Rabu, 11 Februari 2009

Ada Sponsor Pilihlah Turnamen Nasional


Jakarta, 11 Februari 2009. Akhir akhir ini August Ferry Raturandang rajin berjalan jalan keluar kota sebagai hiburan melepaskan penat selama berada didalam kota metropolitan Jakarta. Dari perjalanannya itu sekalian memanfaatkan melihat pertenisan daerah. Semua daerah yag dikunjunginya mayoritas sangat lemah kegiatannya , terutama kegiatan turnamen tenis yunior. Keadaan ini sama seperti situasi beberapa puluh tahun silam disaat masih sbagai petenis yunior. Kenapa masih terjadi situasi dizaman sekarang. Ini yang tidak berkenan didalam hatinya. Melihat minimnya kegiatan turnamen tenis yunior, dimanfaatkan olehnya untuk terjun langsung dengan memberikan contoh bagaimana selenggarakan turnamen tenis mulai dari kelas Persami (Pertandingan Sabtu-Minggu) .
Awalnya ada ketidak percayaan dari rekan rekan didaerah terhadap idea gila darinya. Karena sudah tidak sabar lagi untuk menunggu realisasinya maka langsung terjun kedaerah tersebut untuk selenggarakan Piala Ferry Raturandang yang perencanaannya cukup 3-5 hari diselesaikan langsung dengan berikan informasi gunakan SMS yang lebih cepat.

Ada lagi yang mengeluh karena hambatan datangnya dari rekan rekan di organisasi Pelti sendiri didaerah tersebut. Ketika diminta konfirmasi siapa person yang menghambatnya, jawaban yang diterima kurang jelas juga karena hanya melihat kalau person tersebut yang sering dilihat dalam kepanitiaan turnamen nasional.Ini masalahnya, kemungkinan bukan anggota pengurus Pelti tetapi anggota kepanitiaan yang banyak bukan duduk sebagai anggota Pengurus Pelti. Bukan berarti tidak ada, ternyata dugaan ini memang ada. Rekan rekan seperti ini perlu diberi pengertian yang baik.

Selama ini dalam kunjungan jalan jalan kedaerah ini, August Ferry Raturandang lebih cenderung agar diselenggarakan turnamen nasional yunior dibandingkan Persami Piala Ferry Raturandang. Karena ada sponsor. Piala Ferry Raturandang tidak gunakan sponsor. Itu bedanya. Lebih sedih lagi kadang kadang dipaksakan harus gunakan tenaga pelaksana dari Pelti. Ini pendapat yang salah. Kenapa harus TDP ?Banyak keuntungan jika turnamen dijadikan turnamen nasional (TDP) , yaitu turnamen tersebut mempunyai daya tarik lebih, salah satunya adalah lebih mudah mendapatkan sponsor turnamen, begitu juga mendapatkan pesertanya. Mudah diketahui seluruh masyarakat tenis karena langsung masuk Kalender Turnamen Nasional Pelti

Sesuai ketentuan TDP disebutkan setiap TDP harus ada tenagaReferee yang ditunjuk oleh PP Pelti, penyelenggara hanya diperkenankan merekomendasikannya. Tenaga pelaksana lainnya diserahkan sepenuhnya kepada penyelenggara untuk memilihnya. Begitu juga tenaga wasit, penyelenggara dipersilahkan memilih tenaga wasit sendiri kecuali turnamen internasional yang ada kriteria menggunakan wasit internasionalnya.
Jika dikatakan TDP tanpa gunakan Referee, maka pendapat itu salah besar. Andaikan dikatakan TDP tetapi tidak ada Referee yang ditunjuk oleh PP Pelti, maka turnamen tersebut so pasti bukan TDP. Sedangkan PP Pelti menunjuk Referee berdasarkan latar belakang sebagai wasit Pelti. Dunia tenis internasional tenaga Referee itu harus mengikuti pendidikan Referee dan juga berlatar belakang wasit dulu jenjangnya. Saat ini ada dua macam wasit Indonesia yaitu wasit nasional dan wasit internasional. Wasit Internasional yang dimilikinya diarahkan menjadi Referee Nasional, tetapi tidak semua wasit internasional ini punya kemampuan sebagai Referee Nasional. Ada juga 2-3 wasit nasional yang punya kapasitas sebagai Referee dan sudah menjalankan TDP tersebut.

Berbeda dengan Persami yang bukan TDP, tidak diperlukan referee, karena ini merupakan program pengembangan bukan program bidang pertandingan. Dan perhitungan Peringkat Nasionalnya juga berbeda sangat jauh dengan TDP.

Tidak ada komentar: