Selasa, 09 September 2008

Kunjungan Pribadi atau Institusi

9 September 2008. Ada pertanyaan muncul di kolom komentar website Pelti (www.pelti.or.id) tentang kapasitas August Ferry Raturandang disuatu kegiatan, sebagai wakil Pelti atau pribadi. Memang sangat berat menyandang petinggi Pelti jika hadir di suatu kegiatan tenis.
Tidak lupa kejadian disuatu turnamen tenis, dimana August Ferry Raturandang hadir atau terlibat dalam kapasitas pribadi. Kenapa demikian karena jika sebagai wakil institusi tentunya sudah harus ada surat tugas dari atasan yaitu Sekjen atau Ketua Umum. Atau ditugaskan oleh Ketua Bidang Pertandingan karena posisi August Ferry Raturandang hanyalah wakil Sekjen.
Waktu itu ada masalah timbul yang seharusnya ditangani oleh Direktur Turnamen dan Referee. Pertanyaan langsung oleh orangtua petenis karena masalah kebijakan yang dianggap merugikan putrinya. Saat itu juga August Ferry Raturandang sampaikan kalau Referee tidak bisa mengatasinya maka sebaiknya konsultasi ke Ketua Bidang Pertandingan PB Pelti ( th 2007). Andaikan Ketua Bidang meminta agar bertanya ke August Ferry Raturandang maka baru akan dijawab pertanyaan tersebut.

Tidak lupa waktu itu tahun 1989-1990, jabatan sebagai Manajer Program Pertandingan PB Pelti, ada pertanyaan di turnamen FIKS Bandung. Pertanyaan dari orangtua karena dirugikan oleh Referee. Karena kehadiran waktu itu sebagai pribadi yang mau melihat putra dan putrinya bertanding sehingga tidak mau memutuskan sepihak saja.
Karena menyangkut masalah tehnis pertandingan maka Referee diajak berdiskusi atas kasus ini dan August Ferry Raturandang mencoba berikan pandangan yang bisa dipakai sebagai alasan keputusan Referee. Tetapi karena Referee memutuskan salah, dibiarkan oleh August Ferry Raturandang dan setelah Referee memberikan laporan resmi, baru Referee dipanggil untuk pertanggung jawabannya. Akhirnya Referee sebagai manusia biasa juga bisa berbuat salah, menerima kalau salah, dan langsung Referee tersebut diberi peringatan keras. Referee menyalahkan panitia, sedangkan Referee yang akan men cek keabsahan atlet dari penerimaan atlet sebelum diundi.

Muncul satu kasus baru lagi yang berbed dengan kasus diatas, dimana Administrator Pertandingan PP Pelti hadir disuatu turnamen TDP didaerah. Keberadaan yang bersangkutan dalam kapasitas sebagai pribadi tetapi oleh Panitia setempat Adminstrator tersebut dipanggil dan dibeayai oleh Panpel selama di turnamen tersebut dan bahkan diberi honor. Sehingga Panpel merasa kalau Adminstrator tersebut adalah utusan PP Pelti. Kemudian terjadilah kasus pelanggaran aturan TDP yang fatal didepan matanya.
Melihat dan mengetahui tetapi membiarkan bahkan menmbenarkan perbuatan salah Panpel sudah merupakan pelanggaran tersendiri. Ini akibat karena merasa bukan utusan PP Pelti maka yang bersangkutan membiarkannya bahkan membenarkannya. Tetapi menurut August Ferry Raturandang , seharusnya kalau merasa bukan utusan PP Pelti sebaiknya beritahukan adanya pelanggaran dan menganjurkan menghubungi PP Pelti.

Memang tidaklah mudah membawakan diri disuatu turnamen tenis. Sewaktu diundang ke suatu kota di Jawa Tengah ataupun daerah lainnya sebagai wakil sekjen mendampingi Ketua Umum dan Sekjen PP Pelti , maka mudah menjawab pertanyaan pertanyaan terutama dari anggota Pengurus Pelti setempat yang kebetulan pelatih, ataupun pembina. Masalah kebijakan, kepelatihan maupun lain lainnya. Jadi kehadiran dikota tersebut resmi mewakili institusi.

Sewaktu berkunjung ke Bali sebagai pribadi, melihat aktivitas tenis di lapangan tenis dan kebetulan mengenal salah satu pelatih tenis ditempat tersebut, August Ferry Raturandang juga menyampaikan kalau ini bukan kunjungan resmi, hanya nostalgia melihat tempat asal August Ferry Raturandang mengenal tenis pertama kali di Singaraja. Keberadaan August Ferry Raturandang langsung diberitahukan ke PengKab Pelti setempat, sehingga satu persatu anggota Pelti setempat ke lapangan tenis tersebut. Dan sempat bertatap muka dan berdiskusi masalah tenis nasional.

Begitu juga sewaktu bertugas sebagai pribadi ke Manado karena diminta sebagai Direktur Turnamen Salonpas International 2008, atribut Wakil Sekjen PP Pelti dilepas. Jika ada yang ingin berdiskusi masih bisa dilayani sebagai pribadi yang mengetahui permasalahan. Jikalau ada pelanggaran kebijakan PP Pelti tentunya harus dicegah dengan memberitahukannya dengan menganjurkan agar berkonsultasi dengan Bidang bidang di PP Pelti . Tetapi untungnya tidak terjadi hal hal seperti ini, sehingga tidak menimbulkan permasalahan.

Tidak ada komentar: