Senin, 04 Juni 2018

Buka Kerjasama Dengan Pihak Lainnya

Jakarta, 4 Juni 2018. Selain jalankan turnamen RemajaTenis setiap bulannya kali ini bisa jadi hanya sebagai pelaksana turnamen tenis yunior. Tidak menggunakan bendera RemajaTenis, hanya sebagai pelaksana. Hal ini muncul setelah bertemu dengan rekan Goenawan Tedjo, mantan wakil Sekjen PP Pelti (2012-2017}. Ada inisiatip kerjasama . Dia yang mencarikan sponsor sedangkan saya sebagai pelaksana. Karena semua tahu kalau dia lagi konsentrasi dengan sekolah tenisnya yang sedang naik daun.
Memang kalau kita mau bekerjasama dimana masing masing pihak bisa menjalankan fungsi masing masing. Sehingga tidak ada kesan rakus mau mengambil semua porsinya sehingga tugas masing masing bisa sukses bersama.

Harus bisa bedakan pendapat pribadi atau organisasi

Jakarta, 4 Juni 2018. Kaget juga ketika mendengar langsung dari rekan pelatih tenis BN kalau dia bertemu dengan mantan petenis nasional YT yang kali ini duduk sebagai anggota PP Pelti periode 2017-2022.  Dia  bilang kalau menurut YT saat ini PP Pelti uangnya tinggal Rp 300 juta. 
Bagi saya bukan masalah soal dana tersebut, tetapi sumber berita tersebut yang jadi persoalan. Apalagi yag berkoar koar justru dari  anggota pengurus sendiri.

Kesan negatip pun muncul dengan berita tersebut, kalau dikaitkan juga dengan telah pensiunnya Ketua Umum PP Pelti saat ini mulai Mei 2018. Tentunya semua pihak akan berpikiran negatip.

Memang tidak mudah duduk dalam induk organisasi seperti PP Pelti, karena angotanya harus dan wajib menjaga kerahasiaan didalamnya dan juga harus bisa membedakan pendapat pribadi dengan pendapat organisasi. 

Hal ini saya selalu ingat pesan Ketua Umum PP Pelti (2002-2012) Martina Widjaja sewaktu sama sama duduk dalam kepengurusan PP Pelti. Kita harus bisa bedakan. Karena Martina tahu kalau saya suka menulis artikel dimedia media.

Sebagai Sport Expert Asian Paragames 2018

Jakarta,  4 Juni 2018. Kedudukan baru ternyata masih seperti semula yaitu sebagai "Sport Expert" didalam INAPGOC 2018 dalam persiapan pelaksanaan Asian Paragames 2018 yang diselenggarakan di Jakarta pada tangal 6-12 Oktober 2018.
Diberi penjelasan oleh Direktur Sport Fanny Riawan kalau tugas saya dibantu rekan muda Isaac asal Timor dari kantor Kemenpora adalah membantu tim nasional Asian Paragames yang TC nya di Solo dengan berikan masukan masukan sebagai sport expert terhadap strategi tim pelatnas mendapatkan medali emas seperti yang ditargetkan oleh NPC (National Paralympic Committe) yang dulu dikenal sebagai BPOC (Badan Pembina Olahraga Cacat).

Dulu BPOC dibawah naungan KONI Pusat seperti Pengurus Besar Induk Organisasi lainnya. Kali ini sudah keluar dari KONI berdiri sendiri dibawah Kantor Kemenpora RI.
Setiap Asian Games selesai selalu diikuti juga Asian Paragames. Oleh karena itu Asian Games 2018 selesai maka dilanjutkan dengan Asian Paragames 2018. Biasanya dinegara lainnya kepanitiaan ini satu tetapi di Indonesia beda. Karena ada KOI (Komite Olimpiade Indonesia ) dan NPC yang berdiri sendiri sehingga kepanitiaannya berbeda..

Beralih Tugas di INAPGOC 2018

Jakarta 4 Juni 2018. Akhir akhir ini kesibukan makin bertambah setelah terlibat kembali di Asian Paragames 2018. Awalnya Oktober 2017 saya diundang selaku sport expert oleh INDONESIA ASIAN PARAGAMES ORGANIZING COMMITTEE (INAPGOC) untuk membantu dalam kepanitiaan Wheelchair Tennis di ajang Asian Paragames 2018. Masalah wheelchair tennis bukanlah suatu yang asing bagi saya karena dulupun Asean Paragames 2011 di Solo saya sebagai Ketua Panpel. Saat itu ditunjuk oleh PP Pelti.


Nah sekarang timbul tanda tanya, saya dipanggil karena PP Pelti sewaktu dikirimkan surat tidak ada respons, sehingga panpel sudah harus menmbuat THB (Technical Hand Book). Penunjukan saya ikut terlibat didunia tenis Kursi Roda sebenarnya menimbulkan pro dan kontra didalam Pelti sendiri. Bisa dilihat sewaktu saya dipercaya sebagai Technical Delegate Asean Paragames 2017 di Kuala Lumpur September 2017. 

Dan saya menyadari jika suatu saat kedudukan ini akan tergusur jikalau Pelti mendatang muncul muka muka baru. Dan benar juga kejadian setelah bergabung Oktober 2017 sampai dengan Maret 2018 maka saya harus menerima kenyataan karena PP Pelti telah keluarkan surat penunjukan dimana nama saya tidak tercantumkan. Artinya kedudukan saya keluar dari jabatan ACM(asistent competition mgr)

Tetapi saya kemudian dihubungi lagi oleh Inapgoc bagian HR untuk dikirimkan biodata dan foto copy KTP dll sebagai persyaratan masuk dalam panpel. Padahal saya sudah pernah kirimkan data data teresbut sewaktu pertama kali diundang.