Selasa, 14 Oktober 2008

Masalah Kontrak Atleh Pasca PON

14 Oktober 2008. Ada permintaan agar Pelti membuat aturan baku masalah kontrak petenis dengan Daerah setelah Pekan Olahraga Nasional XVII berakhir. Ini muncul juga dalam pembicaraan sore ini antara Johannes Susanto, ChristianBudiman, Harmony Ginting di Senayan.

Anjuran agar status atlet tersebut dibuat stateless selama kurang lebih tiga bulan untuk memberikan kesempatan atlet mencari daerah baru, diingatkan oleh August Ferry Raturandang kalau dalam rangka PON yang akan datang , Pelti tidak bisa membuat aturan tersebut karena ada aturan dari KONI Pusat masalah perpindahan atlet. Padahal sebelum membuat aturan tersebut KONI Pusat mendengar pendapat dari induk -induk organisasi. Hanya dalam rapat anggota KONI Pusat akan dibentuk tim khusus penyusunnya. "Apakah Pelti bisa masuk adalam tim khusus tersebut. Tim ini yang menggodok formula aturan tersebut. Kalau kalah dalam rapat tersebut maka keinginan induk organisasi pasti tidak terpenuhi." ujar August Ferry Raturandang.
Masalah perpindahan atlet untuk PON bukanlah hal yang sulit jika mau mengikuti aturan yang sudah dibuat. Yang membuat sulit adalah atletnya sendiri yang kadang kadang mau seenaknya sendiri.

"Apakah benar untuk PON 2012 di Riau ada pembatasan umur ?"
Hal ini sudah mulai dipertanyakan karena diluar telah berkembang masalah pembatasan usia seperti sepak bola. Oleh Christian Budiman , dikatakan kalau Pelti tidak akan menghambat hak asasi petenis. Sehingga masalah pembatasan usia tidak mungkin diusulkan oleh Pelti. Tetapi jika KONI yang memutuskan didalam aturannya maka keinginan tersebut bisa dijalanin.

Tidak ada komentar: