Minggu, 15 Oktober 2017

Kerja LO Ngawur

Jakarta, 16 Oktober 2017. Ada peristiwa yang saya anggap lucu dan rada konyol di Kuala Lumpur. Dalam tugas sebagai Technical Delegate saya bernagkat dengan Air Asia pada pagi hari Jumat 15 September 2017 jam 06.00. Bisa dibayangkan harus berangkat dari rumah jam 03,00 pagi sekali .

Setiba di Kuala Lumpur, kaget juga sambutan diberikan panpel setempat. Bagitu keluar dari pintu pesawat ditunggu petugas LO yang tidak dikenal tapi bawa kertas nama saya. Langsung disambut dengan kendaraan (boogey) ketempat imigrasi dan bagasi. 

Semua proses berjalan lancar dan diluar sudah ditunggu oleh Sport Manager Johany Hamzah. Saya pikir ke hotel bersama dia, Tapi dibiarkan pergi ke hotel bersama sopir mobil khusus untuk saya dan LO tersebut. Pesannya istrahat dulu dihotel.

Sampai dihotel gak bisa istrahat karena kamar baru bisa masuk setelah jam 13.00. Sayapun minta antar ke National Tennis Center jalan Duta Kuala Lumpur karena sudah pernah kesana.


TENIS : TINGGAL MENUNGGU HARI

Jakarta, 10 October 2017. Tidak disangka sangka pertenisan Indonesia dlm masa penentuan nasib bagi pemangku keputusan kebijakan kebijakan masa depan . Tepatnya tgl 25 November 2017 dikota Banjarmasin Kalimantan Selatan. Acara Musyawarah nasional Pelti. Tinggal menunggu hari Karena sisa waktu 46 hari.
Kesepian melanda suasana masyarakat tenis yang saat ini menunggu nasib pertenisan Indonesia sesuai dengan sepinya prestasi didapat oleh PP PELTI 2012-2017. Jadi tidaklah heran jika ketidak pedulian masyarakat tenis terhadap Musyawarah nasional Persatuan Tenis seluruh Indonesia atau PELTI.
Teringat 5 tahun silam tepatnya Agustus 2012 sudah ada calon Ketua umum PP PELTI yang diorbitkan melalui media massa yaitu nama mantan Atlet nasional yang membuat PP Pelti saat itu terbangun kesadarannya. Karena tidak rela jika tongkat estafet kepemimpinan jatuh kepada calon ketua umum mantan petenis nasional tersebut yang dianggap tidak layak memimpin induk organisasi.

Tugas tugas Yang Ribet

Jakarta, 16 Oktober 2017. Saya mulai membuka blogger ini setelah lama terlupakan akibat kesibukan mengurus beberapa kegiatan tenis di Indonesia maupun Luar Negeri.
Di tahun 2017 ini saya ketiban urusan pertenisan di Indonesia dan juga di Kuala Lumpur. Kok yang ada juga di Kuala Lumpur. Ini ceritanya panjang.
Diawali di bulan Nopember 2016, saya terima tawaran dari Asean Para Sport Federation yang berkedudukan di Singapore. Ditanyakan apakah bersedia jadi Technical Delegate untuk acara Asean Para Games 2017 di Kuala Lumpur. Timbul pertanyaan ada apa nih kok ditengah jalan diundang, biasanya sudah lama dipersiapkan. So pasti ada yang tidak beres. Jika bersedia diminta kirimkan aplikasi dengan Curriculum Vitae diminta. Ternyata dalam waktu kurang daris emingu dapat jawaban kalau diterima.
Lsngsung minta dikirimkan surat resmi penunjukkannya sehingga sebagai dasar mulai urus paspor karena sudah expired 2015.