Rabu, 12 Maret 2008

Kenapa Mau Protes Harus BAYAR ?


Suatu kebiasaan yang salah dilakukan oleh penyelenggara turnamen tenis yunior. Coba lihat dari Entrry form yang dibuat Panitia , ada tambahan klausul menyatakan PROTES, harus menyerahkan uang sebesar Rp. 100.000. Kenapa demikian ! Dulu dibuat aturan ini untuk mencegah protes2 dilakukan oleh Orangtua, Pelatih terhadap panitia penyelenggara. Bisa dibayangkan peserta turnamen tenis yunior nasional minimal 200 peserta. Kalau setengahnya protes apa tidak makan waktu panjang. Sehingga panitia mau kerja lebih ringan dibuatlah aturan tersebut dengan melupakan kepentingan pemain.

AFR coba meluruskan kekeliruan yang dilakukan penyelenggara. Kenapa dikatakan ada kekeliruan.
Harus dicamkan sekali peserta turnamen itu adalah anak anak. Orangtua ataupun pelatih itu statusnya adalah PENONTON, bukan peserta. Harus diakui yang banyak tingkah adalah Orangtua atau pelatih, terutama dalam hal protes tersebut, justru mengganggu atau meperlambat kerja Panitia. Ada yang bertujuan dengan benar tetapi ada juga yang sengaja mau membuat kalut panitia.

Dasar dari olahraga tenis adalah sportifitas, setiap petenis harus sportif. Walaupun sering terjadi yang tidak sportif itu pelatih atau orangtua. Ambisi keluar sebagai juara menghalalkan semua cara, salah satunya catut umur. Persoalan catut umur ini sudah lama terjadi dan bahkan sampai sekarang masih terjadi. Ada satu pelatih dari salah satu kota di Jawa Tengah yang terkenal dengan kasus catut umur, tetapi disayangkan tidak ada yang bisa membuktikan. Bahkan ada yang sungkan membuktikan tetapi aktip membuat kasak kusuk. Sebenarnya mudah saja, berikan saja salah satu bukti copy akte kelahiran yang sebenarnya sehingga akte kelahiran yang dibawa pelatih tersebut bisa digugurkan. Mudah kan , asal mau. Lebih baik korban satu daripada rusak keseluruhannya. Tidak perlu sungkan sungkan, mari kita saling membantu membrantas perbuatan tidak terpuji dilakukan oleh pelatih tersebut. Cukup berikan copy akte kelahiran sebenarnya.
Saat ini di awal th 2008, AFR sudah kumpulkan 980 copy akte kelahiran petenis yunior sebagai hasil upaya membuktikan ketidak jujuran petenis yunior selama ini dan terbukti tercatat 20 petenis yunior menyalah gunakan akte kelahirannya.

Protes adalah hak dari pemain.
Didalam lapangan pemain berhak protes kalau mendapatkan perlakuan tidak adil. Kemana harus protesnya. Mulai ke wasit yang bertugas memimpin pertandingannya. Kurang puas pergilah ke Referee atau asisten Referee,bukan kepanpel lainnya. Kalau diluar lapangan pemain berhak menanyakan usia lawannya jika diragukan, tetapi dilakukan sebelum pertandingannya, bukan sebaliknya. Pertanyaannya kepada Referee atau assisten Referee. Orangtua ataupun pelatih tidak berhak protes karena ini pertandingan individu, kecuali pertandingan beregu, yang berhak protes adalah kapten regu, bisa kapten bermain atau kapten tidak bermain yang juga bisa pelatih tim tersebut.
Coba kita baca dalam Formulir pendaftaran selalu dicantumkan kata kata setiap peserta diwajibkan bisa menunjukkan Akte Kelahiran Asli. Jadi sebelum pertandingan bisa ajukan pertanyaan mengenai usia lawannya jika diragukan. Ingat yang lakukan ini adalah atletnya bukan orangtua atau pelatihnya.
Jadi sangat keliru sekali kalau mau protes harus bayar uang protes yang besarnya bisa dua atau tiga kali lebih besar dari uang pendaftaraannya.
Bagaimana caranya agar turnamen bisa berjalan lancar ? Bisa saja, diawali dari proses pendaftaran, jika ada keraguan atas usia atlit bisa langsung minta pembuktian dengan menunjukkan Akte Kelahiran ASLI bukan fotocopy. Ini hanya bagi yang diragukan

Tidak ada komentar: