Selasa, 16 Juli 2013

Bukan Keharusan Petinggi Pelti hadir ke Turnamen ?

Jakarta, 16 Juli 2013. Ketika membaca salah satu tulisan di dunia maya tentang ketidak hadiran petinggi Pelti Pusat saya tergelitik juga berikan tanggapan, Yang dipermasalahkan ketidak hadiran Ketua Bidang Pertandingan selama kegiatan tersbut, tetapi yang menarik disebutkan sudah ada 3 petinggi lainnya sudah muncul juga diawal turnamen baik itu Ketua Umum, maupun wakil Ketua Bidang Pertandingan dan wakil Sekjen. Tetapi kehadiran ketiganya diawal turnamen masih dianggap kurang karena ketidak hadiran Ketua Bidang Pertandingan dan juga minta diperhatikan adalah sewaktu acara final dimana ada acara penyerahan hadiah kepada pemenang tentunya disaksikan oleh sponsornya.

Sebenarnya kehadiran Ketua Umum itu juga diharapkan sekali, tetapi kita juga harus bisa memilah milah kasusnya karena Ketua Umum biasanya orang super sibuk dengan bisnisnya.
Saya teringat dulu sewaktu masih aktip dalam kepengurusan Pelti Pusat, yang dipermasalahkan adalah ketidak hadiran Ketua Umumnya dan saya langsung beri tanggapan karena sering kali  Ketua Umum tidak diundang oleh penyelenggara.

Memang duduk dalam kepengurusan induk organisasi tenis ditingkat Pusat selalu menjadi sorotan apalagi kalau didalam kepengurusan itu ada internal conflict sehingga jadi makanan empuk bagi rekan2 jurnalis.
Ketidak hadiran petinggi Pelti selalu dipermasalahkan sehingga dianggap tidak peduli terhadap sponsor turnamen. Kalau masalah menghormati sponsor saya sangat setuju sekali karena turnamen butuh dana yang datangnya dari sponsor. Bagi saya kalau menyambut tamu terdiri dari tamu sebagai sponsor turnamen dan pejabat pemerintahan maka yang saya sambut pertama adalah sponsor bukan pejabat negara kecuali pejabat negara tersbut termasuk sponsor turnamen. Jadi bagi saya yang terpenting adalah kepentingan sponsor.
Tapi ada juga pejabat negara sebagai sponsor seperti turnamen internasional Walikota Surakarta yang notabene adalah sponsornya Walikota Surakarta.

Dulu saya paling sering kedaerah daerah bukan sebagai pejabat Pelti, tetapi kegiatan lebih ke pribadi yaitu kepentingan turnamen RemajaTenis. Kok bisa begitu.Kalau ditugaskan oleh Pelti maka saya harus punya surat tugasnya. Saya kedaerah itu dengan beaya sendiri untuk turnamen RemajaTenis.
Harus diakui kalau turnamen yang mau membeayai keturnamen tersbut maka tidak ada alasan tidak hadir. Kecuali Ketua Umum dan Sekjen waktu itu mereka dibayarin tiket dan akomopdasinya selalu menolak karena akan membeayai sendiri.
Memang ada beberapa turnamen yang saya hadiri karena dibeayai oleh penyelenggara. Yang saya masih ingat yaitu turnamen WTA Wismilak (kemudian menjadi Commonweath Bank) dan Tulungagung Open. Itu yang saya masih ingat, karena yang lainnya itu dibeayai oleh Pelti Pusat. 
  

Tidak ada komentar: