Minggu, 09 Maret 2008

HAMPIR JADI PEMBUNUH

Kehadiran Bakrie Satellite Circuit 2005 ternyata sangat membekas dalam diri AFR. Bangga sudah bisa membantu walaupun pelecehan didapatkan dari anggota panitia, belum lagi caci maki yang sangat mendalam dialamatkan ke AFR oleh Ketua Panitia, dan terakhir kalinya adalah hutang masih belum selesai.
Pencarian ITF Referee ke Inggris, penjemputan di Airport karena Direktur Turnamen Donald Wailan Walalangi (DWW) tidak kenal, belum lagi membimbing DWW menjadi Direktur Turnamen. Mengatasi kesulitan kesulitan sebagao penyelenggara tetap diberikan AFR.

Diakhir putaran kedua di Klub Rasuna, AFR menanyakan haknya sebagai petugas yang sudah ada dalam anggarannya langsung ke Direktur Turnamen (DWW). Jawabannya adalah silahkan langsung berhubungan dengan bendahara Tony Sangitan. Melihat turnamen agar berjalan lancar dengan jawaban yang kurang bertanggung jawab, saling lempar antara Direktur Turnamen dan Bendahara saling cuci tangan, AFR membiarkan supaya acara keseluruhannya berlangsung mulus. Rapat atau pertemuan dengan Panpel khususnya Direktur Turnamen maupun ITF Referee Sultan Ganji asal Inggris selalu berjalan seperti biasa di Klub Rasuna.

Minggu ketiga di Bandung, mulailah babak awal pelecehan dilakukan oleh Panpel Bakrie Satellite Circuit 2005 terhadap AFR. Disaat acara welcome party di gedung pertemuan Kantaor Walikota Bandung, hadir Ketua Pengda Pelti Jawa Barat H.Karna Suwanda, Wakil Walikota Bandung dan Atet Wijono
Saat acara sambutan mewakili sponsor Bakrie Group yang disampaikan oleh mantan petenis yunior asal Sulawesi Utara, Albert Polohindang ternyata ada unsur kesengajaan tanpa menyebutkan Wakil Sekjen PB Pelti AFR yang ikut hadir. Mulai dari Ketua Pengda, Wakil Walikota dan sponsor Bakrie group diungkapkan , kecuali PB Pelti. Saat itu juga AFR ditanya oleh Ketua Pengda kenapa demikian. Jawaban AFR adalah dengan mengatakan mereka ini baru belajar berorganisasi. AFR berpikir positip saja dengan tidak menyangka kalau ada unsur kesengajaan. Terungkapnya saat seri Masters selesai di Jakarta, Albert Polohindang menyampaikan kepada Alfred Raturandang ( adik dari AFR) di Klub Rasuna, rasa berdosa kepada AFR karena selama ini merasa sangat banyak dibantu oleh AFR, baik di Maesa maupun penyelenggaraan Persami FR di Klub Rasuna. Rasa berdosa karena ulahnya di Bandung. Langsung oleh Alfred, dianjurkan sebagai laki laki minta maaf saja langsung ke AFR yang saat itu masih berada di Klub Rasuna. Karena Alfred sudah mendengar sebelumya dari AFR timgkah laku adik adik ini. Tapi anjuran Alfred tidak digubris juga.

Setelah selesai seluruh acara Bakrie Satellite Circuit 2005 yang berakhir di Klub Rasuna, AFR tetap menanyakan haknya kepada anggota panitia baik Direktur Turnamen (DWW) maupun Bendahara (TS) tetap belum bisa keluarkan dananya. “ Kalau memang tidak ada dananya katakan saja , saya mau mengerti.” ujar AFR. Hebatnya kedua petugas panpel katakan masalah dana bukan masalah , hanya oleh Ketua panpel Januar Mangitung belum ada kata kesepakatan. AFR kirimkan email langsung ke Januar Mangitung mempertanyakan masalah haknya. Suatu saat dimintakan surat penunjukan AFR selaku petugas Supervisor Pelti, karena jika ada akan segera dibayar. Diminta kirimkan langsung ke Januar Mangintung. Setelah dikirimkan surat yang sudah pernah dikirim ke Klub Rasuna sebelum turnamen berlangsung dari Ketua Bidang Pertandingan PB Pelti, jawaban didapat AFR pertilpon oleh Albert Polohindang yang menyampaikan pesan Januar Mabgitung kalau tidak mau dibayar. Saat itu juga AFR minta waktu ketemu sama Januar Mangitung untuk klarifikasi, jika tidak ada dana bukan masalah tidak dibayar. Utang tersisa sebagai hak AFR sesuai dengan anggaran yang diberikan sebesar Rp. 20 juta.
Beberapa hari kemudian jawaban yang seperti disamber geledek ditelinga AFR yang selama ini dipanggil Om oleh Januar Magitung sudah berubah sekali. Terdengarlah di tilpon suara Januar yang mengatakan “ NGAPAIN ELOE MAU KETEMU GUE, GUE KAGAK ADA URUSAN AMA ELOE.” Ucapan penghinaan selama hidup ini diterima oleh AFR dari salah satu pelaku tenis yang berasal dari keluarga tenis yang dikenal. Saat itu juga AFR sedang bersama Alfred Raturandang, naik darah keotak yang membuat lupa daratan. “ Mau ikut ama gua ke Rasuna, gua mau bunuh namanya Januar Mangitung. Ayo, gua mau ambil pisau.” Ujar AFR
Untung saat itu juga Alfred Raturandang langsung menahan amarah abangnya (AFR) dengan menahan badan AFR dengan mengatakan agar sabar. “ Serahkan semua kepada Tuhan Yesus Kristus. Biarkan dia yang mengaturnya.” Ucapan ini bagaikan air dingin disiram kedalam pikiran AFR. Memang saat itu AFR sudah nekat , tetapi setelah siraman rohani diberikan adik sendiri, AFR akhirnya sadar. Ini konsukuensi kalau duduk dalam kepengurusan induk organisasi tenis atau Pelti. AFR selama ini bertugas melayani masyarakat tenis dengan sepenuhnya. “Saya ini pelayan bagi masyarakat tenis,” ini yang selalu dilakukan oleh AFR walaupun kadang kala diperlakukan semena mena. Ini salah satu contoh hidup harus diterima dengan lapang dada dan kepala dingin. Banyak anjuran teman2 yang diperlakukan sama oleh Januar Mangitung untuk melapor langsung ke Ir. Aburizal Bakrie tetapi oleh AFR tidak mau diikuti. "Biarlah dia bawa sampai mati utang tesebut."

Tidak ada komentar: