Senin, 15 September 2008

Ketemu Jago Tua dari Bali

14 September 2008. Kunjungan pertama ke Singaraja, September 2007 mendengar kalau salah satu rekan Jotje Albert Raturandang(alm) ada yang masih hidup, sehingga timbul keinginan untuk bertemu. Karena JA Raturandang semasa hidupnya di Singaraja Bali selain pegawai Departemen Pendidikan Dasar dan Kebudayaan saat itu ( 1949-1959) juga menyalurkan salah satu hobinya yaitu TENIS. Bisa sebagai pemain dan merangkap Pelatih.

Saat kunjungan kedua hari ini August Ferry Raturandang sempat ketemu rekan ayahnya yaitu JA Raturandang , Bapak I Wayan Wenten . Usia telah 82 tahun, tetapi jalan masih gagah dan yang cukup dikagumi adalah memorinya masih tetap kuat.
Saat bertemu langsung August Ferry Raturandang merangkul dan menciumnya karena masih kenal, padahal waktu itu usia masih 13 tahun saat terakhir meninggalkan Singaraja ikut orangtua ke Ampenan Lombok. Ada kebanggan melihat Pak Wenten berjalan cukup tegak seperti dulu kala. Bangga dan haru bisa berjumpa dikota yang sudah lama ditinggalkan yaitu tahun 1959.

Pertanyaan pertama meluncur dari mulutnya adalah "apakabar Papi dan Mami." Karena belum tahu kalau kedua orangtua August Ferry Raturandang sudah lama dipanggil Tuhan.

"Saya dulunya pemain sepak bola di Praya (Lombok Tengah) kemudian main tenis. Yang ajarkan saya tenis adalah Pak Raturandang. Lucunya dibulan pertama disuruhnya nonton tenis saja. Kemudian diberikannya buku tenis dalam bahasa Inggris. (yang dimaksud buku dari Donald Budge, petenis AS). Karena tidak mengerti maka saya baca foto fotonya saja." ujarnya disambut ketawa yang mendengarkannya.

Masih diingatnya pula beberapa jago jago tenis saat itu. " Dulu ada persaingan antara Singaraja dan Denpasar. Pak Ngurah dan Nyoo Hway Jong dari Denpasar bersama Pak Kairupan (Frans Kairupan), Singaraja ada saya dan Pak Raturandang. Sebenarnya Pak Ngurah asalnya dari Singaraja kemudian pindah kerja ke Denpasar. Saya muridnya Pak Raturandang tapi saya juga yang bisa kalahkan Pak Raturandang. Pernah saya kalahkan Pak Raturandang dengan raket jelek. Langsung oleh Pak Raturandang sambil marah katakan kenapa bisa kalah dengan raket jelek. Kemudian dibelikannya saya raket baru." ceritanya.

"Kalau dulu siapa jadi pelatih mereka? " pertanyaan datang dari Chandra Widhiarta, langsung oleh AF Raturandang dijawab dulu JA Raturandang belajar dari buku buku tenis dan dilakukan tennis shadow didepan kaca, dan dipraktekkan dilapangan tenis. Itu yang pernah almarhum ayah ceritakan."

Oleh AF Raturandang disampaikan rekan rekan yang disebut itu telah meninggal dunia adalah Ngurah, Nyoo Hway Jong. Sedangkan Frans Kairupan masih ada di Jakarta.

Diceritakannya pula dimana JA Raturandang bertanding mixed doubles dengan Stien Marie Raturandang-Montolalu. " Tidak tahu siapa yang salah, tahu tahu keduanya sudah ribut. Mungkin istrinya pukul salah, suami marah2. Ini sudah biasa." ujarnya mengenang almarhum JA Raturandang.

Banyak yang diungkapkan oleh Pak Wenten, nama nama saat itu dikenangnya hanya sayang August Ferry Raturandang lupa nama nama tersebut.

"Gimana kita ya, seusia 82 tahun daya ingatannya masih kuat." ujar Akun (Gunadi Winata) yang sangat mengagumi kekuatan Pak Wenten ini. "Apakah kita bisa seperti beliau.?" ujarnya ke August Ferry Raturandang.

Kemudian tak henti hentinya Pak Wenten menceritakan keluarga JA Raturandang. " Pak Raturandang punya 2 putra dan 2 putri." ujarnya dengan semangat. Ditanyakan pula ketiga adik2 tersebut yaitu Alfred Henry Raturandang, Jane Marie Raturandang ( Ny. Eykendorp) da Joan Ilona Octova Raturandang (Ny. Henuhili). Oleh AF Raturandang disampaikan kalau salah satu cucu dari pak Raturandang ada yang berhasil jadi petenis nomer satu Indonesia yaitu Andrean Raturandang putra dari Alfred Henry Raturandang.

"Masih ingatkah Pak Wenten nama panggilan adik saya Alfred waktu itu." pertanyaan dari AF Raturandang. Karena sudah lupa, dan disebutkanlah namanya waktu kecil dipanggil Ongek. Sekarang kalau ada yang panggil atau sebut nama tersebut, Alfred bilang pasti teman lama di Bali atau Lombok.

Kedatangan pertama kali ke Singaraja tahun 2007 sempat ketelinga Pak Wenten , kalau putranya Raturandang mencarinya sehingga kedatangan kedua kalinya baru bisa disyukuri bertemu. Keinginan besar datang juga dari yang lebih muda.
Kembali ke Jakarta dengan hati senang karena berhasil bertemu dengan rekan tenis dari orangtua sendiri yang sudah almarhum.

"Nanti saya cerita sama adik adik saya seperti Alfred, Jane dan Joan." janji AF Raturandang setelah berfoto bersama dengan I Wayan Wenten.