 peserta. Berbagai cara dilakukan untuk merealisasikan keinginan adakan turnamen.sehingga keluar aturan yang baku tetapi karena turnamen itu kebutuhan atlet maka peminatnya pun banyak. Sehingga timbul organizer turnamen banyak bermunculan muka muka baru. Dampak positive dari situasi ini.