Sabtu, 29 Maret 2008

PERSAMI (Pertandingan Sabtu Minggu)


Siapa saja yang selenggarakan Persami ?
Persami yang merupakan salah satu program pengembangan Pelti bisa diselenggarakan oleh siapa saja baik berupa peroranga, Klub tenis ataupun badan usaha dan Pelti ditingkat cabang maupun daerah. Ini sesuai dengan petunjuk atau leaflet yang dikeluarkan Bidang Pengembangan PP Pelti.
Pernah kejadian di Pontianak tahun 2001, sewaktu sosialisasi Mini Tenis maupun Persami didepan anggota pengurus PengProv dan PengKota. Ada salah satu anggota pengurus PengcKota yang protes atas ketentuan tentang penyelenggara Persami. Sudah jelas2 dalam petunjuk PP Pelti tetapi tetap ngotot harus Pelti yang selenggarakan. Alasannya legalitasnya harus Pelti.
Ya, kalau lebih mementingkan legalitas (karena latar belakang ybs adalah hukum), bukannya mementingkan kepentingan atlit maka jangan harap didaerah tersebut akan ada Persami. Apa betul, silahkan cek saja didaerah tersebut.

Apakah Persami sudah dijalankan sesuai dengan misinya ?
Harus bangga sekarang semua pecinta tenis diluar Jakarta sudah tergugah selenggarakan Persami. Coba kita ikuti mulai dari Surabaya, Solo, Wonosobo, Tegal, Cilacap, Bandung dll.
Dalam satu diskusi dengan salah satu rekan mengenai pelaksanaan Persami selama ini. Kita lihat misi dari Persami. Turnamen adalah kebutuhan atlit, itu sudah mutlak. Makin sering sang atlit bertanding maka makin kelihatan perkembangan prestasinya. Adanya Persami karena kesulitan sponsor untuk mendanai turnamen. Faktor2 yang membebani anggaran turnamen mulai dihilangkan. Seperti, anggaran wasit, ballboys, hadiah, penyelenggara. Coba dilihat pelaksana2 yang sekarang sudah sibuk selenggarakan Persami. Apakah mereka sudah jalankan seperti diatas.

Tanpa gunakan wasit, tanpa ballboys, tanpa hadiah kecuali Piala dan Piagam, tenaga penyelenggara yang sedikit. Dan terakhir tanpa sponsor. Ada yang gunakan sponsor memakai nama Persami. Itu yang terjadi. Apakah tidak sebaiknya dibuat TDP (Turnamen Diakui Pelti) dengan dana sponsor tersebut.
Memang anjuran AFR saat ini, jika dapat sponsor sebaiknya selenggarakan TDP (Turnamen Diakui Pelti). Dikuatirkan adanya sponsor baru berani selenggarakan Persami.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Persami ibarat LANGKAH KECIL MENUJU KESUKSESAN...digelar untuk mewadahi prestasi petenis lokal dengan dana terbatas..

Tidak mudah memang. Tapi harus kita hargai sebagai upaya untuk meramaikan tenis prestasi kita.

Dana memang menjadi kendala, itu sebabnya Persami hanya dilakukan sebagai upaya menggelar turnamen 'kecil-kecilan' yang sifatnya lebih kepada 'latihan tingkat lanjut' dari pelatihan yang ada.

Saya malah lebih melihatnya seperti itu. Kenapa? karena tingkatan persami hanya sebagai wadah. Jadi 'tidak etis' kalau persami juga diikuti oleh petenis yang memiliki peringkat, misalnya 20 besar karena beda kelas. Seperti halnya ITF ada grade 5,4,3,2,1 dan seterusnya. Demikian pula Persami, yang secara tidak langsung, adalah satu tingkatan dalam gelaran turnamen.

Saya pernah berbicang-bincang dengan beberapa pengurus mengenai grade TDP, tapi kurang ditanggapi karena keterbatasan pemain dimana pihak penyelenggara berlomba-lomba untuk memperbanyak peserta. Mungkin persami digelar untuk, maaf, tingkatan paing bawah.

Persami dibutuhkan yunior (untuk kategori ini), karena berkaitan dengan prestasi di sekolah (mengumpulkan piagam prestasi sebanyak-banyaknya) dengan harapan bisa meraih juara.

Saya lebih setuju bila peringkat peserta dalam Persami dibatasi, misalnya dibawah PNP 20. Mungkin hanya sebagai masukan saja.

Mengenai siapa yang berhak menggelar persami, saya rasa, siapa saja bisa karena tujuannya hanya sebagai wadah prestasi yang beda tingkatannya dengan TDP.