Rabu, 31 Desember 2014

Nah, Ini Tugas Siapa

Jakarta, 1 Januari 2015. Kalau kita sering mendengar keluhan keluahn masyarakat tenis terhadap program pembinaan oleh induk organisasi kita yang tercinta. Tetapi tidak berikan solusinya sehingga saya anggap semua itu seperti angin berlalu saja dikemudian harinya. Nah, apa yang bisa kita lakukan kalau mau peduli dan menurut saya bisa kita lakukan bersama sama saling bahu membahu. Bagi yang pandai mencari sponsor marilah bergabung dengan yang mempunyai programnya. Kalau hanya ribut masalah lainnya maka tidak akan terselesaikan semua keinginan kita bersama sama. Akibatnya banyak yang sudah tidak peduli lagi dan akan beralih visi dan misinya.

Pernak Pernik Tenis Indonesia diakhir tahun 2014

Jakarta, 1 Januari 2015. Memasuki tahun 2015 meruapakan tahun yang baru meninggalkan tahun 2014 dengan penuh catatan penuh terhadap kehidupan pertenisan Indonesia. Sudah banyak yang telah dilakukan oleh rekan2 tenis baik dari petenis , orangtua sebagai pendukung mutlak diikuti pula oleh klub , induk organisasi tenis (Pelti) mulai dari tingkat Cabang , Daerah sampai Pusat.
Menyadari banyak hal tersebut masih banyak pula yang harus kita lakukan. Menurut pendapat saya yang lebih utama adalah prestasi yang diutamakan. Kalau dari prestasi petenis Indonesia justru masih jauh dari keinginan masyarakat tenis Indonesia. Karena sampai hari ini mulai dari Christopher Rungkat belum terlihat adanya kemajuan dan menurut pendapat saya justru menurun. Karena beberapa tahun lalu prestasi Christopher Rungkat dan kawan kawannya masih jauh lebih baik dan bisa dilihat peringkat dunianya. Christopher Rungkat mencapai puncak peringkat dunianya ATP-241.

Jumat, 26 Desember 2014

Beri Contoh Tidak Baik

Jakarta, 26 Desember 2014. Hari ini saya terima telpon dari rekan tenis saya yang cukup komunikatip dengan saya. Saya kaget juga tapi hanya bisa mengelus elus dada saja. Karena berita ketidak sportipan didalam dunia tenis kita itu diberi contoh oleh induk organisasi kita sendiri. Ini sebagai salah satu penyebab dari tidak majunya dunia olahraga kita, bukan hanya tenis tetappi mencerminkan dunia olahraga seluruhnya. Yait ketidak sportipan ditunjukkan oleh pembina sendiri.
Masalah ASEAN UNIVERSITY GAMES 2014 yang baru berlangsung di Palembang. Yaitu msuknya petenis nasional mewakii mahasiswa Indonesia. Dan hal ini sudah diketahui oleh rekan dari Thailand yang selama ini cukup dekat dengan Indonesia.

Senin, 22 Desember 2014

Cerita sekelumit Forum Diskusi

Jakarta, 21 Desember 2014. Disela sela pelaksanaan turnamen nasional RemajaTenis Jakarta-7 di lapangan tenis Kemayoran saya berjumpa dengan salah satu rekan asal Lampung yaitu Leo Nangin yang juga berprofesi sebagai pelatih tenis. Diceritakannya masalah pertemuan yang dilakukan PP Pelti yaitu "Forum Diskusi" di hotel Borobudur beberapa hari lalu. Saya diberitahu masalah adanya forum diskusi oleh rekan2 Pengda Pelti tetapi saya kemukakan kalau itu ada undangannya maka saya mau hadir.. 

Selasa, 16 Desember 2014

Final PON Remaja Tak sempurna

Jakarta,  15 Desember 2914, Ketika menerima laporan kalau babak final PON Remaja-1 di lapangan tenis Brawijaya surabaya ada kejadian yang sangat menyedihkan dan bahkan belum pernah terjadi di multi event.
Saat final terjadi dua kejadian yang sama yaitu tunggal putra antara Jawa Barat melawan Jawa Tengah. Memang difinal kali ini terjadi antara Jawa tengah meawan Jawa Barat bak di tunggal putra, tunggal putri dan ganda campuran.
Tunggal putra baru berlangsung set pertama dan diset kedua terjadi petenis Jawa Tengah Iswandaru Kusumo Putro menyerah karena muntah muntah dan cidera engkelnya seperti yang disampaikan oleh Referee Sony Irawan kepada saya. Kemudian hal yang sama ditunggal putri Arrum Damarsari Jawa Tengah mundur diset kedua melawan Rifanty Dwi Kahfiani.

Senin, 15 Desember 2014

Bertemu Teman Lama dari Singapore

Jakarta, 15 Desember 2014. Terima telpon dari rekan lama ditenis asal Singapore. S.Uthrapathy kalau dia berada di Jakarta. Mau ketemu PP Pelti dan rencana mau adakan acara di Jakarta seperti yang telah dilakukan di Manila, Singapore dengan datangkan petenis kondang seperti Andre Agassi, Serena William, Ana Ivanovic dengan bendera IPL yang dimotori oleh mantan petenis dunia asal India Mahesh Bhupatty.
Dia tiba langsung cek lapangan Istora yang mau digunakan bersama dengan salah satu pengurus PP Pelti.
Malamnya kami bertemu untuk dinner di Satay House Senayan. Ngobrol masa lalu tentang pertama kali kita berkenalan yaitu di seminar Davis Cup di Pattaya Thailand. Maka disebutlah nama2 rekan rekan duu ikut dalam acara tersbut, dan salah satunya sudah meninggal asal Fiipina yaitu Ajay Pathak. Begitu pula sewaktu ikuti ATF Meeting di Tashkent Uzbekistan (th 2000) (saya bersama Enggal Karjono), meeting ITF di Antalya Turkey, AGM ITF di Merakesh Morokko.

Sabtu, 13 Desember 2014

Masalah PON Remaja Terulang lagi ttg kasus status atlet

Jakarta, 13 Desember 2014. Beberapa hari lalu saya terima telpon dari rekan tenis bercerita tentang kasus protesnya Kalsel diajang PON Remaja-1 di Surabaya. Kalau lihat masalahnya adalah Setia Indri itu awalnya dari Kalimantan selatan dan berlati di Jakarta sudah lama tetappi masih sering membela nama Kalimantan selatan.
Aneh, menurut saya ini ada kesalahan dari PON Remaja sendiri karena kenapa di technical meeting masih diperbincangkan masalah status atlet. Timbul satau pertanyaan saya yaitu apakah sebelumnya oleh Pelti tidak diedarkan daftar peserta keseuruh Pengda Pelti ?

Kamis, 04 Desember 2014

Coba adakan RemajaTenis di Aceh

Jakarta, 12 Desember 2014. Pagi ini saya terima telpon dari salah satu pelatih di Banda Aceh yang saya kenal sedikit aneh. Tapi kejutan ini saya tangapi dengan baik saja. Ternyata dia ingin tanya masalah raket tenis yang ada di Jakarta. Tetapi dia kaget juga dengar kalau saya sudah tidak duduk dikepengurusan Pelti lagi.
Dan ketika saya berbincang bincang dengannya keinginan selenggarakan Turnamen Nasional RemajaTenis di Banda Aceh, dia sambut dengan baik tetapi karena keterbatasannya maka dia sampaikan akan lapor dulu ke Ketua Pengda Pelti Banda Aceh. Ya, saya tunggu saja laporan selanjutnya.

Sabtu, 29 November 2014

Forum Diskusi Pertenisan Daerah di Jakarta

Jakarta, 29 Nopember 2014. Hari ini dihotel Borobudur ada 2 kegiatan penting yaitu turnamen Garuda Indonesia Tennis Open dan Forum Diskusi Tenis. Sebelumnya saya dapat tilpon dari rekan didaerah yaitu dari Maluku Frengky Mewar beberapa hari lau memberitahukan adanya undangan dari Pelti untuk acara diskusi tersbut. Dia pikir saya ikut hadir, tapi saya katakan kalau itu rapat Pelti saya tidak bisa hadir, tapi kalau forum diskusi itu apakah terbuka atau tidak. Jadi saya tidak perlu ikut hadir tergantung kaau diundang dan saya tahu tidak bakalan diundang.

Sayapun terima SMS dari masyarakat tenis yang sampaikan adanya forum ini seperti dalam running text situs Pelti sehingga kesannya terbuka. Tapi saya katakan juga kecil kemungkinan saya hadir karena tidak diundang. Saya menyempatkan diri SMS kepada rekan Umbu yang Sekjen PP Pelti dan dia bilang kalau ini forum diskusi dan minta saya hadir saja karena dia tidak ada di Jakarta.
Ya, sayapun lebih baik tidak usah hadir cukup menikmati saja sebagai fotographer Garuda Indonesia Tennis Open untuk bahan berita di website remaja-tenis.com 

Inspeksi lapangan tenis di Lahat(Sumsel) dan Bandar Jaya Lampung

Jakarta, 29 Nopember 2014. Dalam perjalanan ke Tanjung Enim dan kembali ke Jakarta, ada satu kesempatan yang saya tunggu tunggu yaitu melihat kemauan daerah yang saya kunjungi untuk selenggarakan kegiatan turnamen tenis. Bisa saja saya melihat langsung lapangan yang sudah tersedia sehingga bisa memotivasi rekan rekan didaerah untuk bisa lakukan sesuatu untuk kepentingan tenis didaerah tersebut. Setelah selesai pelaksanaan turnamen RemajaTenis Sumsel-3 di lapangan tenis indoor Bukit Asam Tanjung Enim, saya berinisiatip melihat fasilitas lapangan tenis dikota Lahat yang letaknya sekitar 45 km dari Muara Enim. Jarak antara Tanjung Enim ke Muara Enim sekitar 12 km saja. Sayapun berinisiatip melihat kota Lahat yang ditempah dalam waktu 1,5 jam saja. Kenapa saya ada keinginan melihat langsung karena saya dengar setiap tahun dikota Lahat sering diadakan turnamen senior maupun yunior. Tetapi hanya bersifat lokal saja sedangkan pesertanya ada yang datang dari Jakarta, seperti seminggu sebelum pelaksanaan RemajaTenis Sumsel-3 (21-23 Nop) telah diadakan Piala Bupati di Lahat dan khusus kelompok umum keluar sebagai juara Ega Unepputy dari Jakarta.

Kamis, 27 November 2014

Protes mewarnai PORDA Jabar 2014

Jakarta, 25 Nopember 2014, Minggu lalu sewaktu saya sedang nyetir mobil keluar kota terima telpon dari salah satu rekan tenis di Jabar yang tepatnya di kota Cirebon. Sudah lama saya tidak berkomunikasi dengannya. Dalam percakapan tilpon, dia mau sharing saja karena ada permasalahan di cabor tenis PORDA Jabar yang berlangsung di Bandung.
Sepnegetahuan saya, setiap ajang PORDA selalu bermasalah. Ada yang sampai terangkat ke media massa sehingga saya juga sering membaca cerita masalah tersebut.
Dia bercerita ada salah satu atlet tenis yunior Safira Nadhia yang saya cukup kenal begitu juga kedua orangtuanya. setahu saya kedua orangtuanya sudah pindah ke Bontang Kalimantan Timur.
Ternyata atlet ini diprotes oleh kontingen lainnya karena terbukti ikut PORDA Jabar dan juga PORDA Kaltim yang jangka waktunya sangat dekat yaitu seminggu lalu. Ketika saya ditanya pendapat saya, maka saya hanya katakan apakah Anda sudah baca ketentuan pertandingan dari PORDA Jabar tersebut.? Itu lebih penting, karena bisa saja terjadi aturan atau ketentuan di masing masing PORDA bisa berbeda beda.

Jumat, 14 November 2014

Masalah Kategori TDP

Jakarta, 14 Nopember 2014. Masalah kategori turnamen diakui Pelti atau TDP sampai sekarang masih dalam tanda tanya. Apakah ada perubahan atau tidak ? Kalau saya bertanya sama salah satu rekan di Pelti maka jawabannya tidak ada perubahan , apalagi kalau dikatakan ketentuan TDP masih yang lama. Tetapi dalam kenyataan ada perubahan. Jadi saya sendiri bingung. Dasar apa yang digunakan oleh PP Pelti dalam menentukan kategori TDP khususnya kelompok Yunior.

Saya sendiri menyadari dengan sering menulis dalam blogger ini saya akan mendapatkan musuh dari rekan rekan PP Pelti. I don't mind atau istilah Jakartanya EGEPE saja..
Tetapi kalau bicara sama mereka dikatakan kalau selalu mendukung program yang saya buat. Tapi kenyataannya saya melihat ada pilih kasih (ini istilah yang paling dibenci mereka kalau saya kemukakan. Penyakit ini sejak kepengurusan terbentuk.

Kamis, 06 November 2014

Turnamen Yunior gabung dengan Veteran ditahun 2015 di Pekanbaru

Jakarta, 6 November 2014. Sudah lama keinginan saya dikombinasikan turnamen yunior bersama sama veteran. Tetapi karena turnamen yunior RemajaTenis yang selama ini saya galakkan bisa berlangsung tanpa sponsor tetapi kalau turnamen veteran saya kira harus menggunakan sponsor, karena beaya lebih besar akibat adanya prize money.
Saya sudah berbicara dengan petinggi Baveti dengan gagasan tesebut, kelihatannya hanya lipsservice aja mereka setuju, karena sampai sekarang belum muncul respons positipnya.

Sekembali dari Pekanbaru, saya muncul idea lagi yaitu dikombinasikan 3 turnamen nasional sekali gus yaitu kelompok umum dengan prize money, veteran dan yunior. Dalam minggu yang sama. Hanya saja kelompok umum mulai dari awal (kira2 Senin sampai Minggu), kemudian dihari Jumat sampai Sabtu bareng dengan Yunior dan veteran.

Senin, 03 November 2014

Masalah KTA Pelti

Pekanbaru, 3 Nopember 2014. Dalam satu percakapan telpon dengan salah satu rekan tenis di Jakarta, baru saya teringat seperti juga sering saya dapati didalam setiap turnamen RemajaTenis keluhan datang dari petenis sendiri ataupun orangtuanya. Masalah Kartu Tanda Anggota Pelti (KTA Pelti). 
Kenapa sekarang tidak dijalankan program KTA Pelti ini. Berbagai info didapatkan yaitu seperti semua program berbau Martina (Ketua Umum periode 2002 - 2012) dihilangkan. Karena KTA Pelti itu salah satu programnya. Info ini didapat dari orang dalam waktu saya terima info tersebut.
Ya, kalau itu benar maka sangat disayangkan. Tetapi apakah ada penggantinya. Saya juga dengar kalau sekarang diganti dengan IPINDO. Apa itu ya? Ternyata IPINDO itu IPIN Indonesia. IPIN artinya International Players Identification Number. Wow, berarti meniru ITF. Itu sah sah saja Kita mulai dengan meniru jika belum punya konsep sendiri.

Terpenuhi sudah keinginan ada RemajaTenis di Riau

Pekanbaru, 2 Nopember 2014. Sejak berdirinya Stadion Tenis PTPN-5 saya sudah terobsesi untuk bisa selenggarakan suatu turnamen skala nasional. Berbagai upaya sudah saya lakukan baru tahun 2014 ini bisa terealiser. Ini suatu kepuasan bagi saya sehingga bisa merealiser mimpi saya. Kenapa ? Karena saya teringat kalau seaktu penggunaan stadion tenis PTPN-5, saya ikut bertanggung jawab dalam pelaksanaannya. Saya bangga saat itu sebagai Technical Delegate PON XVIII 2012, ikut membantu pelaksanaan dan juga mengakui pembuatan stadio sesuai standard internasional.

Respons Masyarakat Riau Cukup bagus

Pekanbaru, 2 Nopember 2014. Kesempatan bertemu langsung dengan masyarakat tenis didaerah terpenuhi jikalau saya selenggarakan turnamen RemajaTenis. Saat ini dikota Pekanbaru, saya bertemu rekan rekan baik dari Riau ataupun Jambi yang ikut membawa putra dan putrinya.
Dan dari beberapa rekan tersebut ada yang tertarik dengan konsep RemajaTenis is a low cost tournament. Ada satu pertanyaan yang diberikan kepada saya ketika saya perkenalkan konsep RemajaTenis. " Berapa beaya dibutuhkan.?" Dan diapun kaget juga ketika saya menjawab " Berapa kemampuan Daerah untuk membantu pelaksanaan." Nah, bingungkan. Kalau dulu pertanyaan seperti ini saya jawab dengan katakan gratis karena saat itu saya masih sebagai petinggi induk organisasi sehingga wajib hukumnya saya selenggarakan didaerah daerah.

Selasa, 28 Oktober 2014

Coba Motivasi Rekan2 Tenis didaerah

Makassar, 26 Oktober 2014. Disela sela turnamen RemajaTenis Sulsel-2 di lapangan tenis Karebosi saya sempatkan diri berjumpa dengan rekan2 pengurus cabang Pelti yang hadir. Kebetulan ketemu Ketua Pengcab Pelti Polman Sulawesi Barat bersama sekretaris Pengcab yang lagi membawa anak asuhnya ikut turnamen.
Saya langsung sampaikan apa masalah didaerah sehingga tidak ada turnamen seperti ini. Kemudian saya inventariser jumlah lapangan tenisnya maupun atletnya.

Disamping itu pula saya sempat bertemu dengan salah satu orangtua petenis dari Kendari Sulawesi Tenggara. Sayapun mengajak bertukar pikiran masalah turnamen di Kendari. Kelihatannya yang bersangkutan tertarik dengan konsep "low cost tournament" yang saya beberkan kepada mereka. 

Mulai dari sejarah berdirinya dan sudah mencapai 16 Provinsi. Minggu depan, tepatnya tanggal 1-3 Nopember 2014 saya akan adakan di Pekanbaru Riau, artinya memasuki provinsi ke 17. Ini sebagai sumbangsih AFR saja kepada pertenisan Indonesia.

Keinginan Munaslub masih ada juga

Makassar, 26 Oktober 2014. Dihari terakhir turnamen nasional RemajaTenis Sulsel-2 saya sempat berjumpa dengan salah satu rekan anggota Pengda Pelti Sulsel yang juga ikuti Munas Pelti 2012 di manado. Dalam pertemuan ini saya sempat ditanay mengenai masalah lama juga yaitu kinerja PP Pelti. Ya saya hanya bisa katakan kalau saya sudah diluar sehingga tidak bisa banyak komentar lagi, karena sudah bosan terima keluhan keluhan dari rekan2 di daerah.

Minggu, 26 Oktober 2014

Sulsel Tidak akan Beli atlet

Makassar, 25 Oktober 2014. Dalam kunjungan saya kekota kelahiran saya yaitu Makassar , saya sempat berjumpa dengan Ketua Pengda Pelti yang juga mantan Gubernur Sulawesi Selatan, H.Amin Syam. Dalam pembicaraan tersebut sempat dikemukakan kalau Sulawesi Selatan tidak akan membeli atlet hanya untuk kepentingan PON mendatang. " Tidak ada kamusnya Sulsel beli atlet." ujarnya dilapangan tenis Karebosi.
Memang selama ini sepengetahuan saya Sulawesi selatan tidak pernah gunakan atlet beli. Walaupun hasinya tidak lolos ke PON.
Ini yang seharusnya dilakukan oleh petingggi KONI disetiap daerah , sehingga memacu atlet binaannya sendiri. Walaupun ada juga atlet Sulsel dijual ke daerah lain.
Tetapi sepengetahuan saya bagi atlet beli seperti itu akan membina mental tidak benar dan saya kira tidak akan berprestasi dengan baik

Minggu, 19 Oktober 2014

Pembinaan "palsu" meningkat

Jakarta, 19 Oktober 2014. Sewaktu dicetuskannya idea pembatasan usia peserta Pekan Olahraga Nasional menjadi 21 tahun oleh peserta Rapat Kerja Nasiona PELTI di Jakarta, tujuannya agar ada regenerasi petenis bisa berjalan dengan baik. Memang dampaknya sewaktu diselenggarakan PON XVII 2012 Riau hanya beberapa daerah yang menggunakan atlet bukan hasil binannya. Tetapi oleh daerah tersebut ngotot kalau itu hasil binaannya. Memang sah sah saja katakan demikian karena yang dimaksud binaan mereka adalah sebenarnya hasil gunakan UANG mereka, karena domisili sebenarnya dilain provinsi. Atau secara gamblang kita katakan hasil beli atlet semata. Saya telusuri ada  Saya pernah ikuti dalam pertemuan dengan pengurus daerah tersebut di Jakarta. Begitu ngotot sekali katakan kalau itu hasil binan mereka didepan petinggi induk organisasi kita. Saya hanya tertawa dalam hati saya. So pasti daerah tersbut pembinaan kedepan akan tidak ada kemajuan sama sekali bahkan tidak ada aktivitas seperti turnamen skala nasional.

Dampak dari Jual Beli Atlet

Jakarta , 18 Oktober 2014. Saya mencoba berpikir yang tenang masalah prestasi petenis Indonesia sampai saat ini. Setelah kita ketahui kalau tim tenis ke Asian Games 2014 di Incheon Korea gagal total, dimana salah satu atlet yang digadang gadangkan akan merebut medali emas ternyata tidak lakukan tugasnya sebagai anggota tim nasional saat ini karena sibuk melatih.  Ini akibat merasa sudah puas terhadap hasil kemenangan tim Davis Cup di senayan terhadap Hongkong yang termasuk tim lemah, dan selama ini Indonesia tidak pernah kalah sama Hongkong.
Ada 4 petenis Indonesia yaitu Christopher Rungkat, David Agung Susanto, Aditya Hari Sasongko dan Elbert Sie. Kalau Christopher dan Elbert termasuk paling senior. Yang jadi pertanyaan sekarang siapa pelapis kedua dibawah mereka ini. Dulu ada yang termasuk masih muda adaah Wisnu Nugraha kemudian dicoret digantikan dengan Aditya Hari Sasongko yang dianggap paling siap. Saya kemudian berpikir apakah sudah kehabisan petenis kita.

Selasa, 14 Oktober 2014

Apakah pelatih kita tidak ada yang memiliki goals ke Wimbledon ?

Jakarta, 13 Oktober 2014. Kemarin saya sempat menonton pertandingan internasional yunior di Kemayoran dengan hasil yang keluar sebagai juara justru petenis asing dan hanya satu saja petenis tuan rumah sampai final tunggal putra. Trhibur juga hati kta melihat disektor ganda, ternyata ganda baik putra maupun putri dikuasai oleh petenis tuan rumah. Bukan mengecilkan arti ganda tetapi ada sedikit kebanggaan kalau berhasil di tunggal.
Sewaktu itu saya sempat bertemu dengan salah satu pelatih di Jakarta, berbincang bincang tentang potensi atlet kita ini. Dia juga cukup prihatin terhadap pertenisan kita ini kalau dikelola seperti ini maka sulit akan berkembang.

Minggu, 12 Oktober 2014

Temu Kangen Mantan Petenis

Jakarta, 12 Oktober 2014. Memenuhi undangan dari mantan petenis nasional Atet Wijono beberapa minggu lalu, sayapun teringat pertemuan sebelumnya juga diaksanakan ditempat yang sama.
Hadir memenuhi undangan tersbut dengan topik Temu Kangen Mantan Petenis artinya disini semua sudah jadi Veteran. Maka hadirah petinggi Baveti (Badan Veteran Tenis Indonesia) Johnny Lontoh. 
Tampak hadir Martina Widjaja, Soebronto Laras, Slamet Utomo, Johannes Susanto, Christian Budiman, Hadiman, Yustedjo Tarik, Soegiaro Soetarjo, Lita Soegiaro, Sri Utaminingsih, Sulistyono, Darmanto, Bambang (kakanya Utami), Budiman, Adi Pranoto, Didiek Eddy, Alfred Raturandang.
Oleh pembawa acara Ferry Lumentut yang biasa dipanggil dengan Baginda yang juga petenis, diminta semua maju kedepan masing masing menyanyikanlagu kesenangan masing masing. Oleh Martina maju dengan menyanyi dan juga beri sambutan. Dalam sambutannya Martina sampaikan agar kegiatan seperti ini secara rutin diselenggarakan sehingga silahturahmi antar petenis bisa berjaan baik. Soebronto Laras juga menyampaian masalah pengalaman selama ini dipertenisan nasional.

Cintailah Turnamen Maka bisa selenggarakan Turnamen

Jakarta, 12 Oktober 2014. Disaat melihat turnamen internasional yunior AGS-2 di Kemayoran saya sempat ketemu salah satu orangtua petenis yunior Jakarta yang sudah lama tidak ketemu. Saya kenal anaknya yang sudah melewai fase yunior dan sekarang kuliah. Dalam pembicaraan tersebut sempat bertanya masalah pertenisan Indonesia saat ini, yang menurutnya cukup memprihatinkan sekali. Saya tidak terlau menanggapi masalah tersebut karena bukan tanggung jawab sepenuhnya. Sudah ada petinggi2 di induk organisasi tenis Indonesia.
Kemudian saya ditanyakan masalah beaya selenggarakan suatu turnamen nasional seniro. Saya langsung katakan semua itu tergantung dari berapa prize money yang dikeluarkan. Tapi dalam hal ini ketika saya sampaikan beberapa idea untuk kemajuan atlet selepas yunior maka saya sampaikan jika Anda bisa mencarikan sponsor sekitar Rp 100 juta maka saya sanggup selenggarakan turnamen nasional untuk kelompok umum tersebut yang sangat minim

Kamis, 09 Oktober 2014

Ini sudah lahan KPK

Jakarta, 9 Oktober 2014. Ngobrol ngobrol dengan rekan2 yang berkecimpung dipertenisan hari ini memperkuat dugaan saya dalam praktek jual beli atlet. Dugaan ada permainan dari oknum oknum pembeli dari daerah seperti bisa terbukti atas pengakuan salah satu rekan yang terlibat didaamnya.
Pertanyaannya adalah " Om tahu saya terima berapa? Beda dengan yang tertulis." begitu kira2 pertanyaan tersebut langsung kepada saya.

Memang hari itu saya ngobrol cukup banyak masalah pembinaan tenis di daerah yang kurang jalan. Apakah setelah dilantik sebagai anggota pengurus baik itu ditingkat Pengcab ataupun pengda kadang kala rekan2 ini didaerah tidak tahu mulai start dari mana. Sayapun katakan saya sebegai swasta tentunya ingin menawarkan program pertenisan didaerah tersebut yang kurang jalan.

Senin, 06 Oktober 2014

Kiir OK, kanan ok juga

Jakarta, 6 Oktober 2014. Ketemu salah satu orangtua yang anaknya diambil oleh salah satu provinsi dibagian ujung. Atlet ini berasal dari salah satu daerah yang getol jor joran beli atlet. Diceritakan kalau awalnya putranya itu sudah masuk pelatda didaerah tersebut tetapi ternyata daerahnya jor joran beli lagi atlet atlet bariu dari daerh lainnya. Kemudian si orangtua cerita juga kalau anaknya berhasil tetap bertahan di daerah tersebut. tetapi saya tahu anaknya itu juga sudah masuk kedaerah diluar pulau tersebut.
Dikatakan kalau dia sudah ketemu langsung ketua KONIDA asalnya sehinga langsung diberikan dana pembinaan selama 4 bulan karena sudah tidak mungkin ambil dana dari APBD 2014. Lumayan dapatnaya untuk 4 buan terakhir Rp 100 juta. Nanti Januari 2015 akan ditambah dananya.

Attet Tdak Boleh main, Orangtua Tidak Rugi. Yang Rugi KONIDA pembeli

Jakarta, 6 Oktober 2014. Dalam pertemuan dengan salah satu orangtua petenis yang saya kenal baik karena bekas anak buah saya dulu. Saya coba mengingatkan masalah putrinya yang hijrah kesalah satu daerah untuk keperluan PON XIX 2016 Jawa Barat. Ingin tahu sudah sampai mana proses perpindahan anaknya. Kalau dengan dari hasil pembicaraan sepettinya sudah beres semua, karena dia sudah terima uang hasil penjualan tersebut, walaupun sedikit mengeluh karena hanya terima 50 % dari hasil transaksi (kalau tidak salah Rp. 750-800 juta nilai transaksinya)
Sayapun ingatkan proses perpindahan sesuai aturan yang dibuat oeh KONI Pusat. Dari hasil penelusuran tersebut saya melihat masih belum tuntas , walaupun dia katakan sudah tuntas. Saya informasikan juga kaau saya tahu masalah ini datang dari induk organisasi tenis di Jakarta.
Diapun ceritakan kalau aasan pindah karena ikut orangtua pindah kerja keluar kota tersebut. Dan saking semangatnya dia katakan kalau yang pindah kerja itu istrinya. Ini ngeles lagi karena dia itu masih kerja di Jakarta.

Banyak atlet hijrah dari pelatih

Jakarta, 6 Oktober 2014. Kemarin saya coba jalan jalan ke Kemayoran untuk lihat ata ambil foto2 atlet tenis yang sedang bertanding diajang turnamen internasional AGS Junior 2014. Ketemu masyarakat tenis sehingga muncuah beberapa keluhan ataupun cerita tentang kejadian selama beberapa buan ini . Kebetulan saya tidak tahu masalah apa lagi yangs edang terjadi. Masuklah cerita kalau salah satu pelatih di Rawamangun yang kehiangan murid muridnya. Bagi saya perpindahan atlet dari satu pelatih ke pelatih lainnya adalah hal yang biasa kalau ingin maju.. Tetapi cerita ini menyebutkan diawali pindahnya asisten pelatih tersebut yang mau berdikari. Itu mah biasa kalau mau mau. Tetapi banyak murid2nya ditarik sama asisten pelatih ini.

Rabu, 01 Oktober 2014

Ocehan tentang Pengda

Jakarta, 2 Oktober 2014. Kemarin rencana mau main tenis di Senayan bisa batal karena dari rumah sampai ke Senayan kena macet sehingga tiba sudah selesai bermain rekan2 saya ini. Tetapi setelah itu saya coba ke sekretariat bertemu rekan lama dan sempat berboncang bincang. Rekan satu ini belum lama (kira2 th 2014) dipangggil masuk dalam kepengurusan yang ngurusin turnamen. Saya tahu dia ini latar belakangnya pembinaan yunior selama ini, dan so pasti akan banyak hal yang aneh dikeluarkan menurut pendapatnya. Tetapi saya dalam hal i ni tidak mau lagi berikan saran, sudah merasa tidak ada gunanya lagi. Karena diberikan saran so pasti todak dijalankan.
Betul juga ketika dia mulai ngoceh tentang kinerja Pengda Pelti selama ini menurut pengetahuannya. "Seharusnya Pengda Pelti berkewajiban membuat TDP." ujarnya. " Kenapa harus PP Pelti yang membuat TDP(Turnamen Diakui Pelti)." ujarnya lagi. Saya diamkan saja pernyataan dia. "Dari dulu Pengda begitu." Tetapi saya diamkan saja , yang menurut saya dia tidak tahu tugasnya ketika duduk daam kepengurusan tingkat Pusat. Saya hanya katakan, kalau daerah itu tidak tahu mau start dari mana,  sebenarnya tugas Pusat yeng menggiring daerah agar bisa selenggarakan turnamen.

Selasa, 30 September 2014

Petinggi Tenis Bingung

Jakarta, 30 September 2014. Sore ini saya terima telpon dari salah satu petinggi induk organisasi di Jakarta. Masalah disampaikan sehubungan kegagalannya merebut medali di Asian Games 2014. Padahal jauh jauh hari pelatih maupun team manager berkoar koar kalau targetnya 1 (satu) medali emas bisa didapat.
Ketika mnerima telpon itu di sampaikan kebingungannya terhadap ulah rekannya yang juga ketua bidang yang berkoar koar terhadap medali emas yang jauh  dari harapan.
"Saya ini bingung juga, kena getahnya." ujarnya. Kena getahnya dari ocehan ocehan dari luar terhadap prestasi tim tenis Indonesia di Asian Games 2014. So pasti karena kedudukan pentingnya.
Saya kemukakan masalah sebenarnya yaitu terlalu berani menjanjikan dapat medali emas. Artinya mereka ini tidak tahu peta kekuatan tenis di Asia. " Asal bacotnya saja." ujar saya kepadanya.

Ada Korupsi juga

Jakarta, 30 September 2014. Dalam satu percakapan telpon dengan salah satu pelatih tenis di Jawa Tengah, saya kaget juga mendengar suatu berita yang saya tidak duga sebelumnya.
Waktu itu pembicaraan mengenai salah satu daerah membeli atlet dari Jawa Tengah, kemudian terdengar kalau daerah tersebut sebenarnya sudah ada pelatda yang dipersiapkan menghadapi PON mendatang. Kemudian ketika menyinggung masalah salah satu daerah tersebut membeli dalam satu paket pemain saya mendapat cerita kalau calonya adalah salah satu orangtua yang juga duduk dalam kepengurusan Pelti setempat. " Dia itu calonya sehingga bisa beli atlet dari Jakarta." ujarnya

Kamis, 25 September 2014

Win Win Solutons seharusnya

Jakarta, 25 September 2014. Mengenai masalah jual beli atlet tentunya setiap insan berbeda pendapat dan itu sah sah saja. Karena setahu saya, atlet wajib berlaku SPORTIF tetapi tidak berlaku untuk PEMBINAnya. Ini yang harus diketahui semua pihak. Bayangkan begitu ngototnya anggota pengurus Pelti bahkan petinggi pemerintah darah didepan saya katakan kalau atlet tersebut adalah hasil binaan mereka. Tapi saya anggap ada betunya ungkapan tersebut karena petinggi tersebut merasakan hasil UANG daerahnya sehingga bisa berlaga sehingga berani beraninya mengklaim kalau itu hasi binaannya. Padahal setahu saya dengan pengalaman berpuuh tahun mengenai atet tenis itu berasal dari mana bahkan kenal sama orangtuanya dan alamat rumahnya. Masih saja mereka ngotot kalau hasil binaannya. Aneh tapi kenyataannya begitu.
Nah, kalau saya sependapat dengan pendapat Gubernur salah satu daerah seperti yang diungkapkan oleh Ketua Pengda Pelti dalam pertemuan disalah satu rakernas, disebutkan kalau seaiknya Pekan Olahraga Daerah atau PORDA dihapuskan saja karena itu hanya "project dari KONIDA"

Kalau Uang sudah Bicara, semua jadi Buta

Jakarta, 24 September 2014. Hari ini saya terima telpon dari rekan lama saya menceritakan masalah percekcokannya dengan salah satu pelatih tenis yang disebut sebagai CALO dalam jual beli atlet dalam rangka Pekan Olahraga.
Saya sendiri ingin tertawa karena sudah memperkirakan akan makin ricuh masalah jual beliatlet kedapan makin lebih gila saja. Ini bisa terjadimulaidari pelatih yang seharusnya fokus kepada pembinaan atlet tenis bukan sebagai marketer. Dan dalam catatan saya kalau dulu hanysatu dua pelatih lakukan hal ini. Tetapi kaliini makin terbuka makin banyak. Bisa dibayangkan ada yang pelatih duduk dikepengurusan suatu daerah tetapi berhasil menjual atetnya kedaerah lainnya. Nah, dimana sebagai tanggung jawabnya dikepengurusan Pelti diaerahnya. Hal seperti ini ada yang diketahui oleh Ketua Pengdanya tetapi banyak juga yang tidak diketahui oleh Ketua Pengdanya . Mungkin karena Ketua Pengdanya hanya namanya saja dalam kepengurusan tersebut sehingga tidak mengikuti secara mendetail. Itlah yang terjadi.

Senin, 22 September 2014

Pertanyaan National Rank di acceptance list

Jakarta, 23 September 2014. Ada satu lagi pertanyaan via WA kepada saya beberapa hari lalu mengenai National Rank alias PNP(Peringkat Nasional Pelti).
Dalam setiap turnamen internasional yunior oleh ITF dicantumkan acceptance list. Status atlet dicantumkan apakah diterima di babak utama atau babak kualifikasi.
Yang ditanyakan masalah mekanisme pencantuman national rank disetiap acceptance list. Karena setiap negara ada yang punya atau tidak punya peringkat nasional dan juga tidak punya ITF Jr rank, sehingga dibutuhkan pencantuman ranking tersebut.

Beli Atlet Bermasalah Untuk PON XVI

Jakarta, 23 September 2014. Minggu lalu saya baru pulang dari salah satu provinsi diujung  Nusantara. Sempat berjumpa rekan2 yang sedang berkecimpung dalam pertenisan daerah tersebut. Ada muka muka baru tapi ada juga muka muka lama.
Baru kali ini semangat mereka bertanya kepada saya sudah menurun, kemungkinan mereka sudah mengetahui semua permasalahan , tetapi saya melihat dari segi lain saja dan bagi saya bukan masalah karena mereka sendiri yang akan jalankan program tenis didaerahnya. Khususnya menghadapi PON XIX 2016 di Jawa Barat. Ternyata mereka sudah membeli atlet dari daerah Jawa.

Terima telpon dari Sumut soal mutasi

Jakarta, 23 September 2014. Pagi ini saya terima telpon dari salah satu orangtua dipulau Sumatra.Terus terang saya komunikasi dengan oirangtua ini selama ini berkisar turnamen RemajaTenis. Jadi sudah beberapa tahun saya tidak pernah berbicara kecuai dengan SMS. Nah, tentunya ada maksud tertentu sehingga telpon langsung. Ternyata beliau ini bertanya masalah perpindahan putranya yang mendapatkan hambatan dari Pelti daerah dia tinggal dan terdaftar dalam Kartu Tanda Anggota (KTA) Plti daerah Sumatra Utara.
Diceritakan kalau putranya mau pindah membela salah satu daerah (kaya) di Kalimantan Timur. Dalam rangka PORPROV Kaltim.
Awalnya belum diceritakan kalau mau ikut PORPROV sehingga ketika dikatakan kalau sudah menyurati Pelti Sumut tidak mendapatkan tanggapan sama sekali.

Rabu, 17 September 2014

Wacana Munaslub berkembang lagi

Jakarta, 17 September 2014. Pagi ini saya bermain tenis bersama rekan2 lama yang pernah sama sama duduk dalam kepengurusan Pelti. Diceritakan kalau minggu lalau ada undangan makan siang oleh teman2 lama juga yang pernah duduk dalam kepengurusan Pelti. Memang waktu itu saya sedang berada di Jayapura terima undangan makan siang sebagai ajang reuni.
Dikatakan oleh teman yang ikut acara makan siang masalah tentang MUNASLUB Pelti. Bahkan disebutkan sudah ada tokoh tokoh yang mau ambil alih, karena selama wacana Munasub itu pernah digulirkan tetapi mereka sendiri bingung mencari figur yang mau gantikan.. Saya hanya diam saja.

Malam ini saya terima telpon dari salah satu Sekretaris Pengda Pelti diluar Jawa. Bertanya hal yang sama kepada saya . "Saya dengar sudah ada tokoh yang mau gantikan Ketua Umum sekarang." ujarnya. Saya sendiri katakan tidak tahu masalah induk organisasi lagi . Karena sudah tidak mau pusing lagi, lebih baik saya konsentrasi dengan program saya tentang pembinaan didaerah daerah saja yang sudah saya siapkan bagi yang mau menerima program ini.

Udah Kawin dan masih Yunior

Jayapura, 14 September 2014. Hari ini sedang berlangsung final Kejurnas Tenis Remaja Bank Papua dilapangan tenis Balaikota Jayapura. Saya dikejutkan oleh SMS datang dari salah satu pelatih Manokwari Papua barat. Dikatakan alah satu atlet putri Jayapura u=itu sudah mempunyai anak 2 tahun. Sayapun kaget karena ini baru pertama kali terjadi kasus turnamen yunior dimana pesertanya ada yang sudah berkeluarga.
Saya konsultasi dengan Referee, memang ada sedikit keragu raguan karena dalam ketentuan TDP maupun Internasional tidak disebutkan masalah status sudah berkeluarga atau belum, hanya saja disebutkan usianya.

Rabu, 27 Agustus 2014

Sekretariat Pelti perlu dibenahi

Jakarta, 26 Agustus 2014. Setelah pertemuan dengan PP Pelti, saya diundang khusus pada hari Jumat 22 Agustus 2014, maka saya akan tetap membantu mengontrol kinerja dari PP Pelti. Ini akibat banyak pertanyaan dilontarkan kepada saya dan saya sudah kemukakan kepada pimpinan PP Pelti dalam pertemuan tersebut.
Memang kerja disekretariat perlu penanganan yang serius karena disinilah letak lancar tidaknya komunikasi dengan masyarakat tenis Indonesia.
Hari ini saya menemukan lagi salah satu contoh kerja yang sangat memalukan bagi induk organisais tenis di Indonesia. Saat TDP Maesa Paskah diundurkan oleh Maesa, maka semua pihak bertanya tanya kapan waktu yang tepat. Disaat saya menerima kalender TDP per 19 Agustus 2014 saya menemukan kalau nama Maesa Paskah ini tidak tercantum dalam kalender TDP Nasional Yunior tersebut sayapun sampaikan dalam rapat berikutnya di Maesa. Ternyata menurut petinggi Maesa sudah layangkan surat tersebut dibulan Juni 2014.

Jumat, 22 Agustus 2014

Hasil Pertemuan Dengan Pelti

Jakarta, 22 Agustus 2014. Hari ini Jumat 22 Agustus 2014 saya hadir memenuhi undangan Sekjen PP Pelti membicarakan masalah Turnamen. Awalnya agak ragu2 karena sewaktu terima email jelas disebutkan agendanya koordinasi masalah turnamen. Ketika saya juga terima undangan melalui SMS sehari sebelumnya saya sempat bertanya siapa yang hadir apakah ada peleksana turnamen lainnya dan dari Pelti sendiri siapa yang hadir. Dapat jawaban kalau saya sendiri dengan anggota pengurus harian PP Pelti. Wow, lengkap dong. Tapi timbul sedikit kecurigaan ketika saya tanya dalam SMS dengan sekretaris eksekutif Pelti yang kirimkan undangan melalui email tersebut, dikatakan tidak tahu agendanya apa. Lucu ya.

Sabtu, 16 Agustus 2014

Ketua Umum Mundur ?

Jakarta, 17 Agustus 2014. Hari ini hari istimewa bagi Republik Indonesia karena hari Kemedekan yang berusia 69 tahun. Pagi ini saya terima berita dari ponsel datang dari masyarakat tenis  kalau Ketua Umum PP Pelti akan mundur secepatnya. Kemudian saya tanya bagaimana berita ini didapat. Dikatakan dari Televisi. Langsung saya kontak wartawan TV yang saya kenal. Dia katakan waktu itu Press Conference oleh Pelti tentang Tami Grende temannya yang meliput. Rencana Press Conference ini saya sudah tahu tetapi belum tahu waktunya kapan, karena Peti merasa disudutkan oleh pemberitaan tentang Tami Grende. 

Maka saya minta tolong cek beritanya apa betul kalau Ketua Umum PP Pelti mau mundur berdasarkan beita tersebut.

Tapi saya SMS lagi Sekjen PP Pelti bertanya masalah tersebut. Dikatakan kalau itu fitnah dan dia yang pimpin Press conference waktu itu . Ya, kalau begitu sudah jelas kalau berita itu tidak benar.
Berkaitan dengan berita ini,  dua hari lalu saya terima telpon dari rekan saya kalau ada rumor mengatakan kalau Ketua Umum PP Pelti mau mundur. Karena itu dikatakan ada rumor maka saya tidak bereaksi.

Kamis, 14 Agustus 2014

Email lama bisa dibuka kembali

Jakarta, 14 Agustus 2014. Hari ini saya mencoba buka kembali email saya yang lama yaitu raturandang@yahoo.com. Saya coba buka karena banyak sekali nomor email teman2 saya disimpan disana. Sejak 4 Januari 2014, saya tidak bisa buka email tersebut karena kesalahan passwordnya sehingga saya buat email baru yaitu afraturandang@gmailcom, Dan sudah berjaan dalan tahun 2014 ini sebagai email resmi saya saja.
Kota kutik akhirnya bisa juga. Wah, senangnya bukan main. Tetapi setelah itu saya baca ada 2890 email yang masuk sejak Januari-Agustus ini . Jadi bisa dibayangkan berapa jam saya haru membaca dan delete berita yang sudah basi tersebut.

Ditangani oleh orang yang tidak ngerti

Jakarta, 13 Agustus 2014. Hari ini latihan tenis di Senayan. Akibat macet dari Kota Wisata Cibubur ke Senayan, maka baru tiba jam 08.00. Tapi masih sempat main tenis dan menang pula.
Setelah itu bersama rekan saya pergi ke kantor PP Pelti. Rekan saya ini ikut sibuk membantu turnamen di Pelti. Dan kelihatannya dia mendapatkan kepercayaan membantu Pelti khusus pertandingan..
Sayapun sampaikan kalau Pelti tidak informasikan masalah ketentuan PON Remaja 2014 ke Pengda Pelti seluruh Indonesia. Tapi hebatnya itu dia katakan, kalau itu urusan KONI Pusat yang punya gawe. saya dengarkan saja karena masih bertanya tanya apakah dia sudah diangkat jadi pengurus Pelti atau belum tetapi selama ini selalu mewakii Pelti untuk Liga Tenis Junior Nasional. Langsung saya angkat saja kalau dia itu jadi Wakil Ketua Bidang Pertandingan PP Pelti.

Kamis, 07 Agustus 2014

Restu dari Luar Negeri

Jakarta, 7 Agustus 2014. Setelah ketemu salah satu rekan lama asal Malaysia yang bertugas sebagai ITF Development Officer for Asia, saya berbincang bincang keinginan memajukan tenis di daerah daerah dengan membawa konsep pembinaan tenis. Kebetulan dia ada di jakarta dan langsung bilang kalau dia mau bawa anaknya ikuti turnamen RemajaTenis di Jakarta. memang dia punya putra petenis KU 10 tahun sempat juara disalahs atu turnamen di Malaysia. Rupanaya sepak terjang turnamen RemajaTenis juga diketahuinya. Sykurlah !
Wow, boleh saja karena keinginan seperti ini juga sudah pernah disampaikan oleh rekan di Singapore mau datang ikut bertanding di Jakarta.

Bikin Bingung Juga dikatakan Ketentuan PON Remaja Belum dibuat

Jakarta, 7 Agustus 2014. Hari ini saya coba berjalan keluar rumah bertemu rekan rekan lama. Dan adasatu pembicaraan menarik karena ternyata teman saya ini yang ikut aktip dalam kepengurusan Pelti tidak mengerti apa apa, dan sudah saya duga.
Pembicaraan menarik disaat berbicara soal Pekan Olahraga Nasional (PON) Remaja 2014 di Surabaya. Dia cuma bilang kalau penanggung jawabnya adalahwakil sekjen PP Pelti yang jelas jelas lebih tidak ngerti apa apa tentang turnamen.
Sewaktu dia berikan penjelasan seolah olah yang akan membat ketentuan pertandingannya adalah dipenanggung jawab tersbut. Agak betul tetapi karena penanggung jawabnya itu bukan dari bidang pertandingan maka tentunay lebih tidak jadi jadi kalau tunggu rapat berikut.

Rabu, 06 Agustus 2014

Turnamen Yunior dengan Prize money


Jakarta, 6 Agustus 2014.  Kalau melihat perkembangan tenis yunior ada sedikit aneh dan merupakan akibat dari pelaksanaan yang lalu lalu. Terus terang tanpa disadari selama ini betapa pentingnya kelompok umur 18 tahun. Kenapa saya coba angkat masalah ini, karena saya melihat di Turnamen skala nasional yang dikenal dgn TDP (Turnamen Diakui Pelti). Ada berapakah turnamen tersebut yang mempertandingkan kelompok umur 18 tahun. Khusus yang nasional. Karena kalau TDP Yunior Internasional maka yang dipertandingkan KU 18 tahun dimana pesertanya banyak yang dari KU 14 tahun dan 16 tahun, sedangkan KU 18 tahun termasuk sedikit.

Selasa, 05 Agustus 2014

Keluhan datang dari D.I.Y

Jakarta, 5 Agustus 2014. Hari ini saya terima pesan melalui WA datang dari rekan tenis di D.I.Y. Apakah dia masih duduk dalam kepengurusan Pengda Pelti D.I.Y atau tidak saya tidak ketahui lagi karena duu saya tahu dia itu anggota pengurus. Dan juga sebagai akademisi di salah satu PT Negeri di DIY.

Bunyi SMS sebagai berikut " Kami prihatin dg kondisi pertenisan kita, even semakin jarang , pembinaan jln ditempat/bahkan mundur, bgmn mo muncul yayuk2 baru, mbok ya dibuat sentra2 pembinaan didaerah, daerah dibantu dana utk penyelenggaraan even dan pembinaan, mjd tgs PB utk mengibarkan mrah putih di even internas, Selama itu tdk dilaks ya mbelgedes." Begitulah uneg2 keluar dari rekan HY yang saya kenal sudah lama. Saya hanya balas dengan " Tenis di Jawa msh lbh baik dibandingkan diluar Jawa."

Senin, 04 Agustus 2014

Official Ball Pelti ???

Jakarta, 5 Agustus 2014. Sewaktu bertemu salah satu produsen bola, sempat diungkapkan masalah bolanya dengan PP Pelti. Cerita ini sebelumnya sudah pernah diungkapkan oleh rekan Johannes Susanto beberapa bulan lalu. Keluhan tersebut karena dikatakan bola Dunlop tidak mau bantu PP Pelti sewaktu acara Davis Cup. Oleh Johannes Susanto dikatakan ternyata PP Pelti tidak pernah mengajukan surat resmi ke Dunlop untuk sebagai official ball Davis Cup 2014. Saya heran juga dikatakan oleh Susanto kalau Pelti minta 20 box bola ke sponsor lainnya. Sedangkan selama ini kalau Davis Cup di Indonesia maksimal 5 box bola yang dibutuhkan. Teguran oleh PP Pelti langsung ke supplier bola ini  ditanggapi langsung kalau selama ini tidak ada satupun surat ataupun email kepadanya untuk minta sponsor. " Jadi mau bantu apa." begitulah kira kira ekprsinya.

Keluhan Dari Pengcab Pelti

Jakarta, 5 Agustus 2014. Pagi ini saya terima SMS dari Pengcab Pelti Kota Tebing Tinggi (Sumatra Utara), yang bunyinya demikian. " Mohon juga Pak dari PB Pelti utk menegur Pengda didaerah agar melaksanakan kejurda/kejurprov karena kami dari Pengcab sdh melaksanakan seleksi dan pembinaan/semacam TC. Kan sayang atlit2 daerah utk menguji kemampuannya tidak terpenuhi. Tksh ( Pengcab Pelti Kota Tebing Tinggi-Sumatra Utara). " Begitulah bunyi SMS tersebut. Dan saya langsung jawab sebagai berikut. " AFR skrg tdk duduk sbg pengurus di Pelti. AFR hanya bs memotivasi daerah utk gerakkan tenis. AFR scr pribadi  tetap konsisten gairahkan tenis didaerah daerah yg kurang dpt perhatian dr. PB dan Pengdanya. Mari kita saling bantu dan AFR siap adakan RemajaTenis di Tbg Tinggi. Apa yg bs Bpk bantu. Tks." Dan kemudian saya SMS lagi "  Sy coba forward lgs ke Ketua Umum PP Pelti."

Sabtu, 02 Agustus 2014

Tanya APIN atau AIPIN ?

Jakarta, 1 Agustus 2014. Ada satu pertanyaan melalui SMS tentang APIN. Karena saya tidak tahu yang dimaksud apakah APIN atau AIPIN. Maka saya jawab tidak tahu sama sekali.
Kalau yang dimaksud itu AIPIN adalah Asia International Players Identification maka saya tahu. Dunia internasional sekarang sudah mengenal IPIN dan AIPIN . Kalau IPIN itu yang keluarkan adalah ITF (International Tennis Federation) sedangkan AIPIN itu dikeluarkan oleh Asian Tennis Federation (ATF).

Selasa, 29 Juli 2014

Kabid Pembinaan Tidak konsisten

Jakarta, 29 Juli 2014. Sebelum Lebaran, saya terima telpon dari salah satu rekan di Surabaya. Maksud dari telpon tersebut dikatakan ingin tahu permasalahan antara Tami Grede dengan PP Pelti. Setelah saya terangkan permasalahannya karena saya terima pengaduan dari Orangtua Tami sendiri maupun penjelasan dari klubnya maka saya beritahukan saja alasan dari kedua belah pihak tersebut.
Kemudian muncul pula berita dari Jawa Post yang mengangkat pernyataan dari Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP Pelti yang yakin betul tidak akan keluar surat dukungan dengan alasan masalah klub dengan orangtua Tami harus diselesaikan dulu

Sabtu, 26 Juli 2014

Official Coach siapa yang tentukan

Jakarta, 26 Juli 2014. Ada satu pertanyaan kepada saya masalah pelatih. Kalau disetiap turnamen internasional yunior mulai dari kategori ITF Gr 3 keatas ( 2-1 dst) maka ada satu kalusul yang disediakan sesuai ketentuan ITF yaitu masalah hospitality baik untuk peserta maupun pelatih. Kalau peserta so pasti yang diberikan adalah peserta yang masuk babak utama saja. Jadi kalau petens yunior Indonesia banyak yang masuk dalam babak utama maka otomatis semua ini akan mendapatkan hospitality sehingga free beaya hotel dan makannya. Kalau untuk pelatih, bukan semua pelatih yang dibawa setiap pemain bisa terima hospitality, tapi hanya 1 (satu) saja. Siapa yang tentukan pelatih mana yang ditunjuk bisa mendapatkan hospitality. Karena cuma satu maka yang menentukan adalah National Association dalam hal ini adalah PP Pelti

Selasa, 22 Juli 2014

Akar Permasalahan perseteruan Tami Grende

Jakarta, 22 Juli 2014. Saat ini sedang ramai raminya perhatian bukan saja masalah Pilpres tetapi juga didunia tenis Indonesia muncul suatu berita dimedia massa. Sampai saypun dihubungi pertelpon oleh wartawan Kompas.. Sayapi saat itu peringkat Tami hanya sekitar 170 dunia yunior.a sendiri awalnya tidak tahu kalau ada masalah antara Olivier Grende (ayah dari petenis juara ganda Wimbledon Yunior 2014, Tami Grende). Tetapi saya dikirimi sms atau WhatsApp oleh liver sehingga banyak juga tahu, bahkan beberapa dokumennya sempat dikirim atau diperlihatkan.
Saya ikuti terus dan saya mendengar dari kedua belah piha antara klubnya Sportama dan Olivier Grende. Itu masalah kontrak kerja kedua belah pihak dimana Sportama sebagai penyandang dana dan melatih Tami diklub tersebut.

Kamis, 17 Juli 2014

Oleh Oleh dari Palembang

Jakarta, 18 Juli 2014. Kemarin tepatnya hari Rabu (17/07), saya terbang ke Palembang untuk bertemu dengan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatra Selatan dikantornya. Ini setelah ber komunikasi melalui SMS dengan beliau maslah turnamen tenis di Sumsel.
Pagi pagi berangkat dengan Citilink ke Palembang dan tiba di Palembang dengan udara cerah. Dan saya langsung juga informasikan kedatangan saya dengan rekan2 dari Pengda Pelti Sumsel seperti Ketua, Sekretaris dan dari komite pembinaan maupun pertandingan Pengda Pelti Sumsel. Dan hanya rekan Firdaus dari komite pertandingan yang bisa mendampingi saya ketemu Kadispora Sumsel tersebut. Sedangkan Sekretaris Pengda Asnawi tidak bisa karena ada kegiatan lain dan cukup menyampaikan salam kepada Kadispora.
Bersyukurlah mendapat sambutan cukup hangat dari Drs. H. Syaidina Ali Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga yang baru 2 tahun ini menjabat kedudukan. Memang saya belum kenal karena yang saya kenal sebelumnya dalam rangka persiapan SEA Games 2011

Rabu, 16 Juli 2014

Pesimis kalau Menpora Turut Campur Tangan

Jakarta, 17 Juli 2014. Kalau dalam pemberitaan disebutkan agar Kemenpora harus turun tangan masalah Tami Grende yang tidak diberikan rekomendasi ikuti US Open atau undangan ITF North America Tour, menurut saya sangat pesimis  . Alasan saya adalah  Ketua Umum PP Pelti saat ini hanya bisa mengikuti kemauan dari bawahannya walaupun keinginan bawahannya itu salah. Mungkin karena dia tidak mengerti masalah tenis.
Disini saya kuatir sekali Ketua Umum PP Pelti tidak sadar atas ulah dari anak buahnya. Bisa dibayangkan Ketua Bidang Pembinaan Yunior mengatakan (dalam pemberitaan media) kalau tidak akan dihambat, tetapi berbeda dengan keterangan Ketua Bidang Pembinaan Senior yang mengatakan tidak akan dikeluarkan rekomendasi tersebut.

Diskusi masalah induk organisasi Tenis di Indonesia

Jakarta, 17 Juli 2014 Semalam saya terima telpon dari salah satu rekan anggota pengurus daerah Pelti yang terkenal vokal dikepengurusan tersebut. Kevokalannya tentunya beralasan dan masuk akal bagi saya ketika berkomunikasi dengannya. Masalah pertama bertanya masalah Tami Grende yang diberitakan oleh Harian Jawa Pos kemudian masalah turnamen dan juga kinerja Pelti sendiri. Banyak prediksinya yang masuk akal dan terjadi tanpa disadari oeh rekan rekan lainnya yang mungkin tidak peduli. Dia ini mungkin diangap " gila ". Bagi saya memang ngurusin tenis itu harus orang " gila ". Jadi komunikasi kita berdua klop atau saling mengisi.
Sayapun bercerita duduk persoalan yang saya dengar dari keduabelah pihak antara pihak Tami Grende dan pihak klubnya. Dan sangat menyayangkan statement petinggi Pelti di Harian Jaa Pos terakhir. Dan juga berdiskusi pula apa yang harus dilakukan oleh Ketua Umum PP Pelti saat ini.
Disinggung masalah turnamen senior yang akan diselenggarakan di Surabaya pada buan Agustus 2014. Ternyata ada hambatan datang dari PP Pelti.  Berita ini sudah saya terima juga dari rekan saya di Solo (ibu rumah tangga) yang juga berperan dalam turnamen di Surabaya yang dmotori oleh penyelenggara Bonit Wiryawan mantan petenis nasional. 

Petinggi Pelti Mulai Ngaco

Jakarta, 17 Juli 2014. Begitu membaca berita di www.remaja-tenis.com yang mengambil dari Harian Jawa Pos, saya sedikit terhenyuh karena muncul beda pendapat datang dari dua petinggi PP Pelti. Sebelumnya diberitakan kalau ketua bidang pembinaan yunior PP Pelti mengatakan kalau PP Pelti tidak menghambat keinginan Tami Grende ikut Grand slam. Artinya PP Pelti akan menyetujui undangan ITF kepada Tami Grende ikuti ITF Development Tour tersebut.
Nah, sekarang Tami terima undangan dari ITF untuk ikuti ITF North America Tour yang diawali di Canada dan berakhir di US Open seperti waktu ikuti 6 minggu ITF Europe Tour dengan finishnya di imbledon.
Berita mengejutkan justru pemberitaan terakhir disebutkan statemen dari ketua bidang pembinaa senior PP Pelti yang mengatakan kalau PP Pelti tidak akan keluarkan endorement untuk Tami dalam memenuhi undangan tersebut. Tapi disini saya melihat ada perbedaan pandangan tentang  masalah undangan ITF tersebut dengan ikut serta Grandslam. Terungkap dalam berita tersebut kalau Tami Grende waktu ikuti Wimbledon (yang melalui undangan ITF Europe Tour) tanpa endosement dari PP Pelti. Sehingga oleh ketua bidang pembinaan senior dikatakan kalau waktu ikuti Wimbledon tanpa endorsement PP Pelti, kenapa sekarang mau ikuti US Open minta endorsement PP Pelti.

Selasa, 15 Juli 2014

Masalah Tami Grende Muncul dengan Pelti

Jakarta, 16 Juli 2014. Saat ini cukup hangat pemberitaan masalah Juara Wimbledon Junior dari Indonesia yaitu keberhasian Tami Grende (Bapaknya Italia dan Ibunya Bali) diganda putri Grandslam Wimbledon Junior 2014. Tetapi ada berita negatip muncul adalah munculnya statement dari orangtuanya yaitu Olivier Grende yang menyatakan Pelti menghambat dengan tidak memberikan/menghambat  persetujuan atas undangan ITF untuk Tami ikut ITF Development grant Tour ke Eropa. Dan sekarang muncul lagi undangan ITF untuk Tami ikuti ITF North American Tour sebelum ikut US Open bulan Agustus 2014.

Saya diberitahu kalau deadline nanti Jumat 18 Juli 2014, persetujuan Pelti belum muncul.. Sayapun SMS dengan Sekjen PP Pelti untuk mengingatkan masalah ini jangan sampai tertunda, dan oleh Sekjen diminta koordinasi dengan Ketua Bidang Pembinaan Yunior. Ya, saya tidak ada kepentingan masalah ini karena masalah sebenarnya saya sudah tahu sekali yaitu ada masalah internal dalam klub Sportama dengan Olivier Grende

Evaluasi Kepengurusan Baru ini

Jakarta, 16 Juli 2014. Sampai saat ini sudah memasuki tahun kedua kepengurusan Pelti dibawah komando ketuanya Maman Worjawan, masih aja muncul ketidak puasan masyarakat tenis. Munculnya ini sudah lama saya perkirakan ketika diawal kepengurusan keluar nama nama yang akan membuat semuanya ini menjadi seperti ini. Nah, kalau masalah pribadi pribadi saya tidak mau ungkit. Tetapi masalah program ataupun kinerjanya perlu dievaluasi lagi.
Saya tidak lupa saat bulan Mei 2013 ketika saya diundang sendiri oleh Ketua Umum PP Pelti untuk hadir dikantornya. Tenryata dia memaparkan program turnamen 3 hari yang sudah saya rintis sejak tahun 2009 dengan bendera RemajaTenis. Saat itu saya ditawarkan 40 turnamen 3 hari tersebut dari 80 turnamen direncanakan. Saya sedikit sombong saat itu kalau 100pun saya sanggup dengan 2 syarat saja, yaitu tidak ada intervensi dari oknum Pelti yang menyatakan kalau RemajaTenis itu bukan TDP, dan kedua jikalau ada dana. Katakan demikian ketika ditawarkan oleh Ketua Umum PP Pelti sendiri didepan 2 anggota pengurus lainnya.

Muncul Lagi Masalah Turnamen Bentrok

Jakarta, 15 September 2014. Kemarin saya terima telpon dari rekan lama yang rajin berkomunikasi dengan saya masalah tenis khususnya Pelti. Karena sama sama pernah duduk dalam kepengurusan Pelti duu.
Diceritakan betapa kecewanya teman temannya yang mau selenggarakan turnamen tetapi disuruh undurkan waktunya. Apa lagi sih, dan bagi saya bukanlah hal baru sebenarnya.
Dia katakan kalau bulan Agustus 2014 bersama mantan petenis nasional Bonit Wiryawan mau selenggarakan turnamen nasional tetapi oleh Pelti disuruh undurkan waktunya. Kemudian saya cek ke kaeder Pelti yang diterbutkan tgl 11 Juni 2014.
Memang di Surabaya ada turnamen nasional yunior Piala Semen Gresik 11-17 Agustus 2014 di Gresik, kemudian tgl 18-24 Agustus 2014  di Surabaya ada Dunlop BW turnamen dgn hadiah jutaan rupai artinya ini kelompok umum, dan ada iga tenis Junior (produk PP Pelti) tanggal23-25 Agustus 2014.

Senin, 07 Juli 2014

Terima kasih

Jakarta, 6 Jui 2014. Minggu lalu saya terima telpon dari rekan saya diinduk organisasi tenis yaitu Pelti. Datang telpon dari Sekjen PP Pelti. Ini karena saya sempat SMS kepadanya sampaikan terima kasih karena telah keluar surat edaran tentang batas susia PON 2016. Menyampaikan selamat hari minggu.
Setelah itu saya dibilangin kalau dia sempat memarahi rekan rekan di PP Pelti yang sibuk dengan mau menggolkan rencana bebas usia di PON XIX Jawa Barat tahun 2016. Harus diakui karena Pileg yang lalu (April) rekan saya ini sibuk dikampung halamannya sehingga oleh  rekan lainnya yang menyampaikan kalau dia sudah disingkirkan dari jabatan sekjen oleh pimpinan tertingggi. Saya dapat berita ini dari salah satu rekan dikepengurusan. Hal ini mnurut saya tidak mungkin karena dia ini yang membawa Ketua Umum ketemu saya untuk menjadi Ketua Umum PP Pelti saat itu.

Sabtu, 28 Juni 2014

Akhirnya PON XIX batas usia 21 tahun

Jakarta, 29 Juni 2014. Ketika menerima copy Surat PP Pelti kepada Pengda Pelti tentang batasan usia 21 tahun untuk peserta PON XIX 2016, hati saya jadi lega juga. Karena suatu blunder jika diubah oleh keinginan segelintir "oknum" di induk organisasi tersebut. Surat tersebut tertanggal 23 Juni 2014., cukup melegakan saya sendiri. tetapi kenapa begitu nafsunya saya atas ulah "oknum" diinduk organisasi tersebut.
Bahkan saya beraninya kontak langsung dengan rekan saya di KONI Pusat menanyakan kebenaran pertemuan oleh Ketua Umum PP Pelti, Wakil Sekjen-1 dan Kabd Pembinaan dengan Wakil Ketua Umum KONI Pusat. Ketika saya bertanya kepada Ketua Umum PP Pelti tentang kebenaran pertemuan tersebut ternyata tidak dibalas. 

Jumat, 27 Juni 2014

Tegur Keras Orangtua

RemajaTenis, Jakarta. Beberapa hari lalu saya sempat mengur salah satu orangtua atlet, karena menyepelekan keberadaan turnamen yang merupakan salah satu kebutuhan atlet. Saya sedikit tergugah menegur rekan rekan yang berasal dari Sulawesi Utara, karena saya merasa ikut bertanggung jawab terhadap tata tertib atlet2 muda tersbut.
Saya sedikit marah jika pelanggaran dilakukan khususnya atlet asal Sulawesi Utara, karena hal mendasar harus diketahui para orangtua. Masalahnya adalah selama ini saya suka perhatikan sikap atau cara mereka ini kalau ikuti suatu turnamen. Kemudahan mendaftar udah dicitakan dengan cara SMS lebig sinkat dan praktis sekali

Makin Marak Jual Beli Atlet Yunior untuk PON

Jakarta, 28 Juni 2014. Hari ini saya terima telpon dari salah satu orangtua petenis yang sudah akrab dengan saya. Yang diceritakan masalah perbuatan pelatih yang juga anggota Pengurus Pelti. Sebenarnya sudah lama saya ketahui tetapi itu haknya. Wajar dimatanya, tetapi tidak etis dilakukan kalau jadi pengurus Pelti baik di Pusat maupun di Daerah 
Kalau beberapa hari lalu saya terima telpon dari salah satu orangtua di Jawa Timur menceritakan masalah yang sama, yaitu dialami di Jawa Timur. Diberitakan kalau daerahnya punya Pelatda tetapi masih juga membeli atlet dari Jakarta dan Jawa Tengah termasuk pelatih dari Jakarta. Ini rada aneh dilakukan oleh daerah di pulau Jawa, dan memang sudah terjadi. Ada 2 daerah di Jawa yang saya indikasikan membeli atlet tenis dari luar daerah. Kalau yang satu membeli atlet dari luar daerah tetapi latihannya di daerahnya, jadi dianggap normal saja tetapi daerah yang satu lagi jelas jelas beli dari luar daerah dengan dana yang besar sekali. Termasuk beli satu paket dengan pelatihnya. wow, keren juga tidak tanggung tanggung ya, demi RUPIAH.

Seharusnya masuk Kick's Andy

Jakarta, 27 Juni 2014. Disaat pertemuan dengan rekan Yulius Y Teja dari Makasssar, saya sempat terkejut juga disampaikan olehnya kalau AFR itu sudah harus masuk acara METRO TV yaitu Kick Andy. Ini ungkapan untuk kedua kalinya saya terima dari teman teman. Yang pertama disaat bertemu disalah satu rumah makan Padang di Jakarta dijalan Salemba.

Kenapa begitu saya coba tanyakan. Katanya karena AFR berjuang sendiri selama ini selenggarakan turnamen nasional yunior di 16 provinsi di Indonesia yaitu Sumut, Sumbar, Sumsel, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Sulut, Papua, Sulteng, Sulsel, NTB, Jatim, Jateng, Jabar, DIY dan DKI Jakarta.

Selasa, 17 Juni 2014

PON Remaja 18 tahun dan PON Jabar bebas Usia ???

Jakarta, 16 Juni 2014. Ketika terima SMS dari salah satu rekan di Pengda Pelti DKI yang menyatakan kalau berita didapat dari wakil sekjen PP Pelti 1 bahwa PON Remaja 2014 batas usia 16 tahun kemudian PON Jawa Barat 2016 bebas usia. Saya sedikit terkejut karena ini bertentangan dengan hasil Rakernassus Pelti beberapa bulan lalu.
Kok bisanya dikatakan PON Jawa Barat bebas usia. Karena saya tahu dari cerita teman2 kalau waktu rakernassus itu bidang pembinaan senior yang lemparkan wacana pembebasan usia sedangkan daerah sebagai peserta menolaknya.

Minggu, 15 Juni 2014

Lebih Baik Duduk Manis saja

Jakarta, 15 Juni 2014. Masih belum selesai juga masalah internal diinduk organisasi ini, karena saya hari ini terima telpon dari salah satu rekan di Jakarta. Hari ini adalah final disalah satu turnamen internasional di Kelapa Gading, saya sendiri berhalangan hadir. Karena kalau melihat cuaca yang melanda Jakarta dan sekitarnya membuat malas keluar rumah. Saya ditanya kenapa tidak hadir sama sekali diacara turnamen tenis internasional yang cukup lama berada di Indonesia.
Malam ini saya ada acara keponakan yang ulang tahun dibuatnya di Resto Doel di Alam Sutera Tangerang. Resto ini milik Rano Karno yang sekarang sebagai Plt Gubernur Banten. Kebetulan keponakan saya ini dulu satu sekolah di Bogor dimana saya bersama keponakan tersebut satu rumah dengan salah satu Paman dan Bibi saya , dengan " Doel nak Sekolahan "

Sabtu, 07 Juni 2014

Aneh juga ada istilah Senior Referee Pelti

Jakarta, 8 Juni 2014. Sewaktu saya membuka facebook ada komentar yang mengelitik yang saya baca atas penjelasan dari salah satu rekan pelaksana turnamen. Agak geli juga karena dalam memmbela diri disebutkan satau istilah baru yaitu Senior Referee Peti. Ini benar benar istilah baru selama saya berkecimpung dipertenisan Indonesia. Bahkan dianjurkan jangan lemparkan isu jika tidak tahu permasalahannya. Ya, betul sekali anjurannya tersbut. Tetapi yang agak aneh yatu memberikan gelar kepada rekan yang diakuinya sebagai Referee TDP adalah Senior Referee Pelti.
Kaget dan tertawa yang bisa saya sampaikan, karena sewaktu masalah ini diungkapkan dimedia socia (FB) oleh salah satu anggota pengurus Pelti didaerah, justru mendapatkan komentar tersebut.
Sepengetahuan saya, sampai saat ini ada yang dilupakan oleh PP Pelti sejak dulu kala yaitu pendidikan Referee. Kalau ITF sudah ada jenjang tersebut, bahkan saya ditawarkan oleh rekan Referee di LN tetapi saya menolaknya.

Kamis, 05 Juni 2014

Yang penting bagaimana menjadikan atlet itu dapat uang

Jakarta, 5 Juni 2014. Setiap menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) selalu terjadi praktek jual bei atlet dan itu sudah terjadi sejak bebarapa PON lalu. Melihat hasinya pembinaan maka oleh KONI Pusat dianjurkan agar dibuat aturan batasan umur. Kelihatannya ini untuk mengatasi probema ama tersbut.
Tetapi ternyata sama saja, karena baik pelatih yang sangat jeia melihat peluang, karena beberapa kali PON yang saya amati pemberlian atlit sebagian besar dilakukan olehpelatih pelatih kondang sendiri, kemudian para orangtua melihat peuang masuknya ratusan juta kekocek putra atau putrinya.
Kenapa induk organisasi tidak mencegahnya. Saya akui kaau induk organisasi tidak bisa melarangnya karena memang hak dari setiap insan tenis.

Selasa, 03 Juni 2014

Kok beraninya disuruh Mundur

Jakarta, 2 Juni 2014. Diudara panas ini penuh dengan kendaraan terutama truk truk angkut batubara didaerah Sumatra Selatan, saya mengemudikan kendaraan dari Muara Enim ke Tanjung Enim. Saking capeknya karena sehari sebelumnya saya mengendarai sendiri dari Jakarta ke Tanjung Enim dengan singgah duu ke Kotabumi Lampung Utara. Pikiranpun melayang kesuatu acara yang menentukan masa depan tenis Indonesia.Waktu itu ada acara Rapat Kerja Nasiona yang khusus bicarakan tentang Pekan Olahraga Nasional 2016 maupun PON Remaja 2014. Ada keinginan dari petinggi cabor khususnya dibidang pembinaan untuk merubah PON 2016 menjadi bebas usia. Maka datanglah undangan untuk rekan2 dari daerah ke Ibukota memenuhi undangan tersebut. Sehari sebelum acara ada pertemuan dari rekan rekan daerah membahas strategi menghadap Rapat Kerja tersebut. 

Senin, 02 Juni 2014

Maesa Paskah Yunior diundur, masuklah RemajaTenis

Jakarta, 2 Juni 2014. Malam ini ada pertemuan Panpel Turnamen Maesa Paskah 2014 di kub Epicentrum Rasuna Jakarta. Keputusan rapat adaah Turnamen Nasional Maesa Paskah Yunior di Makassar tgl 9-15 Juni 2014 diundurkan waktunya. Dan sayapun harus menerimanya karena keputusan tersebut sudah keluar dalam rapat minggu lalu ditempat yang sama sedangkan saya sedang berada diluar kota. Ya, mau marah dan kesal karena sudah edarkan pengumumanbaik melalui SMS maupun Emai dan surat pos keberbagai daerah mulai dari papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulut, Gorontao, Sulteng, Sultra, Siulbar, Sulsel dan Kaltim maupun Kalimantan Utara.
Ya karena tidak ada satupun rekan2 dalam kepanitiaan yang bisa meyakinkan pimpinan . Sayapun harus menerima semua ini karena didalam organisasi kita harus tahu etikanya.

Minggu, 01 Juni 2014

Pelanggaran Ketentuan TDP

Bandar Lampung, 31 Mei 2014. Sewaktu kembali dari Kotabumi ke Bandar Lampung, saya menyempatkan diri singgah ke Villa Citra Indah tempat berlangsungnya turnamen yunior Sportama. Ini turnamen 3 hari yang sistemnya sama dengan RemajaTenis. Ketemu juga dengan rekan2 dari Lampung seperti Leo Nangin, Roniansyah. Dan juga Zulkarnaen dan Rani J selaku penyelenggara turnamen tersebut.
Memang maksud kunjungan tersebut hanya nostalgia, karena di era tahun 1990 an, saya pernah menggelar Turnamen Nasional Lampung Open. Jadi bisa dibayangkan cukup lama baru kembali lagi ke lapangan tenis di perumahan tersebut.
Memang kunjungan tidak lama sekitar 15 menit saja karena perjalanan mau kembali ke Jakarta. Sayapun sebelum meninggalkan lapangan bertanya kepada rekan Leo Nangin yang juga termasuk dalam panitia penyelenggara dari Lampung.

Jumat, 23 Mei 2014

Nyetir melawan ngantuk ke Lampung

Kotabumi, 23 Mei 2014. Perjalanan dari Kota Wisata ke Pelabuhan Bakauhuni cukup lancar, keluar dari rumah jam 0515 dan tiba di pelabuhan jam 08.30. Tetapi yag jadi maslah dalam perjalanan tersebut adalah ngantuk akibat tidur kurang. Bisa dibayangkan hari Senin maam habis rapat Maesa saya harus ke Bandara Sota untuk jemput eponakan datang dari Manado jam 23.00. Dan antar ke Pasar Minggu dan sampai rumah kurang lebh jam 01.30. Nah rencana berangkat awalnya jam 04.00 sudah tidak memungkinkan dan akhirnya masuk tempat tidur jam 02.00 dan tiduran sampai am 04.15
Menahan ngantuk adalah paing suit tetapi bersyukurah saya bisa mengatasinya dan diatas kapalpun ambi kesempatan tiduran saja. Dan ternyata kapal bisa mendara anya 2,30jam saja.
Langsung euar membaa kendaraan sampai mencari pomp bensin, bukan untuk isi bensin mobil tetapi isi perut sipebawa mobil aias saya.

Minggu, 18 Mei 2014

Evaluasi pelaksanaan Turnamen Maesa Paskah

Jakarta, 16 Mei 2014. Setelah mendapatkan kepercayaan untuk membantu Maesa khususnya OICO Tenis, saya sebagai wakil ketua Panpel Turnamen Maesa Paskah dalam rangka HUT POR Maesa ke 90 yang bertanggung jawab bukan hanya untuk cabor tenis yang dipertandingan ditahun 2014, tetapi juga untuk beberapa cabor seperti Catur, Golf,Bridge dan tenis.
Setelah saya pelajari hasil pelaksanaan turnamen Maesa Paskah selama ini saya melihat kemunduran yang terjadi, tidak seperti beberapa tahun silam sewaktu pelaksanaannya bukan di lapangan tenis Kub Rasuna. Memang yang paling meriah sewaktu dilaksanakan di Senayan. Betapa banyaknya teman2 saling kangen bertemu diacara Paskah tersebut yang dipindahkan kelapangan tenis. Bahkan saat itu kebaktianpun bisa dilaksanakan dilapangan tenis Senayan. Itulah kisah nostagia yang berkesan di Maesa Paskah.
Memang ada sekitar lebih dari 5 tahun saya tidak melibatkan diri dalam pelaksanaan turnamen Maesa Paskah khususnya Tenis.

Rabu, 07 Mei 2014

Perhatian ke Indonesia Timur

Jakarta, 7 Mei 2014. Ada keinginan saya agar tenis diluar Jawa bisa berperan aktif dalam pertenisan nasional, belum sepenuhnya bisa dipenuhi. Masalahnya adalah belum ada visi dan misi yang sama bagi pelaku pelaku tenis di masyarakat tenis sendiri. Selama ini saya sudah mencoba dengan adakan turnamen nasional yunior dengan label RemajaTenis, yang tidak meminta sponsor dari induk organisasi tenis yaitu PP Pelti. Yang saya lakukan selama ini hanya bisa menggugah kalangan Pelti didaerah daerah agar bisa bangkitkan tenis diwiayah mereka ini. Ada yang sadar tapi banyak yang belum sadar.

Minggu, 04 Mei 2014

Ada yang catut nama saya

Jakarta, 4 Mei 2014. Disaat sedang asyik2nya menonton turnamen nasional RemajaTenis Jakarta-4 hari ini saya terima SMS dari salah satu rekan kerja di RemajaTenis yang katakan kalau dia terima SMS dari salah satu orangtua petenis di Bogor. isinya cukup mengagetkan , karena dikatakan kalau anaknya dicoret namanya oleh PP Pelti karena usulan saya. Dalam rangka apa ya ada namanya dicoret. Tentunya ini dalam rangka pemiihan tim nasional atau seleksi dilakukan Pelti. Saya sendiri tidak jeas event apa yang dimaksud. Wow, sayapun tidak mengerti maksudnya karena kesannya masih ada pengaruh dari saya terhadap rekan di PP Pelti. Sedangkan setahu saya sejak 2013 sampai saat ini saya sudah capek memberikan masukan terhadap pertenisan kita diakibatkan tidak puasnya kinerja PP Pelti saat ini. Sehingga sudah ada dalam benak saya untuk tidak mau lagi beri masukan karena setiap masukan yang saya berikan justru dalam pelaksanannya ditentang alias tidak dijaankan. Artinya saya tidak dipercaya untuk masukan tersebut.

Sabtu, 03 Mei 2014

SMS kilat dapat respons

Jakarta, 2 Mei 2014. Saya mendapatkan kabar kepastian adanya Rakernassus (rapat kerja nasional khusus) dari beberapa teman adalah tanggal 9 Mei 2014 di hotel Menara Peninsua Jakarta. Kemudian saya secara iseng hanya untuk mengetahui sampai dimana berita ini sudah diketahui oleh rekan rekan didaerah. Maka saya sms saja ke rekan rekan didaerah dengan menyatakan selamat Rakernas tgl 9 Mei 2014 di Jakarta. Hanya Jawa Barat yang menjawab kalau sudah terima undangan. Bahkan DKI tidak menerimanya menurut Wakil Ketua Pengda Pelti DKI. Mulai dari Sumut, Riau, Sumsel, Lampung, Sumut, Sulteng, Sulbar, Sulsel, Papua, Papua Barat, Maluku, NTT, Bali Kalteng menyatakan kaget dan belum terima undangan. Tetapi sore harinya kemudian Kalteng beritahu kalau baru terima undangan.

Kamis, 01 Mei 2014

Keputusan PON Bebas Usia Harus melalui Rakernas

Jakarta, 28 April 2014. Pasca Davis Cup di stadion tenis Gelora Bung Karno, saya mendapatkan kabar dari beberapa rekan baik dikepengurusan Pelti saat ini maupun dari masyarakat tenis yang peduli akan Pelti, bahwa ada wacana perubahan batas usia untuk Pekan Olahraga Nasional XIX 2016 di Jawa Barat.
Sayapun hanya bisa berkomentar kalau perubahan batas usia itu tidak bisa dilakukan melalui Rapat Pleno PP Pelti tetapi harus melalui Rapat Kerja Nasional ataupun Musyawarah Nasional.
Perubahan tersebut akibat sudah diputuskan oleh KONI Pusat tahun 2014 tepatnya akhir tahun 2014 diadakan PON Remaja-1 di Surabaya Sehingga PON kembali ke bebas usia tetapi semua tergantung dari induk organisasi olahraga anggota KONI Pusat.

Kamis, 17 April 2014

Wartawan mau buat Petisi

Jakarta, 17 April 2014. Hari Rabu 16 April  ada kegiatan Press Conference Davis Cup di Senayan, dilakukan oleh PP Pelti . Saya tahu karena pagi hari saya singgah ke Kantor PP Pelti bawa Formulir Pendaftaran TDP Yunior setelah latihan tenis di Senayan, dan diberitahu ada kegiatan tersebut.
Tentunya saya tidak mau hadir karena pagi ini habis main tenis dan tidak bawa pakaian kerja.
Ternyata ada kasus baru yang terjadi. Saya ditilpon oleh salah satu wartawan Suharto Olii memberiahukan kekecewaan mereka dengan press conference kemarin.

Kamis, 10 April 2014

Komunikasi tidak jalan mulus, gimana jadinya Tenis kita

Jakarta,10 April 2104. Setelah membaca kalender TDP 2014, saya sedikiti prihatin dengan penjadwalannya yang kurang tepat. Yaitu pelaksanaan TDP Piala Gubernur DKI Jakarta dengan Davis Cup. Kenapa sampai demikian terjadinya. Gubernur Cup mulai 21-27 April 2014 sedangkan Davis Cup 25-27 April 2014. Ada yang bertanya apa yang salah? Bisa saja dan boleh saja dilaksanakan walaupun dalam satu kota.
Yang saya permasalahkan adalah Davis Cup itu diikuti 4 petenis nasional dimana kedudukan tim Indonesia itu sudah diujung kejatuhan kalau kalah lawan China Hongkong, artinya akan tercatat dalam sejarah hitam kalau Indonesia alami degradasi ke grup 3. Bayangkan saja selama ini belum pernah terjadi Indonesia masuk grup 3 baik Davis Cup maupun Fed Cup. Kita boleh bangga ditahun 1989 Indonesia masuk grup Dunia dizaman Indonesia lawan Jerman. Ada yang menikmati lawan Boris Becker saat itu. Sekarang untuk tahun 2015 bisa2 Indonesia harus merayap ke grup 3, ini jangan sampai terjadi.

Senin, 07 April 2014

Jual Beli Atlet sudah marak

Jakarta, 8 April 2014. Kalau isu masalah perpindahan atlet dari satu daerah kedaerah lain sudah merupakan kewajaran saja didunia tenis Indonesia. Ini terjadi karena lemahnya pembinaan pertenisan didaerah daerah kita. Ini akibat kinerja Pelti didaerah daerah sangat lemah. Menurut pendapat saya, dari 33-34 Pengda Pelti di Indonesia yang aktip hanyalah bisa dihitung dengan jari tangan saja, artiya sekitar 30 prosen saja maksimalnya yang aktip. Lainnya kita lihat saja sendiri.
Perpindahan terjadi bukan saja didunia tenis tetapi juga sudah terjadi dicabor lainnya. Ada penyebabnya yaitu akibat ada salah satu multi events yang hasinya kurang membantu prestasi tapi lebih banyak membawa kepada presitise saja. Yaitu adanya Pekan Olahraga Daerah atau PORDA yang sekarang berganti nama menjadi Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) dan juga Pekan Oalahraga Nasional (PON).
Setiap menjelang PON ataupun PORPROV selalu terjadi hijrahnya atlet kedaerah yang lebih cenderung ke tuan rumah. Kalau baca statement petinggi KONI daerah tersebut sangatlah menggelikan, karena dikatakan itu keingnan atlet bukan penawaran pengurus induk olahraga. Bisa saja ngeles.

Ikut 2 turnamen dalam waktu yang sama

Jakarta. 8 April 2014.  Tertarik juga dalam satu tulisan kecil di facebook rekan pelatih tenis di Jakarta, yang mengingatkan akan klausul keikut sertaan petenis dalam suatu turnamen. Yaitu petenis tidak diperkenankan ikuti 2 turnamen dalam minggu yang sama, apalagi dalam waktu yang sama.
Memang ini sudah tercantum dalam ketentuan pertandingan baik internasional maupun nasional. Nah, sekarang apakah sudah dilaksanakan dengan baik di Indoneia. Kita telusuri saja setiap turnamen yang ada sekarang. Kecenderungan so pasti ada.

Jumat, 04 April 2014

Kekecewaan sponsor terhadap Liga sudah kelihatan

Jakarta. Sewaktu di Singapore bersamaan waktu dengan pelaksanaan turnamen yaitu Liga Tenis Junior Nasional dengan sponsor Bank Mayapada di Jakarta. Awalnya saya dapat masukan kalau pesertanya sangat sedikit menurut rekan saya mantan ketua bidang pertandingan PP pelti sendiri. Kok bisa tahu, karena dia diberitahu teman teman lainnya. Sedangkan saya sudah tidak berminat lagi mau cari athu, kecuai diberitahu, seperti ini.'Begitu juag sewaktu di Singapre saya dengar dari rekan rekan tenis Indonesia yang berada di Singapore yang sedang ikuti turnamen nasional Singapore. Berita prihatin yaitu katanya Bank Mayapada kecewa berat dengan pelaksanaan Liga ini. Bayangkan awal kegiatan sudah menunjukkan kekecewaan tersebut, gimana selanjutnya. Alasannya saya sendiri tidak mau tahu karena so pasti saya tahu kekecewaan tersebut akibat penanganan yang kurang atau ketidak tahuan oleh pelaksananya, yang penting duitnya sudah masuk kas.. Pelaksanaan pertama di Jakarta kemudian dilanjutkan di Bandung ternyata pesertanya sekitar 80 an saja , jauh dari proposalnya yang diberikan kepada sposnor sehingga tertarik ikut serta.

Bicarakan soal turnamen eksekutif

Jakarta, Ketemu teman lama cukup menarik juga diungkapkan. Karena rekan ini bergerak sebagai E.O, maka pembicaraapun tentang kegiatan olahraga tenis khususnya.
Ketemu di Starbuck di Cibubur Junction. Macet dan susah parkir jadinya disore hari tersebut. Tepatnya hari Senin sore 31 Maret 2014.
Ketemu dan berbincang tentang keinginannya adakan kegiatan tenis di Jakarta khususnya di Universitas Indonesia. dia tertarik dengan kegiatan saya yaitu RemajaTenis untu dipindahkan ke lapangan tenis Universitas Indonesia.. Masalahnya adalah di Universitas Indonesia, Depok ada 3 lapangan keras dan 1 gravel. Saya kemukakan kalau kendala lapangannya kalau selenggarakan turnamen seperti RemajaTenis.Tetapi keinginan itu saya sambut jangan dilepaskan begitu saja.
Ideanya cukup bagus dan sudah pernah saya lakukan beberapa tahun silam. Yaitu dalam suatu kegiatan seperti turnamen harus diikuti juga semacam festival, dengan berbagai kegiatan. Masalahnya sekarang adalah fundraising atau pencarian dana nomor satu sedangkan kelemahan saya adalah gak bisa cari dana.

Selasa, 25 Maret 2014

Pertenisan Asia Mundur

Singapore, Bertemu teman lama dinegeri orang merupakan keasyikan tersendiri. Saya ketemu dengan teman lama yang juga penduduk Singapore, Uthrapathy yang mantan Preseident Singapore Tennis Association, dan juga sempat di Asian Tennis Federation. Dia ini banyak bantu petenis Indonesia untuk mendapatkan wild card turnamen-turnamen di Singapore, Vietnam maupun Uzbekistan dimana dia sebagai direktur turnamen. Suwandi, Andrian Raturandang, Dede Suhendar dll  bahkan Angelique Widjajapun pernah saya berikan berkat bantuan Uthrapathy.

Kasus aneh dilakukan Referee di Singapore

Singapore, Satu kejadian sehari sebelum final yaitu Sabtu 22 Maret 2014, ada pertandingan ganda putri KU 10 tahun. Kebetulan salah satu pasangan berasal dari Bandung, yang bukan dalam tim RemajaTenis Bank BNI yang bersama sama saya. Saya lihat begitu seriusnya antara orangtua dengan Refereenya. Setelah itu saya ingin tahu juga walaupun sudah mendengar dari salah satu orangtua yang hadir di Kallang Tennis Stadium. Dan saya cari waktu luang ingin berbicara dengan Referee karena berdasarkan cerita orangtua lainnya kesimpulan saya Refereenya berbuat salah.
Sayapun mendekatinya dan bertanya ada masalah apa kok begitu seriusnya. Kemudian saya mendapat cerita langsung dari Refereenya. Dan ternyata sama dengan cerita orangtua lainnya.
Saat itu ada lapangan yang digunakan untuk pertandingan sedang digunakan oleh salah satu putra dari orangtua  sebut saja A sedang practice lapangan tersebut. Kemudian oleh Referee diminta keluar dan pindah kelapangan lainnya Tapi kelihatannya orangtua A ini tidak bisa menerima dan terjadilah pembicaraan antara orantua A tersebut dengan Referee. Menurut Referee ternyata ada kata2 yang kurang berkenan dengan Referee tersebut. Apa yang dilakukan oleh Referee setelah menerima perlakuan tidak enak dilakukan oleh A tersebut.

Senin, 24 Maret 2014

Beda Singapore dan Jakarta

Singapore. Untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di Singapore dan masuk ke lapangan tenisnya. Padahal selama ini  saya ke Singapore selain bisnis bukan tenis maupun tenis. Rapat rapat Asian Tennis Federation selalu berfokus di hotel karena rapatnya di hotel. Kali ini saya menginjakkan kaki di Kallang Tennis Stadium yang pernah digunakan untuk World Youth Olympic.
Tiba di SingaporeJumat 14 Maret 2014  malam dan baru esok harinya ke lapangan tenis tersebut dengan 14 lapangan tenis outdoor dimana satu adalah mini stadium nya. Yang digunakan untuk turnamen nasional yunior yang diselenggarakan oleh asosiasi tenis Singapore dari 15-23 Maret 2014.

Tapi ada satu hal yang berbeda sekali dilakukan oleh petugas Referee yang ditunjuk oleh asosiasi tenis disana. Kesan saya Referee ini tidak kualified sebagai referee. Banyak kejadian yang bertentangan dilakukannya. Sebagai contoh adalah lapangan basah dan minta dikeringkan oleh pemainnya sendiri dibantu oleh orangtuanya. Ini bukan masalah tetapi yang masalah adalah walaupun lapangan masih basah dan pesertanya mau main, maka dipertandingkan. Bahkan timbunan air dalam lapangan dibiarkan juga. Ini aneh saya anggap dan Referee tidak kontrol lapangan yang digunakan petenis yunior. Kalau pemain jatuh dan cedera, apa jadinya.

Selasa, 11 Maret 2014

Walk out berbuntut akan dibentuk Komite Olahraga Nasional

Jakarta, 10 Maret 2014. Ketika mendengar masalah adanya walk out dari peserta Musyawarah Nasional Luar Biasa KONI 2014 di Jakarta, sayapun berpikir masalah pelanggaran dilakukan oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) selama ini. Pelanggaran apa yang dimaksud ?
Sebelumnya saya mencoba mendengar masalah walk out tersebut akibat ketidak setujuan peserta Musornaslub KONI. Ternyata dimotori Sekjen PP Pelti bersama sama dengan rekan2 dari Pertina, PGI, PODSI, POSSI, PERBAKIN dll mengusulkan agar dalam pembahasan revisi AD ART KONI mencabut masalah adanya 5 ring diatas logos KONI yang milik dari IOC (International Olympic Organization). Oleh IOC hanya diperkenankan dipakai setiap negara 1 organisasi yaitu KOI (Komite Olimpiade Indonesia).

Rabu, 05 Maret 2014

Telpon dari Hopeng lama

Jakarta, 5 Maret 2014. Hari ini terima telpon dari rekan lama  yang sudah mundur dari kepengurusan induk organisasi. Kebetulan saya sedang nyetir mobil sambil mendengar ocehannya atau curhatnya yang paling sering saya dengar dan saya sebagai pendengar yang setia tetap masih bisa melayaninya.
Disebutkan kalau rekannya yang ganti posisinya sedang risau.Kenapa ya ? Itu pertanyaan saya. Karena pusing dengan peminat turnamen yang akan digelar di Jakarta oleh induk organisasi. Sehingga minta tolong orang kecil yang sering nongkrong di lapangan tenis untuk promosikan turnamen tersbut yang sudah ada sponsor besar.

Kenapa Tenis Indonesia Mundur ????

Jakarta, 5 Maret 2014. Kemarin saya jalan jalan sendirian mau malihat kondisi lapangan tenis di Bekasi. sasaran saya ingi tahu bagaimana perkembangan sekolah tenis ditempat tersebut. Akhirnya saya masuk ke Villa Nusa Indah di Bekasi. Karena beberapa kali saya coba keliling ke lapangan tenis ternyata sore hari banyak yang kosong dengan latihan yuniornya. Kenapa demikian ya ? Ini fenomena yang sangat menyedihkan kalau dibiarkan terus maka pertenisan kita akan kehilangan penggemarnya dikalangan muda. Lebih sedih lagi kalau lapangan tersbut setiap sorenya kosong tidak ada yang latihan. Dampaknya kalau dibiarkan terus maka lapangan tenis tersbut akan disulap menjadi lapangan FUTSAL, karena lebi menguntungkan sekali.
Saya pernah mencoba dikalangan perumahan elit di Cibubur khususnya Kota Wisata. Setiap cluster ada lapangan tenis kecuali cluster yang baru tidak ada. Dari Snin sampai Minggu saya coba cek sore harinya. Ternyata 90 % lapangannya kosong kecuali Sabtu pagi, sore dan Minggu pagi diisi orangtua saja.

Senin, 24 Februari 2014

Terima telpon dari Surabaya

Jakarta, 24 Februari 2014. Sewaktu saya terima telpon dari salah satu rekan di Surabaya menceritakan betapa sedihnya terhadap salah satu program PP Pelti yang dikenal dengan Liga Tenis Junior Nasional 2014 di Surabaya. Apa permasalahannya? 
Dia merasa dengan digelarnya Liga Nasional ini justru akan mematikan turnamen di Jawa Timur yang ternyata sudah dalam kalender Pelti Jatim begitu banyak sekali. Ada banyak alasan yang dikemukakan waktu itu sampai dia dikatakan cukup vokal di jajaran Pelti Jawa Timur.
Hal ini sudah dikemukakan kepada petinggi Pelti di Jakarta yang sulit bisa menerimanya. Yang juga dia kemukakan kalau adanya Liga ini hanya dikonsentrasikan di 3 kota di Jawa yaitu Surabaya, Bandung dan Jakarta akan mematikan Remajatenis yang sudah saya gagas dari tahun 2009. Ya, saya mau bilang apa kalau orang luar sudah bisa menyimpulkan akibatnya dikemudian hari tetapi tidak dipikirkan oleh rekan rekan kita di Senayan.

Sabtu, 15 Februari 2014

Siapa yang bisa melarang mau Pindah

Jakarta, 15 Februari 2014. Ada satu pertanyaan datang kepada saya hari ini per tilpon untuk mengantisipasi dengan kasus2 yang tak diinginkan kemudian. Sang orangtua berkeinginan pindah kelain kota lain provinsi berkenan degan pekerjaan baru didapatkan disana. Sedangkan yang bersangkutan punya putra yang sudah dibina oleh Pegcab Pelti dan KONI Kotamadya dimana dia berdomisili. Anaknya itu dipersiapkan untuk menghadapi PORDA/PORPROV di Provinsi saat ini. Yang jadi masalah adalah anaknya sudah menerima dana pembinaan dari Pengcab ataupun KONI Kotanya sekarang. Apa yag harus dilakukan. Sayapun kembali bertanya kepadanya, siapa yang bisa melarang Anda pindah kota? Tentunya tidak ada.
Memang kalau dipikir sebagai kepala rumah tangga tentunya berkewajiban untuk memberikan nafkah kepada keluargaya, sehingga otomatis pindah domisili ini untuk keluarganya juga.
Sayapun hanya bisa mengatakan coba hubungi Pengcab tersebut maupun KONI Kota sampaikan keinginan pindah tersebut.

Kamis, 06 Februari 2014

Wani Piro

Jakarta, 7 Februari 2014. Hari ini terima telpon dari rekan lama saya yang sudah berada diluar organisasi tenis tingkat pusat. Banyak informasi saya dapatkan tentang internal problem dialami induk organisasi tenis kita. Para pihak yang tidak puas atas keputusan ataupun suasana kerja didalamnya banyak yang sampaikan kepada saya. Bahkan banyak pertanyaan yang datang tentang pertenisan sekarang. Baik minta pendapat ataupun minta solusi sebelum bertindak. Konsultasi seperti ini setiap minggu selalu datang kepada saya by phone atau kalau saya turun kelapangan bertemu dengan masyaraat tenis, maka banyak problem yang dialami datang kepada saya untuk minta klarifikasi atau minta solusinya.
Sekarang saya sudah membuka kegiatan baru selain penyelenggara turnamen RemajaTenis, saya mau buka manajemn baru yang bergerak bukan hanya didalam turnamen tetapi juga sebagai manajemen yang bisa membatu rekan rekan tenis baik orangtua maupun induk organisasi tenis didaerah daerah untuk menjalankan program pembinaan tenis mulai dari grass-root yang suka dilupakan.

Rabu, 05 Februari 2014

Keluhan Orangtua

Jakarta 5 Februari 2014. Saya terima keluhan dari orangtua petenis muda soal akan dituntut oleh bekas klubnya untuk ganti rugi yang nilainya cukup besar. Ini akibat dari ketidak ada kesepakatan antar para pihak. Oleh orangtua petenis yunior ini disampaikan kalau diminta ganti rugi yang cukup besar sedangkan kemampuannya tidak ada. Setelah itu saya coba kontak minta konfirmasi dari pelatih klub asalnya. Dan memang diceritakan kalau klub belum puas dengan performance atlet tersebut yang sering off and in saja, sehingga belum dikirimkan untuk try out sepeti jadwalnya karena akan dievaluasi hasil selama tahun 2013 itu.

Selasa, 04 Februari 2014

Apakah ini syukuran atau tidak ya ?

Jakarta, 4 Februari 2014. Hari ini cukup padat acara karena ada tiga pertemuan atau bertemu sesuai undangan yang saya terima. Mulai yang pertama dikantor LPPM di jalan Menteng Raya kemudian dilanjutkan dengan salah satu rekan masyarakat tenis di PIM 2 dan terakhir diundang oleh Ketua Bidang Pertandingan PP Pelti yang baru (mulai 1 Januari 2014). Hanya satu pertemuan yang terakhir ini belum jelas maksud dan tujuannya. Kesan awal adalah syukuran dengan jabatan baru Kabid Pertandingan PP Pelti. Ini hal biasa saja.

Jumat, 31 Januari 2014

Tim Davis Cup Indonesia tanpa Christopher Rungkat

Jakarta, 31 Januari 2014. Kalau melihat susunan pemain tm Davis Cup Indonesia melawan Kuwait dalam pertandingan tandang ke Kuwait, maka kesmpulan saya saat ni adalah kita kalah, tetapi yang lebih penting lagi adalah melihat susunan pemain yang dibawa ke Kuwait, tanpa andalan Christopher Rungkat.
Sebelum ditentukan awal minggu pertama Januari  saya sempat SMS dengan Christo maupun pelatihnya. Tanya masalah ikut atau tidak ke Kuwait. Intinya tidak ikut dengan alasan masih belum sehat dari cedera yang dialami sebelumnya. Tapi yang menarik dari jawabannya adalah belum dihubungi oleh PP Pelti atau belum ada tawaran. Ya, masalah intern PP Pelti saya tidak mau ikut campur. Dan saya berusaha menghubungi Ketua Bidang Pembinaan PP Pelti Donald Wailan Walalangi ingin tanya masalah ini didapat jawaban belum dirapatkan karena baru selesai Tahun Baru 2014. 

Selasa, 28 Januari 2014

Kalau dibuat Aturannya maka beres deh

Jakarta, 28 Januari 2014. Hari ini terima telpon dari salah satu orangtua petenis. Dia sekedar ingin tahu masalah2 tenis kita kepada saya karena saat ini sedang maraknya persiapan daerah2 untuk Pekan Olahraga Daerah (PORDA) atau PORPROV nama barunya. 
Saya juga maklum sekali jika setiap PORDA timbullah kesibukan daerah2 untuk mencari atlet tenis yang bisa digunakan, bahkan akan mengambil atlet yangsudah jadi ke daerh lainnya. Ini akibat dari daerah tersebut tidak aktip membina atletnya sehingga disaat tertentu sibuk mencari atletnya.
Yang sering muncul perdebatan atau kasus muncul disaat PORPROV in. Karena saat ini PORPROV dilaksanakan oleh Provinsi berbeda beda waktunya. Ini membuka peluang untuk masuknya petenis dari luar daerah tersebut.

Minggu, 26 Januari 2014

Pelatih dan petenis harus tahu peraturan pertandingan

Jakarta, 27 Januari 2014. Beberapa minggu lalu saya terima telpon dari salah satu orangtua yang mempertanyakan masalah aturan perhitungan disuatu turnamen tenis.
Ada kasus baru yang saya pikir perlu juga diketahui masyarakat tenis. Masalah pengetahuan tentang aturan turnamen bagi petenis, orangtua dan khususnya dikuasai juga oleh pelatih. Kenapa demikian. Supaya tidak semena mena dilakukan oleh penyelenggara turnamen.

Kamis, 23 Januari 2014

Musyawarah Luarbiasa harus sesuai aturannya

Jakarta, 23 Januari 2014. Ada satu pertanyaan datang dari rekan2 dari daerah akibat ketidak puasannya terhadap kinerja induk organisasi didaerah tersebut. Hal seperti ini juga pernah disampaikan oleh rekan2 didaerah tentang ketidak puasannya terhadap kinerja induk organisasi di Pusat. Ada keinginan lakukan Musyawarah Daerah Luar Biasa ataupun Munaslub ditingkat Pusat.
Menanggapi hal ini saya katakan tidak semudah apa yang mereka pikirkan. Karena semua itu sudah diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Minggu, 19 Januari 2014

Mau buat Training camp di Bali

Jakarta, 20 Januari 2014. Ditengah tengah turunnya hujan melanda kota Jakarta dan sekitarnya, saya pagi ini terima telpon dari salah satu rekan tenis yang tidak pernah tilpon seteah beberapa tahun silam. Awalnya pembicaraan mengenai kemungkinan adakan turnamen internasional. Sayapun menyambut baik keinginan tersbt dengan katakan kalau ada sponsor bukan mustahil adakan turnamen. Akhirnya disebutkan kemungkinan lain dengan motivasi bisnis. Sayapun setujua sekali kalau bisa membisniskan tenis karena begitulah tenis internasional. Maka muncul idea untuk adakan training camp di Indonesia dengan orientasi market internasional. Maka saya lemparkan kalau mau internasional sebagai daya tarik adalah pulau Bali.

Sabtu, 18 Januari 2014

Penjualan atlet tenis yunior mulai terasa

Jakarta, 19 Januar 2014. Ketika diberitahu kalau Daerah A sekarang lagi negosiasi untuk beli atlet dari Daerah B di pulau Jawa ini, saya ingin tertawa sendiri karena saya tahu atlet maupun daerah B tersebut masalah atletnya.
Saya hanya sampaikan bahwa tidak semudah yang dipikirkan. walaupun dana tersedia cukup besar untuk memenuhi ambisi Daerah A tersebut. Kedua daerah tersebut sudah pernah keluar sebagai juara umum PON lalu lalu.
Yang saya tahu langsung dari salah satu pengurus Daerah B tersebut nama nama atlet yang diincar itu tidak mungkin mau dilepas kedaerah lain, karena Daerah B juga banyak uang. Apakah Daerah A ini tergiur dengan ulah daerah pengurus Daerah B yang seolah olah bisa memberikan jasa untuk dijual.

Lucu, beli atlet sendiri

Jakarta, 19 Januari 2013. Saya sewaktu membaca dikoran atau media lainnya masalah atlet yang dipersiapkan oleh suatu daerah untuk persiapan PON XIX 2016, telah membeli atlet yang justru asalnya dari daerah tersebut. Saya sedikit geli juga ya, Daerah tersebut membeli dengan nilai ratusan juta kepada pelatih didaerah lain untuk mendapatkan atletnya sendiri.
Kenapa bisa demikian, karena sekarang menjelang PON XIX beberapa pelatih kondang di Jakarta maupun kota lainnya sibuk memasarkan atlet binaannya. Maksud binaannya bisa juga dibawah asuhannya tanpa dibayar oleh atlet tersebut atau atlet membayar kepada pelatih tersebut.

Mau pindah siapa yang bisa melarang

Jakarta, 19 Januari 2014. Pagi ini saya terima telpon dari salah satu orangtua dan juga pelatih dari salah satu kota diluar Jakarta. Saya belum pernah terima telpon dari yang bersangkutan sehingga waktu ada misscall dari nomer yang saya belum kenal maka saya tanya dari siapa, dan akhirnya dia telpon langsung.
Ingin bertanya saja karena sedikit galau akibat anaknya tidak diperhatikan oleh Pelti didaerahnya.n
"Apakah anak saya boleh pindah kedaerah lain?" ujarnya. Tentunya saya sudah tahu maksud dan tujuannya pertanyaan tersebut. Sayapun bertanya kenapa hubungi saya, dan dapat jawabannya. Dia katakan karena saya udah tidak duduk di Pelti maka berani bertanya dan tentunya akan mendapatkan jawaban yang jujur.

Kamis, 09 Januari 2014

DISIPLIN. That's the Point !

Jakarta, 9 Januari 2014. Saya coba share juga masalah pembinaan yang akan saya coba bedah dimana kelemahan nya selama ini yang menyebabkan pertenisan kita cenderung melorot. Tapi saya harus menerima akibat dari tulisan sebagai pemikiran saya nantinya. Karena ketika saya mencoba menulis artikel mengenai kinerja Pelti didaerah daerah melalui www.remaja-tenis.com dengan tujuan agar mereka sadar akan kekurangan kekurangannya. Ternyata ada yang marah bahkan akan membawa ke jalur hukum. Wow, sebegitu piciknya ya. Dari dulu saya sudah lihat kelemahan kelemahannya tetapi tidak bisa saya kemukakan dalam tulisan dimedia ini. Karena sewaktu duduk dalam organisasi maka saya harus menjalankan kode etik organisasi. Ibaratnya Right or Wrong, saya harus bela belain juga.
Sekarang sudah bisa saya kemukakan juga pengamatan saya selama ini mulai dari ikut serta mengamati petenis nasonal ikut turnamen diluar negeri bersama pelatih nasional sekalipun. Begitu juga latihan latihan yang dibina oleh pelatih pelatih daerah maupun nasional sekalipun. Banyak faktor harus kita akui yang berpengarus terhadap prestasi atlet. Tapi saya akan kemukakan salah satunya dulu.
Kuncinya hanya satu yaitu DISIPLIN. That's the point.

Lepaskan Idealisme ke Bisnis Orientasi

Jakarta, 9 Januari 2014. Ada satu pemikiran yang saya ingin kemukakan karena melihat prestasi teniskita itu cenderung menurun. Sejak tidak ikut SEA Games 2012 kemudian sekarang baca berita kalau tidak ikut lagi Asian Games 2013. Belum lagi prestasi tim Davis Cup Indonesia sudah melorot ke group 2 karena gagal digrup .
Saya mau share sedikit sesuai dengan permintaan rekan2 tenis lainnya yang mengenal saya agar saya tidak keluar dari pertenisan. Sudah hampir 30 tahun saya aktip ikut dalam pertenisan kita day to day. Dan sekarang saya mencoba putar haluan keluar dari pertenisan dan sudah mulai saya jajaki diakhir tahun 2013 ini. Karena saya sendiri dikecam rekan sendiri dalam tim saya di RemajaTenis kalau saya sudah harus tinggalkan idealisme yang saya pegang teguh selama ini. Selama 1 tahun ( 2013) ini saya masih sulit untuk merubah kelakuan saya keluar dari idealisme yang puluhan tahun saya jalani dan dimana banyak kecaman2 yang datang menusuk hati saya sendiri.Ternyata hasilnya nol belaka kata mereka. Dan saya katakan saya butuh waktu untuk merubah semua ini untuk menjadi lebih ke bisnis orientasinya