Jakarta, 9 Februari 2009. Persiapan Seleknas tenis usia 16 tahun membuat pusing kepala rekan Christian Budiman selaku Wakil Ketua Bidang Pembinaan Yunior PP Pelti yang bertanggung jawab masalah seleksi nasional yunior. Hal ini dikemukakan kepada August Ferry Raturandang pagi ini. " Hanya gara gara seleknas gua pusing tujuh keliling. Capek deh. "
Sewaktu memberitahukan pertilpon kepada orangtua petenis yang dinominasikan ternyata mendapatkan sambutan yang tidak terduga bagi Christian. " Gua ini dimarah-marahin orangtua. Apa salah gua. Cuma menyampaikan apa hasil keputusan Pelti, kok dapat sambutan seperti ini ."
Sehingga sering digodain oleh rekan rekan lainnya, seperti Johannes Susanto sampaikan jika telpon ke August Ferry Raturandang. " Gimana tampang Korea, masih banyak ploi. Ha ha ha." ujarnya ngeledek Christian.
Begitulah nasib anggota pengurus Pelti, karena ini yang pertama kali baginya menghadapi orangtua yang banyak ulahnya sehingga pusing kepala. "Gua maunya loe ikut juga ke Padang." ujarnya minta kesediaan August Ferry Raturandang yang sedang sibuk persiapkan pelaksanaan Davis Cup di Solo tanggal 6-8 Maret 2009.
Pagi pagi, terima telpon dari Diko Moerdono mengajak makan jam 11.00 di Resto Everfresh. Ayo kita ngobrol ngobrol di Everfresh. Ditraktir Santo." ujarnya kepada August Ferry Raturandang. Setiap acara undangan makan siang antara anggota Pengurus Pelti dilakukan sambil bincang bincang dengan tujuan saling berkomunikasi, dibayar oleh kantong sendiri dari anggota pengurus seperti Johannes Susanto, Danny Walla dan bahkan Enggal Karjono rekan lama yang sudah tidak duduk dalam kepengurusan. Ada saja orang yang beranggapan makan makan ini menghabiskan uang PELTI. Melupakan kemampuan rekan rekan yang duduk dalam kepengurusan PELTI. Tetapi tidaklah heran jika orang yang sirik dan iri hati atas kerukunan anggota kepengurusan Pelti saat ini. Menurut pengamatan August Ferry Raturandang selama ini kepengurusan PP Pelti yang paling solid adalah kepengurusan tahun 2002-2007 dan 2007-2012. Sehingga ada kemungkinan ada pihak pihak tertentu berkeinginan mengadu domba antar pengurus supaya tidak solid seperti ini. Karena seringnya komunikasi antar pengurus yang cukup dekat karena sewaktu muda sering berantem di turnamen tenis yunior, sehingga setiap saat bisa berkomunikasi dalam mengatasi permasalahannya yang muncul.
Menjelang pukul 11.00, berangkatlah Diko Moerdono, Slamet Utomo dan August Ferry Raturandang ke resto Everfresh. Johannes Susanto sudah menunggu diresto tersebut. Sudah dekat dengan resto tersebut , Johannes Susanto tilpon beritahukan kalau tempat tersebut penuh dipakai Polisi. Maka pindahlah ke Nasi Uduk di Patal Senayan.
Memang semuanya hobi makan, sehingga acara makan siang tetap ramai dan bersahabat. Dan rekan Christian Budiman mulai cerah tampangnya. Pertemuan penuh pertemanan tetap berjalan penuh canda dan gurau yang bagi oranglain tentunya akan tersinggung. Sebagai contoh seaktu pesan makanpun masih ada. "Untuk Opa kasi yang empuk-empuk saja.Maklum sudah tua." guyon Johannes Susanto menjuluki August Ferry Raturandang.
Kembali ke kantor Pelti, ketemu Hudani Fajri Wakil Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Daerah PP Pelti. "Kok nggak ngajak ngajak makannya." Langsung ditanggapi oleh Diko. " Loe belum level, belum umur." Ini karena usia Hudani masih dibawah golden age dibandingkan kelima rekan ini sudah diatas 50 tahun
Tetapi oleh August Ferry Raturandang disampaikan kalau acara makan makan dilakukan jika kumpul di Senayan langsung ide kumpul muncul dan diangkut ke resto. Memang nasibnya ibarat iklan saja " kalau belon tua belon bole bicara "
"Loe musti baca gua punya blogger tentang mengatasi ketersinggungan dalam kehidupan kita. Sehingga loe tidak perlu stress berat. OK." ujarnya ke Christian Budiman . Diakuinya kalau harus belajar banyak menghadapi orangtua petenis yunior. Beginilah nasib anggota pengurus induk organisasi tenis di Indonesia, yang sering dituding macam macam oleh pihak pihak yang iri hati saja. "Cobalah setiap pagi waktu didepan kaca, lihatlah tampang sendiri dan katakan loe ini cuma pelayan masyarakat tenis. " Maka legalah hati kita yang juga punya ego sangatlah besar karena punya latar belakang yang juga terhormat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar