Sabtu, 18 Oktober 2008

Mengenang Tenis Masa lalu di Indonesia

18 Oktober 2008. Seperti haknya di negeri negeri lain, tenis pada waktu awalnya merupakan suatu " Royal Game " yang dimainkan khusus oleh kalanagna bangsaan saja. Maka di Indonesia pun permainan ini mula mula hanya dilakukan oleh segolongan masyarakat tertentu yaitu golongan terpelajar dan ... beruang .

Di resepsi Kongres PELTI (Persatuan Lawn Tennis Indonesia) yang diadakan dipendopo Kabupaten Bandung pada tanggal 30 April 1930. Bupati Bandung yang berbicara pula atas nama Bapak Presiden , menyatakan diperbanyak terima kasih tas kesempatan yang diberikan kepada beliau untuk memberikan sepatan dua kata. Beliau yakin bahwa Indonesia mempunyai banyak bibit2 yang akan menggantikan juara juarasekarang dikemudian hari. Tenis, yang zaman dahulu sedikit dilakukan oleh bangsa Indonesia, sekarang telah memmpunyai banyak penggemar, bukan hanya milik pria tetapi juga wanita

Tenis memberi kesempatan kepada orang orang untuk saling mengenal dan menghargai. Bupati Bandung menyesalkan lahir sudah lebih dulu tetapi katakan kalau sudah mulai main tenis di tahun 1904, tetapi sat itu tenis belum digemari seperti sekarang. Saat itu tenis sangat mahal dan dilakukan oleh pemuda pemuda yang mempunayi uang saja. Tetapi lain halnya sekarang tenis sudah merupakan permainan rakyat. Dan beliau begitu bangga bahwa di Kabupaten Bandung telah terdapat beberapa buah gelanggang tenis. Dan akhirnya beliau mendoakan , mudah mudahan sesuadah perayaan lsutrum, kejuaraan yang pertama PELTI akan lebih banyak mendapat anggota anggota baru, antara lain PTIB.

Menurut tulisan tulisan, maka yang memperkebangkan permainan tenis di Indonesia adalah golongan terpelajar dan yang ekonomi mampu. Terutama dikota kota besar seperti Jakarta dan Suranaya, para siswa siswa dari STOVIA (Sekolah Kedi\okteran diJakarta) danNIAS (sekolah kedokteran di Surabaya) dan Rechtsschool mempunyai peranan yang tidak kecil dalam memperkenalkan cabang olahraga tenis kepada masyarakat Indonesia. Memang tenis saat itu belum dikenal oleh masyarakat yang tinggal dipelosok kota kota kecil . Yang jadi pertanyaan dimasa mendatang, apakah tenis akan menjadi populer sampai keelosok pelosok desa sepeerti sepakboal, bulutangkis dll. (dari Buku Peringatan 35 tahun berdirinya PELTI)

Tidak ada komentar: