Minggu, 28 Juli 2013

Yang jadi permasalahan sekarang adalah maukah kita berbuat untuk Tenis.

Jakarta, 28 Juli 2013. Kalau melihat perkembangan tenis di Tanah Air baik mulai dari tingkat pusat dan daerah maupun cabang, naka banyak sekali muka muka baru didalam organisasi tersebut. Yang saya mau ceitakan disini masalah ditingkat provinsi dan kotamadya dan kabupaten. Dibenak mereka adalah membentuk tim tenis daerahnya yang dinomor satukan. Hal yang sama ketika saya bertanya kepada Ketua Umum PB Pelti saat ini dibulan Desember 2012 dalam pertemuan 4 mata. Yang saya tanyakan adalah mana yang akan dipilih menciptaan juara dunia atau memperkuat grass-root develompment. Diakui pula kalau berbicara grass-root development itu butuh dana besar waktu lama  maka kecenderungan ke yang pertama. Ya, beda pandangan bisa saja karena saya lebih cenderung ke pilihan kedua.

Nah, bagaimana untuk tingkat provinsi dan kotamadya/kabupaten yang tidak bisa dipantau dari Jakarta.
Menurut saya sebagai anggota pengurus tenis didaerah masing masing yang masih buta tenis tapi sudah bisa bermain tenis. sebagai petenis rekreasi tidak perlu cemas atau bingung. Kenapa musti bingung karena belum mengerti masalah tenis. Menurut saya yang penting adalah kemauan membesarkan tenis diwilayah masing masing. Yang selalu menghantui dibenak mereka adalah selalu masalah klasik yaitu DANA. 
Kalau masalah yang satu ini, didalam kehidupan kita sehari hari masalah itu juga ada. Tapi tetap bisa diatasi. Jadi yang harus dipikirkan adalah buatlah programnya dulu baru setelah itu dikalkulasi budgetnya, bukan sebaliknya. Nah, jika sudah didapat budgetya maka dibicarakan didalam organisasi how to get the fund. Dan tugas utama Ketuanya adalah solusi atas masalah ini yang bisa diatasi bersama sama anggota pengurus lainnya.

Bagaimana membuat programnya itu. Anggap saja didaerah tersebut belum ada petenis yuniornya. Ini segi praktisnya saja. Maka dibuatlah program pemassalannya seperti yang dulu pernah diperkenalkan oleh Pelti sendiri . Mulailah program pemassalan melalui pengenalan tenis ke masyarakat awam. Yang jadi permasalahan sekarang adalah maukah kita berbuat untuk Tenis. 

Tidak ada komentar: