Rabu, 12 Juni 2013

Siapa kira kira yang tidak setuju, biasanya muka lama

Denpasar, 11 Juni 2013. Beberapa hari lalu saya berkesempatan melihat langsung pertandingan tenis di lapangan tenis KONI Bali, di Denpasar. Bertemu dengan para orangtua yang berasal dari Denpasar, Bangli dan Gianyar. Merekapun sangat anthusias jika ada RemajaTenis di Bali. Karena ada salahs atu orangtua yang pernah ikuti Remajtenis di Jawa sehingga merasakan betapa berat beaya yang harus dikeluarkan dari kantongnya hanya ikuti turnamen di Jawa,
Bahkan salah satu orangtua katakan bagaimana kalau masing masing orangtua urunan kumpulkan duit untuk diadakan turnamen yunior. Idea ini muncul setelah saya sampaikan kalau lebih murah adakan turnamen ditempat sendiri dibandingkan kirimkan atlet keluar daerahnya.
Urunan itu adalah
salah satu solusinya terhadap permasalahan yang ada. Sampai saya katakan kalau berbicara dengan saya (AFR) bukan bicara problem atau kendala tetapi bicara SOLUSI. Sekarang saya kembalikan kepada masyarakat tenis di Bali, mau majukan tenis atau tidak khususnya rekan rekan anggota pengurus Pelti setempat, yang harus diakui banyak yang punya kesibukan sendiri bukan ditenis/

Sayapun setelah itu mencoba menjadwalkan pelaksanaan RemajaTenis dalam tahun 2013 di Singaraja dan Denpasar. Teta[i sayapun menyadari tidak semua oramg setuju kalau saya selenggarakan RemajaTenis di Bali. Siapa kira kira yang tidak setuju, biasanya muka muka lama.

Tidak ada komentar: