Rabu, 26 Maret 2008

Teganya Pelatih Bohongin KONI Pusat


Setiap akan dimulai adanya pelatnas menghadapi multi event seperti Olimpiade, Asian Games dan SEA Games maka menurut pengamatan AFR selama ini banyak kebohongan yang diberikan oleh induk organisasi kepada KONI Pusat, kenapa begitu. AFR pernah mewakili PB Pelti hadir di KONI Pusat untuk memberikan laporan kepada KONI Pusat mengenai persiapan Pelatnas Olimpoiade Sydney . Dari yang hadir ada rekan pelatih yang dkenal dan duduk berdampingan karena dia itu pelatih tenis di Sekolah FIKS Bandung, Adjat Sudrajat. tapi saat itu kelihatannya statusnya pelatih bukan tenis dalam laporan kepada penanggung jawab Pelatnas mewakili cabang olahraga tak terukur seperti tenis, yaitu tenis meja. Mau tahu apa laporannya yang membuat saya terkesimak. Dalam laporannya dikatakan perkembangan fisik maupun tehnik atletnya menunjukkan kemajuan yang signifikan. Timbul dalam kepala saya , apa sih tolak ukurnya tentang kemajuan2 yang dikatakannya. Cabang Olahraga tersebut tidak pernah kedengaran adanya Kejurnas dan try out keluar negeri, tidak seperti cabang tenis yang cukup gencar dengan Kejurnas maupun internasional. Karena kenal pelatih tersebut, langsung katakan
" Anda mau piknik ya ke Sydney (Olimpiade), kegiatan dalam negeri kagak ada kok sok mau ikuti Olimpiade. Ini bukan SEA Games lho."

Tapi anehnya apa tanggapan penanggung jawab Pelatnas tsb adalah berapa medali yang dibawa karena cabang ini bisa memperebutkan 7 medali emas, perak dan perunggu. Dan dengan gagahnya jawaban pelatih mengatakan sanggup 1 medali (lupa apakah emas, perak atau perunggu yang dijanjikan). Hebat ya didepan banyak pelatih lain, dengan gagah berani berikan jaminan medali.

Saya cukup salut dengan Pelti sewaktu diundang untuk Pelatnas Asian Games Doha 2006 mendatang. Pelti tidak berani menargetkan satupun medali emas sedangkan dalam sejarahnya Tenis selalu sumbangkan 1 medali emas dalam Asian Games. Tapi cabang cabang lainnya berlomba lomba ikut pelatnas Asian Games dengan berani memberikan jaminan medali emas.

KONI pun bingung sehingga masih berikan kesempatan Tenis ikut pelatnas dengan target medali perunggu sekalipun. Mau tahu upaya yang diberikan oleh cabang cabang lainnya dengan memberikan laporan yang diyakini kebenarannya tapi kalau kurang jelas justru ada kecendrungan membohongi. Contohnya ikuti turnamen ke luar negeri yang notabene cabang tersebut tidak popular di negeri tersebut. Tapi dalam laporannya bawa medali emas di turnamen internasional. Kita bisa ikuti perkembangan cabang olahraga di dunia internasional sekarang dengan menggunakan tehnik informatika yaitu gunakan dunia maya alias internet. Lihat saja siapa peserta turnamen internasional tersbut maka tidak gampang dikibulin alias dibohongin.

Nah gimana kalau setelah multi event selesai dan tidak bawa medali. Janji janji sebelumnya tenggelam dengan permintaan maaf saja. Apa cukup !

Tidak ada komentar: