Rabu, 05 Juni 2013

Kenapa Daerah Tidak ada Turnamen Nasional Yunior ?

Jakarta, 5 Juni 2013. Seringkali keluhan muncul dari masyarakat tenis terhadap minimnya turnamen tenis yunior didaerahnya masing masing. Hal seperti ini paling sering saya terima ketika bertemu diacara RemajaTenis yang saya selenggarakan. Akibatnya karena kebutuhan terhadap peningkatan prestasi bagi petenis yunior memaksa  harus keluar kotanya atau daerahnya untuk menjajal putra putrinya ikut serta diturnamen. Kebetulan sekali kegiatan turnamen RemajaTenis tidak saja berlangsung di Jakarta tetapi juga memasuki luar kota Jakarta dan bahkan keluar Jawa. Kegiatan positip ini otomatis akan diapresiasi dengan baik oleh masyarakat tenis, walaupun tidak didukung oleh salah satu ketua bidang diinduk organisasi. Dukungan datang dari masyarakat tenis bahkan Kerua Umum PB Pelti  walaupun saya belum mau mengundang ketempat turnamen RemajaTenis berlangsung.
Kenapa sampai didaerah tidak ada turnamen tenis yunior. Padahal kalau saya amati setiap tahun didaerah selalu ada turnamen tenis karena didaerah so pasti ada lapangan tenis dan ada juga Peltinya sebagai induk organisasinya. Menurut pendapat saya, mereka ini tidak tahu mau start dari mana, dan selalu kuatir akan dana yang besar. Padahal mereka sudah sering selenggarakan turnamen non yunior. Disamping itu pula mereka ini sudah terbuai dengan turnamen "veteran" , agar bisa juga ikut bertanding. Saya kuatir jika sampai dugaan saya ini benar maka janganlah mimpi akan ada perhatian terhadap pembinaan yunior. Atau juga mereka lebih senang kirim atletnya keluar kotanya atau daerahnya, agar bisa ikut nimbrung piknik. Mudah mudahan tidak demikian walaupun indikasi kesana ada.
Kenapa beaya besar untuk suatu turnamen ? Menurut pengamatan saya banyak hal yang bisa dihemat dari suatu anggaran turnamen. Coba bayangkan ada 40 % beaya yang bisa dipangkas sehingga turnamen bisa dijalankan dengan lancar.
Justru karena itu saya keluarkan konsep turnamen RemajaTenis yang bisa mengatasi kendala DANA.


Tidak ada komentar: