Selasa, 26 Mei 2015

Veteran, apa yang mau dibina ?

Jakarta, 26 Mei 2015. Hari ini saya terima email berisi SK Badan Veteran Indonesia (BAVETI) yang menyatakan kalau saya duduk sebagai Wakil Ketua Bidang Pembinaan, sedangkan ketuanya Hadiman. Ya, keinginan agar saya bisa membantu kepengurusan Baveti oleh Ketua Umum Theo Sambuaga akhirnya terealiser melalui Surat Keputusan tsb.
Nah, apa yang mau dibina, begitulah pemikiran kita selama ini dimana saya juga awalnya berpikiran demikian karena konsentrasi selama ini ke yunior melalui program Turnamen nasional RemajaTenis. Jika ditelusuri masih bisa dilakukan pembinaan veteran, karena event internasional cukup banyak dikalangan veteran baik perorangan begitu pula event beregunya yang membela nama negara. Kalau dikelompok yunior ada WJT (KU 14 Th), Jr Fed Cup (putri 16 tahun), Jr Davis Cup (putra 16 th), kemudian  Davis Cup dan Fed Cup. maka veteran itu cukup banyak karena disetiap kelompok umur ada kejuaraan dunia beregunya. Nah, ini dia gunanya pembinaan di veteran. Saya teringat beberapa puluh tahun lalu Indonesia pernah kirim tim veteran ikuti kejuaraan dunia beregu veteran.

Senin, 25 Mei 2015

Oleh Pengda diminta Rp 45 juta untuk pindah

Jakarta, 26 Mei 2015. Hari ini saya terima telpon dari salah satu orangtua petenis yunior asal kota yang belum lama sibuk rayakan peristiwa besar yang Wailkotanya sedang naik daun. Tidak biasanya saya terima telpon dari orangtua petenis tesebut. Sebelumnya saya dikirimkan SMS yang minta waktu mau curhat. Waduh, saya tempat curhat orangtua petenis yunior. Sayapun balas silahkan telpon saja. Kebetulan saya waktu itu mau ketemu teman seorang pengacara dikantornya jalan Gatot Soebroto.
Sewaktu terima curhat itu saya sedikit terkejut dan juga merasa ada indikasi tidak sehat.
Dikatakan kalau anaknya tidak masuk tim PON untuk daerahnya. Kemudian dia minta surat mutasi ke  Pengda. Agak terkejut juga dikatakan oleh petinggi Pengda kalau mau bayar Rp 45 juta (katanya ketentuan KONI daerah tersebut) maka akan dikeluarkan surat mutasi sesuai ketentuan . Dan saya tanya apakah bisa perlihatkan surat ketentuan PON tersebut. Ataukah ada surat pemberitahuan merupakan ketentuan dari PP Pelti. Sepengetahuan saya Pelti tidak pernah keluarkan surat ketentuan mutasi. Entah kalau dalam periode sekarang dibuat surat tersebut.

Petenis tersebut mau pindah ke daerah lain dan oleh Pengda Pelti daerah lain tersebut minta surat mutasi dulu baru bisa diterima.

Jumat, 22 Mei 2015

Kecewa Ditolak masuk sekolah Atlet

Jakarta, 22 Mei 2015. Pagi ini saya terima telpon dari nomor yang saya tidak kenal. Dan sayapun terima saja tepon tersebut padahal sedang nyetir mobil mau ke Depok. Dan ketika saya dengar suara seorang ibu yang ternyata putranya saya kenal, karena pernah juara di Remaja Piala Rektor Unimed di Medan tahun 2015.
Dikemukakan masalah tentang putranya tersbut yang berasal dari Kepri. Dia barusana ikuti seleksi disalah satu sekolah yang dikelolah oleh Kemepora di Jakarta. Undangan seleksi terdapat di website Kemenpora tersebut. Dikatakan dengan persyaratannya yaitu harus ikut seleksi dan nama nama yang diundang tercantum dalam website tersebut. 

