Selasa, 11 Juni 2013

Terpaksa dibatalkan karena tidak ada Referee

Denpasar, 11 Juli 2013. Sudah diperkirakan seperti dalam tulisan tulisan saya sebelumnya dimana tugas induk organisasi secepatnya harus sudah menyediakan SDM pertandingan mengingat jumlah turnamen makin lama makin meningkat. Petugas pertandingan yang sangat dibutuhkan adalah wasit dan khususnya Referee yang sangat vital. Bisakah Anda bayabngkan jika turnamen itu bersamaan berlangsung di Tanah Air. Jika tahun lalu saja sudah ada 60 turnamen nasional dan internasional maka tahun ini entah mau berapa lagi. Yang jadi masalah jika dalam minggu yang sama akan ada 2-3 turnamen maka bagaimana pengadaan tenaga pelaksana seperti wasit dan referee. Kalau wasit saya pikir setiap daerah sudah memilikinya walaupun kualitas setempat tetapi bisa berjalan dengan bimbingan referee sebelum turnamen.
Tetapi yang jadi masalah
sekarang tenaga Referee yang sangat minim. Memang ada beberapa tenaga Referee yang sering bertugas yang selama ini dipaksakan menjadi Referee dan mereka harus belajar sendiri alias otodidak. Dulupun saya pernah meminta agar Bidang Pertandingan memikirkan hal ini termasuk bidang yang membawahi masalah SDM oficial pertandingan.
Nah, ini kejadian kedua kalinya. Yang pertama sewaktu turnamen di Bantul bulan lalu dimana tidak ada Referee padahal sudah ditunjuk oleh PB Pelti tenaga Referee tersebut. Turnamen bisa jalan tapi sudah tidak memenuhi persyaratan TDP yang dibuat oleh PB Pelti.
Nah, sekarang saya mau adakan turnamen RemajaTenis tanggal 24-26 Juni 2013 di Solo dimana Referee yang selami ini bertugas sedang bertugas di Palembang untuk RemajaTenis Sumsel-3 tanggal 21-23 Juni 2013. Jikalau dipaksakan Referee tersebut seharusnya sehari sebelumnya sudah berada di Solo maka saya tidak bisa paksakan yang bersangkutan terbang dari Palembang setelah selesai untuk ke Solo.
Akibatnya saya putuskan ditunda saja RemajaTenis Solo-4 ke bulan Agustus setelah Lebaran, karena kalau diundur seminggu kemudian, lapangan tenis di Solo sedang digunakan oleh turnamen internasional. Ya, beginilah jadinya. Tapi apa boleh buat

Tidak ada komentar: