Rabu, 31 Desember 2008

Harapan dan Mimpi diakhir tahun 2008

Jakarta, 31 Desember 2008. Memasuki akhir tahun2008, tidak disangka sangka sudah tercatat 506 tulisan sebagai catatan ringan tenis Indonesia. Berbagai macam tulisan dituangkan sebagai catatan harian dalam kehidupan August Ferry Raturandang di pertenisan Indonsia. Sebenarnya masih banyak keinginan menulis berbagai kejadian baik yang sudah lama maupun masih baru. Hanya kesibukan yang membuat belum semua terangkat. Ada juga kejadian kejadian yang baru mau diangkat beberapa tahun kemudian.

Keberadaan blogger ini cukup mendapatkan sambutan dari pembaca sehingga keinginan menulis tetap masih tetap berapi-api , karena sejak 12 Februari 2008 sampai 31 Desember 2008 sudah dibuka telahmencapai 1.521 ,jumlah yng tidak dinyana karena awalnya idea penulisan ini hanya sebagai catatan harian dimana belum mampu dibuat suatu buku sejarah dalam tenis Indonesia yang penuh liku-liku. Bahkan pernah salah satu orangtua petenis Louis Theodor yaiti Hadi menyampaikan kepada august Ferry Raturandang betapa terkejutnya karena baru diketahuinya di pertenisan Indonesia sejak dulu sering ribut ribut, baik antar pengurus, antara pelatih dan pengurus maupun lain lainnya.
Lebih terkejut lagi ada pembaca datangnya dari Luar Negeri tepatnya di benua Eropa yang menyampaikan adanya salah tulisan nama orangtuanya. Disampaikannya kepada rekan August Ferry Raturandang yaitu drg. Juanto Rasjidganda yang juga adalah adiknya. Tulisan ini muncul hasil kunjungan ke Singaraja Bali.

Apa yang diharapkan setelah berakhirnya tahun 2008 ?
Harapan maupun mimpi August Ferry Raturandang, agar pelaku pelaku tenis di Indonesia ini mau menghilangkan kebiasaan menghujat sesama masyarakat tenis Indonesia. Setiap pelaku pelaku tenis ini tidak luput dari kelemaha-kelemahannya sehingga seperti August Ferry Raturandang lakukan selama ini telah berusaha sebaik mungkin untuk melayani keinginan masyarakat tenis. Tetapi tidak seluruh keinginan bisa dipenuhi sehingga ada saja yang dilemparkan dalam bentuk hujatan sebagai imbalannya. ya, itu wajar wajar saja karena resiko duduk dalam induk organisasi setiap saat bisa kena hujatan. Hanya kadang-kadang nilai ambang kesabaran sudah mulai terlewati, tetapi untungnya sudah terlatih menghadapinya.
Makin majunya dunia teknologi di tenis sudah harus disadari sekali bagi petenis maupun pelatih baik didaerah maupun nasional. Kemajuan tehnologi informatika sehingga tidak ada alasan lagi untuk tidak bisa mendapatakan ilmu pertenisan dari dunia maya.
Keberadaan bloger ini membuat makin rajin membaca untuk disalurkan kedalam blogger ini. Hanya karena masih keterbatasan dalam dunia TI sehingga masih agak lambat inovasinya.
Menghadapi tahun 2009, akhirnya mempunyai hobi baru. Yaitu rajin buat turnamen Persami Piala Ferry Raturandang yang akan dikembangkan tidak hanya di jakarta tetapi akan makin melebar keluar pulau Jawa.
Awal tahun 2009 sudah mulai disibukkan dengan pelaksanaan Piala FerryRaturandang-61 di Palangka Raya yang lokasinya belum pernah dilihat ataupun dikunjunginya.

Selasa, 30 Desember 2008

Kedudukan Peringkat Petenis usia 14 tahun

Jakarta, 31 Desember 2008. Hari terakhir tahun 2008 memasuki tahun 2009, situasi pertenisan nasional cukup hangat, karena memasuki tahun 2009 merupakan saat penting bagi petenis khususnya kelompok umur 14 tahun. Karena tepatnya tanggal 21 Januari 2009 diadakan Seleksi Nasional Kelompok Umur 14 tahun di Temanggung Jawa Tengah. Setiap tahun selalu diadakan seleksi nasional baik kelompok umur 14 tahun dan 16 tahun.

Dari hasil pemantauan prestasi atlet tenis diakhir tahun, August Ferry Raturandang mencoba menganalisa kedudukan peringkat berdasarkan PNP yang dikeluarkan PP Pelti tanggal 15 Desember 2008 sebagai persiapan menghadapi seleksi nasional KU 14 tahun.
Dari kelompok umur 14 tahun , berarti lahir tahun 1995 dan sesudahnya terdapat beberapa petenis lahir tahun 1994 sehingga otomatis tidak masuk dalam PNP diawal tahun 2009. Sehingga diperkirakan posisi peringkat putra KU 14 tahun dengan urutan 10 besar per tanggal 1 Januari 2009 sebagai berikut , Nuradim Ramdani (1995) asal Bantaeng, diikuti Arif Rahman lahir th 1995 (Bontang), David Manoah Yosua lahir th 1995 (DKI), Jess David Wiranata lahir th 1995 (DKI), Mark Ginting lahir th 1996 (DKI), William Winata lahir th 1995 (Bandung), Irfandy Indrawan lahir th 1995 (Surabaya), Armando Soemarno lahir th 1996 (DKI), Frederico Rumambi lahir th 1995 (DKI), dan Jeremy Nahor lahir th 1996 (DKI). Untuk putrid masuk 10 besar terdiri dari Efriliya Herlina lahir th 1995 (Trenggalek), Anasthasia Jeanny R lahir th 1995 (Bali), Woyla Waluyo lahir th 1996 (DKI), Diandra Berliana lahir th 1996 (DKI), Aldila Sutjiadi lahir th 1995 (DKI), Devi Hasan lahir th 1996 (DKI), Inggrid Yuniar lahir th 1995 (Kudus), MP Setyorini lahir th 1995 (Pemalang), Tami Grande lahir tahun 1997 (Bali), Voni Darlina lahir th 1995 (DKI).

Senin, 29 Desember 2008

" Cek dulu ke yang bersangkutan"

Jakarta, 28 Desember 2009. Teringat beberapa minggu lalu keluhan datang dari rekan Diko Moerdono disekretariat PP Pelti Senayan. Didampingi oleh rekan lainnya Christian Budiman setelah mereka berlatih tenis, Diko ingin mengetahui komentar dari August Ferry Raturandang.
"Menurut loe gimana. Gue dapat laporan kalau mamanya Elbert sudah tidak mau berhubungan dengan Pelti lagi." Langsung pertanyaan itu disamber oleh August Ferry Raturandang. " Dengar dari siapa. Apa langsung dari yang bersangkutan ?". Oleh Diko dikatakan laporan datang dari pelatih Surya Wijaya yang juga duduk disampingnya. " "Cek dulu langsung ke yang bersangkutan. Siapa tahu dikomporin sama Surya " langsung semua yang hadir tertawa terbahak bahak. Informasi yang diterima dari Surya Wijaya yang mendengar langsung dari Ibunya bukan suatu jaminan jika tidak ada secara tertulis.

Memang Diko selaku penanggung jawab tim nasional sempat panas hatinya setelah berjuang memasukkan nama nama atlet tenis nasional dalam program PAL (program atlet unggulan dari Kantor Menegpora) yang masuk adalah Elbert Sie, Christopher Rungkat dan Sandy Gumulya yang diterima oleh PAL. Begitu juga nama anggota tim Davis Cup Indonesia tahun 2009 menghadapi Kuwait tanggal 6-8 Maret 2009 di Solo.
"Gua sudah masukin namanya dalam tim Davis Cup ke Ketua Umum dan surat pemanggilan sudah dilakukannya." ujarnya.
Oleh August Ferry Raturandang disampaikan agar pemanggilan tetap dilakukan kesemua atlet yang dinominasikan, sedangkan jika ada yang menolak bukan masalah lagi.
Memang Diko sudah lakukan tugasnya dengan baik terutama dala pemanggilan atlet tenis ke tim nasional, walaupun nama2 yang dipanggil sudah pernah ada yang menolaknya bergabung dalam tim nasional. " Itu masalah lain , yang penting sudah dipanggil dulu."

Wedus Gembel makan Wedus gembel

Jakarta, 28 Desember 2008. Dalam ketenangan bisa didapatkan semua keinginan termasuk berkreasi maupun keinginan berbuat sesuatu demi kehidupan sebagai umat beragama. Begitu juga setelah dipikirkan segala aspek demi kemajuan tenis di Tanah Air yang tercinta ini, maka keinginan memajukan tenis didaerah makin besar setelah melihat respons dari daerah daerah dengan turun langsung ke daerah tersebut. Hal ini terungkap setelah penutupan pendaftaran turnamen tenis Piala Ferry Raturandang-61 di Palangka Raya. Peserta datangnya bukan saja dari wilayah Provinsi Kalimantan Tengah saja tetapi juga datang dari Kalimantan Selatan yang jaraknya dengan kendaraan darat bisa makan waktu 5 jam (menurut rekan2 di Banjarmasin, karena belum pernah lakukannya). Peserta dari Banjarmasin terdaftar 28 peserta, sedangkan dari Kalimantan Tengah 30. Sedangkan menurut rekan dari Palangka Raya sewaktu idea ini dilontarkannya, peserta dari Kalteng bisa mencapai 50 petenis yunior. Mungkin berita turnamen belum sampai kerekan rekan di lain daerahdi Kalteng. Tetapi rencana tetap berjalan sesuai rencana apapun reskonya harus diterima.

Malam ini tepatnya pukul 23.30, sebelum istrahat sebagai kebiasaannya melihat komentar2 yang muncul di situs Pelti yaitu www.pelti.or.id. Selama ini banyak masuk dalam forum komentar bukannya komentar tapi promosi situs2 porno lainnya sehingga setiap malam selalu di hapus. Dari 70 komentar situs2 ini dihapus muncul juga komentar2 yang memuji dan menghina August Ferry Raturanang. Ya, dengan berat hati semua komentar langsung terhadap dirinya dihapus.
Yang menghina justru datang dari nama "wedus gembel"(nama samaran) yang mengatakan August Ferry Raturandang itu wedus gembel juga. Ya, ini dia komentar wedus makan wedus. Dugaan datangnya komentar ini dipastkan datang dari salah satu pelatih di Jawa Tengah yang sangat kecewa dengan Pengurus Pusat Pelti, justru menghujatnya ke August Ferry Raturandang bukannya ke petinggi petinggi Pelti lainnya, sedangkan yang bersangkutan so pasti juga anggota Pengkot/Kab Pelti setempat.
Yang menjadi pertanyaan selalu hujatan jatuh ketangan August Ferry Raturandang sedangkan rekan rekan yang bertanggung jawab atas bidangnya tidak. Apakah pelaku pelaku ini hanya berani kepadanya saja? Tapi kalau diperhatikan ada kecendrungan kebenarannya atas dugaan tersebut.
Menerima hujatan kadang kadang hati bisa tenang tetapi makin lama tingkat sensitivitasnya makin besar. Tapi Natal tahun ini menyadarkannya agar tetap bijak dalam menangani segala permasalahan termasuk hujatan2 yang diterimanya
Sebagai petinggi diinduk organisasi bukannya enak seperti dugaan semua pihak, ini sebagai resiko dalam tugas di setiap induk organisasi olahraga. Banyak ketidak puasan disampaikan dengan berbagai cara dan gayanya. Ada yang cukup jantan menyampaikan langsung kepada yang bersangkutan. tetapi masih banyak yang justru bersembunyi dibalik ketakutannya sendiri jika ketahuan.
Sebagai orangtua ataupun pelatih dan petenis sendiri seharusnya cukup kritis menggunakan haknya dalam menanyakan permasalahan yang ada kepada induk organisasi tenis (PELTI), bukan dengan cara cara tidak jantan bahkan sudah menjuruh kepada fitnah. Karena tenis adalah olahraga yang sportip, sehingga semua pelaku pelakunya termasuk yang cukup mengenal sportivitas. Dan juga tenis termasuk olahraga elit.

Jumat, 26 Desember 2008

"Apakah Piala FR Merupakan Program PB PELTI ?"

Jakarta, 26 Desember 2008. " Apakah Persami Piala Ferry Raturandang di Palangka Raya adalah program PB Pelti ?" Ini pertanyaan muncul hari ini dari Banjarmasin pertelpon. Munculnya pertanyaan ini karena orangtua berkeinginan ikuti turnamen Persami Piala Ferry Raturandang tanggal 3-4 Januari 2009 di Palangka Raya Kalimantan Tengah.

"Kalau PERSAMI memang adalah program PP Pelti. Bisa diselenggarakan oleh PELTI, atau klub atau perorangan. Saya selama ini selenggarakan Persami Piala Ferry Raturandang secara perorangan." ujar August Ferry Raturandang untuk menjawab pertanyaan tersebut.

"Kalau begitu cukup jelas Pak. Ada pertanyaan lagi anak yang lahir Desember 1996, itu masuk kelompok umur berapa ?" Sesuai aturan TDP maka masuk dalam kelompok umur 14 tahun, bukan KU 12 tahun. Jadi yang dilihat adalah tahun kelahirannya.
"Ya, begitu kami harapkan jangan sampai di Palangka Raya anak anak masih masuk KU 12 tahun ." Dijelaskan juga kalau setiap peserta akan dimintakan fotocopy Akte Kelahirannya sehingga tidak salah pengaturannya. Adanya jaminan ini maka orangtua tersebut cukup puas.

Sampai saat ini baru 2 pendaftar dari Kalteng, dimana 1 adalah petenis tuna rungu. Memang baru pertama kali menerima petenis tuna rungu, tetapi bukan maslaah karena tenis juga ada tenis tuna rungu. Jadi sudah ada wadahnya juga di Indonesia.Langsung hal ini dilaporkan ke dr.H.Sjahruddin yang menangani tenis kursi roda. Ternyata dr. Bob Sjahrudin adalah mantan sekretaris Persatu Tuan Rungu di Indonesia. "Coba didata saja ada berapa petenis tuna rungu yang ikut. Nanti dilaporkan ke ITF. "

Hari ini pula masuk telpon dari anggota Pengurus Pelti Kota Palangka Raya, yang menyambut gembira kehadiran Piala FR di Palangka Raya. Disampaika pula masalah kondisi lapangan ( 6 lap satu lokasi). Tapi hal ini sudah diketahui oleh AF Raturandang. "Tidak perlu kuatri Pak, karena suatu saat jika kegiatan ini rutin dijalankan maka Pemerintah Daerah selaku pemilik lapangan akan membenahinya. Maka dari itu sering seringlah buat turnamen tenis khususnya yunior."

Kegiatan menggalakkan tenis diluar pulau Jawa, sudah merupakan target kegiatan di tahun 2009. Kalimantan yang cukup besar dan sudah dimasukinya adalah Kalimantan Barat (th 2000) dan Balikpapan Kaltim awal Desember2008. Nanti juga akan masuk ke Kalimantan Selatan. Semua ini bisa berjalan jika ada fasilitas lapangan maupun petenisnya yang secara perlahan akan muncul dengan sendirinya.

Keputusan Berdasarkan Ingin Ketenangan

Jakarta, 26 Desember 2008. Natal membawa kedamainan dan kesejahteraan bagi manusia. Menutup akhir tahun 2008, dibutuhkan kedamaian dalam kehidupan sehari-hari. Semalam meramaikan Malam Natal, August Ferry Raturandang mendapatkan ketenangan yang berarti. Hari ini setelah merenungkan acara Malam Natal di Keluarga Besar Lintjewas, dimana Sarah Hariette Raturandnag yang masuk dalam keluarga besar ini dari Ibundanya, setelah direnungkan baik baik setelah adanya niat dari pelaku tenis di Caringin yang tidak menghendaki adanya Piala Ferry Raturandang dilapangan tenis Caringin Bandung. Sehingga dengan berat hati memutuskan rencana pelaksanan Piala Ferry Raturandang-61 di lapangan tenis Caringin Bandung pada tanggal 27-28 Desember 2008 untuk di BATALKAN. Saat ini petenis yang sudah mendaftarkan datang dari Lampung, Cirebon, Indramayu, Cianjur, Bandung maupun Jakarta.
Ini keputusan yang aneh dan berat bagi August Ferry Raturandang, tetapi niat luhur ini terpaksa dikalahkan dulu untuk sementara setelah melihat situasi yang kurang menguntungkan disuasan Natal ini, agar tidak rusak oleh perilaku oknum tenis tersebut. Sebagai pengelola lapangan Caringin bukanlah sautu masalah dan sudah diperkenankan. Pembatalan biasanya dilakukan jikalau jumlah peserta tidak layak dipertandingkan.
Karena SMS yang diterima dari pelaku tersebut menggunakan nama Bintang Serie Bandung-3 yang waktu pelaksanaan dan tempatnya sama dengan Piala Ferry Raturandang maka langsung ditanyakan kepada pemilik Bintang Seri di Jakarta. Karena dicantumkan TDP Bintang Seri Bandung-3, sedangkan sepengetahuannya tidak didaftarkannya TDP Bintang Seri Bandung-3 tersebut keinduk organisasi. Jadi jelas maksudnya hanya untuk mengacaukan atau membawa emosi agar terpancing.
Hari ini pula terima telpn dari rekan pelaksana turnamen Tony Sangitan, yang diterima langsung oleh August Ferry Raturandang. Maksudnya untuk menyampaikan selamat Hari Natal dan ada keinginan juga mengajukan official ball Pelti dengan bola BLITZ. Keinginan tahu masalah persyaratan menjadi official ball Pelti dari produsen bola BLITZ Semarang.
"Bukan masalah mau jadi official ball Pelti, cukup ajukan surat permohonan dan contoh bola 2 karton dan mau sponsori minimal 2 TDP yang ditentukan olehPP Pelti." ujarnya
Keinginan agar diproses secepatnya, disampaikan setelah terima surat tersebut akan dibawa dalam rapat koordinasi antar bidang dan diusulkan ke Ketu Umum PP Pelti. Proses ini tidak lama tergantung keberadaan Ketua Umum PP Pelti di Jakarta.

Selasa, 23 Desember 2008

Harapan Natal Membawa Damai Sejahtera

Jakarta, 24 Desember 2008 . Besok memasuki Hari Natal yang dirayakan diseluruh dunia oleh umat Kristiani. Tentunya ditengah situasi kesibukan kesibukan menghadapi situasi krisis ekonomi dunia maupun kesibukan mengahadapi pertenisan nasional, August Ferry Raturandang selaku salah satu pelaku pelaku tenis Indonesia mengharapkan, perayaan Natal 2008 betul-betul menjadi Natal yang penuh makna, membawa damai dan sukacita bagi semua umat manusia di bumi . Sehingga dalam menjalankan pertenisan dibumi tercinta ini semua pelaku pelaku tenis yang ikut meramaikan pertenisan Indonesia bisa maju dengan tegar sehingga bukan saja bisa mensejahterakan masyarakat umumnya tetapi juga membawa nama harum bangsa Indonesia dikancah internasional.

Selaku petenis sebaiknya cukup berlatih sebaik dan sekeras mungkin agar bisa mencapai sasaran kehidupan dalam dunia tenis, begitu juga orangtua selaku penanggung jawab atas pendidikan didalam maupun luar sekolahnya bisa bahu membahu bersama sama masyarakat peduli tenis lainnya meningkatkan kegiatan pertenisan di Tanah Air ini. Demikian pula bagi pelatih diharapkan bisa berprestasi lebih baik kedepan dan bisa menghasilkan petenis petenis handal. Sedangkan bagi petinggi Pelti maupun klub tenis juga diharapkan bisa saling bekerjasama sehingga bisa lebih aktip meningkatkan kegiatan kegiatan tenis yang diharapkan oleh masyarakat tenis.

Oleh August Ferry Raturandang, dikatakan setelah PP Pelti mencanangkan peningkatan Turnamen Nasional di Tahun 2008 dipatok menjadi 100 turnamen dari 64 sekarang, maka tantangan ini semua terpulang kembali kepada pelaku pelaku tennis di daerah daerah yang sangat berpotensi menjalanka program tesebut.
Seperti dikatakannya, Kabupaten Banyumas sudah merencanakan membangun 12 lapangan tenis secara bertahap dimulai tahun 2009, memberikan angin segar bagi pertenisan di Jawa Tengah. Tentunya contoh posiitip ini bisa ditiru didaerah lainnya.
Hanya berita buruk justru dating dari Jakarta. Karena ada 6-7 lapangan tenis akan hilang di Jakarta Selatan. Jika dulu suka dan pernah bertanding tenis di Cinere Sport Club, kabar terakhir sejak club housenya terbakar, maka lapangan tenis tersebut ditutup. Ada rencana akan dijadikan perumahan.
Disamping itu pula August Ferry Raturandang meminta maaf jika selama ini belum bisa memuaskan seluruh masyarakat tenis di Indonesia didalam perputaran tenis nasional. Kegiatannya akan tetap meningkat di tahun 2009, terutama dalam rangka meningkatkan turnamen turnamen di luar Jawa bersama sama rekan rekan yang sangat peduli terhadap pertenisan nasional. Ini sebagai janji dan tekadnya selama ini agar potensi daerah bisa dimanfaatkan dan bisa ditingkatkan, asalkan semua didukung oleh masyarakat didaerah daerah tersebut.
Setelah Balikpapan, dan akan masuk kesuluruh kotabesar di Kalimantan. Kemudian baru berpindah ke Sumatra maupun Sulawesi agar pemerataan tenis bisa sesuai dengan kemampuan daerah masing masing.
"Selamat Hari Natal dan Tahun Baru "

Senin, 22 Desember 2008

Trik Menjadi Teman Sejati

Jakarta, 22 Desember 2008. Dipertenisan Indonesia banyak mengenal teman maupun sahabat baik sejak dari teman pertandingan diturnamen tenis yunior sampai keusia lanjut. Pernik pernik kehidupan dunia olahraga bukan hanya tenis, cukup manis sebagai kenangan. Bahkan ada yang mengatakan jika masih jaya disanjung sanjung tetapi disaat terpuruk maka akan dibuang atau dicampakkan. Begitulah kehidupan sehari hari sebagai manusia.
Ada satu trik yang bisa dibaca sebagai bahan renungan, dikutip dari Harian Kompas Minggu 21 Desember 2008.
Sulit rasanya membayangkan hidup tanpa kehadiran teman di samping Anda. Ya, tanpa kehadiran teman, hari-hari Anda akan terasa kosong dan hampa. Oleh sebab itu, hubungan pertemanan harus dipupuk dengan baik. Apakah Anda sudah merasa menjadi teman yang sejati bagi teman Anda ? Untuk lebih jelasnya simaklah ciri-ciri teman yang sejati berikut ini.
PERTAMA, teman yang sejati adalah teman yang bersedia mendengarkan segala macam cerita dan keluh kesah temannya. Oleh sebab itu, jadilah pendengar yang baik untuk teman-teman Anda. Jika mereka membutuhkan masukan, berilah pendapat Anda secara perlahan-lahan tanpa bersikap menggurui. Lalu, pastikan teman Anda mau mendengarkan nasihat Anda.
Kedua, belajarlah menghargai segala macam perbedaan sifat teman Anda. Ingat setiap orang memiliki berbagai macam kepribadian yang berbeda. Cobalah mengerti bagaimana karakter teman Anda. Jika Anda mengalami perbedaan pendapat, selesaikanlah masalah tersebut dengan baik baik. Sebab, semua masalah pasti ada jalan keluarnya.
Ketiga, jagalah baik-baik kepercayaan yang telah diberikan oleh teman Anda. Jangan pernah sekalipun Anda membocorkan rahasia penting teman Anda. Apalagi yang berupa aib. Banyak kejadian teman berubah menjadi musuh karena telah membocorkan rahasia penting temannya.
Keempat, jadilah teman yang selalu siap memberikan dukungan. Jika teman Anda melakukan kesalahan, jadilah orang pertama yang menyemangatinya. Jika perlu sebisa mungkin Anda jangan menyalahkannya. Berilah teman Anda motivasi agar dapat bangkit dari kesalahannya.
Kelima, jangan jadikan teman Anda sebagai saingan terberat Anda. Hilangkan perasaan iri atas keberhasilan teman Anda Jadikanlah rasa iri tersebut sebagai cambuk bagi Anda agar berbuat lebih baik lagi. Lalu, jangan lupa ikutlah berbahagia dengan keberhasilan yang telah dicapainya.
Keenam, jangan pernah ragu untuk minta maaf pada teman saat Anda melakukan sebuah kesalahan padanya. Setelah itu, berusahalah perbaiki kesalahan Anda. Begitu pula sebaliknya, berikanlah maaf dan lupakan kesalahan temanAnda jika ia bersalah.*(INO)

Piala FR-61 di Bandung terancam Batal

Jakarta, 22 Desember 2008. Keinginan bangkitkan kembali turnamen tenis yunior Persami Piala Ferry Raturandang di lapangan tenis Caringin Bandung tidak semudah seperti beberapa tahun silam disaat lapangan Caringin masih jauh dari jangkauan petenis Bandung. Sewaktu awal kehadiran Piala Ferry Raturandang yang merupakan durian runtuh bagi pengelola lapangan tenis Caringin sehingga memberikan keleluasaan sampai lapangan tersebut bisa digunakan untuk turnamen tenis yunior Oneject Indonesia tahun 2008 lalu. Dalam upaya August Ferry Raturandang mempromosikan lapangan Caringin sering dicemohkan oleh masyarakat tenis Bandung sendiri karena ngototnya mempromosikan lapangan Caringin, dikatakan seolah olah sebagai pemiliknya. Banyak pihak tidak tahu lebih detail akses kelapangan tersebut dibandingkannya. Padahal lapangan ini milik Pemerintah daerah. Alasan tidak berminatnya masyarakat tenis Bandung ke lapangan Caringin karena termasuk jauh dan bau busuk dari Pasar Caringin maupun jalan rusak untuk masuk ke jalan Caringin. Berbagai kendala saat itu diungkapkan kepadanya tetapi tetap dipertahankan dengan harapan agar sarana yang memadai di kota Bandung bisa dimanfaatkan oleh masyarakat tenis Bandung. Bahkan diajak dan diminta oleh pengelola lapangan membuat sekolah tenis di lapangan Caringin. Tetapi keinginan buat sekolah tenis tidak bisa dilayani karena belum mempunyai pelatih handal untuk bertugas di sekolah tenis tersebut. Dampak positip yang muncul adalah mulai dari keinginan orangtua peserta Persami Piala Ferry Raturandang membuat sekolah tenis sendiri dengan pelatih Idris yang putranya Agung Bagus Dewantoro menjadi andalannya sebagai bintang klub tersebut. Keberadan klub tersebut membuat makin cerah pertenisan di Bandung ini. Ini harapannya, tetapi dalam perjalanan klub tersebut akhirnya ditinggal oleh pelatih andalannya. Tidak perlu mengetahui sebab sebabnya.

Piala Ferry Raturandang tetap berjalan sampai suatu saat, masuklah SMS ke telepon seluler August Ferry Raturandang dari nomor 081322507258 (merupakan nomor dari sekolah tenis di Caringin), disaat sedang kirimkan informasi ke pecinta tenis Bandung rencana turnamen Piala Ferry Raturandang. Isinya adalah “ Ngapusi anak kecil” dan SMS ini tidak dilayani. Kemudian muncul lagi SMS dari nomor yang sama yang bunyinya “ Ditunggu di POLSEK Bandung” Padahal August Ferry Raturandang tidak kirim SMS kepada yang bersangkutan mengenai rencana turnamen di Caringi. Akibatnya August Ferry Raturandang menghentikan pelaksanaan di tahun 2008 Persami Piala Ferry Raturandang dikota Bandung untuk menenagkan suasana.
Tapi menjelang akhir tahu 2008, menerima permintaan dari salah satu pelatih dan orangtua petenis yunior di Bandung .agar dilaksanakan kembali Piala Ferry raturandang di Bandung. Pilihan yang tepat adalah lapangan Caringin karena memiliki 6 lapangan dalam satu lokasi. Bisa saja ditempat lainnya seperti Taman Maluku dan Lapamngan Siliwangi, hanya lebih repot di 2 lokasi, tidak praktis saja.

Menjelang akhir tahun, direncanakan selenggarakan Piala Ferry Raturandang-61 di lapangan Caringin Bandung. Informasi kepetenis Bandung sudah dilakukan dengan cara seperti biasa melalui SMS. Tapi hari ini jutru terima SMS dari orang yang sama (081322507258), yang menyatakan sebagai informasi ada TDP Bntang Seri 3 di Bandung tanggal 27-29 Desember 2008 dan beberapa TDP Bintang Serie lainnya. Karena ini dikatakan TDP berarti terdaftar di PP Pelti. Sepengetahuan August Ferry Raturandang tidak ada pendaftaran TDP di Bandung pada tanggal 27-29 desember 2008. Ini jelas jelas ada keinginan memboikot dengan sebar informasi dgn SMS adanya TDP Bintang Seri tanpa sepengetahuan penanggung jawab Bintang Seri di Jakarta, yang jelas jelas tidak termasuk TDP pada tanggal tersebut yang sebenarnya ada di Purbalingga.
Sekarang terpulang kepada August Ferry Raturandang untuk meneruskan niat selenggarakan Piala Ferry Raturandang-61 di lapangan Caringin pada tanggal 27-28 Desember 2008 , sedangkan sudah mulai masuk pendaftaran pesertanya. Kalau tidak mau pusing lebih baik batalkan saja, begitulah suara suara kecil masuk ketelinganya agar mematahkan semangatnya yang tidak pernah padam.

Ada kasus di FIKS-TELKOM 2008

Jakarta, 22 Desember 2008. Disetiap pelaksanaan turnamen nasional khususnya kelompok yunior, sering terjadi hal hal yang sebenarnya bisa diatasi jika ada kerjasama maupun ketelitian bagi panitia dengan petugas Referee selaku penanggung jawab yang ditunjuk oleh PP Pelti.
Di tahun 2008, ada 2 kasus yang masuk dalam laporan langsung kepada August Ferry Raturandang dari lapangan disaat setelah undian dilakukan oleh Referee. Kedua kasus ini terjadi di kota yang sama, yaitu Bandung.. Koordinasi antara petugas Referee dengan Panitia dibawah komando Direktur Turnamen sehingga tujuan awal melayani petenis sebagai peserta agar tidak dirugikan bisa terealiser dengan baik. Jika hal ini dilakukan dengan baik, maka tidak perlu terjadi peserta yunior sudah merasa mendaftar dengan telah membayar entry fee tetapi namanya tidak ada di draw yang sudah dikeluarkan keesokan harinya. Disini perlu ketelitian bagi seorang Referee, sebelum dilakukan undian sebagai tugas mutlaknya ditempat (referee on site), maka pengecekan nama nama peserta sudah harus dilakukan sendiri.
Kasus pertama yaitu sewaktu turnamen internasional yunior Oneject Indonesia akhir Juni 2008. Ada 4 petenis putra asal Jepang sudah hadir ditempat tetapi tidak ada namanya di draw yang dibuat Referee. Masalahnya adalah keempat petenis tersebut sudah membayar dan ada bukti buktinya,sedangkan ada 4-5 tempat kosong (bye) dibabak kualifikasi tersebut. Kenapa bisa terjadi demikian. Referee merasa tugasnya hanya di persiapan undian yaitu dialkukan sign-in didepannya, sedangkan bendahara melalui tugas Direktur Turnamen menerima uang masuk. Banyak pihak terutama petugas Referee merasa tidak perlu atau tidak mau tahu apakah peserta sudah bayar atau belum. Jika hal ini yang terjadi maka menunjukkan tidak ada kerjasama yang baik dengan Panitia dan Referee. Hal ini tidak perlu terjadi, jika Referee mau kerjasama dengan baik. Sebagai contoh baik sering dilakukan Referee asing yang bertugas di Indonesia. Kerjasama ini selalu ditonjolkan, bukan berarti panpel bisa mengatur tugas Referee.
Waktu itu, bendahara panitia waktu sign-in ditutup sempat meminta ke Referee , nama2 peserta yang sudah sign-in. Maksudnya mau cek apa ada yang lolos tidak bayar. Tapi maksud baik ini ditanggapi beda, kemungkinan merasa tugas sign-in tidak bisa dikatitkan dengan pembayaran. Hal ini terungkap karena Referee mengatakan tidak perlu diketahui oleh bendahara nama nama yang sudah sign-in. Disini terpulang keada individunya saja. Dibutuhkan kebesaran hati bagi seorang Referee, karena pertanyaan muncul bukan untuk turut campur kerja Referee. Akibatnya Panpel dirugikan dengan tidak masuknya uang pendaftaran sebesar 4 x US $ 40.00

Kasus kedua, ternyata diacara pembukaan turnamen FIKS TELKOM 2008 yang berlangsung hari ini (22/12) di lapangan tenis Taman Maluku Bandung ada satu petenis yunior Garcia Rangan sudah bayar tetapi tidak lakukan sign-in. Kenapa hal ini bisa terjadi. Sehingga namanya tidak masuk dalam undian sehari sebelumnya. Pertandinganpun sudah mulai dan sedang berlangsung. Sewaktu terima telpon dari orangtua petenis, Agustinus Rangan, August Ferry Raturandang tidak mau mengintervensi kerja referee, hanya menganjurkan kontak Ketua Bidang Pertandingan PP Pelti Johannes Susanto. Walaupun keinginan orangtua agar bicara dengan Referee dan bisa merubah keputusannya. Tapi tidak dilakukannya.

Ada contoh lainnya hampir sama, tahun 1991 di Surabaya, Green Sands Satellite Circuit yang merupakan turnamen internasional berlangsung dengan ITF Referee David Bierwird asal Australia. Sewaktu pertandingan ganda putra sudah berlangsung satu pasang asal Malaysia merasa tidak dipanggil panggil namanya. Langsung dilihat draw yang dipapan pengumuman. Namanya tidak ada, langsung Referee didatangi. Referee hanya bertanya apakah sudah sign-in . Dijawabnya sudah, dan Referee langsung cek kedaftar sign-in ternyata memang ada. Ini kesalahan dipihak Referee bukan pemain. Apa yang dilakukannya adalah, REDRAW. Bahkan yang sudah main dan kalah diulang setelah undian baru dilaksanakan.

Nah, untuk menghindari kejadian kejadian seperti diatas dan yakin akan terjadi lagi dimasa mendatang jika tidak diubah sistemnya.
Karena turnamen yunior itu mempertandingkan beberapa Kelompok Umur maka sebaiknya dibantu juga Asisten Referee. Bukan dengan mengandalkan petugas lainnya seperti Tournament Desk yang tidak ada wewenang mengatur undian tersebut. Kedua dengan merubah jadwal sign-in sehingga tugas Referee dan Asisten Referee lebih efektip. Ada yang mengatakan cukup dibantu oleh petugas yang mengerti, ini juga tidak benar.
Sebagai contoh, jika direncanakan sign-in pukul 09.00- 15.00 maka sebaiknya dibagi jadwal sign-in KU 16 tahun pukul 09.00 - 11.00, kemudian KU 14 tahun pukul 13.-15.00 , KU 12 tahun pukul 16.00-18.00. Prinsipnya dengan waktu yang berbeda beda mengurangi kesalahan kesalahan yang akan terjadi. Ini semua menurut pengamatan selama ini terhadap kerja Referee asing. Bukan berarti Referee asing tidak pernah buat kesalahan. Dan juga Referee nasional selalu buat kesalahan. Ini juga tidak.
Diseling 1 jam untuk langsung undian dilakukan. Pengecekan lebih tenang tidak terburu buru sehingga mengurangi kesalahan yang muncul. Mudah mudahan ditahun 2009 semua pihak bisa memperbaiki kinerja masing masing sehingga petenis tidak jadi korbannya.

Olahraga Bagi si Kecil

Jakarta, 21 Desember 2008. Fenomena anak yang mengalami kelebihan berat badan kini semakin meningkat. Berbagai factor pun disebut-sebut sebagai penyebab, antara lain adalah makanan dan pola konsumsi anak yang tidak baik. Disamping itu, kebiasaan anak sehari-hari yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan menonton televise pun menjadi salah satu factor dominant. Selain melalukan diet , mengolah tubuh merupakan cara yang dapat ditempuh untuk menyiasati hal tersebut. Akan tetapi hal ini pada dasarnya tidak hanya berlaku untuk anak yang mengalami kegemukan, melainkan kepada setiap anak. Hanya saja, beberapa anak merasa malas untuk melakukan kegiatan fisik, terlebih jika dunia layer kaca telah menghipnotisnya.
Yang pasti, berbeda halnua dengan kegiatan olahraga yang dilakukan orang dewasa, olahraga bagi si kecil seyogyanya sarat dengan suasana yang nayman dan menyenangkan. Contoh mudahnya, bersepeda bersama keluarga keliling lingkungan rumah atau melakukan kegiatan yang disukai anak, seperti berenang, berlari, bermain bola, dan lain-lain. Tentu saja, kegiatan ini perlu dilakukan secara kontinu. Oleh karena itu, agar anak tidak cepat bosan, tidak salahnya melakukan variasi kegiatan olahraga dari minggu ke minggu selanjutnya. Dan, satu hal yang pasti, semakin banyak orang yang dilibatkan, semakin baik. Biasanya, anakpun akan merasa lebih menikmati kegiatan olahraga tersebut dan dari rasa senang akan muncul letertarikan. Lama kelamaan, si kecil pun tak perlu lagi disuruh-suruh melakukan kegiatan fisik.
Apabila kegiatan olahraga umu tidak mempan menggugah ketertarikan anak, membawa binatang peliharaan kesayangan berjalan-jalan di sekeliling rumah setiappagi dan sore pun bisa dijadkan pilihan,. Dengan demikian, setidaknya mereka tetap mengolah fisik dan membuat tubuh menjadi lebih sehat.
Yang pasti, jika kebiasan olahraga ini dilakukan sedari dini, akan terus dibawa anak hingga dewasa, yang akan memberi keuntungan tersendiri.** ADT, disambil dari Harian Kompas 21 Desember 2008

Jumat, 19 Desember 2008

Dipertanyakan Kenetralan Penyelenggara Turnamen

Jakarta , 19 Desember 2008. SMS dari salah satu pelatih Bunge Nahor yang isinya cukup mengagetkan, karena ada kecurigaan atas kenetralan petugas pertandingan diturnamen tennis yunior nasional selama ini. Bisa dimaklumi karena tanggal 22 – 28 Desember 2008 di Bandung akan diselenggarakan turnamen FIKS-TELKOM 2008 dan juga diawal tahun 2009 ada Piala New Armada di Magelang
“Selamat malam bos utk informasi agar PP PELTI tdk jelek citranya tentang setiap kejurnas ada orang tertentu yg terlibat dalam drawing bermain mata dgn orangtua pemain agar dapat mengatur drawing yg menguntungkan pemain tertentu terutama utk kel umur 14 thn putra jadi mohon diantisipasi segra apalagi menghadapi turnamen FIKS dan Magelang. Semoga ditanggapi jangan sampai masyarakat tennis menganggap ada pereengkokolan antara salah satu anggota pengurus dgn orangtua pemain tsb. Demikian tq.”
Langsung dijawab SMS tersebut. “ Udah ditunjuk penanggung jawab drawing adalah Referee.” Setelah itu dijawab pula,. “ Okey bos kalau begitu sy sampaikan pada beberapa orangtua pemain bhw ada Referee yang mengawasi dan bertanggung jawab.”
Timbulnya pemikiran ketidak netralan petugas pertandingan, bisa muncul akibat pengalaman selama ini terjadi di setiap turnamen tenis khususnya kelompok umur atau yunior. “Apa betul terjadi demikian.”

Beberapa tahun silam memang ada kecurigaan August Ferry Raturandang kepada pelaksana TDP Nasional Yunior diluar Jakarta. Kecurigaan muncul karena petugas meja (tournament desk) di suatu TDP , didatangkan dari Jakarta . Ini akibat petugas Referee saat itu belum bekerja sesuai fungsinya. Ibarat sebagai majikan menunggu hasil dari petugas meja turnamen. Seharusnya tugas Referee yang bekerja dari awal mulai dari menyortir atau cek daftar pserta seluruh daftar peserta dan mengundinya bukan sebaliknya. Bahkan ada kecendrungan petugas meja (yang juga mantan wasit nasional beralih profesi kepetugas meja) bertindak sebagai Referee khususnya dikelompok umur 10 tahun dan 12 tahun yang tidak ada Peringkat Nasional (PNP)nya. Sehingga seolah olah petugas meja yang lebih mengetahui kekuatan petenis yunior diusia ini. Ini ada vested interestnya karena dipanggil tugas oleh panpel yang juga sebagai pelatih maka ada kecendrungan memilih calon lawan lawan petenisnya yang lebih ringan. Keluhan seperti ini sudah lama diterima August Ferry Raturandang yang disampaikan orangtua petenis yunior. Curiga bisa saja curiga, tetapi kebenarannya masih dipertanyakan, semoga tidak benar. Sewaktu hadir disetiap acara drawing atau undian August Ferry Raturandang melihat Referee menjalankan tugasnya dengan benar. Tapi bagaimana jika tidak hadir, kemungkinan itu bisa terjadi.
Mengatsi hal ini sebaiknya dilaporkan ke induk organisasi tenis (PELTI), sehingga kinerja panitia bisa dipantau dengan baik. Tujuannya adalah memperbaiki citra tenis nasional.

Rabu, 17 Desember 2008

Menghargai Orang Lain

Jakarta, 16 Desember 2008. Terima email yang cukup menarik berdasarkan tulisan pakar Motivator Andre Wongso yang perlu diketahui.

Dikisahkan, di sebuah pesta perpisahan sederhana pengunduran diri seorang direktur. Diadakan sebuah sesi acara penyampaian pesan, kesan, dan kritikan dari anak buah kepada mantan atasannya yang segera memasuki masa pensiun dari perusahaan tersebut. Karena waktu yang terbatas, kesempatan tersebut dipersilahkan dinyatakan dalam bentuk tulisan. Diantara pujian dan kesan yang diberikan, dipilih dan dibingkai untuk diabadi kan kemudian dibacakan di acara tersebut, yakni sebuah catatan dengan gaya tulisan coretan dari seorang office boy yang telah bekerja cukup lama di perusahaan itu.
Dia menulis semuanya dengan huruf kapital sebagai berikut, "Yang terhormat Pak Direktur. Terima kasih karena Bapak telah mengucapkan kata "tolong", setiap kali Bapak memberi tugas yang sebenarnya adalah tanggung jawab saya. Terima kasih Pak Direktur karena Bapak telah mengucapkan "maaf", saat Bapak menegur, mengingatkan dan berusaha memberitahu setiap kesalahan yang telah diperbuat karena Bapak ingin saya merubahnya menjadi kebaikan.
Terima kasih Pak Direktur karena Bapak selalu mengucapkan "terima kasih" kepada saya atas hal-hal kecil yang telah saya kerjakan untuk Bapak.
Terima kasih Pak Direktur atas semua penghargaan kepada orang kecil seperti saya sehingga saya bisa tetap bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan kepala tegak, tanpa merasa direndahkan dan dikecilkan. Dan sampai kapan pun bapak adalah Pak Direktur buat saya. Terima kasih sekali lagi. Semoga Tuhan meridhoi jalan dimanapun Pak Direktur berada. Amin."
Setelah sejenak keheningan menyelimuti ruangan itu, serentak tepuk tangan menggema memenuhi ruangan. Diam-diam Pak Direktur mengusap genangan airmata di sudut mata tuanya, terharu mendengar ungkapan hati seorang office boy yang selama ini dengan setia melayani kebutuhan seluruh isi kantor.
Pak Direktur tidak pernah menyangka sama sekali bahwa sikap dan ucapan yang selama ini dilakukan, yang menurutnya begitu sederhana dan biasa-biasa saja, ternyata mampu memberi arti bagi orang kecil seperti si office boy tersebut. Terpilihnya tulisan itu untuk diabadikan, karena seluruh isi kantor itu setuju dan sepakat bahwa keteladanan dan kepemimpinan Pak Direktur akan mereka teruskan sebagai budaya di perusahaan itu.

Pembaca Yang Budiman, Tiga kata "terimakasih, maaf, dan tolong" adalah kalimat pendek yang sangat sederhana tetapi mempunyai dampak yang positif. Namun mengapa kata-kata itu kadang sangat sulit kita ucapkan? Sebenarnya secara tidak langsung telah menunjukkan keberadaban dan kebesaran jiwa sosok manusia yang mengucapkannya.
Apalagi diucapkan oleh seorang pemimpin kepada bawahannya. Pemimpin bukan sekedar memerintah dan mengawasi, tetapi lebih pada sikap keteladanan lewat cara berpikir, ucapan, dan tindakan yang mampu membimbing, membina, dan mengembangkan yang dipimpinnya sehingga tercipta sinergi dalam mencapai tujuan bersama. Tentu bagi siapapun kita perlu membiasakan mengucapkan kata-kata pendek seperti terima kasih, maaf, dan tolong dimana pun, kapan pun, dan dengan siapa pun kita berhubungan. Dengan mampu menghargai orang lain minimal kita telah menghargai diri sendiri.

Selasa, 16 Desember 2008

Pemenang Piala Ferry Raturandang-60 di Jakarta

Jakarta , 14 Desember 2008. Anggy Pradika asal Bogor berhasil keluar sebagai juara tunggal putra ysia 14 tahun setelah difinal Turnamen tennis yunior Piala Ferry Raturandang- 60 yang berlangsung hari ini sejak pukul 09.30 dilapangan tenis Gelora Bung Karno dengan mengalahkan Muhammad Hafiz 41 41 Sebelumnya Anggy (ARTC) berhasil kalahkan petenis asal klub WILTEC Anthony Gumulya, adik Sandy Gumulya 40 40.sedangkan M,Hafiz mengalahkan Joshua Aarya asal Depok 40 41.

Dikelompok 10 tahun keluar sebagai juara petenis asal Polandia Ernest Dagenhart yang difinal mengalahkan Ravendra A Sutartra 41 54(4) Disemifinal Ernest Dagenhart mengalahkan Diego Gracia (asal Spanyol) 40 40. Sedangkan Ravendra mengalahkan Hernan 41 42. Kelompok 12 tahun putra keluar sebagai juara Bryan Husni (KTC) yang berhasil mengalahkan Dimas I Kolopita (GFTC) difinal dengan angka 42 40 Disemifinal Bryan Husni mengalahkan Romano Simanuhuruk (DKI) 40 54(3). Dimas Kolopita mengalahkan MF Azzam 54(3) 41.

Tunggal putra usia 16 tahun difinal antara Mirza Luqman Ahmad (Serang) melawan Yusuf dimenangkan oleh Yusuf . Disemifinal Yusuf mengalahkan Imam Rosidin 40 41, Mirza Luqman Ahmad asal Serang mengalahkan Samuel (DKI) 54(3) 42.

Turnamen tennis yunior Piala Ferry Raturandang- 60 berlangsung sehari (14 / 12) dilapangan tennis Gelora Bung Karno Jakarta mempertandingkan tunggal putra kelompok umur 10 tahun, 12 tahun , 14 tahun dan 16 tahun. Kali ini peserta putrid sangat minim sehingga tidak dipertandingkan. Menurut pelaksana pertandingan Dino Raturandang, rencana berikutnya diselenggarakan di Bandung 27-28 Desember 2008.

Sabtu, 13 Desember 2008

Kalah Menang Bukan Masalah

Jakarta, 13 Desember 2008. Kalah atau menang adalah hal biasa didalam suatu pertandingan tenis. Mana ada 2 juara, cukup 1 yang juara. Kekeliruan dikatakan kalau dikatakan juara 1, juara 2 dstnya. Yang betul adalah Juara, runner up . Pemenang di final itu yang betul betul juara.
Dalam sosialisasi ke peserta turnamen tenis Persami Piala Ferry Raturandang, selalu disampaikan dalam kesempatan berdialog dengan para orangtua peserta.
Bahkan dalam slogannya disebutkan, win or loose I don't care, just play TENNIS @ Ferry Raturandang Cup. Ini slogan cukup bermanfaat kalau dicermati dengan baik. Begitu juga dibalik itu ada "Parental Pressure" yang menunjukkan orangtua selalu mengambil alih peran pelatih.
Di-sela sela pertandingan Piala Ferry Raturandang-59 di Family Club Bukit Damai Indah Balikpapan, August Ferry Raturandang sempat berdialog dengan Joyce, Vanda Sari Tallei dan orangtua lainnya dari Samarinda dan Balikpapan.
"Jangan sekali kali menanyakan kalah atau menang kepada anak anaknya." Ini merupakan beban bagi anak apalagi kalau kalah. Sudah capek bertanding masih kena beban lainnya katkutan dimarahin."
Selanjutnya dikatakan sebaiknya yang ditanyakan adalah bagaimana perasaannya sewaktu bertanding. Apakah dia itu menikmatinya apa tidak pertandingannya. Jika melihat sendiri cara mainnya, maka pujilah anak tersebut disaat dia membuat pukulan yang baik dan mendapatkan angka tersebut. Biarkan saja dia akan bercerita kalau dia itu kalah, seolah olah tidak tahu kalahnya. "Katakan tidak apa apa kalah. Yang penting main baik saja. Kalau Menang berarti Mujur. Suatu saat anak akan mendapatkan kemujuran tersebut."
Harus dimaklumi, anak anak main tenis sebagian besar bukan karena keinginan anak sendiri tetapi keinginan orangtuanya. Melihat hal ini harus disadari kalau anak anak itu harus enjoy di tenis. Tidak ada unsur enjoy sulit akan berkembang. Lebih sedih lagi sudah banyak anak anak BERHENTI main tenis akibat tidak merasakan enjoy di Tenis. Yang enjoy justru orangtuanya karena main tenis.
Kekurangan atelt adalah kurangnya kompetisi sehingga mental bertanding bisa anjlog. Latihan bisa bagus sekali tetapi memasuki lapangan bertanding justu antiklimaks.
Kompetisi adalah bagian dari Pembinaan. Tanpa kompetisi, peningkatan prestasi tidak bisa diharapkan sekali.
Parental Pressure
Dari pengalaman mengamati tingkah laku orangtua diturnamen tenis yunior, kadang kadang orangtua sudah beralih fungsi, sudah mengambil alih peran pelatih. Bahkan aktip berikan instruksi langsung ke anaknya. Tidak boleh lakukan hal ini jika sedang bertanding, karena dalam code of conduct dimasukkan dalam kategori coaching.
Sebenarnya hati pelatih sangat tersinggung akan sikap orangtua itu, tetapi mengingat takut hilang murid maka didiamkan saja. Harus maklum Jaga Langganan, prinsip marketingnya.
Ambisi orangtua cukup besar bahkan sudah lebih menjurus kepada ambisius. Ini berbahaya sekali tanpa disadarinya.
Beberapa contoh bisa dilihat dilapangan, jika anaknya dirugikan oleh keputusan wasit atau referee / Panpel diluar lapangan, langsung bereaksi orangtuanya. Bahkan ada yang lebih sedih mengobral ketidak puasanannya kerekan rekan lainnya. Masalah bola keluar (OUT) dan masuk (IN) bisa jadi masalah besar jika merugikan anaknya. Tapi beda kalau menguntungkan anaknya, terjadi pembenaran kesalahan.
Lebih dashyat lagi kalau anaknya kalah. Bisa seluruh dunia diumumkan kekesalannya. Tapi bagi orang bijak justru ditertawakan tingkah laku seperti itu.
Dan hebatnya didepan anaknya (kalau kalah), sehingga anaknya dibela padahal kualitasnya masih belum bisa mengalahkan lawannya.
Coba tanya kepada orangtua kalau anaknya kalah, so pasti banyak alasan dikemukakan. Kesannya tidak mau mengakui kemenangan lawan anaknya. Jarang menemukan orangtua memuji lawannya. Apa betuuuul ?

Jumat, 12 Desember 2008

Email Yang Mengganggu

Jakarta, 13 Desember 2008. Teringat sewaktu sedang selenggarakan turnamen Piala FR-59 di Balikpapan , August Ferry Raturandang terima telpon dari rekan Johannes Susanto. Ternyata apa yang disampaikan sebenarnya sudah tidak asing lagi. Karena Susanto menanyakan atau masih belum puas atas email yang dikirimkan oleh salah satu orangtua petenis yunior yaitu Indriatno S. "Mau tanya Fer, dia itu maunya apa ya. Mengatas namakan orangtua petenis sedangkan dia juga anggota (Humas) dari FORKOPI (Forum Komunikasi Orangtua Petenis). Apakah ini suara FORKOPI atau gimana karena mengatas namakan orangtua petenis (yang ada wadahnya sedang hangat2nya). Lain ceritanya kalau menggunakan nama sendiri bukan atas nama orangtua. "
Pertanyaan ini ditanggapi oleh August Ferry Raturandang dengan enteng. "Itu aja diributin, Biar aja mau apa dia. Kok gitu aja repot. Memang orangnya kritis. " Jawaban ini seadanya karena sedang sibuk mengatur jalannya turnamen di Balikpapan. "Boleh kritis tapi jangan ngawur dong !" ujar Susanto yang juga suka meledak ledak.
Diakuinya selama 5 tahun lebih paling sering terima email dari para orangtua petenis baik itu sebagai masukan maupun yang mau menggurui. Tetapi tidak semua ditanggapi karena menurutnya banyak masukan atau ingin menggurui institusi karena berdasarkan pengalaman mereka selama ini. Tetapi yang disayangkan selalu ditonjolkan masalah tidak transparan. Sedangkan rekan rekan diinduk organisasi tidak ada conflict of interest.
Dalih sudah berkorban untuk tenis, padahal sebenarnya kewajiban orangtua berkorban untuk anaknya. Karena yang dimaksud sudah berkorban adalah untuk anaknya sendiri. "Apakah pantas orangtua mengharapkan orang lain berkorban untuk anaknya ? " Dalih semacam ini sering mencuat kepermukaan . Sering lupa membedakan kewajiban orangtua dalam membina anaknya dilemparkan kepada orang lain.
Boleh saja ambisi yang kadang kadang ambisius terbawa dalam kehidupan anaknya dalam pertenisan. August Ferry Raturandang sering mengkritisi para orangtua. Karena kadang kadang tanpa disadari ambisi orangtua menjadi penghambat pembinaan anak anak. Saat ini dalam menyebarkan turnamen Piala Ferry Raturandang slogan " Win or Loose I Don't Care, Just Play TENNIS " selalu disosialisasikan agar tahu betul bagaimana cara membina atlet tenis yunior.
Dikatakan tidak transparan itu maksudnya belum jelas. Mungkin bisa saja August Ferry Raturandang tidak mengerti maksudnya tidak transparan. Maklum KATROK . Coba melayani setiap keinginan orangtua, tetapi tidak semuanya bisa diterima dengan baik. Telpon masuk tidak pernah ditolak (kecuali sedang rapat), bahkan sedang istrahatpun masih mau diterima. Minta tolong daftarkan putra dan putri keluar negeri tetap dilayani. Walaupun menggunakan email pribadi (raturandang@yahoo.com). Setiap bertanya selalu dijawab sesuai dengan kapasitasnya. Memang ada jawaban jawaban yang memuaskan dan ada yang tidak memuaskan. Tentunya ada alasan alasan tertentu sehingga keluar jawaban jawaban yang tidak memuaskan. Sebagai contoh pernah orangtua petenis kena sentak (kasarnya begitulah) dari salah satu ketua bidang. Karena waktu menelpon tidak tepat. Disaat sedang bermain golf bersama rekan bisnisnya, masuklah telpon tersebut. Ini akhirnya bemasalah. Sakit hati. Sulit mengatakan siapa salah. Dan itu yang terjadi sebenarnya.
Masalah selalu muncul jika menjelang atau setelah selesainya kegiatan. Terutama masalah seleksi nasional khususnya yunior.
Ada suatu kejadian tahun 2008, salah putrinya ikut dan diundi ketemu petenis Indonesia juga dan kalah. Ini masalah muncul, mau ngajarin seharusnya tidak boleh terjadi tetapi tidak mau tahu kenapa bisa terjadi demikian. Anaknya bisa muncul karena jatah peserta asing ada yang tidak datang. Agar komposisi undian tidak kacau maka ditawarkanlah tuan rumah. Dan sewaktu draw dikeluarkan nama anak itu tidak disebutkan dari Indonesia sebagai negara asalnya, tetapi kosong. Karena kalah itulah timbul macam macam argumentasi kekesalan dengan dilimpahkannya ke induk organisasi yang dianggap tidak membela putra sendiri. Inilah dia terlalu banyak permintaan yang memanjakan anak anak sendiri tanpa disadari telah mendidik salah. Kasus seperti ini sering terjadi dengan mengatakan induk organisasi tidak membela atletnya sendiri. Semua ini terjadi didepan mata August Ferry Raturandang. Lebih sedih lagi pembelaan ini diketahui oleh anaknya juga.
Tetapi pada dasarnya semua inisiatip muncul berdasarkan kepentingan sendiri maksudnya kepentingan putra atau putrinya. Apakah ada orangtua yang tidak punya putra atau putrinya menyampaikan usulan atas kebijakan induk organisasi yang dianggap tidak berkenan dihatinya? Jawabanya so pasti tidak ada.
Belum lama ini ada masalah penggunaan email Pelti dikirimkan ke salah satu orangtua petenis tanpa menyebutkan sipengirimnya. Jadilah masalah besar sekali. BIG NEWS. Karena didistribusikan keseluruh Indonesia tetapi tidak ditembuskan kepada August Ferry Raturandang. Biasanya selalu kecipratan tembusan email. Kali ini tidak. Entah maksud dan tujuannya mau menjelek jelekan induk organisasi. Seperti ada kepuasan tersendiri bisa menceritakan kebobrokan pihak lainnya. Adanya email tersebut justru dari sipengirim email yang juga kenal baik dengan August Ferry Raturandang. Hebatnya tanggapan dari August Ferry Raturandang terhadap munculnya email tersebut tidak disebar luaskan. Padahal sudah ada pengakuan darinya sebagai sipengirim email yang sebenarnya pendapat pribadi bukan institusi. Ternyata email itu dibuat sewaktu membuka website indonesiatennis.com, mau kirim komentar langsung di indonesiatennis.com (bukan dgn email info@pelti.or.id), dengan gunakan komputer di Pelti. Komentar itu tidak jadi dikirim sehingga tidak dicantumkan nama sipengirim. Ini bukan suatu kesengajaan dan sudah diakui langsung kepada siorangtua tersebut. Jawaban dari orangtua tersebut sudah ada dan bisa menerima pengakuannya. Isi email tersebut tidak disanggah oleh sipengirim August Ferry Raturandang karena berdasarkan pengalaman selama ini di tenis Indonesia sehingga bisa mengeluarkan pendapat seperti itu. Dan pendapat pribadi itu bisa dipertanggung jawabkan olehnya sebagai pendapat pribadi yang juga pengamat tenis selama ini..
Memang menyebarkan kesalahan lebih cepat dari pada menyebarkan kebaikan. Bukanlah masalah kalau belum atau tidak saling kenal. Tetapi disini bisa dilihat tidak ada artinya pertemanan dalam olahraga tenis yang sudah dihimpun bukan baru satu dua tahun. Sudah bertahun tahun. Kadang kadang suka juga timbul emosi seperti yang dikemukakan oleh Susanto. Lebih baik menghujat dari pada berbuat sesuatu untuk tenis Indonesia. Lebih sial lagi jika ada orangtua yang juga sebagai pengurus Pelti baik di tingkat provinsi maupun kota/kabupaten menghujat PP Pelti. Ya, apa mau dikata, semua terpulang dari itikad masing masing pihak. Karena kebaikan selalu dibalas dengan macam macam ..................................
Beginilah resiko duduk sebagai salah satu pengurus induk organisasi olahraga di Indonesia

Penjelasan August Ferry Raturandang

Jakarta, 12 Desember 2008. Begitu masukan datang di situs Pelti dalam forum komentar dengan berbagai gaya bahasa (kadang2 menyakitkan) terhadap pelaksanaan Piala FR-59, August Ferry Raturandang dengan senang hati mau membuka diri terhadap pelaksanaan yang masih belum maksimal dilaksanakan. Karena ini merupakan usaha pribadi diluar institusi tenis ( tidak melibatkan institusi dalam pelaksanaan, hanya ada dukungan baik dari rekan rekan di Pelti Balikpapan) sehingga merasa tidak perlu untuk dijelaskan disitus institusi tersebut, lebih afdol melalui situs pribadi.
Kenapa muncul tiba tiba buat Piala Ferry Raturandang di Balikpapan. Akibat dari undangan perkawinan dari pemilik Bukit Damai Indah ( 6 Des) sehingga muncullah inisiatip datang ke Balikpapan bukan dalam rangka undangan institusi (Pelti), tetapi pribadi. Kesempatan ke Balikpapan urusan pribadi bersama istri yang selama ini tidak pernah dilakukannya. Karena kunjungan berkali kali ke Balikpapan sejak beberapa tahun silam mulai dari persiapan Women's Circuit dilanjutkan persiapan Davis Cup Indonesia melawan Malaysia, persiapan pembangunan lapangan tenis Balikpapan Baru dan persiapan PON XVII, adalah tugas alias dinas institusi yang tidak pernah melibatkan istri ataupun anak sendiri alias keluarga.
Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Memenuhi undangan perkawinan, buat turnamen dan rekreasi dihari Senin melihat lihat kota Balikpapan bahkan mengitari dari Kebon Sayur ke Kampung Baru (Bugis) melihat rumah diatas laut, terus mengelilingi kota tembus ke DOM dan lapangan tenis Balikpapan Baru (PON).
Melihat fasilitas lapangan tenis sangat memadai (Samarinda diPalarang, Balikpapan di Balikpapan Baru terbaik di Indonesia dan Asean) sangatlah disayangkan tidak ada kegiatan turnamen khususnya untuk yunior. Sewaktu PON XVII kemudian dengan Balikapan Junior International Champs, menghimbau rekan rekan didaerah termasuk Kaltim perlunya suatu turnamen bagi petenis yunior. Ada kemungkinan kurang memahami maksud adanya turnamen maka melihat tingkat kesulitan yang ada maka ditawarkan juga turnamen kelas Persami (pertandingan sabtu minggu) tetapi kurang mendapatkan respons seperti yang diharapkannya.
Pengalaman sebelumnya sebagai modal dalam menghadapi daerah daerah, harus terjun langsung dengan tidak melibatkan banyak orang sehingga keinginan ini tidak terhambat maka August Ferry Raturandang selalu terjun langsung ketempat tempat didaerah daerah tersebut. Sebagai contoh pernah selenggarakan turnamen Persami (Piala FR) di Bandung, Cilegon, Palembang, Manado, tanpa melbatkan banyak orang , cukup 1-2 teman teman yang mau membantunya sehingga tanpa kesulitan menyelenggarakannya. Pengalaman selama ini makin banyak personalia yang dilibatkan maka niat selenggarakan turnamen lebih cederung batal. Lebih enak single fighter. Sebagai perbandingan selenggarakan turnamen internasional di Jakarta selama ini hanya melibatkan anggota kepanitiaan 5 orang diluar wasit.
Turnamen Piala Ferry Raturandang adalah turnamen Persami dimana tanpa wasit, ballboys dan hadiah UANG ( uang dilarang Pelti dan ITF), merupakan solusi terhadap kesulitan dana (sponsor) dalam setiap kegiatan turnamen dimana beberapa faktor yang justru terlalu besar beban beayanya dihilangkan (wasit, ballboys, bola,hadiah dan panitia). Kenapa menggunakan nama sendiri yang sebenarnya sah sah saja. Ini sebagai kenang kenangan bagi August Ferry Raturandang dipertenisan Indonesia sebelum PENSIUN alias dipanggil Tuhan.
Tanpa wasit juga bisa digunakan sebagai pembelajaran kepada petensi yunior untuk belajar sportip, dan tanpa ballboys (tidak melanggar aturan turnamen tenis) agar petenisnya terlatih juga fisiknya. Bola-pun sesuai petunjuk Persami bisa digunakan bola bekas (tapi layak dipertandingkan). Masalah score, petunjuk Persami diperkenankan main the best of 11 sampai 6 games saja). Jika jumlah lapangan lebih dari 4 lapangan maka digunakan 2 x 4 games dimana set ketiga menggunakan tie break. (peraturan ini bisa bervariasi sesuai dengan jumlah lapangan dan waktu yang tersedia, artinya cukup fleksibel)
Sejak awal sudah disadari kalau hanya 4 lapangan yang digunakan maka event yang dipertandingkan cukup 4 event yaitu kelompok 12 tahun dan 14 tahun baik putra dan putri. Awalnya informasi melalui SMS dikirimkannya kedua kelompok umur tersebut, tetapi kemudian ada permintaan dari pelatih Bontang untuk putra KU 16 tahun karena ada 8 petenisnya. (Tapi ternyata tidak dikirim juga). Karena peserta yang terdaftar 8 petenis sehingga event ini bisa dilaksanakan juga. Bahkan peserta hanya 5 pun masih diterima karena tujuannya beri kesempatan bertanding. Sehingga sistem pertandingan dirubah disesuaikan dengan situasinya.
Rencana awal setiap pemain yang kalah dibabak pertama maupun kedua masih dipertandingkan sehingga beri kesempatan petenis latihan tanding lebih banyak. Tetapi ternyata sewaktu diberitahukan 1 lapangan akan digunakan oleh pejabat pemerintahan setempat maka pelaksana kesulitan memainkan pemain yang kalah tersebut. Jadi memang diutamakan yang berhasil menang sehingga acara penyerahan hadiah kepada pemenang bisa tepat waktunya. Memang ini janji yang belum bisa dipenuhi. Apakah ini yang dimaksud dengan tidak profesional, diserahkan saja cara menilainya alias sah sah saja. Memang dalam komentar disebutkan tentang seeding, dan sudah dijalankan.
Kedatangan August Ferry Raturandang ke Balikpapan juga untuk memperlihatkan kepada rekan rekan di Kalimantan Timur, bagaimana caranya dengan tenaga yang sangat minim ( hanya AFR dan istri) bisa jalankan suatu turnamen tenis yunior di Balikpapan dengan 47 peserta. Sudah berkali kali datang ke Balikpapan melihat pelaksanaan suatu turnamen internasional dimana melibatkan banyak personalia dalam kepanitiaan. Ini disebut high cost. Timbul pertanyaan, apakah dengan high cost bisa selenggarakan suatu turnamen setiap bulannya. So pasti sulit dimana situasi perekonomian saat ini tidak mendukung. Turnamen kelas Persami tidak perlu high cost, bahkan sangat murah sekali. Bisa dilaksanakan setiap bulan dan setiap saat.
Turnamen Persami pertama kali dijalankannya sejak tahun 1996 setiap bulan dilaksanakan di Jakarta sampai saat ini. Bahkan dengan menggunakan nama Piala Ferry Raturandang sudah memasuki ke 59 kali dan dilaksanakan di Balikpapan. Sedangkan menutup tahun 2008 , akan diselenggarakan ke 60 di Jakarta. Keinginan selenggarakan di Samarinda, Tenggarong dalam waktu singkat akan dibuktikan setelah ada konfirmasi kesediaan lapangan yang ada, karena AFR tidak bisa berkomunikasi dengan pengelola lapangan dikota kota tersebut. Kalau lapangan BDI, sudah kenal pemiliknya yang dulu juga sama sama atlet PON dari Nusa Tenggara Barat (NTB). Johnny Santoso dulu atlet tenis meja NTB , sedangkan AFR atlet tenis. Jadi permintaan langsung bisa dilakukannya tanpa melibatkan institusi atau Pelti.
Masalah nama August Ferry Raturandang, bukanlah nama besar, sehingga tidak perlu kuatir rusak nama tersebut dalam pelaksanaan turnamen. Nama ini sudah sering dihujat (karena kedudukan diinstitusinya) maupun dipuji yang perimbangannya tidak pernah dicatat. Karena dalam pemikirannya sampai saat ini yaitu bisa memajukan tenis didaerah karena dia juga pernah sebagai petenis daerah (bukan dari pulau Jawa) dan sudah mengerti kalau turnamen didaerah sangatlah minim. Sedangkan turnamen adalah kebutuhan. Tetapi berita cukup menyenangkan bahkan membangakan setelah melihat keberhasilan di Balikpapan, adalah adanya permintaan selenggarakan Piala Ferry Raturandang di Samarinda, Tenggarong, Bontang dan Tarakan, yang semuanya akan dipenuhi di tahun 2009. Perlu diketahui sewaktu pertama kali kirim SMS tentang rencana di Balikapan, datanglah SMS dari rekannya . " Om, serius atau bercanda," ini menunjukkan ketidak percayanya dalam waktu 5 hari bisa selenggarakan suatu turnamen yunior. Pandangannya impossible, sedangkan tugas kita ada possible saja karena ada pengalaman. Berita gembira juga setelah kembali ke Jakarta ada keinginan buat TDP (kejurnas) yunior di Samarinda dan Balikpapan. Ini dampak positipnya.
Himbauan August Ferry Raturandang, marilah rekan rekan didaerah temasuk Kaltim mau bersama sama selenggarakan turnamen nasional baik itu TDP (Turnamen Diakui Pelti) ataupun turnamen Persami didaerah masing masing. Yang untung siapa, tentunya petenis daerah tersebut yang cikal bakal sebagai petenis nasional Indonesia dimasa mendatang. Jika ada kendala, AFR membuka diri memecahkan permasalahan tersebut. Kalau hanya masalah turnamen silahkan tilpon 08561900943, so pasti keinginan trersebut akan diterima dengan dada lapang. Marilah kita buktikan, anak anak menunggu janji janji kita semua. Tidak perlu berpolemik dimedia membuat anak anak jadi bingung. Karena selama berpikiran positip maka semua jadi terang. Kita perlu BUKTI

Kamis, 11 Desember 2008

Olahraga dan Pembangunan

Jakarta, 12 Desember 2008. Hingga saat ini, tampaknya masih ada opini yang mengatakan bahwa kegiatan olahraga cenderung menghambur-hamburkan uang. Bahkan ada analisis yang tendensius, daripada untuk kegiatan olahraga yang jutaan bahkan milyaran rupiah lebih baik digunakan untuk mengentaskan kemiskinan rakyat yang masih sekitar 140 juta. Pendapat dan analisis yang demikian tentu sah-sah saja.
Tetapi benarkah olahraga hanya menghabiskan uang ? Tidakkah ada revenue yang bisa diharapkan dari kegiatan olahraga ? Mungkinkah terjadi multiplier effect dari sebuah kegiatan olahraga? Pertanyaan seperti itu memang agak sulit dijawab secara pasti, jika saja tidak ada bukti-bukti yang mendukungnya.
Bahwa untuk melakukan pembinaan olahraga membutuhkan dana yang tidak sedikit saya kira adalah fakta yang tidak bisa dipungkiri. Ketika suatu negara atau daerah menyelenggarakan sebuah event olahraga, mungkin sekali banyak dana yang digunakan untuk membiayainya. Tetapi sangat boleh jadi kegiatan olahraga juga mampu mendorong tumbuhnya ekonomi, dan bahkan mendatangkan keuntungan langsung seperti Olympiade Los Angeles 1984, yang nyata nyata panitia mendapat keuntungan sebesar $ 223 juta dolar. Olympiade Los Angeles merupakan olympiade pertama yang menerapkan pendekatan logika ekonomi melalui sport business. Pernyataan tersebut memberikan bukti bahwa olahraga apabila dikelola secara profesional dapat mendatangkan keuntungan ekonomi disamping nonekonomi. Itulah sebabnya mengapa banyak negara yang berebut untuk menjadi tuan rumah suatu event olahraga seperti Asian Games, Olympic Games, Piala Dunia ( sepakbola) dan Piala Eropa. Oleh karena itu, saya ingin melihat hubungan olahraga dan ekonomi sebagai hubungan yang bersifat resiprokal. Artinya, olahraga mempengaruhi ekonomi dan ekonomi mempengaruhi olahraga.
Dalam banyak kasus memang kita jumpai bahwa negara yang secara ekonomi maju, maka perkembangan olahraganya juga mengalami kemajuan yang sangat berarti. Lihatlah bagiamana perkembangan olahraga di Amerika,Australia,Perancis,Inggris,Jepang, dan sebagainya yang telah berkembang begitu pesat. Dari segi prestasi, terutama dalam Olympic Games , sejumlah negara tersebut telah menempatkan dirinya di papan atas. Dari segi perspektif tingkat kesehatan masyarakat yang diukur dari angka kematian bayi, angka harapan hidup, dan sebagainya, negara-negara maju juga lebih unggul.
Sungguhpun demikian, tidak berarti prestasi tinggi hanya terjadi pada negara-negara yang secara ekonomi lebih maju. Brasil secara ekonomi barangkali jauh di bawah negara-negara maju seperti Perancis, Jerman, dan Italia. Ditinjau dari GDP per capita, Brasil hanya US$ 7,037, sementara ketiga negara tersebut masing-masing adalah US$ 22,897, US$ 23,742, dan US$ 22,172. Sebuah perbedaan yang sangat signifikan, karena lebih dari tiga kali lipat. Akan tetapi, Brasil memiliki tradisi prestasi sepakbola yang lebih tinggi dibandingkan ketiga negara tersebut. Apa yang ingin saya katakan disini adalah bahwa untuk membangun olahraga tidak harus menunggu negara kita maju atau secara ekonomi sejajar dengan negara-negara maju. Justru yang perlu di dorong adalah bagaimana olahraga dijadikan sebagai salah satu instrumen untuk membangun ekonomi. Beberapa hasil riset menunjukkan bahwa tingginya partisipasi masyarakat dalam olahraga, ternyata tidak hanya mengurangi anggaran kesehatan yang dikeluarkan pemerintah, tetapi pada sisi yang lain juga meningkatkan produktivitas. Peningkatan partisipasi dalam olahraga hingga 25 % (angka semula 33% dari penduduk yangs ecara reguler melakukan olahraga) dapat mengurangi biaya kesehatan sekitar $ 778 juta dolar atau sekitar 6,6 trilyun rupia. Selain itu juga menstimulasi produktivitas 1-3 % , dari setiap 2-5 $ dolar yang diinvestasikan. Sementara anggaran yang digunakan untuk menstimulasi kegiatan olahraga tersebut hanya $ 191 juta dolar atau sekitar 1,6 trilyun rupiah (B.Kidd,World Summit on Physical Education,1999). Studi di Austraia juga menunjukkan bahwa layanan olahraga dan rekreasi dapat menghasilkan pendapatan nasional sebesar AUD $4,8 milyar pertahun, AUD $ 4 milyar dihasilkan dari penjualan produk olahraga dan rekreasi; dan sektor ini menyumbang AUD$ 1,2 milyar terhadap GOP (Pereira,2004). Fakta lain juga menunjukkan bahwa olahraga memiliki kontribusi yang signifikan pada upaya mengurangi pengangguran. Data di Inggris menyebutkan bahwa kegiatan olahraga menyediakan lebih banyak lapangan kerja dibanding industri mobil, pertanian, nelayan, dan industri makanan.(*) Ditulis oleh Prof.Toho Cholik Muthohir. Diambil dari Majalah PRO Buletin Olahraga EdisiXI/November /2008.

Solusi Hadiah Uang Dilarang di TDP Yunior

11 Desember 2008. Hari ini bertemu wasit nasional asal Bandung Eko Supriyatna. Cukup menarik pembicaraan masalah TDP (Turnamen Diakui Pelti) atau bisa disebut juga sebagai kejurnas tenis. Ini sebagai kelanjutan pembicaraan pertelpon masalah tenis di Jawa Barat yang dirasakan sangat minim turnamen nasional.
Eko menyampaikan masalah petenis yunior yang dianggap berbakat dan tidak mampu, dan disampaikan ideanya kalau bekerja sama dengan salah satu bank terkemuka, dimana hadiah pemenang diberikan tabungan.
Idea ini sudah baik, karena sudah mencari solusi atas kemelut TDP Yunior tidak boleh berikan uang kepada pemenangnya. "Mau tahu dampak setelah bertahun tahun TDP Yunior berikan uang, dengan dalih apapun sebagai uang pembinaan ( secara sembunyi2 tanpa diketahui Pelti Pusat). Nah lihatlah berlomba lomba orangtua/pelatih ikuti TDP yunior bukannya menaikkan kategori umurnya tetapi malahan menurunkan kelompok umurnya, dengan cara catut umur, memanipulasi akte kelahirannya. Ini berarti yang dicari petenis lebih tepatnya orangtua atau pelatih bukan PRESTASI tetapi UANG." tanggapan AF Raturandang. Disamping itu tidak mendidik jika pelaksana Turnamen mengiming imingkan hadiah tersebut.
Selanjutnya dikatakan kalau kampanye keorangtua diturnamen Piala FR didaerah selalu sampaikan turnamen yunior bukanlah target putra putrinya. Yunior hanya merupakan tahap pembelajaran. Ibarat sekolah sebagai orangtua mempunyai target adalah lulus sarjana. Kalau masih TK, SD, SMA itu bukan target. Begitu juga dalam kehidupan olahraga tenis yunior."
Selanjutnya mengatasi bagi petenis yunior yang tidak mampu, bukannya berikan hadiah uang tetapi justru siapkan turnamen tunamen sebanyak mungkin dikota masing masing. " Disinilah tugas kita bersama sebagai masyarakat tenis yang peduli terhadap prestasi tenis diwilayah masing masing , bersama sama gotong royong selenggarakan TDP."
Kemudian ditanyakan apakah sulit selenggarakan TDP, jawabannya adalah tidak sulit. "Marilah sama sama mencari permasalahannya, kendalanya kemudian dibuatkan solusinya." ujar August Ferry Raturandang.
Sebagai contoh kota Bandung memiliki fasilitas lapangan tenis cukup banyak, seperti Taman Maluku ( 4 lap outdoor), Siliwangi ( 4 lap outdoor dan 4 lap indor), lapangan Caringin ( 6 lap outdoor), UPI ( 6 lap outdoor), Abadi ( 3 indoor), Sangkuriang ( 4 outdoor) dll.
"Apakah cukup puas dengan 2 TDP yunior di Bandung yaitu Oneject Indonesia (Juni), FIKS-TELKOM (Desember) sedangkan sekolah sekolah tenis cukup banyak. Ada Sekolah FIKS, Wibowo H, Admiral dll. Disinilah masalahnya. Kurang sekali turnamen. Saya buat Persami di Caringin justru kena teror dari klub di Caringin. Aneh kan. Tapi saya akan turun lagi tahun 2009 kembali ke Bandung." ujar August Ferry Raturandang karena sudah ada permintaan orangtua dari Bandung agar kembali selenggarakan Persami FR.
Kasus ada petenis tidak mampu dan dianggap bisa berprestasi kedepan, disampaikan kalau ibarat pelajar yang mau sekolah tidak mampu maka dicari solusinya dengan dicari sekolah gratis. Kalau tidak ada maka buatlah sekolah gratis. Hal yang sama juga di turnamen. " Saya selenggarakan Persami, ada 1-2 petenis yang ikut gratis. Karena termasuk kategori diatas. Ada juga yang gratis karena prestasi juara sebelumnya. Ini tidak perlu diumumkan." Diberikannya pandangan masalah makin banyak TDP dikotanya tentu para orangtua akan SANGAT berterima kasih karena mereka merasa tertolong tidak keluar uang transportasi dan akomodasi jika dilaksanakan TDP dikota lainnya. "Saya sudah banyak orangtua berterima kasih karena buat Persami dikotanya. Ini kenyataan,"
Apa persyaratan TDP ?
Sebenarnya tidak sulit, isi formulr TDP dan kirimkan ke PP Pelti setelah diketahui Penprov Pelti setempat dan bayar sanction fee Rp 500.000. Dalam aturan ITF disebutkan pelaksanaan Turnamen boleh tanpa WASIT daria wal sampai babak kuarterfinal. Hanya ketentuan TDP mencantumkan setiap pertandingan harus pakai wasit. Nah agar mengatasi beban beaya wasit maka penyelenggara bisa kirim surat ke PP Pelti minta dispensasi. Sebagai contoh Panpel FIKS TELKOM 2008 sudah ketemu Ketua Umum minta dispensasi dan diberikan. Tidak sulitkan. Yang penting TDP harus ada Referee."
Diakuinya pula masalah dana terbesar datang dari beaya wasit, ballboys, hadiah, bola , lapangan. "Turnamen tanpa wasit dan Ballboys boleh. Begitu juga hadiah cukup Piala dan Piagam. Ini kan sudah meringankan beban pelaksana." Ini semua pemikiran pribadi August Ferry Raturandang melihat soal TDP. "Saya tidak mau mengatas namakan Pelti dalam membicarakan masalah ini."

Rabu, 10 Desember 2008

Profesionalisme Amatiran

Jakarta, 10 Desember 2008. Di dunia olahraga kita mengenal dua jalur, amatir dan profesional. Ketika jalur amatir lebih menitikberatkan pada pembinaan si atlet dan cabang olahraga itu sendiri, dunia profesional lebih mengarah pada bisnis yang bisa menjadi pegangan hidup si atlet. Tidak mengherankan jika jalur profesional selalu menjadi tujuan akhir para atlet dimanapun di planet bumi ini.
Jalur profesional memang begitu menjanjikan. Sederet contoh untuk itu terpampang cukup nyata. Para pemain profesional baik itu di tenis, basket, sepak bola, tinju maupun cabang olahraga lainnya bisa hidup layak dari uang yang dihasilkannya. Bahkan , tak sedikit para olahragawan yang hidup bak jutawan. Dengan kepopuleran da kekayaan yang dimiliki, mereka bisa berdiri sejajar dengan para pesohor dari dunia lainnya.
Sentuhan profesionalisme didunia olahraga memang telah menjadikan ajang ini sebagai bisnis hiburan yang melibatkan uang yang sukar dibayangkan. Bagaimana seorang Andre Agassi bisa mondar mandir dengan pesawat jet pribadinya. David Beckham bisa membanggakan istana bernilai jutaan poundsterling dan sederet bintang olahraga lainnya yang bisa hidup di tengh kemewahan bagaikan keluarga Oasis.
Seperti halnya di negeri lainnya, sentuhan profesionalisme juga menambah dunia olahraga di Indonesia. Meski belum membuat para atletnya menjadi jutawan tingkat dunia namun setidaknya mereka bisa hidup layak dengan segala kemewahan yang dimilikinya.
Mungkin ada tahun '70 hingga akhir 80-an, sukar membayangkan ada atlet yang bisa hidup dengan gemilang kemewahan, jangankan untuk membeli barang-barang mewah, untuk mncukupi kebutuhan hidup saja mereka masih harus berpikir keras.
Tapi saat ini, bisa dilihat bagaimana Taufik Hidayat bisa berganti=ganti mobil sport mewahnya kapan dia suka. Juga pemain sepak bola Kurniawan Dwi Julianto yang bisa menghasilkan uang ratusan juta dalam setahun hanya dari kepiawiaannya mengolah si kulit bundar. Saat ini, atlet-atlet yang bisa menikmati hidup seperti Taufik dan Kurniawan di Indonesia sudah tidak bisa lagi dihitung dengan jari. Semua itu karena ajang profesional, olahraga semata-mata merupakana bisnis murni.
Seperti dunia bisnis lainnya, selalu ada aturan mai untuk menjaga hubungan agar tetap saling menguntungkan. Segalanya diatur dengan perjanjian kontrak tertulis yang berkekuatan hukum dan benar benar ditata secara profesional.
Kasus kasus ketidak profesonalan di ajang olahraga profesional Indonesia bukan hanya masalah Chrisjohn. Diajang sepak bola Liga Indonesia yang mulai ditata dengan profesional sejak tahun 1994 banyak sekali terjadi hal-hal yang kurang profesional,
Masalah teranyar terjadi ketika PSSI sebagai penyelenggara Liga yang disponsori produsen roko ternama harus kelimpungan ketika tiga klub di antaranya telah mengikat kontrak dengan sponsor lainnya dengan produk serupa.
Tentu saja PSSI sudah seharusnya bisa mengantisipasi hal-hal seperti ini sebelumnya. Andai saja induk organisasi sepak bola itu bisa bekerja lebih profesional dengan mampu menggaet sponsor jauh sebelum musim kompetisi Liga digelar, tentu klub-klub tidak berani melakukan negosiasi dengan sponsor yang memiliki produk serupa.
Yang terjadi adalah, ketika klub-klub sudah mampu mendapat sponsornya sendiri jauh-jauh hari, PSSI baru belakangan menggaet sponsor hanya satu minggu sebelum kompetisi digelar. Belajar dari dua kasus di atas, bisa jadi inilah yang dinamakan profesionalisme amatiran.(*) ist Dikutip dari Majalah PRO Buletin Olahraga

Alasan Pria Tergila-gila Pertandingan Olahraga

Jakarta,10 Desember 2008. Janji kencan yang sudah direncanakan seminggu lalu, tiba tiba harus dibatalkan karena si dia memilih nonton siaran langsung F-1 di salah satu saluran TV swasta. Sebal ?. Itu pasti ! Bagaimana tidak sebal kalau setiap akhir pekan dia hanya nongkrong di depan televisi untuk menonton pertandingan F-1 atau pertandingan sepakbola ?
Kalau hal ini dibiarkan berlarut larut, kapan Anda bisa pacaran seperti orang "normal" ? Entah itu nonton ke bioskop, makan di restoran atau sekedar jalan jalan ke mal. Tapi memang begitulah adanya kaum lelaki. Nah, supaya tak terus menerus sakit dan makan hati. Lebih baik pahami benar, alasan mayoritas kaum adam ini tergila gila pada acara pertandingan olahraga.
Menurut Philip Hodson seorang pakar relationship, para pria memang sudah dari "sono"nya punya ambisi untuk meraih kemenangan . Sejak kecil , mereka sudah diajarkan untuk berkompetisi, misalnya dalam pelajaran, lomba lari, balap sepeda, adu layangan dan sebagainya.
menginjak dewasa, dorongan berkompetisi ini tidak banyak berubah. Saat pria menonton pertandingan sepak bola di layar televisi, ia merasa seolah menjadi salah satu anggota kesebelasan yang sedang bertanding. Tak heran jika ia berjingkrak-jingkrak, berteriak-teriak seperti orang gila bila tim pujian mereka menang atau jagoannya berhasil mencetak gol.
Philip Hodson menjelaskan , ada 4 hal positip saat pria tergila-gila pada olahraga. Ingin tahu apa saja ?
1. Olahraga = menaklukkan masalah
Para pria memiliki hasrat yang besar untuk memecahkan setiap permasalahan yang dihadapi baik oleh pasangan maupun dirinya sendiri. memecahkan masalah membutuhkan strategi sama halnya sepeeti olahraga.
2. Olahraga membutuhkan keberanian
Kegiatan-kegiatan yang membutuhkan keberanian dan menyrempet bahya bisa menimbulkan sensasi yang membuat para para pria terinspirasi.
3. Impian menjadi pemimpin
Dalam hati setiap pria pasti tersimpan keinginan untuk menjadi seorang pelatih yang mampu mengatur dan memimpin ti,/atlet meraih gelar juara. Bagi para pria, seorang pelatih adalah motivator yang hebat, pembicara yang berpengaruh, kebapakan, agak diktator, dan sangat maskulin.
4. Olahraga = melatih dan menjadi cekatan dan cermat.
Alasan lain, pria adalah " mahluk bertindak". Olahraga merupakan kegiatan yang cepat dan cekatan. Pada setiap pertandingan olahraga, maka setiap pemain memiliki peran yang spesifik dan meraih kemenangan merupakan prioritas utama.(*) cnc. Dikutip dari Majalah PRO Buletin Olahraga Edisi XI/November 2008

Rakyat Indonesia High Class, maar...........

9 Desember 2008 Kejadian kejadian selama ini kurang disiplinnya penumpang penerbangan dalam negeri terhadap keselamatannya sangat terlihat jika mendarat. Menerima email pengalaman dari seberang perlu juga diketahuinya tentang bahaya PONSEL dipesawat terbang.

Yang demikian bunyinya :
Kemudian saya teringat beberapa bulan yang lalu terbang ke Batam dengan menggunakan pesawat Garuda juga. Di dalam pesawat duduk disamping saya seorang warga Jerman. Pada saat itu dia merasa sangat gusar dan terlihat marah, karena tiba-tiba mendengar suara handphone tanda sms masuk dari salah satu penumpang, dimana pada saat itu pesawat dalam posisi mau mendarat. Orang ini terlihat ingin menegur tetapi tidak berdaya karena bukan merupakan tugasnya. Langsung saya tanya kenapa tiba-tiba dia bersikap seperti itu, kemudian dia bercerita bahwa dia adalah manager salah satu perusahaan industri, dimana dia adalah supervisor khusus mesin turbin. Saat dia melaksanakan tugasnya tiba-tiba mesin turbin mati, setelah diselidiki ternyata ada salah satu petugas sedang menggunaka HP didalam ruangan mesin turbin. Orang Jerman ini menjelaskan bahwa apabila frekwensi HP dengan mesin turbin ini kebetulan sama dan sinergi ini akan berakibat mengganggu jalannya turbin tersebut, lebih fatal lagi berakibat turbin bisa langsung mati.
(KOMPAS) Rakyat kita ini memang High class.. Handphone nya Mahal, Transportasi pake pesawat. Tapi bodohnya gk ketulungan. Ada yang gk tau kenapa larangan itu dibuat, ada yang tau tapi tetap gk peduli. Orang indonesia harus selalu belajar dengan cara yang keras. Buat yang belum tahu, kenapa Gk boleh menyalakan Handphone di pesawat, berikut penjelasannya: Sekedar untuk informasi saja, mungkin rekan-rekan semua sudah mendengar berita mengenai kecelakaan pesawat yang baru "take-off" dari Lanud Polonia-Medan. Sampai saat ini penyebab kejadian tersebut belum diketahui dengan pasti.. Sekedar sharing saja buat kita semua yang memiliki dan menggunakan ponsel/telpon genggam atau apapun istilahnya. Ternyata menurut sumber informasi yang didapat dari ASRS (Aviation Safety Reporting System) bahwa ponsel mempunyai kontributor yang besar terhadap keselamatan penerbangan. Sudah banyak kasus kecelakaan pesawat terbang yang terjadi akibatkan oleh ponsel. Mungkin informasi dibawah ini dapat bermanfaat untuk kita semua, terlebih yang sering menggunakan pesawat terbang. Contoh kasusnya antara lain: Pesawat Crossair dengan nomor penerbangan LX498 baru saja "take-off" dari bandara Zurich , Swiss. Sebentar kemudian pesawat menukik jatuh. Sepuluh penumpangnya tewas. Penyelidik menemukan bukti adanya gangguan sinyal ponsel terhadap sistem kemudi pesawat. Sebuah pesawat Slovenia Air dalam penerbangan menuju Sarajevo melakukan pendaratan darurat karena sistem alarm di kokpit penerbang terus meraung-raung. . Ternyata, sebuah ponsel di dalam kopor dibagasi lupa dimatikan, dan menyebabkan gangguan terhadap sistem navigasi. Boeing 747 Qantas tiba-tiba miring ke satu sisi dan mendaki lagi setinggi 700 kaki justru ketika sedang "final approach" untuk "landing" di bandara Heathrow, London. Penyebabnya adalah karena tiga penumpang belum mematikan komputer, CD player, dan electronic game masing-masing (The Australian, 23-9-1998). Seperti kita tahu di Indonesia ? Begitu roda-roda pesawat menjejak landasan,langsung saja terdengar bunyi beberapa ponsel yang baru saja diaktifkan. Para "pelanggar hukum" itu seolah-olah tak mengerti, bahwa perbuatan mereka dapat mencelakai penumpang lain, disamping merupakan gangguan (nuisance)terhadap kenyamanan orang lain. Dapat dimaklumi, mereka pada umumnya memang belum memahami tatakrama menggunakan ponsel, disamping juga belum mengerti bahaya yang dapat ditimbulkan ponsel dan alat elektronik lainnya terhadap sistem navigasi dan kemudian pesawat terbang. Untuk itulah ponsel harus dimatikan, tidak hanya di-switch agar tidak berdering selama berada di dalam pesawat. Berikut merupakan bentuk ganguan-gangguan yang terjadi di pesawat: Arah terbang melenceng, Indikator HSI (Horizontal Situation Indicator)terganggu , Gangguan penyebab VOR (VHF Omnidirectional Receiver) tak terdengar, Gangguan sistem navigasi, Gangguan frekuensi komunikasi, Gangguan indikator bahan bakar, Gangguan sistem kemudi otomatis, Semua gangguan diatas diakibatkan oleh ponsel, sedangkan gangguan lainnya seperti Gangguan arah kompas komputer diakibatkan oleh CD & game Gangguan indikator CDI (Course Deviation Indicator) diakibatkan oleh gameboy Semua informasi diatas adalah bersumber dari ASRS. Dengan melihat daftar gangguan diatas kita bisa melihat bahwa bukan saja ketika pesawat sedang terbang, tetapi ketika pesawat sedang bergerak di landasan pun terjadi gangguan yang cukup besar akibat penggunaan ponsel. Kebisingan pada headset para penerbang dan terputus-putusnya suara mengakibatkan penerbang tak dapat menerima instruksi dari menara pengawas dengan baik. Untuk diketahui, ponsel tidak hanya mengirim dan menerima gelombang radio melainkan juga meradiasikan tenaga listrik untuk menjangkau BTS (Base Transceiver Station). Sebuah ponsel dapat menjangkau BTS yang berjarak 35 kilometer. Artinya, pada ketinggian 30.000 kaki, sebuah ponsel bisa menjangkau ratusan BTS yang berada dibawahnya. (Di Jakarta saja diperkirakan ada sekitar 600 BTS yang semuanya dapat sekaligus terjangkau oleh sebuah ponsel aktif di pesawat terbang yang sedang bergerak di atas Jakarta ). (Varis/pertamina) Sebagai mahluk modern, sebaiknya kita ingat bahwa pelanggaran hukum adalah juga pelanggaran etika. Tidakkah kita malu dianggap sebagai orang yang tidak peduli akan keselamatan orang lain, melanggar hukum, dan sekaligus tidak tahu tata krama? Sekiranya bila kita naik pesawat, bersabarlah sebentar. Semua orang tahu kita memiliki ponsel. Semua orang tahu kita sedang bergegas. Semua orang tahu kita orang penting. Tetapi, demi keselamatan sesama, dan demi sopan santun menghargai sesama, janganlah mengaktifkan ponsel selama di dalam pesawat terbang. Semoga suatu hari rakyat kita bisa sedikit lebih pintar. __._,_.___

AFR Protes

Balikpapan ,8 Desember 2008. Jika selama ini August Ferry Raturandang mengajarkan kepada orangtua , pelatih tenis ataupun petenis yunior untuk berani protes jika merasa dirugikan oleh lawan atau panpel. Tapi kali ini justru August Ferry Raturandang yang protes. Lho kenapa protes dan kepada siapa. Kan turnamen sudah selesai.
Ternyata protes dilakukan kepada pramugari Lion Air disaat akan kembali ke Jakarta. "Saya protes atas perlakuan tidak adil. Ini jelas jelas diskriminasi kepada saya. Kenapa waktu check ini baik di Cengkareng dengan Lion Air maupun di Sepinggan, tidak diperkenankan duduk di depan emergency exit. Alasannya duduk sama wanita tidak boleh. Tetapi kenapa didepan saya (deretan 20 ABC dan juga 20 EF) ada wanitanya diperkenankannya. Apa karena warna kulit saya beda." Ini protes iseng saja.
Memang duduk dideretan 20 ABC dan 20 EF terlihat keluarga keturunan India ( 20 ABC) terdiri suami, istri dan anak perempuan. Dan di deretan 20 EF ada seorang laki laki bule bersama pasangannya wanita kulit kuning.
Kebiasaan terbang duduk didepan emergency exit punya alasan karena kaki lebih luas, sehingga setiap terbang selalu minta kursi didepan emergency exit tersebut.
Menyadari kesalahan dari petugas darat, pramugari berinisiatip menawarkan perpindahan kursi kepada keluarga keturunan India tersebut. Anehnya yang bule tidak ditawarkan. Untungnya keluarga warga India itu menerimanya. Kedengarannya ada anak anak tidak boleh didepan emergency exit.
Begitu mendarat di Cengkareng, masih terlihat ketidak disiplin penumpang penerbangan domestik yaitu belum selesai terdengar suara pengumuman pramugari kepada penumpang agar tidak emghidupkan pinselnya sampai peswata telah berhenti. Ada tiga ponsel khas suara NOKIA berdering nayring sekali. Disini kelihatan pramugari tidak bertindak. Kesannya yang penting sudah lakukan tugasnya memberikan pengumuman tetapi tidak menindaknya jika ada yang bandel.

Maknyus Kepiting Kenari

Balikpapan, 8 Desember 2008. Hari Idul Adha berada di Balikpapan tidak ada kegiatan tenis, karena sudah selesai pelaksanaan turnamen Piala Ferry Raturandang-59. Memanfaatkan waktu luang August Ferry Raturandang bersama Sarah Hariette Raturandang berkeliling kota Balikpapan, karena selama ini di Balikpapan yang sudah berkali kali dikunjungi belum sempat melihat keindahan kota Balikpapan seluruhnya. Tujuan ke Kebon Sayur, tempat belanja oleh oleh. Ternyata turup karena hari raya. Tapi masih ada 2-3 toko yang buka. Singgah dan melihat lihat sovenir yang ada. Setelah itu meluncur ke Kampung Baru (Bugis) tempat mayoritas penduduk asal Bugis (Makassar). Masuk terus tidak tahu kemana ujungnya, melihat rumah rumah berada diatas air laut. Sampailah di pelabuhan kapal kayu kemudian belok kekanan masuklah ke jalan Wahab Syahrani. Kiri kanan penuh dengan tanaman mangrove, tetapi banyak pula yang sudah rusak karena diisi penduduk. Sayang sekali, dikuatirkan muncul bencana bisa berakibat lain. Tidak berhenti terus berjalan mengitari kota Balikpapan, ternyata bisa tembus ke bangunan DOM dekat dengan lapangan tenis Balikpapan Baru. Berarti perjalanan awal dari utara keselatan bisa tembus lagi dari utara ke selatan. Menikmati kota Balikpapan dengan santai menunggu waktu kembali ke Jakarta dengan Lion Air pukul 19.00.
Karena perut sudah minta diisi, singgah lah ke restoran Kepiting Kenari yang cukup terkenal di Balikpapan. Maknyus kepiting saos tiram ataupun Kepiting Lada Hitam

Piala Ferry Raturandang-59 Disaksikan Gubernur dan Wakil Walikota

Balikpapan, 7 Desember 2008. Akhirnya selesai juga pelaksanaan turnamen tenis Piala Ferry Raturandang-59 di Family Club Bukit Damai Indah Balikpapan. Hanya dengan 4 lapangan tersedia, August Ferry Raturandang mencoba selenggarakan turnamen tenis Persami khusus yunior bisa berjalan .
Disaksikan oleh Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundayang SH bersama dengan Wakil Walikota Balikpapan Rizal Effendi dan Ketua Pengkot Pelti Balikpapan Susan Soebakti SH, yang menyempatkan diri bermain tenis.
Gubernur SH Sarundayang sempat bertanya. " Mana pialanya Fer?" karena tidak menyangka turnamen ini memperebutkan Piala Ferry Raturandag-59.
Sedangkan Wakil Walikota Rizal Effendi menyempatkan menyerahkan hadiah berupa Piala dan T-Shirt kepada pemenang Tunggal Putra Kelompok Umur 16 tahun yang terdiri dari Faisal Prata dari Tenggarong yang difinal mengalahkan Cardova Okta H dari Samarinda 62. Disemifinal Faisal mengalahkan Faturrahman dari Samarinda 63, sedangkan Cardova mengalahkan Reza Fahrial Anwar dari Samarinda 63.
Sedangkan juara tunggal putri usia 14 tahun keluar sebagai juara Putri Purnama Sari dari Balikpapan yang difinal mengalahkan petenis Balikpapan Levana Levana Setya Violani 61. Disemifinal Putri mengalahkan Qonita dari Samarinda 64, sedangkan Levana mengalahkan Monica Valensia dari Samarinda 63.

Untuk tunggal putra usia 14 tahun keluar sebagai juara M.Noor Husaini, runner up Hary Wibowo, semifinalis Kamzu Ramadhan dan M.Rizky Radianyta. Untuk tunggal putri kelompok umur 12 tahun keluar sebagai juara Kintan Pratiwi (Samarinda) yang difinal mengalahkan Nurul Hutabarat 64 (Samarinda), disemifinal Kintan mengalahkan Salasabila (Balikpapan) 60 sedangkan Nurul mengalahkan Monica H dari Balikpapan 60.
Yang cukup menarik adalah tunggal putra usia 12 tahun. Keluar sebagai juara petenis Tenggarong Sangaji yang difinal mengalahkan petenis tuan rumah Balikpapan, M. Azhur Annas (10 th) 61. Bakat besar ada di M.Azhur Anas karena berani memukul bola walaupun kalah postur dibandingkan lawannya.
"Kami tidak menyangka sambutan petenis Kaltim dengan adanya turnamen ini. Dan kami akan kembali lagi bulan depan di Samarinda. Akan diprogramkan juga di Balikpapan, Tenggarong, bahkan Bontang sudah memintanya." ujar August Ferry Raturandnag sebagai pemekarsa turnamen Piala Ferry Raturandang.
Jikalau lapangan lebih banyak, maka kesempatan atlet yang kalah masih bisa bertanding. Tetapi jumlah lapangan belum memadainya. Dua hari sebelum pelaksanaan Susan Soebakti Ketua Pengkot Pelti Balikpapan memberi angin untuk menggunakan lapangan Balikpapan Baru yang digunakan PON XVII, tetapi dipikirnya sudah ada komitmen dengan Johnny Santoso selaku pemilik Family Club sehingga menganjurkan tetap di Bukit Damai Indah.

Menurut August Ferry Raturandang, pengalaman selama selenggarakan turnamen Piala Ferry Raturandang belum pernah disaksikan oleh petinggi pemerintahan setempat maupun Pelti. Baru sekali ini mendapatkan kehormatan disaksikan oleh Gubernur Sulawesi Utara dan Wakil Walikota Balikpapan maupun Ketua Pengkot Balikpapan Susan Soebakti SH. Ini kehormatan bagi pelaksana Piala Ferry Raturandang maupun petenis yunior setempat bisa berkomunikasi langsung dengan pejabat setempat.
Diakhir turnamen peserta diundang makan panganan kue kue yang tersedia di lapangan. Dan penawaran ini tidak ditolak anak anak peserta Persami.