Ada Rumor Yang ternyata tidak benar

Jakarta, 22 Mei 2015. Hari ini saya terima berita melalui WA, ada rumor yang katakan kalau anggota tim Junior Fed Cup Indonesia itu ketahuan catut umur oleh ITF di Australia. Sehingga kena diskualifikasi. Tapi disini saya baca ada rumor, sehingga kebenaranya diragukan. Karena saya pernah baca berita kalau tim Junior Fed Cup Indonesia 2015 di Australia tetap bertanding, berarti tidak kena diskualifikasi. 
Sayapun brinisiatip bertanya kepada rekan yang kirim berita tersebut kalau mendengar dari siapa sumbernya. Karena melalui situs ITF tidak ada kehebohan seperti itu. Dijawabnya kalau dapat dari rekan pelatih di Jawa Tengah. 

Selasa, 12 Mei 2015

Ada Wacana Munaslub

Jakarta, 12 Mei 2015. Ketika saya menanyakan masalah organisasi kerekan rekan di daerah yang aktip selama ini karena saya kuatir ada perubahan resmi sudah diedarkan kedaerah atau dilakukan dalam Rakernas yang saya tidak tahu.  Semua rekan2 bilang kalau nama tetap tidak berubah

Semalam saya terima telpon dari rekan  dluar Jawa, langsung yang bersangkutan sampaikan uneg unegnya atau melaporkan selama ini kegiatan tenis secara nasional.

Hasil revisi AD ART belum keluar atau belum diterima kalau sudah selesai. Apalagi bicara Pokok Pokok Program Kerja  2012-2017 juga tidak ada dikerjakan. Hampir semua rekan didaerah ketika ditanyakan masalah AD ART baru belum ada yang katakan sudah terima. Harus diingat pula kalau ada Pengurus didaerah yang sudah ganti pengurusnya sehingga kebanyakan tidak tahu juga adanya perubahan tersebut.

Ketidak pedulian terhadap nama Pelti

Jakarta, 12 Mei 2015. Kebiasaan suka browsing internet akhirnya saya menemukan kejanggalan dilakukan oleh induk organisasi Pelti. Janggal karena kebetulan saya ikuti Munas Pelti tgl 25 November 2012 di Manado,. Jadi tahu keputusan dari Munas tersebut.
Dalam salah satu berita Tribun Palembang, saya lihat foto berita turnamen tenis internasional ISSF yang sedang berlangsung di Palembang. Di foto dengan jelas ada Spanduk PB PELTI. Kenapa saya jadi kaget. Ini istilah PB PELTI itu sudah dikuburkan sejak Munas 2002 di Makassar (kalau tidak salah ingat), karena sejak 2007-2012 sudah dipakai nama PP PELTI (Pengurus Pusat Pelti).

Jumat, 08 Mei 2015

Kemana itu Pokok2 Program Kerja Pelti 5 tahun

Jakarta, 9 Mei 2015. Saya terima permintaan dari rekan wartawan di Palembang untuk membuat suatu tulisan tentang pertenisan nasional maupun Sumatra Selatan.
Idea bagus juga agar masyarakat tenis khususnya di Palembang dan Sumatra Selatan Umumnya mengetahui permasalahan saat ini.
Memang banyak pertanyaan yang muncul kepada saya tentang tenis mau dibawa kenana. Kenapa sampai muncul pertanyaan seperti itu. Ya, tanya saja kepada masyaraat tenis tersebut.

"Jangan dulu bicara Peringkat kalau ketentuan turnamen tidak dibuat"

Jakarta, 9 Mei 2015. Ketika berbicara masalah tenis veteran  di Indonesia, maka sayapun sempat sampaikan kepada petinggi Badan Veteran Tenis Indonesia (BAVETI) kalau yang diutamakan sekarang adalah ketentuan turnamen tenis nasionalnya dulu baru berbicara masalah peringkat nasionalnya.. Sama halnya dengan ketika sewaktu saya masuk dalam kepengurusan Pelti Pusat, saya melihat ada yang belum dilakukan adalah buat ketentuan turnamen diakui Pelti (TDP). Maka lahirnya ketentuan tersebut. Karena beberapa bulan ini petinggi Baveti disibukkan dengan merumuskan Peringkat Nasional Veteran Indonesia.
Nah sayapun mencoba buat konsepnya dengan meniru saja ketentuan TDP yang sudah ada.
" Jangan dulu bicara peringkat kalau ketentuan turnamen tidak dibuat." ujar saya kepada petinggi Baveti.