Minggu, 30 Maret 2008

Pelajaran Mengenai MOVEMENT


Menonton pertandingan tenis sangat berbeda jika melihat turnamen nasional dibandingkan turnamen internasional. Beda dalam kualitas tehnik terutama speed dan powernya. Saat ini tenis sudah harus ada speed dan power. Jika tidak maka hasilnya seperti saat ini. Kemajuan tenis dunia itu sangat pesat. Banyak factor yang menunjang kemajuan pertenisan dunia. Dimana letak kelemahan petenis Indonesio. Ini yang sangat perlu mendapatkan perhatian.
Kelemahan mendasar bagi petenis adalah footwork, sehingga akibat lambannya membuat lebih banyak menunggu, bukan menjemput bola di era speed and power game yang sedang berkembang saat ini. Ini salah satu pengamatan pribadi AFR selama ini Coba kita perhatikan sekali pergerakan dari setiap petenis, maka akan terlihat sangat berbeda satu sama lainnya. Bahkan ada yang sangat lamban karena sejak awal tidak diajarkan.

Setiap pukulan akan menghasilkan kecepatan yang berbeda, demikian pula dengan perputaran bola (spin) dan penempatan bolanya. Harus diingat pula Olahraga tenis merupakan olahraga yang banyak bergerak sehingga semua pergerakan ini perlu sekali melalui suatu proses latihan.
Mencoba mengutip salah satu tulisan dari Feisal Hassan USPTA Master Professional. Dia mengatakan kalau beberapa factor didalam tennis movement
Yaitu pertama Persception, bagaimana cepatnya dan kemampuan petenis melihat bola yang lepas dari raket lawannya dan menebak arah dan kecepatan bolanya.
Kedua Decision, bagaimana cepatnya petenis memproces informasi yang dilihat dan segera memutuskan apa yang harus dilakukan.
Ketiga, Reaction speed, betapa cepatnya syaraf memberikan signal untuk proses dari otak ke otot.
Keempat Action speed, betapa cepatnya petenis membuat langkah pertama
Kelima Adjustment to the ball, kemampuan petenis membuat penyesuaian sebagai penerima bola sehingga dapat menyeimbangkan seluruh stroke/pukulan.
Dikatakan pula hasil statistic menunjukkan bahwa 70 % kehilangan pukulan disebabkan karena jeleknya footwork Untuk tenis yang penting bukannya betapa cepatnya Anda tetapi betapa cepatnya menuju bola yang datang.
Mengatasi hal ini ternyata bisa dilatih, yaitu caranya dengan improving foot speed, agility, changing footwork pattern dan speed endurance

"Improving Foot Speed"
Caranya,
starting ability, acceleration, stride rate and stride length. Ketiga komponen ini berlaku juga
untuk semua cabang olahraga. Sebagai contoh pelatih (sprinter) jarak dekat dicabang olahraga
atletik dikenal akselerasinya untuk 60 feet . Jika ukuran lapangan 39 feet dari baseline ke net, dapat disimpulkan bahwa semua lari di tenis termasuk akselerasi yang konstan sampai dibutuhkan deselerasi untuk mencapai pisisi memukul bola. Emphasis dalam memperbaiki foot speed haruslah efisien dan start yang cepat, akselerasi dan efisien deselerasi.
Di tenis, setiap poin diawali dari posisi yang tetap. Sebagai contoh, untuk return serve (pengembalian servis lawan) , voli, dan permainan double didepan net. Jadi memulai ability sangat krusial.
Pengertian akan akselerasi adalah kemapuan atlit untuk merubah tempo larinya, misalnya meningkatkan kecepatan disetiap step.
Pengertian Stride rate menuju ke berapa kecepatan petenis memacu kakinya
Pengertian Stride length menuju ke panjangnya setiap stride.
"Agility (kegesitan) "
Kemampuan atlit merubah arah tanpa kehilangan kecepatannya. Riset menunjukkan di tenis atlit yang merubah arah rata rata 4-5 waktu per poin. Pergerakan di tenis mencakup :
Lateral 48 %
Forward 47 %
Backward 5 %
Ahli tentang pergerakan (movement) mengususlkan latihan agility sebagai berikut :
70 % memenuhi hentakan kecepatan (burst of speed) harus dibawah 10 detik
20 % memenuhi hentakan kecepatan (burst of speed) harus 10-20 detik
10 % memenuhi hentakan kescepatan melebihi 20 detik.

" Merubah Footwork patterns "
Melihat lebih dekat footwork atlit maka terlihat berbagai footwork yang terjadi disetiap single shot . Tenis membutuhkan atlitnya merubah dari satu bentuk footwork ke bentuk lainnya dengan cepat sekali dan efisien. Sebagai contoh, atlit harus lari kearah bola, mengurangi kecepatan(deselerasi) dan kemudian kembali kesamping untuk recovery. Ada masa transisi dari lari kembali ke posisi atau crossover step. Ini adalah merubah footwork patterns harus dilatih dan dikoordinasi sehingga atlit bisa efisien dan efektip transisi dari satu pola footwork kelainnya.
"Speed endurance"
Rata rata diduga menunjukan 300-500 kenaikan energi dibutuhkan dalam pertandingan tunggal. Kecepatan itu sangatlah penting untuk setiap hentakan atau ledakan energi tetapi atlit harus dapat menopang energi ini diseluruh pertandingan terutama di final set.

Tidak ada komentar: