Jumat, 26 Juni 2020

Modal Dasar Petenis Kawanua


Jakarta, Juni 2020 Melihat prestasi petenis berdarah Kawanua di kancah tenis nasional muncul akibat tenis keluarga yang sudah ditanamkan sejak dulu kala dan selalu hadir disebabkan  memiliki sifat kompetisi. Tidak mau kalah, fighting spirit tinggi. Ini sebagai modal dasar  petenis nasional yang  penting sehingga selalu hadir petenis Kawanua setiap generasi.

Sejarah mengatakan , diawali dari rasa ingin berkumpul sesama Kawanua yang berada diluar Sulawesi Utara diisi dengan acara bertanding tenis  dalam komunitas tenis yang dikenal sebagai Maesa Paskah sejak 1924. 

Diawali munculnya Menadonese Intersedelijk Tennis Organisatie (MITO) sampai menjadi  POR Maesa yang mengorganiser pertandingan tenis dalam rangka hari Paskah. Dan setiap tahun berkumpul saling adu jago dilapangan tenis, secara rutin. Sehingga dikalangan Kawanua olahraga tenis sudah merupakan langganan setiap tahun. Berkumpul keluarga demi keluarga sehingga terjalin kekeluargaan cukup besar.


Oleh karena itu saat ini sudah waktunya Tenis di Bumi Nyiur Melambai lebih digalakkan dengan cara mendasar itu, kompetisi diperbanyak . Contoh sudah diberikan para orang tua kita sejak 1924 lalu oleh MITO sepatutnya ditiru oleh PELTI setempat. Jika terlaksana secara rutin , bisa menimbulkan minat masyarakat di Sulawesi Utara menjadi pecinta tenis secara beraturan sehingga bagi pelatih pelatih tenis lebih bergairah meladeni keinginan masyarakat tenis.

Karena dengan adanya turnamen yang rutin itu akan memotivasi masyarakat untuk menunjukkan jagonya di lapangan tenis. Kenapa tidak memanfaatkan sifat dasar masyarakat untuk kompetisi saling menunjukkan keahliannya merupakan modal dasar menciptakan sportivitas.

Dengan adanya turnamen nasional ditambah internasional secara tidak langsung promsi pariwisata bisa dikaitkan dalam pelaksanaan turnamen tenis.

Dikemas dengan baik wisata kuliner khas Manado atau  wisata laut dengan BUNAKEN nya. Itu daya tarik bagi Manado yang saat ini dikenal dengan Kota Rapat Internasional dari pada olahraga tenis padahal secara nasional peranan petenis Kawanua selalu hadir dalam event internasional mewakili Indonesia  setiap generasi.

Mulai Christopher Rungkat dan Jessy Rompies saat ini  kemudian sebelumnya ada Andrian Raturandnag. Sebelumnya muncul nama Romana Tedjakusuma , Irawati Moerid, Waya Walalangi, Septi Mende dengan trio SMS (Septi,Maya,Sandy), Aga Soemarno. Kemudian sebelumnya ada  lagi Donald Wailan Walalangi, Yolanda Soemarno ( Mangadil) , Lanny Kaligis (Lumanauw) Lita Liem ( Soegiarto ) , Jacky Wullur, Samudra Sangitan.

Tugas kita bersama untuk melahirkan petenis asal Sulawesi Utara didaerahnya sendiri . Janganlah terjadi persaingan selama ini , untuk kepentingan sendiri,. Penyakit baku cungkil itu kelemahan tenis Sulawesi Utara. Hilangkan rasa tidak percaya dari masyarakat terhadap organisasi olahraga. Banyak kecurigaan selalu datang dari masyarakat yang dengan sendirinya merugikan bagi pertenisan Sulut
Apa yang harus kita lakukan sebagai solusi untuk turut mendongkrak pertenisan Sulut. Sudah berapa kali Sulut absen diajang Pekan Olahraga Nasional

Teringat akan Anggaran Rumah Tangga Persatuan Tenis seluruh Indonesia 2017-2022 Pasal 23 dan 24 tentang tugas Pengurus Provinsi Pelti dan Pengurus Kabupaten /Kota Pelti yang menyebutkan antara lain adalah menyelenggarakan turnamen nasional maupun internasional , dipakai sebagai acuan untuk memulai kegiatan pertenisan Sulawesi Utara.

Kemampuan orang Sulawesi Utara tidak perlu diragukan hanya yang jadi hambatan  selama ini adalah Niat yang terbelenggu dengan saling baku….

Mari kita buka hati dengan melepaskan segala kepentingan politik yang lebih seru di Manado dibandingkan olahraga. Banyak pihak akan membantu pertenisan Sulawesi Utara , menunggu uluran dari petinggi induk organisasi tenis.

Materi petenis potensial sudah ada, sarana lapangan tenis sudah memadai di gunakan  secara nasional maupun internasional.

Bibit bibit sudah bertaburan di Sulawesi Utara tetapi kurang diasah sehingga banyak yang kabur lari ke Soft Tennis atau jalan ditempat. Sayang sekali petenis yang potensial tidak berkembang justru dinegeri sendiri . Menurit pengamatan  selama ini ada beberapa nama petenis yunior muncul dan yang perlu mendapatkan perhatian seperti Giovan Leon Lumenta, Jonathan Nahor, Mayreski Patabang, Skiva Sumual  dan beberapa petenis yunior di Tondano.

Tapi tentunya sekarang lebih mementingkan Kesehatan nomor satu sehingga turnamen baru bisa diselengarakan tahun 2021. Tapi sudah waktunya diprogramkan mulai sekarang dipersiapkan paling lambat sudah bisa dimulai tahun 2021 . Bravo Tenis Sulawesi Utara. (Dikutip dari Harian Manado Post ditulis oleh August Ferry Raturandang)

Tidak ada komentar: