Jakarta, 28 Februari 2009. Akhirnya berangkat juga untuk jalan jalan ke Jawa Tengah. Keluar dari Senayan mengendarai Avanza bersama Hudani Fajri secara santai menuj jalan tol. Cukup padat hari ini tepatnya pukul 13.30 kendaraan berjalan merayap dijalur lambat jalan Sudirman. Memasuki jalan tol cukup lancar sampai ketepat peristrahatan di KM 59 sekalian isi bensin. Karena sudah waktu makan siang akhirnya makan direstoran Padang yang tersedia di tempat peristrahatan KM 59.
Setelah itu tepatnya pukul 15.00 langsung tancap gas kejalan tol kearah pintu Cikamek. Awalnya mau lewat selatan sekalian singgah ke Tasikmalaya untuk melihat lapangan tenis disana tetapi melihat turunnya hujan sepanjang jalan maka rute yang sebelumnya dianjurkan oleh rekan Johannes Susanto, diubah melalui jalur pantura.
Perjalanan cukup lancar, karena belum bersamaan waktu dengan keluarnya bus bus dari Jakarta yang sering adu kecepatan. Kali ini hanya truk truk saja yang jalannya tidak terlalu cepat dibandingkan dengan bus antar kota yang sering melaju ugal ugalan.
Permukaan jalan cukup licin sehingga denga mudah melaju sampai kecepatan 120 km perjamnya. Ada keinginan melihat lapangan tenis di Indramayu yang teretak di hotel Patra Jasa tidak bisa terealiser karena tidak menemukan letak hote tersebut dalam perjalanan kearah Cirebon.
Sebelum masuk ke Cirebon, kendaraan masuk ke tol dan tidak masuk Cirebon. Begitu keluar tol belok kanan kearah Jawa Tengah waktu sudah menunjukkan pukul 17.30.
Perjalanan selanjutnya agak lambat karena jalan aspalnya tidak rata dan berlubang lubang. Memasuki Tanjung Brebes sampai Brebes sendiri rasanya cukup lama. Kontak rekan di Tegal, Purnomo , ayah dari petenis Prima Simpatiaji.
Memasuki kota Tegal pukul 19.15 jalan kurang bagus, jalan banyak lubang lubang sehingga tidak nyaman.
Berhenti sebentar didepan Pacific Mall menungu Purnomo yang sedang menuju ke Pacific Mal. Karena sudah waktunya jam makan, maka acara kuliner mulai berlaku. Ternyata makannya di resto SARI MENDO dijalan Tengku Umar. Waduh ini dia , aromanya dengan asap dari bakar sate kambing muda. Sangat melezatkan sekali. Menunya khusus kambing muda. Tinggal pilih mau apa, sate kambing, gulai kambing, sop kambing dll. Tempatnya cukup sederhana tapi ruangan tanpa pendingin penuh asap dan banyak juga yang makan malam. Dipesannya sop gulai sumsum kambing dan sate kambing.
Karena sudah lapar, maka rasanya tidak bisa dibayangkan sedapnya. Ludes sudah beberapa puluh sate dan gulai sumsum. Rekan Hudani yang awalnya sudah ngantukpun jadi segar. " Segar Om, mata jadi melek." ujarnya yang langsung ambil alih setir mobil keluar kota Tegal.
Rupanya akibat makan kambing semangat baru mulai mengalir dalam darah Hudani. Mobilpun ditancapnya dengan semangat membuat naiknya adrenalin dalam tubuh. Keluar tegal menuju ke Pemalang, jalan kurang mulus sampai ke Pekalogan, baru jalan lebih baik. Perjalananpun tidak ada halangan karena hanya 1-2 bus saja yang melintas. Keluar Pekalonga terus sampai Wleri, Batang dan seterusnya. Memasuki kota Semarang, belok kanan menuju jalan alternatip ke Solo/Ungaran. Salah masu, seharusnya cari jalan tol ke Ungaran. Awalnya jalan cukup lebar , lama lama menyempit dan mulai ragu ragu, tapi akhirnya ketemu Ungaran.
Memasuki kota Solo tepat pukul 12.30 dan baru bisa tidur pukul 14.00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar