Sabtu, 27 Juli 2013

Perlu Kerja cepat agar Tenis Di Daerah bisa cepat berkembang

Jakarta, 27 Juli 2013. Suatu kebiasaan lama belum tentu bisa diterapkan dikebiasaan baru.Saya mencoba membahas suatu kebiasaan lama selama kepengurusan induk organisasi setelah terbentuk kepengurusan baru. Kemungkinan sekarang pengurus baru mau menerapkan cara mereka sendiri sehingga menganggap kebiasaan lama  sudah tidak perlu diterapkan lagi. Bagi saya itu bukan masalah karena saya sudah tidak dilibatkan sehingga sudah sebagai orang yang bebas dari beban dan tanggung jawab terhadap pertenisan Indonesia.
Tetapi mau dibilang bebas ternyata tifak juga apalagi saya masih terlibat disalah satu kegiatan pertenisan melalui RemajaTenis.
Memang saat ini saya sedang mepertimbangkan apakah mau meneruskan kegiatan pertenisan saya yang ternyata ada hambatan dari induk organisasi tenis sendiri Bisa dibayangkan ada 2 kegiatan yang saya coba dan sedang dilakukan yang sudah dikenal dengan turnamen RemajaTenis Sedangkan satu lagi adalah sebagai event organizer penataran pelatih tenis. Nah yang kedua ini juga dihambat oleh induk organisasinya padahal pucuk pimpinan sudah setuju sekali atas gagasan saya ini. Tetapi hambatan datang dari komite dibawahnya yang jelas jelas tidak termsuk dalam Pengurus Harian. Terang terangan ditolak melalui email, karena dianggap iudividu tidak diperkenankan selenggarakan kegiatan tersebut. Padahal aturan seperti itu tidak ada didalam Pelti karena yang melarang adalah pimpinan komitenya saja. Yang dimaksud individu itu saya atau AFR RemajaTenis event management yang saya bentuk. Sedangkan surat resmi saya kirim dengan kop surat AFR RemajaTenis event management. Melihat ini semua saya sempat berpikir mau pindah haluan saja dari Tenis ke Musik saja dan sudah mulai dilakukan secara diam diam saja dan mudah mudahan sudah bisa "launching" 2-3 bulan mendatang. Recruitment dan latihan sudah dilakukan. Karena saya bukan ahli musik maka saya serahkan kepada tim manajemen dari grup musik Cherry Belle yang putra sulung saya terlibat didalamnya sebagai pengagasnya atau produsernya.

Selama ini saya sering menerima keluhan dari rekan rekan pengurus Pelti dari daerah sehingga saya mencooba menulis semua ini sebagai bagian sejarah kehidupan saya sehari hari. Karena  saya juga sering diminta pendapat bagi masyarakat tenis bahkan rekan pengurus Pelti sendiri, sehingga perlu juga saya kemukakan dalam catatan harian saya.

Sewaktu Musyawarah Nasional ( MUNAS ) Pelti tahun 2012 di Manado, banyak keputusan keputusan dari Munas yang sudah dibuat SK sewaktu Munas sehingga kepengurusan baru tinggal melaksanakannya setelah kepengurusan dibentuk. Nah kalau diingat pelantikan PB Pelti 2012-2017 sudah dikukuhkan olleh Ketua Umum KONI Pusat tanggal 18 Februari 2013 di Jakarta disalah satu gedung Golf di Senayan, bukan dikantor KONI Pusat yang selama ini sudah berlangsung.

Salah satu tugas adalah menyusun kembali AD & ART Pelti 2012-2017, karena AD & ART itu adalah rohnya organisasi. Ada beberapa perubahan seperti istilah Pengurus Pusat menjadi Pengurus Besar, Pengurus Provinsi menjadi Pengda, dan Pengurus Kota/Kabupaten menjadi Pengcab Pelti. Ini kembali lagi ke istilah lama. 

Saya teringat sewaktu awal perubahan di awal kepengurusan PP Pelti tahun 2002. PP Pelti membentuk tim penyusun AD ART baru, yang terdiri dari Komite Organisasi dan Wakil Sekjen untuk menyusunnya bersama Sekjen. Diberi waktu 3 bulan untuk mempersiapkan dan dilaporkan ke Ketua Umum dan setelah itu dibuatlah SKnya. Dan dicetaklah buku AD ART tersebut untuk disebar luaskan ke Pelti Daerah dan Kota/Kabupaten. 


Apa yang terjadi saat ini? Saya mendengar omelan langsung dari salah satu Wakil Ketua/Ketua Harian Pengda Pelti Jawa Tengah Sunoto yang juga peserta Munas bahkan ketua sidang salah satu komisi yang merevisi AD ART tsb. Tidak heran kalau dia berkoar koar masalah ini.
Saya sendiri sudah malas bertanya ke sekretariat PB Pelti karena tidak mau disebut ikut campur urusan intern mereka. Tetapi karena keluhan itu datang dari rekan rekan didaerah maka saya catat saja sebagai salah satu catatan harian saya dipertenisan Indonesia. Awalnya saya sering beri masukan kepada pengurus baru ini tetapi karena banyak masukan yang tidak mau didengar maka saya juga tidak mau repot repot lagi karena mungkin mereka lebih mahir daripada saya karena saya hanya berdasarkan pengalaman pribadi saya selama 20 tahun lebih diinduk organisasi tenis di Indonesia.
Masih banyak tugas lainnya yang harus cepat dikerjakan. Memang saya dengar dari Pelti sendiri kalau sedang dikerjakan tetapi belum final, sedangkan mereka sempat menyampaikan kepada saya program tahun 2014 untuk diminta pendapat khususnya program turnamen 3 hari.. Wah, bagaimana dengan program 2013 yang sedang berlangsung dibiarkan saja ?

Tidak ada komentar: