Rabu, 22 Oktober 2008

RUU Kementerian Cukup Memprihatinkan Olahraga

21 Oktober 2008. Berita sedih muncul disela sela Sport Management Course di kantor Kemengpora muncul membuat hati peserta kurang mengena dihati. Karena dalam proses penyusunan RUU Kementerian yang digodok di DPR RI ada kecenderungan Kemegpora ini bisa dihilangkan tergantung Presiden RI yang terpilih. Sedangkan Pemilu tahun 2009 mendatang sudah dekat.
Masyarakat olahraga sedang gencar gencarnya agar perhatian Pemerintah terhadap olahraga mendapatkan perhatian serius seperti negara negara lainnya termasuk negara tetangga. Tanpa peranan Pemerintah sesuai Undang Undang RI No. 3 Tahun 2005 tentang Sistyem Keolahragaan Nasional, olahraga tidak bisa diharapkan akan menaikkan harkat dan martabat bangsa dengan prestasi dunianya.

Dalam penyusunan RUU didapatkan bocoran kalau Pemuda dan Olahraga tidak termasuk dalam Kementerian Utama, tetapi kedua. Selama ini Menegpora RI Adhyaksa Dault sedang berjuang agar terbentuknya Departemen Olahraga RI bukannya seperti sekarang sehingga disetiap Provinsi sudah tersedia Dinas Olahraga. Saat ini tidak seluruh Provinsi di Indonesia telah terbentuk Dinas Olahraga dibawah Gubernur. Akibatnya dana yang disiapkan Pemerintah Daerah sangat minim. Belum lagi dalam pemgalokasinya sangat membuat pusing pelaku olahraga di daerah.
Selama ini KONI maupun Menegpora RI sedang berjuang agar prestasi olahraga Indonesia bisa kembali jaya seperti beberapa tahun silam. Kecendrungan turun cukup besar terutama dikegiatan kegiatan multi event.

Menurut August Ferry Raturandang yang ditunjuk selaku Ketua Komisi II (Olahraga Rekreasi) dalam laporan hasil rumusan Komisi II mengatakan permasalahan utama dalam olahraga baik itu olahraga pendidikan, olahraga rekreasi dan olahraga prestasi adalah komitmen dari stakeholder atau pemegang keputusan. "Tanpa komitmen yang penuh maka jangan harapkan dunia olahraga bisa maju." Disamping itu pula dalam rumusannya dikatakan kalau SDM pelaku olahraga, sarana dan prasarana belum memadai sehingga minimnya kompetisi menerima dampaknya. Makin banyak lahan olahraga digusur menjadi lahan bisnis oleh Pemerintah daerah yang jelas jelas bertentangan dengan UU RI No. 3 tahun 2005 mengenai Sistem Keolahragan Nasional. Belum terbentuknya Rencana Strategis Olahraga juga merupakan salah satu masalah.

Pembinaaan olahraga tidak bisa lepas dari kompetisi. Sehingga wajib hukumnya setiap pembinaan harus diikuti juga dengan kompetisi atau turnamen. Saat ini yang dipikirkan adalah mengikuti kompetisi diluar daerah masing masing yang membutuhkan dana tidak kecil. Oleh August Ferry Raturandang dianjurkan agar setiap daerah lebih fokuskan pengadaan kompetisi didaerahnya. Sehingga lebih menggairahkan atlet setempat, karena tidak mengeluarkan dana besar. Banyak dampak akan didapatkan oleh masyarakat didaerah dengan adanya kegiatan kompetisi nasional.

Sebagai contoh Pemerintah Western Australia menyiapkan dana untuk olahraga cukup besar sedangkan Western Australia tidak memiliki Undang Undang Olahraga seperti Indonesia. Sehingga alokasi dana kesehatan bisa turun cukup besar. Teringat pula saat ketemu Walikota Tarakan dr. Jusuf SK beberapa tahu silam di Tarakan, August Ferry Raturandang menanyakan kenapa Walikota Tarakan tidak suka tenis tapi mau sponsor turnamen tenis internasional di Tarakan( Women's Circuit). Jawabannya adalah dengan sponsor olahraga diharapkan masyarakat mau berolahraga. Rakyat sehat maka dana untuk kesehatan bisa turun. Masuk akal juga cara berpikir seorang dokter. Pemikiran seperti ini yang diharapkan bisa diterima oleh seluruh Kepala Pemerintahan Daerah di Indonesia.

Masalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun APBD itu ditentukan sekali oleh Legislatip, sehingga perananan anggota DPR dan DPRD sangat besar untuk meloloskan APBN dan APBD.
Bagaimana caranya agar anggota legislatip ini mau peduli terhadap olahraga sehingga anggaran untuk olahraga bisa dinaikkan.
Ada cara merangkul anggota DPR maupun DPRD yang bisa dilakukan oleh pelaku pelaku olahraga. Yaitu mengundang mereka untuk acara berolahraga bersama keluarga keluarga mereka. Bukan hanya satu cabang olahraga, tetapi bisa dilakukan untuk beberapa cabang olahraga yang bisa dimainkan bersama sama . Dengan seringnya bermain bersama sehingga mereka ini bisa merasakan manfaatnya berolahraga.
Yang menjadi pertanyaan siap yang mau lakukan cara cara seperti ini !

Tidak ada komentar: