Senin, 28 Juni 2021

Kekuatiran Selama Ini Terjadi Juga


 Jakarta, 28 Juni 2021
. Timbul kekuatiran dalam melaksanakan RemajaTenis sudah pernah diungkapkan AFR sewaktu pertama kali selama pandemi selenggarakan RemajaTenis Jakarta, Sewaktu bulan Oktober 2020 sampai saat ini terbukti juga. Rasa was was selalu ada karena kelalainan petugas, Maka setiap hari diingatkan melalui WA kepada petugas akan hal ProKes tersebut sehingga harus waspada. Selain masker disediakan juga Rapid test tetap bisa dilakukan sehingga ada atlet takut akan jarum suntik sehingga tidak jadi ikut serta.

Akibat laporan dilakukan oleh salah satu orangtua peserta RemajaTenis ke Pemkot Jakarta Timur sehingga AFR dihubungi oleh Babinsa Kelurahan Cawang,  mau tahu kebenaran laporan tersebut tentang dugaan terjadi kerumunan . Sebenarnya orang tua tersebut adalah pemain lama karena putra putri awalnya sangat aktip ikuti Remaja Tenis tetapi sebalum pandemi Covid-19

Walaupun rekan lainnya sebagai orangtua peserta turut mengomentari kejadian tersebut, sangat menyayangkan laporan tersebut/ Bahkan mengatakan orantua tersebut kurang etis 

Tetapi sempat buat pusing kepala tetapi untungnya sebelum laporan dilakukan penyelenggara sudah persiapkan diri Protokol Kesehatan. Disiapkan Thermo Gun dan pintu masuk hanya satu pintu dan setiap peserta didata dan difoto untuk dokumentasi , Disamping itu peserta masuk diwajibkan untuk cuci tangan di wastafel yang disediakan dengan sabun. Bahkan jika mau masuk kelapangan diwajibkan cuci tangan dulu begitu juga setelah tanding wajib cuci tangan bahkan berlaku juga untuk wasit yang bertugas. Rasa was was selalu ada terhadap pelaksanaaan tersebut, sehingga kontrol harus juga dilakukan terhadap kerja rekan rekan sendiri. Ini memang perlu ekstra kerja. 

Sewaktu Babinsa datang melihat kejadian sebenarnya ternyata kesan positip dengan penyelenggara yang dikatakan tidak ada pelanggaran Pro Kes. Bahkan sempat foto keadaan yang sepi akan penontonnya. Karena panitia mengundang hanya 58 peseta, belum lagi yang batal sehingga jumlah peserta makin sedikit. Kira2 30 % 

Begitulah keadaan selama pandemi Covid-19 , kalau tidak diwaspadai maka tentunya akan timbul cluster baru Kesadaran akan masalah kesehatan ini sudah lama dirasakan bahkan setiap minggu terinma berita di WA group tentng adanya kolega meningal dunia.

Semangat meningkatkan immunitas tubuh juga timbul dengan adanya turnamen tenis juga sebagai cara juga untuk memutus rantai pandemi Covid -19

Kamis, 17 Juni 2021

Kelalaian Atlet Kena W.O

 Jakarta, 16 Juni 2021. Ada yang perlu diketahui dalam mengikuti turnamen turnamen diluar negeri. Setiap turnamen ITF selalu mencantumkan Official hotel sehingga diharapkan seluruh peserta bisa ditampung di hotel tersebut.  .

Maksud dari peninjukkan hotel turnamen agar komunikasi dengan panitia baik dengan Referee dapat berlangsung dengan baik. Karena Referee setiap hari mengeluarkan order of play pada hari esoknya. Dimana Referee berkewajiban meletakkan order of play tersebut. Di tampat pertandigan dan di official hotel. Panitia tidak wajib berikan kelain hotel walaupun banyak yang tinggal bukan dihotel yang telah ditunjuk panitia., dengan maksud murah mau menghemat.

Pernah kejadian di Pusat Tenis Kemayoran. petenis Thailand mengikuti turnamen INA Challenger $ 25,000 Dia tidak tinggal di hotel yang telah ditunjuk panitia. Padalahal hotel ynag ditunjuk hanya berseberangan letaknya tidak lebih dari 100 meter dari hotel tersebut.

Waktu itu sebagai Venues manager AFR dari Pusat Tenis Kemayotan mengetahui hal itu. Karena bukan sebagai panitia hanya lapangan yang digunakan adalah Pusat Tenis Kemayoran.Untuk menoilongnya setiap malam dikirimkannya order of play tersebut. Satu kali kelupaan mengirimkan order of play  ke hotel yang diinapi petenis terkenal dariThailand, Kebetulan dalam order of play tersebut jadwal mainnya adalah urutan pertama kurang lebih pkl 09,00.


Karena kebiasaan terima order of play, maka petenis tersebit santai aja datang kelapangan ternaya sudah di W,O oleh Referee. Itu contoh kesalahan sendiri

Trik Trik Untuk Beri Kesempatan Petenis Tuan Rumah Dapat ATP Point

 Jakarta, 18 Juni 2021. Teringat masa lalu apa yang telah diberikan untuk beri kesempatan petenis tuan rumah bisa lolos ke final, Karena saat ini sangat prihatin sekali atas prestasi petenis tuan rumah . Khususnya petenis putra dibndingkan petenis puteri yang melenglang buana ke Luar Negeri mengikuti turnamen turnamen .

Prihatin terhadap petenis putra sehingga teringat masalalu. Sewaktu dipercaya sebegai Circuit Administratror Green Sands Satellite Circuit. Dulu masih ada turnamen ITF Satelllite Circuit dimana memperebutkan prize money $ 25,000 dibagi dalam 3 circuit dan 1 masters. Point ATP baru didapat setelah masuk master hanya 16 petenos putra mendpaatkan pointnya. Setiap putaran atau circuit berlangsung seminggu maka sstu satellite Circuit memakan waktu 1 bulan

Prize money juga setiap putaran hanya berkissr $ 6,250, Maka total sebulan hanya US $ 25,000. Memeang makan waktu dan beaya tapi menampung atlet yang tidak memiliki point ATP mengumpulkan point. Ini turnamenterkecil wakil waktu otu kemudian naik tingkat Challenger dengan prize money US $ 25,000

Peserta Satellite Circuit adalah petenis manca negara bisa dari USA, Jerman, Inggris dan Asia seperti Jepang, Korea, China , India, Thailand, Filipina dll. Mereka tidak mempunyai point ATP sehingga adanya Satellite Circuit sangat memabantu petenis mendapatkan point.
ATP Begitu juga petenis,  tuan rumah.

Jadi sebagai Circuit Administrator memfasilitasi kehendak ITF Referee atas kebutuhan turnamen dan nanti dibantiu Direktur Turnamen setiap putarannya. Sewaktu itu dilaksanakan di Surabaya putaran pertama kemudian putaran kedua Semarang, putararn ketiga Bandung dan terakhir Jakarta.

Karena pesertanya muda muda sehingga gampang digoda. Karena sponsornya PT Multi Bintang maka AFR minta kepada sponsor dosetiap kota voucher masuk ke diskotik diskotik disetiap kota, Bermodalkan voucher diskotik itu setia malam mengajak petenis asing tersebut. Maksudnya agar terganggu kondisi fisiknya. Bagaimana bisa. Kalau setiap malam pulang hotel jam larut malam sekitar jam 02,00 tentunya ada pengarus waktiu esok 'Bahkan pernah di Bandung esoknya petenis tersebut masuk final tentunya menolak, tapi berkat rayuan sehingga tidak bsa menolaknya. " Ada pemilihan miss Dangdut, Jangan kuatir besok final mainnya jam 10,00;" ujar AFR

Nah betul terjadi seperti yang diduga, Sewaktu mingu terakhir di Jakarta yang masuk final salah satu petenis tuan rumah ( Daniel Heryanto). Begitulah cara dilakukan selama jadi Circuit Administrator. Dan undangan ke diskotik tersebut tidak pernah ditawarkan kepada
petenis tuan rumah