Jakarta, 12 Februari 2009. Tepat sudah setahun lalu bergulirnya www.afraturandang.blogspot.com kepermukaan dunia maya dilakukan August Ferry Raturandang sendiri untuk mencatat seluruh kejadian kejadian yang belum diketahui oleh masyarakat tenis di Indonesia. Banyak pihak setelah membaca dari awal menyatakan langsung kepadanya tidak menyangka selama ini sudah lama terjadi ketidak cocokan antara pelaku pelaku tenis sendiri sehingga yang jadi sasaran tembak adalah induk organisasi tenis yaitu PELTI, khususnya Pengurus Besar yang telah menjadi Pengurus Pusat Pelti.Begitu juga masuknya SMS ketepon selulernya menyatakan terima kasih bisa mengetahui berbagai peristiwa dipertenisan nasional yang tidak pernah terungkap dimedia massa.
Tetapi setelah berjalan berbulan bulan, akhir akhir ini justru cemohan yang muncul dilampiaskan ke situs resmi Pelti yaitu www.pelti.or.id. Ada keisengan yang diungkapkan sebagai bentuk kecemburuan atau sirik istilah lainnya atas semua apa yang diungkapkannya dalam blogger ini. Bahkan ada yang mempertanyakan maksud dan tujuan membuat blogger ini, yang sebenarnya sudah diungkapkan dalam tulisan sebelumnya. Untungnya semua itu dianggap sepi oleh August Ferry Raturandang sendiri, dengan memiliki resep cukup jitu sehingga tidak mempan dari berbagai serangan melalui komentar negatip kepadanya.
Pagi ini, saya diundang oleh Grace Lumenta yang menangani masalah peringkat didalam komitenya untuk melanjutkan pertemuan revisi Peringkat Nasional Pelti. Hadir juga Danny Walla, Slamet Utomo, Johannes Susanto, Christian Budiman dan Harmony Ginting yang dalam hal ini sedang mempersiapkan konsep perubahan Peringkat Nasional Pelti (PNP). Melihat personalia yang hadir teringat pula sewaktu tahun 1989 disaat kepengurusan PB Pelti dengan Ketua Umum Moerdiono, dimana mempersiapkan launching PNP yang pertama kali dibuat Pelti, juga melibatkan Danny Walla, Grace Lumenta dan August Ferry Raturandang. Waktu itu sama sama duduk di Bidang Pembinaan PB Pelti dengan Ketua Bidang Ponco Sutowo bersama dr. Nico Lumenta sebagai konseptor PNP.
Selaku penanggung jawab Grace Lumenta memberikan masukan masukan agar beberapa poin diubah atau dihilangkan sama sekali. Karena PNP yang diakui oleh Pelti adalah untuk KU 14 tahun, 16 tahun dan 18 tahun untuk kelompok yunior. Dalam proposal diajukan kelompok 8 tahun, 10 tahun dan 12 tahun. Saya sendiri kurang sepakat, karena ada beberapa pertimbangan seperti dilakukan oleh ITF (International Tennis Federation). Ada batasan bagi petenis yang boleh ikuti KU 12 tahun sudah harus berusia 10 tahun. Ini menutup kemungkinan usia 8 tahun bertanding di KU 12 tahun. Begitu juga ada pembatasan KU 18 tahun atau kelompok umum , bisa diikuti oleh petenis yang sudah berusia 14 tahun.
" Maksud ITF sendiri ada dalam hal ini, ditingkat usia dini lebih mementingkan fun bagi petenisnya, sehingga tidak perlu faktor kompetisi yang ditonjolkan. Ini penting dan harap dimengerti semua pihak. Jika ada yang mau membuat peringkatnya sah sah saja. Tapi tidak oleh Pelti yang lebih banyak mengacu ke ITF." ujar August Ferry Raturandang. Hal ini bisa diterima yang hadir.
Disamping itu juga Grace menanyakan masalah siapa yang akan meng-update hasil turnamen tersebut. Ketika oleh Harmony dikatakan bisa dilakukan oleh Referee langsung on line dari tempat pertandingan. Tapi hal ini kurang disetujui oleh August Ferry Raturandang karena juga mengacu ke ITF. Setiap Referee harus mengirimkan hasilnya ke ITF bukan langsung meng-updatenya. Pelti selaku penanggung jawab TDP harus bisa menyeleksi dan menentukan turnamen itu termasuk TDP. "Bukan ditentukan oleh Referee."
Diakui oleh Grace sendiri kalau sebagai penanggung jawab TDP, seharusnya semua hasil pertandingan dikontrol oleh Pelti, karena Referee itu bukan pengurus Pelti tetapi ditunjuk oleh Pelti dalam melaksanakan TDP tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar