Jumat, 28 Maret 2008

PERSAMI Merupakan Trend Baru

Persami sudah merupakan trend baru dikalangan pertenisan didaerah, disamping sudah disadari kalau turnamen itu satu kebutuhan bagi atket jika ingin berprestasi , dan bagi petinggi tenis didaerah tersebut ingin menjalankan satu satunya program dari induk organisasi tenis (Pelti) yang mudah dan irit beaya.
Persami sebenarnya suatu turnamen yang memberikan solusi kepada pelaksana turnamen akibat dari kesulitan mendapatkan sponsor. Karena selama ini kesulitan terbesar dari pelaksanan turnamen adalah dana dan dana dari sponsor juga alami kesulitan. Lahirnya Persami disaat Indonesia dilanda krisis ekonomi sehingga tidak ada sponsor yang berminat di turnamen tenis.
Disatu sisi, atlet membutuhkan turnamen untuk peningkatan prestasinya, sehingga turnamen yang sudah merupakan kebutuhan mutlak dalam kehidupan olahraga, sehingga sebahai tanggung jawab moral pembina sudah harus mencari solusinya, yaitu PERSAMI sebagai jawabannya.
AFR suka sekali menerima email ataupun SMS bertanya mengenai Persami, minta aturannya dan sebagainya. Sebenarnya peraturan mainnya seperti turnamen tenis biasa. Asalkan saja disini lebih ditekankan agar atlet bertanding sebanyak mungkin. Biasanya dikelompok 10 th dan 12 tahun dalam bentuk round robin dengan 6 games saja atau bisa juga diterapkan dalam bentuk 2 set x 4 games dimana jika angka sama maka set ketiga dalam bentuk tie break saja. Ini maksudnya agar atlet sejak awal mengenal suasana pertandingan maupun tie break. Bagi yang lebih besar bisa saja digunakan the best of 15 games. Tetapi yang penting adalah kirimkan hasilnya ke PP Pelti bagi KU 14 tahun, 16 tahun dan 18 tahun ataupun kelompok umum. Tujuannya agar hasilnya bisa dikonversikan ke PNP (Peringkat Nasional Pelti). Yang dimaksud dengan hasil pertandingan adalah bukan dilaporkan siapa juara, runner up dan semifinalis tetapi dalam bentuk draw lengkap sehingga bisa terbaca lawan dan angka kemenangannya/kekalahan dari babak pertama sampai final.

“Apakah persami itu milik AFR ”
Pertanyaan ini ada di Tabloid Tennis dan sudah dijawab agar tidak timbul keragu raguan mereka insan tenis yang ingin juga meningkatkan prestasi tenis didaerahnya. Timbul kesan demikian bisa dimaklumi sekali, Persami Piala Ferry Raturandang dijalankan secara rutin di Jakarta dan Bandung setiap bulannya disamping itu pula karena dari seluruh Persami yang sudah dijalankan Persami Piala FR yang betul betul sesuai dengan program Pelti, sedangkan yang lainnya kelihatanya hanya memenuhi kewajibannya saja. Yang tidak kalah penting adalah kegiatan Persami Piala FR ini dipublikasikan di media cetak termasuk Harian Nasional dan Daerah.
Tapi ada yang perlu diketahui pelaksana Persami didaerah daerah. Mereka tidak laporkan hasil kegiatan tersebut ke PP Pelti sehingga untuk KU 14 tahun dan 16 tahun tidak mendapatkan nilai di PNP (Peringkat Nasional Pelti). Jika ada yang melaporkan, tetapi salah bentuk laporannya. Laporan yg telah diberikan hanya hasil nama juara, runner up dan semifinalisnya saja. Yang diminta adalah bentuk laporan lengkap dengan drawnya sehingga kelihatan siapa yang kalah dibabak awal dsbnya. Salah satu Persami di Bandung beberapa tahun lalu, sudah dianjurkan agar hasil pertandingan agar dilaporkan ke PP Pelti khususnya KU 14 tahun dan 16 tahun karena bisa dikonversikan dengan PNP (Peringkat Nasional Pelti). Kenyataannya tidak dilaksanakan, yang tanpa disadari atletnya yang dirugikan. Merupakan kebanggaan bagi atlet kalau melihat namanya ada dalam PNP.
Persami saat ini di Jakarta sudah menjadi rebutan bagi pengelolanya. Ada Piala Ferry Raturandang, Sekolah KTC, YBTA, Klub Rasuna, STAW, sehingga bingung mengatur jadwalnya. Tetapi pelaksana Persami di Jakarta tidak semuanya dilaksanakan tiap bulannya.

Tidak ada komentar: