Kamis, 27 Maret 2008

Mengenal Tenis Kursi Roda di Indonesia

Sebaiknya dikenalkan masalah TENIS KURSI RODA, yang sudah berkembang secara diam diam di Indonesia. Tenis Kursi Roda sendiri awalnya diperkenalkan di kalangan penyandang cacat dunia pada tahun 1978 oleh Brad Parks dari USA yang ternyata mendapat dukungan besar dari masyarakat disana. Dalam tempo 2 tahun berhasil mendirikan Wheelchair Tennis Association.
Tenis Kursi Roda mengalami kemajuan pesat, berkembang sampai ke mancanegara terutama negara-negara Amerika, Eropa, Australia, dan Asia ( Jepang dan Israel ), sehingga pada tahun 1988 International Wheelcahirs Tennis Federation ( IWTF ) resmi berdiri dibawah International Tennis federation ( ITF ) lengkap dengan Jadwal Open Tournament yang padat disetiap negara anggota.

Pada tahun 1994 ketika Persatuan Penyandang Cacat Indonesia ( PPCI ) sedang giat-giatnya menggalakkan serta menumbuhkembangkan kampanye kepedulian umum ( awareness campaign ) terhadap penyandang cacat, berhasil menangkap program International Tennis Federation Membangun Masyarakat Tennis Dunia atau lebih popular dengan “ Tennis For All “ : untuk juga diterapkan di Indonesia.

Gayung pun bersambut! International Wheelchair Tennis Federation mengirimkan atlet kursi rodanya yang bertaraf dunia Ellen De Lange ( mantan Juara Dunia dari Belanda ) yang juga Sekretaris Eksekutif IWTF dan David Coulston dari Australia untuk memperkenalkan tennis kursi roda.

Adalah PELTI sebagai organisasi dan wadah yang berkompeten dengan cabang olahraga ini melapangkan jalan PPCI ( Persatuan Penyandang Cacat Indonesia ).


Maka lahirlah kerja bareng PELTI dan PPCI dimana PELTI yang mengerahkan pelatih-pelatihnya, diantaranya eks pemain nasional seperti Lanny Lamanauw, Irma Katimansyah, Agustina Wibisono, Ayi Sutarno, Sri Utaminingsih, Eddy Pandelaki dan Charles Rampen.
Sedangkan PPCI mengerahkan barisan penyandang paralegianya sebagai calon pemain tennis kursi roda.

Pada tanggal 15 April 1994 bertempat di Hilton Hotel Jakarta jam 14.00 WIB, terjadilah sebuah peristiwa sejarah olahraga penyandang cacat Indonesia sebagai embrio hadirnya olahraga tenis kursi roda di Indonesia.

Berdasarkan pertimbangan pada fungsi rehabilitatif, ajang olah raga prestasi dan sesuai pula dengan motto “ Memasyarakatkan olahraga dan mengolah-ragakan masyarakat” dikalangan penyandang cacat, maka Persatuan Penyandang Cacat Indonesia memandang perlu dibentuknya suatu wadah / badan yang bertugas mengembangkan olahraga tennis kursi roda di Indonesia. Melalui Surat Keputusan Ketua Umum PB PELTI Nomor 254 Tahun 1996 tertanggal 13 Agustus 1996, badan/ wadah itu berdiri dengan nama : BADAN TENIS KURSI RODA INDONESIA – PELTI, disingkat BATESRI – PELTI.

Kegiatan kegiatan turnamen tingkat internasional mulai diikuti seperti :

1. 18 Maret 1995, mengikuti Thailand Open Wheelchair Tennis Tournament dengan materi pemain Kusnan, Yasin Onasie, Eddy Simon, Nursad dan Djajang Lukman.

2. 22 Mei 1995, kembali mengikuti Japan Open di Fokuoka dan mengirim atlet Yasin Onasie dan Eddy Simon, dan berhasil menggondol Juara Tunggal Juara Ganda untuk divisi “D”, dimana debut ini mendapat sambutan dari markas pusat Internasional Wheelchair Tennis Federation di London.

3. Juli 1995, Kusnan dan Charlie ( pelatih dari PELTI ) mendapat kehormatan untuk mengadakan Coaching & Clinic di Malaysia guna mempromosikan tenis kursi roda di Malaysia.

4. Agustus 1995, Yasin Onasie dan Monang Siagian pertama kali mengikuti World Team Cup di Roermond, Netherland.

5. Februari 1996, kembali mengikuti World Team Cup 1996 di Flinders Park, Melbourne, Australia dan berhasil memperbaiki peringkat menjadi 22 dunia.

6. Januari 1997, mengikuti Sydney Summer Open dan sekaligus mengikuti Ford Australia Open. Eddy Simon berhasil menggondol Juara Single pada Australian Open, pada divisi C.
September 1997, mengikuti World Team Cup 1997 di Nottingham, Inggris. IWTF mensponsori team putri Indonesia untuk yang pertama kali mengikuti World Team Cup dan menempatkan Indonesia di posisi 12 dari 15 negara peserta.

7. Mei 1999, mengikuti World Team Cup 1999 & Malaysia Open di Kuala Lumpur Malaysia.

8. Oktober 2001, mengikti Invacare World Team Cup ( Indonesia Juara III ) & Singapore Open ( Indonesia Juara Group A & Juara III Group Open ).

9.Desember 2002, Tim Indonesia mengikuti “ 3rd MALAYSIA OPEN 2002”

10.September 2003, Tim Indonesia mengikuti 2 pertandingan yaitu “ 4th MALAYSIA OPEN 2003” & 3rd SIGAPORE OPEN 2003 “

11. Mei 2004, Tim Indonesia mengikuti “ DAEGU OPEN” di Korea & “ JAPAN OPEN “ di Jepang.

12.September 2004, mengikuti PARALYMPIC GAMES/ATHENA 2004.

Kegiatan lainnya dengan kerjasama PELTI dan ITF , melalui Silver Fund Programme telah didatangkan pelatih tenis kursi rodak setiap tahunnya ke Jakarta. Bahkan bantuan kursi roda yang sudah dibuat khusus di Jakarta sejumlah 10 kursi dan telah disebar luaskan di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Ambarawa dan Malang.

Tidak ada komentar: