Jumat, 14 Juni 2013

Perjanjian dengan sponsor dilanggar

Jakarta, 14 Juni 2013. Kalau ingat ingat pengalaman saya dipertenisan nasional selaku pencari sponsor saat itu di PB Pelti. Waktu itu saya sebagai manajer program pertandingan PB Pelti dimana Ketua Umumnya Moerdiono, telah mendapatkan official ball untuk turnamen ITF Men's Satellite Circuit yang dimulai di Surabaya, Semarang, Bandung dan Jakarta sebagai mastersnya.
Saat itu sebagai official ball adalah bola TENS yang berdomisili di Semarang. Dalam perjanjian kerjasama dengan PB Pelti dimana sebagai official balls harus membayar setahun USD 10,000. Dan hak haknya maupun penempatan spandukpun sudah disiapkan. 

Hasil kesepakatan selalu saya kirimkan kepada Ketua Bidang Pertandingan PB Pelti  untuk diteruskan kepada penyelenggara turnamen di Indonesia. Dan saya sudah berikan edaran kepada Ketua Bidang Pertandingan PB Pelti sebagai patokan didalam penempatan spanduk sponsor sponsor yang didapatkan didalam turnamen tersebut. Pertandingan berjalan mulus di Surabaya sesuai dengan surat edaran tersebut. Memasuki kota Semarang kemudian Ketua Bidang Pertandingan mulai berulah. Penempatan spanduk sponsor official ball TENS diubah sesuai keinginannya sendiri. Saya waktu itu ikut mengontrol dari awal penempatan kepentingan sponsor. Tapi apa lacur, oleh Ketua Bidang Pertandingan tidak mau tahu dengan perjanjian yang telah dibuat. Maka diapun katakan kepada saya kalau dia yang bertanggung jawab. Bayangkan sponsor bola TENS yang markasnya di Semarang bisa lihat langsung kejadian pelanggaran dilakukan oleh PB Pelti. Sponsor hanya tahu kepada saya dan langsung protes, dan protes tersebut saya sampaikan langsung kepada Ketua Bidang Pertandingan PB Pelti yang tidak mau tahu masalah ini karena maunya sendiri saja. Saya sampaikan kepada sponsor tersebut sebaiknya PB Pelti digugat saja ke pengadilan. Tapi karena Ketua Umumnya saat itu Moerdiono dikenal sebagai Menteri Sekretaris Negara maka tentunya sponsornya tidak berani.
Ini salah satu contoh, dimana yang nego dengan sponsor lain orang sedangkan pelaksananya orang lain maka sering terjadi hal hal yang tidak menyenangkan sponsor. Ini pengalaman pahit pertama saya di PB Pelti.
Disatu sisi perlu sponsor, begitu dapat sponsor justru dilanggar komitmennya. Ini baru sponsor turnamen , bagaimana dengan sponsor kepada pemain. Ada juga pelanggarannya, 
Saya teringat ditahun 1990 sewaktu selenggarakan Marlboro Challenge, dimana salah satu petenis top Indonesia yang saya tahu mendapatkan sponsor apparel dari YONEX. Tetapi sewaktu final tunggal, saya lihat dia gunakan bahu yng diverikan oleh Marlboro. saya sempat tanya kenapa begitu dan dapat jawaban kalau bajunya kurang alias habis. Ini jawaban tidak profesional.

Tidak ada komentar: