Kamis, 22 Agustus 2013

Pelti seharusnya pikirkan masalah Makro bukan Mikro

Jakarta, 21 Agustus 2013. Banyak pertanyaan kepada saya yang seharusnya ditujukan keinduk organisasi tenis atau PB Pelti. Kenapa sampai terjadi demikian sedangkan saya sudah tidak lagi sebagai petinggi Pelti sehingga saya kuatir berikan informasi kepada masyarakat tenis yang tidak akurat. Saya sadari saat ini masalah informasi itu sangat penting dan saya sendiri tetap beri informasi kepada petinggi Pelti sendiri kalau ada pertanyaan datang kepada saya sehingga semua pertanyaan sudah bisa dijawab secepatnya bukan berlarut larut.
Saya sendiri mencoba melupakan dunia tenis yang sudah lebih dari 40 tahun saya geluti secara aktip. Sebenarnya ada pilihan lain yang bisa saya lakukan seperti dunia musik yang tidak mati mati. Dan saya sudah mulai secara perlahan terjun kedunia musik ini, tetapi belum 100 %..

Kembali kedunia tenis, setelah berkomuniasi dengan petinggi Pelti yang masih mau berkomunikasi saya melihat masalah informasi resmi ini diabaikan sekali, hanya orang tertentu saja yang tahu sedangkan rekan rekan didaerah tidak tahu apa apa. Bayangkan Pengda Pelti bertanya kepada saya dan juga ada yang duduk dalam kepengurusan PB Pelti erasal dari daerah sebagai Korwil2 juga masih bertanya kepada saya karena mereka merasa kurang komunikasi dari PB Pelti di Jakarta kepada mereka.
Ok, itu masalah yang menurut saya (bisa benar bisa salah) cukup vital, tetapi sudah pernah saya sampaikan kepada yang berkompeten

Dari informasi yang saya terima maka saya melihat ada satu masalah yang sangat penting. Saat ini PB Pelti sedang persiapkan program tahun 2014 seperti yang pernah dipaparkan kepada saya oleh Ketua Umum langsung dibulan Mei 2013. Nah, ini dia sedangkan tahun 2013 sudah 8 bulan berjalan tetapi sepertinya dilupakan sehingga terasa tidak terlalu penting.
Nah dari kesan saya mereka ini sudah keliru sekali lakukan ini. Seharusnya (menurut pendapat saya bisa benar bisa salah) seharusnya mereka ini berpikir makro bukan mikro. Harus dipilah pilah mana yang harus dikerjakan oleh PB Pelti, Pengda Pelti/Pengcab Pelti atau klub dan masyarakat tenis. Bukan sebaliknya. Ini perkiraan saya selama ini. Masyarakat tenis mau membantu tetapi hambatan datang justru datang dari kalangan petinggi induk organisasi sendiri yang saya anggap itu pendapat pribadi bukan institusi. Semoga sadar saja atas kekeliruan tersebut. Kalau mau memajukan TENIS Indonesia yang sudah terpuruk ini.

Tidak ada komentar: