Jakarta, 31 Desember 2012. Ada yang bertanya jika di Maluku. Saya sudah pernah ke Maluku Utara tepatnya dikota Ternate dan juga di kota Ambon provinsi Maluku. Datang dikedua kota ini juga selenggarakn turnamen tenis atau dikenal dengan POPWIL. Ternyata ada satu lokasi 4 lapangan baik dikedua kota tersebut. Bahkan di Ambon dekat lokasi ada wisma sehingga memudahkan peserta dari luar kota nginap disana. hanya masalahnya kalau buat di Ambon, pesertanya datang adrimana ya. So pasti dari Maluku, Papua/Papua Barat atau Maluku Utara dan Makassar. Nah, ini yang harus dipikirkan bersama. Tapi sebenarnya kita tidak perlu kuatir mulai saja dengan Persami cukup 2 hari saja jika rutin maka akan tumbuh banyak atlet atlet baru. Sekarang kembali kepada pelaku pelaku tenis sendiri apakah mau berbuat untuk tenis. Jangan hanya berpakaian induk organisasi tetapi tidak berbuat apa apa , inilah yang saya kuatirkan. Mudah mudahan diera sekarang semua bisa berubah. Tergantung motivatornya saja ya !
Senin, 31 Desember 2012
Potensi buat Turnamen - 3
Jakarta, 31 Desember 2012. Melihat Kalimantan mulai dari Kalimantan Barat tepatnya dikota Pontianak. Ada 5 lapangan dalam satu lokasi, saya lupa namanya dan ada 2 lapangan indoor lainnya disamping lapangan Bea cukai maupun lapangan ditepi sungai Kapuas ada 2 lapangan.
Kalimantan Tengah, di Palangka Raya dilapangan Mantikai ada 5 lapangan tenis dimana kondisinya perlu perbaikan untuk 2 lapangan saja. Kalimantan Selatan, saya pernah di Banjarmasin buat turnamen di 2 lokasi cukup memadai. Kalimantan Timur ada 2 kota yang saya pernah lihat yaitu Samarinda dan Balikpapan. saya dengar di Bontang juga ada tapi saya belum pernah lihat. Begitu juga di Tarakan dan Bulungan
Sekarang kembali kepada pelaku pelaku tenis, maukan memajukan pertenisan kita dengan selenggarakan turnamen tenis khususnya yunior yang merupakan prioritas induk organsiasi tenis. Ya, kita tunggu saja mereka bekerja dan tidak perlu diberi komentar. yang penting mereka ini bukan termasuk golongan NATO atau OMDONG
Potensi buat Turnamen -2 (sambungan)
Jakarta, 31 Desember 2012. Jikalau Jawa Barat itu ada beberapa kota yang bisa diperhatikan yaitu selain Bandung ada Cimahi. Kota Cirebon ada 2 lokasi @ 4 lapangan. Cianjur ada 2 lokasi dan sudah pernah buat turnamen nasional yunior. Kota Tasikmalaya juga ada 4 lapangan dalam satu lokasi.
Jawa Tengah ada beberapa kota seperti Semarang, Tegal, Ambarawa, Magelang dan Solo yang semuanya sudah jadi langganan turnamen nasional yunior. Fasilitas lapangan tenis di Jawa Tengah cukup banyak.
Kalau Jawa Timur, selain Surabaya dan Malang, ada lagi di Banyuwangi, Jember dan Gresik yang semuanya pernah selenggarakan turnamen nasional yunior. Jadi, di Jawa Tengah dan Jawa Timur tidak ada alasan kalau tidak bisa bikin turnamen nasional yunior.
Bagaimana Bali? Ada di Singaraja dalam stu lokasi hanya 3 lapangan ditambah di Universitas Ganesya ada 2 lapangan ditambah dilokasi lainnya juga ada 2 lapanga. Denpasar selain lapangan KONI Prov Bali juga ada dilapangan Lumintang. Disampig itu juga di Nusa Dua di hotel Westing ada 4 lapangan dan disisnya ada 2 lapangan milik hotel lainnya. belum lagi di BDTI. Disamping itu ada juga di kompleks Cangu ada 2 lapangan outdoor dan 2 indoor yang pernah diselenggarakan men's Futures beberap tahun silam.
Potensi buat turnamen ( berlanjut) 1
Jakarta, 31 Desember 2012. Saya mau coba sharing dulu kepada rekan rekan yang mempunyai tanggung jawab terhadap pertenisan kita ini. Dari pengamatan saya kota mana yang layak dibuat turnamen, khususnya memiliki lapangan tenis memadai. Kita mulai dari Aceh. Dikota Banda Aceh ada 4 lapangan dalam satu lokasi dan pernah dibuat turnamen nasional. Dikota Lhoksemawe juga dalam kompleks pabrik (saya lupa namanya apakah LNG atau Pupuk Aceh). Medan so pasti ada dua lokasi yaitu di Universitas Negeri Medan (ex IKIP), dan juga Kebon Bunga. Kemudian di Sumatra Barat mulai dari kota Padang juga ada, begitu juga dikompleks PT Semen Padang. Belum lagi di kabupaten dikota Payakumbuh. Untuk Riau ada lokasi yang bagus yaitu kota Pekanbaru di stadion PTPN-V disamping juga di kompleks Caltex baik di Rumbai dll.
Kalau di Palembang ada lapangan tenis PUSRI ( 6 lapangan salam satu kompleks), stadion Bukit Asam Jakabaring (8 lapangan). Jambi juga ada tapi terpisah pisah tempatnya. Lampung ada satu lokasi 4 lapangan di Bandar Lampung. Begitu juga di Bangka ada 4 lapangan satu lokasi. Kalau Kepri khususnya di Batam hanya 2 lapangan per lokasi. Ini baru Sumatra yang bisa saya pantau.
Provinsi Banten, ada di Cilegon ada 5 lapangan satu lokasi di Krakatau Steel, kemudian dikota Serang juga ada 4 lapangan. Belum lagi dikota Tangerang baik di BSD, maupun kota Modern.
Berapa budget buat Remajatenis ?
Jakarta, 31 Desember 2012. Saya mencoba melihat kota kota mana yang layak diselenggarakan turnamen tenis yunior. Ada pertanyaan kepada saya oleh orangtua petenis sewaktu duduk duduk di Wisma Atlet Jakabaring. " Apa persyaratannya buat turnamen RemajaTenis.? " itulah pertanyaannya. Saya langsung beri jawaban yang gampang yaitu pertama punya atlet dulu. Kalau tidak punya atlet maka saya lebih baik tidak buat turnamen yunior tersebut. Nah, jika punya atlet maka harus punya lapangan tenis. Dibutuhkan 6-10 lapangan sudah cukup. Lebih baik kalau dalam satu lokasi tetapi tidak tertutup bisa dalam 5-10 lokasi yang berdekatan. Saya pernah buat turnamen RemajaTenis di 5 lokasi @ 2 lapangan. Ini kondisi yang ada didaerah daerah. Ini terjadi di Mataram Lombok. Ini di ibukota provinsi NTB. Kalau bisa dalam satu lokasi ada 4 kemudian dicari lokasi lainnya yang berdekatan juga bisa dilaksanakan. Bahkan sekarang saja di Jawa salah satu ibukota provinsi buat turnamen di 7 lokasi dan sudah berjalan beberapa tahun lamanya dan bukan masalah. Ketika ditanya kira kira dibutuhkan berapa budgetnya. "Nah ini dia kalau sudah punya niat maka saya harus berusaha agar tidak mundur.. Bagi saya berapa kemampuan Anda. Mau Rp 1 atau Rp 100 juta saya juga bisa laksanakan." ujar saya kepada mereka ini. "Jadi saya tidak perlu tentukan beayanya dulu karena percuma punya dana tapi tidak punya niat maka sama saja bohong." ujar saya kepada mereka.
Mau mundur atau tetap berjalan
Jakarta,31 Desember 2012. Sebenarnya saya ada sedikit keinginan untuk menghentikan kegiatan turnamen RemajaTenis yang selama ini saya gagas untuk sebagai proyek percontohan. Tetapi keinginan tersebut luntur ketika saya turun langsung bertemu dengan para orangtua petenis yunior yang ikut turnamen RemajaTenis tersebut. Kemudian saya teringat juga berapa tahun lalu ketika menyelenggarakan turnamen RemajaTenis di luar Jawa. Seperti kejadian di Palu , saya bertemu dengan salah satu orangtua peserta yang datang dari luar Palu. Orangtua ini sangat berterima kasih bertemu dengan saya dan ungkapan terima kasih disampaikan kepada saya. Dia itu datang dari luar kota Palu, dari salah satu Kabupaten yang spesial datang ke Palu untuk ikuti RemajaTenis. "Kalau bukan Bapak yang bikin disini maka anak saya tidak pernah ikut turnamen nasional." ujarnya
Demikian pula setiap bertemu dengan mereka ini maka terungkap sekali kegiatan ini sangat ditunggu tunggu mereka sehingga dsampaikan pula rasa terima kasihnya. Jika melihat situasi seperti ini ditambah pula kegiatan RemajaTtenis itu juga memberikan nafkah bagi crewnya begitu juga para wasit maupun Refereenya, maka keinginan mundur adi mentah lagi. Sebenarnya sudah capek saya memikirkan masalah ini..
Semua ini terobati jika kita mengenang bagi beberapa pelaku tenis yang tidak mendukung kegiatan ini akibat ketidak senangnya terhadap diri AFR sendiri. Jadi sangat berbeda. karena ketidak senangan dengan saya maka dilontarkan pula ketidak senangannya terhadap RemajaTenis. Ini kan beda dong.
Tapi, begitulah tenis kita saat ini. Masih ada saja orang yang sirik terhadap kegiatan positip sehingga dilontarkan berbagai macam keluhan terhadap kegiatan ini. Mulai dilontarkan kalau AFR itu mengkomersialkan kegiatan ini. Dan lain lain lah. Ya, mudah mudahan ditahun 2013 ini saya bisa kembangkan RemajaTenis untuk mendukung program Pelti sendiri karena tanpa turnamen maka pembinaan akan sulit berkembang. Turnamen merupakan salah satu bentuk pembinaan tenis. Ini sudah jelas sekali. Kalau ada beda pendapat maka itu haknya sendiri aja. Yang pasti saya beranggap kalau turnamen itu kebutuhan atlet kita.
Turnamen Yang Ribet
Jakarta, 31 Desember 2012. Selama ini saya mencoba mengevaluasi masalah turnamen nasional di Indonesia. Sejak tahun 1989 saya terjun dipertenisan khususnya turnamen sudah saya ketahui ada 2 turnamen yang sebenarnya saya tidak rekomendasikan. Tapi karena saat itu turnamen masih sangat minim maka dibiarkan saja berjalan. Tapi sampai saat ini ternyata masih tetap ada turnamen seperti itu . Tapi ada yang sudah memperbaikinya dengan berikan fasilitas yang memadai untuk mengantisipasinya. Bisakah Anda bayangkan jika satu pelatih bawa 4-6 atlet dari beberapa kelompok umur. Saya pernah dulu sewaktu membawa putra dan putri saya bertanding di Jawa. Ternyata pelaksana turnamen di 7 (tujuh) lokasi. Dengan 2 atlet saja saya sudah puyeng mengantarnya. Bagaimana dengan pelatih atau orangtua tidak bawa mobil. Nah ribet banget. Tahun 2012 masih ada juga turnamen nasional yang sudah berpengalaman tetap menjalankan turnamen di 7 lokasi. nah, gimana gak ribet. Tapi ada satu turnamen yang saya lihat fasilitas dikota tersebut sudah bisa dilaksanan di 3 lokasi saja. Bayangkan satu lokasi ada minimal 4-8 lapanga. Jadi cukup 3 lokasi saja , kenapa masih gunakan 7 lokasi..
Nah, jika seluruh daerah ingin selenggarakan turnamen nasional kemudian berbenturan waktunya apakah Pelti mau menolaknya. memang awalnya diatur dulu tetapi jangan lupa ini ada 33 Provinsi dengan hampir 500 kabuaten/kotamadya. Jika semua mau bikin turnamen , maka sulit untuk menolaknya. Apalagi semua ingin laksanakan turnamen disaat liburan sekolah. Sekarang liburan sekolah yang bersamaan itu hanya ada 2 waktu yaitu Juni/Juli atau Desember. Saya jamin jika sampai ada turnamen dikota yang lain bersamaan waktunya maka turnamen dengan 7 lokasi akan kesulitan pesertanya.Saya hanya mengingatkan kalau buat turnamen maka harus diperhatikan 3 kepentingan yaitu kepentingan peserta, kepentingan penonton dan kepentingan sponsor.
Fungsi Pengawasan sangat dibutuhkan
Jakarta, 31 Desember 2012. Sebagai penutup tahun 2012, saya mau mencoba evaluasi pertenisan yunior khususnya pelaksanaan turnamen nasional yunior. Ini sbagai masukan kepada rekan saya nantinya menangani turnamen nasional yunior. Kenapa tidak internasional yunior.? Karena yang internasional itu aturannya sudah baku dan Referee tidak berani melanggarnya. Tapi kalau turnamen nasional yunior justru kurang pengawasannya. Ini saya rasakan sekali selama 10 tahun duduk dalam kepengurusan PP Pelti. Karena yang bertanggung jawab masalah turnamen tidak care masalah ini. Justru saya yangs ering ikut campur malahan disebut ngerecohin turnamen. Inilah masalah sekali. Apa saja yang terjadi diturnamen nasional yunior selama ini yang perlu mendapatkan perhatian khususnya bagi PP Pelti selaku regulator, fasilitator maupun pengawasan. Regulator sudah ada Ketentuan TDP yang telah lama perlu revisi lagi. Nah sebagai fasilitator sudah dijalankan dengan berikan kesempatan pihak ketiga bisa selenggarakan turnamen artinya tidak harus Pelti sebagai penyelenggara. Nah, yang belum adalah fungsi pengawasannya.
Ada ketentuan TDP telah dibuat, tetapi didalam pelaksanaannya belum semua dijalankan dengan baik.Contoh bisa saya berikan yatu masalah hadiah kepada pemenang. Ada ketentuan tidak boleh berikan hadiah UANG dalam bentuk apapun. Nah, sebenanya Referee sebagai kelanjutan tangan Pelti di turnamen bisa mengawasinya, tetapi kenyataannya berbeda. Referee pura pura tidak tahu. Begitu juga tidak semua anggota pengurus Pelti baik didaerah maupun pusat memahami aturan ini. Diakhir tahun saya terkejut juga disebutkan ada 2 turnamen dibelahan timur Jawa memberikan hadiah uang. Penyampaiannya kepada saya juga sedikit menyakitkan. Kesannya saya memilih milih turnamen yang saya sukai tidak kena sangsi. Ini pandangan keliru karena saya tidak tahu yang seharusnya kerjaan bida pertandingan. Belum lagi nanti masalah catut umur yang mudah mudahan tidak terjadi. Tapi siapa tahu. Ada polisi saja masih banyak pelanggaran apalagi polisinya tidur.
Lebih bangga bela kabupaten daripada Provinsi
Jakarta, 31 Desember 2012. Lebih bangga mewakili kotanya atau kabupatennya dari pada provinsinya. Hal ini terjadi sewaktu saya menerima pendaftaran peserta RemajaTenis yang lazimnya saya umumkan nama nama yang sudah mendaftar melalui blogger RemajaTenis. Permintaan muncul kalau jangan sebutkan nama provinsinya. "Kami tidak disponsori Pelti provinsinya, nanti kalau tulis nama provinsinya maka dikira disponsori Pelti Provinsi." begitulah permintaan tersebut. Disini terlihat bagaimana hubungan antara atlet dengan Pelti Provinsinya kurang mulus atau ada masalah lainnya.
Saya sendiri sewaktu menerima keluhan dari orangtua peserta yang menyampaikan kekecewaan mereka terhadap Pelti setempat. Tidak ada dukungan khususnya dana kepada orangtua tersebut datang ke Palembang. Tetapi sayapun sampaikan kalau Pelti tidak wajib mensponsori atlet jika ikuti turnamen individu. Tapi wajib jika untuk turnamen membela nama daerahnya. "Bisa bangkrut Pelti kalau sampai 10 atlet lebih minta disponsorinya." ujar saya untuk membuat mereka sadar atas keluhan tersebut. Kalau diberikan itu adalah keihlasan saja sebagai perhatian mereka, tapi bukan kewajibannya. Bersyukurlah jika ada Pelti yang mau membantu dana tersebut.
Minggu, 30 Desember 2012
Bibit berbakat di Sumatra
Palembang, 30 Desember 2012. Dari seluruh daerah di Indonesia saya perhatikan bebarapa daerah yang tidak kelihatan pertenisannya. Baik itu turnamen didaerah tersabut apalagi atlet yuniornya. Khususnya di Sumatra dari pengamatan saya daerah Bengkulu yang memperihatinkan. Tapi daerah tersebut punya atlet yunior karena saya pernah melihat petenis yuniornya datang ke Jakarta ikuti RemajaTenis. Nah kali ini di Palembang , saya lihat ternyata dari Bengkulu ada atlet berbakat di kelompok 12 tahun. Modal utama adalah tangan kiri, kemudian juga cara memukul bola cukup bagus. Dan ternyata berhasil keluar sebagai juara. Nah, atlet seperti ini seharusnya mendapatkan perhatian serius bagi pembinanya nanti kedepan. Saya akan coba buat peta pertenisan di Sumatra sebagai bahan saya mengevaluasi pertenisan kita ini. Karena saya sekarang kembali ke posisi pengamat tenis , bukan sebagai pengurus lagi, sehingga bisa berikan kritik membangun untuk tenis Indonesia. Kali inipun muncul muka baru dari Muara Enim dimana pusat kantor dari PT Bukit Asam sebagai sponsor stadion tenis Bukit Asam Jakabaring. Munculnya peserta baru datang dari Muara Enim, kemudian Lubuk Linggau yang juga adalah bagian dari Sumatra Selatan.
Begitu juga saya lihat permainan atlet yunior dari Lampung yang salah menggunakan raket normal , padahal dia itu masih masuk kelompok 10 tahun. Hal ini saya sampaikan kepada orangtuanya agar merubah sehingga anak tersebut bisa berkembang. Belum lagi dari Bangka muncul atlet atlet berbakat lainnya. Kita tunggu follow up nya saja.
What do you think
Palembang, 30 Desember 2012. Keinginan merasakan Wisma Atlet Jakabaring saya lakukan dengan menginap d Wisma Atlet Jakabaring ex SEA Games 2011. Jika selama ini menginap di Hotel, maka tidak salahnya menginap juga di wisma Atlet. Fasilitasnya cukup memadai yang penting bisa tidur. Ada alat pendingin, ada shower. Ada selimut dll. Hanya yang jadi masalah adalah tidak ada sarapan pagi. Maklum harganya Rp. 75.000 perorang/malam. Nah, ini yang juga harus dipikirkan adalah makaan siang atau malam. selama ini makan siang tinggal tilpon anti diantar. Nah, jika makan malam itu masalah lain. Pernah karena belum selesai maka baru pulang jam 21.00. Tidak tahu kalau jam 22.00 pintu gerbang di Jakabaring komples ditutup sehingga panggil taxi mau makan diluar tidak bisa masuk. Dalam Wisma tidak disediakan restoran kalau ada kantin yang terbatas jam kerjanya. Bisa dibayangkan wisma tersebut bisa menampung 2.000 lebih . Dan iseng iseng saya duduk ngobrol diluar kama disediakan sofa dan TV plasma . "Coba perhatikan kelantai diatas dari sini seperti apa ya?" itu pertanyaan saya kepada orangtua pemain yang datang dari luar kota. "Seperti penjara di film film " uajra saya kepada mereka.
Saya teringat sewaktu menjelang SEA Games saya sempat berkunjung bersama rombongan Panpel SEA Games 2011 melihat Wisma Atelt tersebut. Dan kebetulan waktu itu disamping saya berdiri Gubernur Sumsel Alex Nurdin. " What do you think" ujarnya kepada saya untuk minta pendapat saya masalah fasilitas ini. Karena dalam rombongan Panpel ada juga Technical Delegate dari luar negeri sehingga mungkin saya diangap salah satu Technical Deleate tersebut.
EGP aja
Palembang, 30 Desember 2012. Tanpa diminta saya dikirimkan melalui BBM susunan kepengurusan induk organisasi . Saya sedikit terkejut juga kalau ada beberapa nama yang awalnya diplot dalam suatu kedudukan tapi ternyata berbeda tanpa sepengetahuannya. Kenapa saya tahu karena didepan saya sewaktu disampaikan penawaran jabatan tersbut kepada yang bersangkutan. Ternyata agak berbeda dengan kenyataannya. Saya juga bisa merasakan perasaannya perubahan kedudukan tersebut. Perubahan tersebut tentunya tidak disangka sangka. Sama halnya dengan teman yang lain sewaktu ditawarkan duduk dalam kepengurusan dimana bereda dengan kepengurusan sebelumnya. Ditolaknya karena merasa dulu kedudukannya sebagai Pengurus Harian tetapi sekarang turun kedalam komite, artinya tidak masuk dalam Pengurus Harian. Diapun tilpon sampaikan langsung masalah ini. "Gua tolak aja." ujarnya dalam percakapan pertilpon seluler. Itu haknya sehingga saya tidak mau banyak komentar.Andaikan mau terima itu urusan dia juga, kenapa saya pusingin. Biarin aja, begitu juga kalau tidak mau terima. Ini kan jabatan volunter saja. Begitu juga ketika saya terima SMS dari rekan lainnya menanyakan masalah induk organisasi, jawaban saya adalah EGP karena sedang konsentrasi di RemajaTenis di Palembang. Ha ha ha
Lebih baik buat turnamen sendiri
Palembang, 30 Desember 2012. Dari terjun langsung ke lapangan maka akan didapatkan masukan masukan dari masyarakat tenis didaerah khususnya tentang kebutuhan putra dan putrinya. Ada juga bertemu dengan salah satu pengurus Pelti didaerahnya baik itu tingkat Cabang atau Daerah. Saya selalu sampaikan kepada mereka tentang kebutuhan atletnya, yaitu turnamen. Menstimulir mereka agar diadakan turnamen didaerahnya. "Coba Anda pikirkan, berapa beaya yang dikeluarkan oleh Saudara selama ikut turnamen di Palembang ini." ujar saya memberikan problem dengan tujuan agar mereka bisa mulai terbuka cara berpikirnya. Ada yang bawa 10 atlet ke Palembang, belum lagi pelatih maupun orangtuanya. "Jika 10 atlet @ Rp. 1 juta, maka keluar Rp. 10 juta." ujar saya lagi agar mereka diberikan contoh. "Nah dengan beaya Rp. 10 juta Anda serahkan kepada saya maka saya bisa buat turnamen RemajaTenis di kota Anda, yang menikmati bukan 10 atlet saja tetapi bisa lebih banyak apakah 30 ataupun 50 lainnya." ujar saya. Inilah keuntungan jika buat turnamen dikota masing masing.
Salah satu orangtua menyampaikan keluhan keluhan terhadap rekan saya di daerahnya dibelahan paling ujung Sumatra yang menangani tenis. Mereka sampaikan kalau dulu RemajaTenis pernah minta diselenggarakan dengan nominal beaya . Jawabannya adalah dengan dana tersebut mereka bisa buat 4 turnamen yang sama. Hal ini diungkapkan kepada orangtua petenis. " Ternyata mereka tidak pernah buat turnamen sama sekali." ujarnya berapi api . Ya, begitulah kalau termasuk golongan OMDONG. Memang harus diakui adalah pola pikir lebih baik kirim atlet keluar daerah dengan dana dari daerah sehingga bisa menikmat dana tersebut, daripada dana tersebut dibuat didaerahnya. Cara pikir seperti ini yang harus dirubah.
Bantu Tenis melalui Remaja Tenis
Palembang, 30 Desember 2012. Beberapa hari lalu telah dibentuk kepengurusan baru PP Pelti masa bakti 2012-2017 di Jakarta. Saat itu saya sedang ke Palembang. Saya sendiri sudah merasa kalau saya tidak duduk dalam kepengurusan baru, karena andaikan duduk maka saat saat terakhir sebelum diumumkan pasti diberitahu. Karena saya juga tidak berambisi duduk didalamnya karena sudah merasa tidak diperlukan maka saya cuek saja. Sayapun tidak mau berusaha lakukan pendekatan langsung kepada mereka mereka ini. Padahal beberapa rekan baik didaerah maupun pengurus lama mengehendaki keberadaan saya tetap didalamnya. Saya berprinsip kalau mereka butuh bantuan saya tetap akan membantu mereka seperti yang saya pernah ungkapkan kepada rekan rekan .
Ada rekasi dari salah satu rekan lama yang juga kaget kalau namanya dan saya tidak ada dalam kepengurusan baru. Diapun merasa sudah membantu selama kampanye calon ketua umum baru tersebut. Sedangkan saya sendiri sudah pernah disampaikan langsung disaat bicara 4 mata, kalau saya itu banyak yang tidak suka terhadap diri saya, khususnya bagi calon pengurus baru tersebut, dan mau dilempar kebidang suLIT berkemBANG, dan saya sudah tolak kedudukan tersebut. Begitulah liku likunya penyusunan kepengurusan baru dimana saya lihat ketua umum baru ini dapat masukan dari orang orang tertentu saja sehingga bisa dipengaruhi. It doesn't matter bagi saya. Dan saya hanya bisa memantau dan kembali sebagai pengamat tenis saja seperti 10 tahun silam sebelum masuk kedalam kepngurusan PP Pelti saat itu. Jadi saya mencoba kembali menulis masalah pertenisan Indonesia kedepan, dan konsentrasi kepada mainan saya yang saya serahkan kepada rekan lainnya yaitu RemajaTenis yang akan dikembangkan keseluruh Indonesia. Karena pendapat saya rekan rekan kita ini hanya konsentrasi diturnamen internasional dan menurut saya hal yang sangat gampang dilakukan asalkan ada MODAL atau SPONSOR. Yang sulit adalah kalau tidak ada sponsor , sehingga saya mencari solusinya melalui PERSAMI dan REMAJATENIS. Harapan tinggal harapan dan bisa berhasil kalau mempunyai niat baik saja. Jangan berpolitik dalam olahraga tenis ini , berbahaya karena hasilnya NOL besar.
Dari hasil pertemuan 4 mata dengan Maman Wirjawan maupun dengan Martina Widjaja maupun Soebronto Laras, saya cukup puas mereka ini akan mendukung RemajaTenis agar terus dijalankan. Inilah pikiran positip kalau mau memajukan tenis Indonesia. Karena Pelti selama ini sebagai fasilitator memberikan kesempatan pihak ketiga bisa selenggarakan turnamen. Mudah mudahan prinsip ini masih berlaku ditangan rekan rekan dibawahnya khususnya yang bertanggung jawab kepada pertandingan, Semoga saja ya !
Win Win Solution
Palembang, 30 Desember 2012. Setiba di Palembang tepatnya tanggal 27 Desember 2012 saya sempatkan diri bertemu dengan petugas yang menangani stadion tenis Bukit Asam Jakabaring. Sebelumnya saya diklaim untuk memberikan makan petugas sebanyak 30 orang terdiri dari SATPAM dan KEBERSIHAN. Ini apa apaan, artinya seluruh petugas SATPAM maupun KEBERSIHAN di Jakabaring dibebankan kepada penyelenggara turnamen. Awalnya saya tolak dulu keinginan tersebut, karena selama ini tidak pernah kejadian seperti ini.
Ketemu dengan petugas yang menangani masalah ini, ternyata memang susah berhadapan dengan petugas yang belum pernah menangani masalah seperti ini. Sayapun ceritakan visi dan misi dari RemajaTenis sampai bisa datang ek Palembang. Kronologis lapangan tenis Jakabarin, dimana saya lebih tahu dari dia karena sejak pertama kali konsultasi kepada saya oleh Kepala Bina marga Prov Sumsel Ir Rizal bdullah datang kepada saya. Begitu juga pengawasan pembanguna saya sering datang ke Jakabaring melihar progres pembangunannya. Ini semua saya terangkan. Memang awalnya muncul kata kata yang cukup seru , jika kita berpikir pendek maka bisa saja saya kemukakan pikir pendek tersebut. Memang dikatakan pula untuk cabor lainnya seperti ada kejuaran Ski Air di Jakabaring disebutkan ketika dia ajukan dana untuk sekitar 70 anggotanya tetap diterima juga. Hal ini saya langsung sampaikan kalau itu kejuaraan paling banter setahun sekali bahkan bisa dua atau 5 tahun sekali. . Berbeda dengan turnamen tenis saya bisa tiap bulan saya laksanakan, dan sudah direncanakan 2 bulan sekali.. Sayapun sampaikan kalau saya dulu pernah menjadi manajer lapangan tenis Kemayoran selama 6 tahun, jadi saya tahu kebutuhannya dana petugas dan merupakan tanggung jawab pengelola. Yang saya anggap lucu harus menanggung konsumsi mereka ini. Sepertinya seluruh petugas dikompleks Jakabaring harus diberi makan siang. Bia dibayangkan termasuk petugas venue lainnya harus ditanggung.
Dalam pendekatan saya lakukan dengannya akhirnya bisa disepakati artinya saya berpendapat win win solution yang terbaik.Sayapun siapkan dana terbatas untuk mengatasi permasalahan tersbut tetapi tidak sebesar yang diminta.
Hampir batal
Palembang, 30 Desember 2012. Ada kejadian lucu dan agak aneh dipertenisan kita ini. Disaat ini saya sedang selenggarakan turnamen RemajaTenis di Palembang. Sudah dapat ijin dari Pelti Sumatra Selatan dan sengaja saya lakukan melalui Pelti Sumsel agar termotivasi agar berbuat salah satu program Pelti. Sekarang saya sudah habis masa bakti di PP Pelti sejak Desember 2012. Sehingga sebenarnya saya tidak berkewajiban selenggarakan salah satu program Pelti.
Kejadian ini sewaktu saya diminta menghubungi pengelola stadion tenis Bukit Asam Jakabaring Palembang, karena sekarang dikelola bukan oleh Pelti Sumatra Selatan tetapi diserahka kesalah satu instansi Pemprov Sumatra selatan yang menangani aset daerah. Artinya seluruh sarana olahraga di Jakabaring dibawah pengawasannya. Setelah berkomuniasi pertelpon sebelum pertandingan dari Jakarta, saya terkejut juga permintaan aneh tersebut. Kenapa saya anggap aneh karena saya mengetahui bagaimana harga setiap venue yang dikelola oleh Pemkot ataupun Pemprov disetiap Daerah. Karena belum ada aturan resmi maka saya tidak dikenakan sewa lapangan. Jangan pikir lega setelah tahu tidak ada sewa lapangannya. Yang terjadi penyelenggara harus menanggung honor petuga SATPAM dan KEBERSIHAN selama 4 hari pelaksanaan.
Dari rincian tersbut saya baca dalam SMS yang dikirimkan maka didapat nila Rp 20 juta .Wow , sayang saya terima sudah banyak pendaftaran masuk sehingga tidak mungkin saya batalkan.
Kemudian sehari sebelum pelaksanaan saya terima SMS dari petugas RemajaTenis yang sudah ada di Palembang kalau kena beban Rp 14 juta yang terdiri dari honor 15 SATPAM, 28 KEBERSIHAN, dan juga alat kebersihan dibebankan seperri sapu,lap, pembersih toilet, pengharum, tisue toliet, sabun cair, pemberih kaca, alat pel lanai dan keset kaki. Wow, apa jadinya.
Awalnya sampai saya bisa buat turnamen di Jakabaring karena setelah SEA Games 2011 saya sudah berjanji dengan Ketua Pengprov Pelti Sumsel kalau saya mau bikin ramai stadion tenis ini karena kuatir jadi museum karena tidak ada kegiatan , apalagi lokasinya termasuk jauh bagi ukuran masyarakat Palembang. Kemudian setelah hampir satu tahun tidak ada permintaan , maka sewaktu PON XVIII di Riau saya bertemu dengan Ketua Pengprov Pelti Sumsel menanyakan keinginan tersbut. Jawabannya. "Kate duit." artinya kagak ada duit. "Saya gak perlu duit Bapak, cukup beri saya lapangan pertandingan. " Akhirnya disetujui maka bulan Oktober 2012 saya langsung selenggarakan di Jakabaring. Sukses melihat anthusiasnya peserta datang dari Kabupaten di Sumsel seperti Baturaja, Prabumulih, Lahat, Musi Banyuain.
Kamis, 27 Desember 2012
SK Untuk RemajaTenis 2013 Belum Turun
Palembang 27 Desember 2012. Banyak pertanyaan datang kepada saya mengenai kepengurusan baru PP Pelti , tetapi saya sendiri tidak bisa menjawabnya karena sudah tidak diajak berbicara masalah ini karena sudah tidak diperlukan. Beberapa keinginan masyarakat tidak bisa saya penuhi, sehingga sayapun sedang berkonsentrasi kepada mainan lama saya yaitu turnamen RemajaTenis. Pengembangan RemajaTenis yang sudah menjadi arena ke 26 kali ditahun 2012 saja maka muncul keinginan tahun 2013 agar bisa meningkat lagi. Inilah keinginan saya sendiri. tetapi sampai saat ini sayapun masih menunggu turunnya surat keputusan PP Pelti tentang TDP 2013 yang saya rencanakan tanggal 4-6 Januari 2013 di Jakarta. Terpaksa saya tunda dulu keinginan tersbut, harus bersabar karena jika dipaksakan akan muncul friksi friksi dengan induk organisasi. Hal seperti ini sya kurangi sekali agar mereka bisa bekerja lebih baik untuk tenis Indonesia tahun 2013. ternyata bukan hanya RmajaTenis yang sudah mebgirimkan formulir pendaftaran TDP 2013 k PP Pelti tetapi ada juga tuanemn lainnya belum dibuatkan SK tersebut. Jadi haruslah bersabar walaupun nama saya buka SABAR
Nostalgia Jakabaring Palembang
Palembang, 27 Desember 2012. Masuk ke Jakabaring merupakan nostalgia bagi saya karena venue di Jakabaring mengingat saya akan SEA Games 2011 di Palembang. Kecintan terhadap venue yang cukup megah di elahan Barat Indonesia ini ternyata jarang digunakan oleh pengelolanya. Sejak SEA Games 2011 di bulan Nopember 2011, ternyata saya sudah gunakan 2 kali yaitu untuk event RemajaTenis bulan Oktober 2012 dan sekarang diakhir tahun 2012. Teringat saya sewaktu pertama kali dikunjungi oleh Kepala PU Provinsi Sumsel Ir. Rizal Abdulah untuk konsultasi renacan pembangun venue tenis di Jakabaring. Sampai dengan diajak sebagai narasumber pembangunan venue tersebut.
Ternyata lapangan cukup megah ini tidak dimanfaatkan oleh masyarakat tenis di Palembang. Sehingga janji saya kepada rekan rean Pelti Sumatra Selatan akan ikut membantu meramaikan venue tersebut. Saya akui ada saja rekan rekan saya di Palembang khususnya dikalangan Pelti setempat yang sedikit cemburu terhadap keianatn saya ini. Tetapi karena demi tenis sendiri maka sayapun berjalan terus.
Melihat kedpana sayapun berjanji akan setiap 2 blan sekali akan selenggarakan turnamen RemajaTenis di Jakabring tersebut. Karena saat ini saya lihat akibat tidak atau jarang digunakan maka lapangan mulai terlihat bercak bercak akibat hujan air dari luar masuk lapangan membawa pasir/lumpur pula menggenangi lapangan. "Sayang kalau dibiarkan bisa rusak padahal baru setahun usianya."
Ternyata lapangan cukup megah ini tidak dimanfaatkan oleh masyarakat tenis di Palembang. Sehingga janji saya kepada rekan rean Pelti Sumatra Selatan akan ikut membantu meramaikan venue tersebut. Saya akui ada saja rekan rekan saya di Palembang khususnya dikalangan Pelti setempat yang sedikit cemburu terhadap keianatn saya ini. Tetapi karena demi tenis sendiri maka sayapun berjalan terus.
Melihat kedpana sayapun berjanji akan setiap 2 blan sekali akan selenggarakan turnamen RemajaTenis di Jakabring tersebut. Karena saat ini saya lihat akibat tidak atau jarang digunakan maka lapangan mulai terlihat bercak bercak akibat hujan air dari luar masuk lapangan membawa pasir/lumpur pula menggenangi lapangan. "Sayang kalau dibiarkan bisa rusak padahal baru setahun usianya."
Cara Tidak Sportip
Jakarta, 18 Desember 2012. Ada satu masukan muncul ketika terjadi pembicaraan dengan orangtua atlet yunior dari daerah. Ini pengamatan mereka atas perilaku atlet yunior saat ini memanfaatkan kelemahan dari pelaksana turnamen yang tanpa menggunakan wasit. Saya ketika mendengar cara cara intimidasi dari atlet terhadap lawannya , langsung katakan kalau itu lawannya punya hak untuk protes langsung kepada Referee atau wasit pengawas yang berada dipinggir lapangan." Ini penting diketahui atlet yunior agar diajarkan berani protes. Ini haknya." ujar saya kepada orangtua atlet. Saya disarankan untuk melihat salah satu atlet daerah yang berlatih di Jakarta.Bagaimana pola tingkahnya disaat bertanding.Dianggap kurang sportip. Hal hal seperti ini perlu mendapatkan perhatian dari pelatih ataupun pembina atlet yunior agar tidak diajarkan cara cara tidak sportip pda atlte yunior
Selasa, 18 Desember 2012
Kurang Dukungan dari Penguasa
Jakarta, 18 Desember 2012. Ada keinginan bekerjasama dengan AFR tetapi ada seikit kekuatiran muncul dari dirinya karena muncul suara suara kenapa musti kerjasama dengan Jakarta. Lebih baik kerjasama dengan rekannya diinduk organisasi setempat. Hal ini dikemukakan langsung kepada saya ketika muncul percakapan serius mengenai keinginan saya agar dimunculkan turnamennya yang dulu pernah dilakukan berkat dukungan saya. Timbul kecemburuan dari rekan rekan dikotanya karena meras tidak dilibatkan. Ini lah masalah yangs ering muncul dari rekan rekan didaerah yang merasa seperti penguasa saja sehingga membuat kurang berkembangnya tenis didaerah tersbut. Kalau dilihat potensi daerah ada, sarana memiliki dan atletnya memadai. Jadi tidak ada alasan kalau tidak ada kegiatan. Menurut pandangan saya pribadi dengan fasilitas diatas maka dalam setahun saya bisa buat turnamen sebanyak minimal 6 kali. Dan saya sudah coba ditahun 2012 dan bisa dijalankan.
Hal seperti diatas justru menghambat lajunya pertenisan didaerah tersebut. Ketika saya kemukakan kalau saya ada sponsor saya berani bikin atau selenggarajkan turnamen seminggu bukan 3 hari. Tapi justru hal ini ditentangnya oleh orangtua atlet tersebut yang juga pengusaha. Tetapi langsung ditanggapi dengan menyebutkan jangan diubah konsep 3 hari itu karena menguntungkan atletnya. Tidak banyak waktu bolos sekolah dan keuntungannya juga bisa dibuat sesering mungkin. Ini pandangan positip yang muncul dari pikiran yang cerah.
Pelanggaran Pelanggaran TDP Nasional
Jakarta, 18 Desember 2012.Sering kali saya menerima keluhan baik langsung ataupun tidak langsung disampaikan oleh orangtua peserta turnamen tenis yunior. Apresiasi saya berikan karena keluhan itu sebagai masukan kepada pelaksana turnamen dan mau disampaikan kepada saya. Knapa tidak disampaikan kepada Bidang Pertandingan induk organisasi Keluhan keluhan ini sebagai bentuk planggaran ataupun lainnya sering dilupakan oleh penyelenggara turnamen maupun induk organnisasi tenis yang sebagai fasilitator ataupun regulator. Memang saya akui saat ini masih lemah sekali kinerja bidang pertandinga diinduk organisasi. Saya bisa katakan demikian karena fungsi sebagai regulator dan seharusnya diikuti juga supervisi belum maksimal dijalankan bahkan sangat lemah. Khususnya pengawasan terhadap suatu turnamen turnamen kelompok yunior. Hal ini bisa saya ketahui karena setiap turnamen yunior selalu ada masalah Makin banyak pesertanya yang sudah meruapakan kebanggaan penyelenggara tetapi belum diimbangi dengan fungsi pelayanan kepada pesertanya.Oleh induk organisasi telah ditunjuk seorang Referee sebagai penanggung jawab turnamen tersebut. Tetapi Referee sendiri karena otodidak menjadi referee sehingga banyak hal unsur pengawasannya tidak dijalankan dengan baik. Hari ini saya juga kaget mendengar salah satu turnamen di Jawa Tengah setiap tahunnya menyalahi aturan TDP yaitu memberikan hadiah dalam bentuk uang cash.
Diakhir tahun 2012 disaat PP Pelti demisioner, saya menerima laporan kalau ada 1 TDP Nasional lagi di ujung Jawa Timur ternyata tanpa diketahui telah melanggar ketentuan TDP Nasional. Pelanggaran tersebut dalam bentuk pemberian hadiah uang cash. Waduh kenapa petugas yang ditunjuk oleh induk organisasi tidak melaporkan masalah ini. Apakah ada ketidak peduliannya sehingga membiarkan saja pelanggaran tersebut, itu saya tidak ketahui dengan pasti, Ini yang harus dibenahi kembali.
Minggu, 16 Desember 2012
Butuh Kesabaran Menunggu
Jakarta, 16 Desember 2012. Kali ini berbeda dengan beberapa tahun silam. So pasti karena perkembangan zaman.Kenapa berbeda karena sekarang Ketua Umum PP Pelti yang baru masih menampung saran saran dari masyarakat tenis yang sekarang sudah bersemangat maju untuk memajukan pertenisan atau kepentingan pribadi. Karena setiap individu mempunyai tujuan berbeda beda. Nah, ini dia.
Bagi saya siapapun yang mau masuk dalam kepengurusan nanti benar benar konseptor, bukannya eksekutor. Kenapa begitu, karena sebagai induk organisasi seharusnya ke fungsinya sebagai fasilitator, regulator, supervisor. Jadi pembinaan itu bukan dilakukan oleh induk organisasi baik ditingkat cabang, daerah maupun pusat. Biarkanlah pembinaan itu ke klub klub sendiri. Memang saya akui tahun sebelumnya klub klub ini belum terjamah yang tentunya ada alasan tersendiri. Salah satunya adalah kesulitan sponsor saja penyebab utamanya.
Saya melihat makin tinggi kegiatan kegiatan dilakukan oleh rekan rekan yang mengharapkan bisa duduk dalam kepengurusan nantinya. Bahkan lebih ekstrim lagi , sudah mulai action sebagai pengurus yang sebenarnya belum pasti karena masih nominasi saja. Tetapi itu sudah terjadi, dan saya hanya bisa tertawa saja, karena saya lebih baik melupakan semua ini dan bisa mengembangkan mainan saya yaitu RemajaTenis. Dukungan terhadap RemajaTenis sudah ada signal baikdari Ketua Umum PP Pelti lama atau yang baru. Tetapi saya tidak melepas egitu saja karena selama belum terbentuk maka masih tugas saya membantu sebelum semua diserah terimakan. Seperti komunikasi dengan ITF maupun ATF tetap dilakukan tetapi semua itu dikomunikasikan dengan Ketua Umum yang baru maupun calon Sekjen baru. Supaya mereka itu tidak terjebak karena yang akan malu tentunya Indonesia nantinya. Saya sudah berkomunikasi dengan salah satu ITF Development Officer yang akan meneruskan program ITF tahun 2013. Begitu juga masalah tenis Kursi Roda yang sudah harus diputuskan alhir Desember 2013. Kita harus bisa menahan diri atau bersabar karena semua ini tergantung kepada Ketua Umum yang baru bersama tim Formatur yang sudah terpilih di Munas Pelti 2012 di anado tanggal 25 Nopember 2012.. Begitulah perkembangan saat ini yang sedang ditunggu tunggu masyarakat tenis Indonesia. Sayapun sering terima telpon dari rekan2 baik didaerah daerah menanyakan perkembangannya. Dan saya hanya bisa katakan belum tahu atau tidak tahu saja, karena memang tidak tahu. Karena saya tidak berupaya bertanya langsung kepada Ketua Umum sendiri.
Sabtu, 15 Desember 2012
Pelanggaran Aturan Mutasi
Jakarta, 14 Desember 2012. Ada satu kejadian aneh didalam olahraga kita ini khususnya di PON XVIII Riau 2012 lalu. Kejadian ini jika terjadi didalam kepengurusan KONI PUsat lama tentunya berbeda pemecahannya. KONI Provinsi Sumatra Utara ajukan protes kepada PB PON XVIII khususnya kepada tim keabsahan yang terdiri dari petinggi KONI Pusat. Protes tersebut menyangkut pelanggaran Aturan Mutasi yang dibuat oleh KONI Pusat sendiri dalam ketetentuannya.
Betapa sibuk dan pusing kepala petinggi PON XVIII yang juga selaku tuan rumah. Bisa dibayangkan mereka dijanjikan mendapatkan 4 (empat) medali emas dengan membeli atlet dari lain propinsi. Apakata Gubernur Riau jika gagal. Dalam pembicaraan dengan rekan rekan KONI Riau saya mendapat masukan kalau dalam hal ini reka kita yang ngurus atlet ini ceroboh. Kesimpulan saya mereka ini tidak membaca Ketentuan PON XVIII. Ini yang saya herankan sekali. Walaupun kedudukannya ahli dalam bidang hukum bukan berarti ahli dalam bidang olahraga.
Oleh KONI Prov Sumut dipermasalahkan adalah pelanggaran Aturan Mutasi, dimana atlet tersebut baru mendapatkan rekomendasi dari Pengprov Pelti Sumut untuk melepasnya sedangkan rekomendasi dari KONI Sumut belum dimintakan. Kasak kusuklah suasana kantor PB PON XVIII di Pekanbaru. Saya hanya sebagai penonton dan tidak dimitai pendapatnya. Dan sayapun diam saja. Ternyata menurut saya kesalahan dibuat adalh menerima argumentasi KONI Prov Riau, sehingga bisa dimainkan. Saya juga mengerti kalau dimenangka permintaan KONI Sumut, maka timputra Riau tidak boleh ikut PON. Ini bisa berabe juga dan jika terjadi maka inilah sejarah baru. Tetapi yang harus diketahui dampaknya terhadap diri saya. Yaitu saya dipecat selaku Technical Delegate Cabor Tenis oleh Ketua Panpel Cabor Tenis PB PON XVIII. Yang akhirnya dimentahkan oleh Ketua PB PON XVIII sendiri akibat tiak mengertinya masalah aturan diolahraga. Ini tidak bisa terjadi atau tidak mungin bisa dilaksanakan berbeda dengan kasus
Jumat, 14 Desember 2012
Kenapa saya tidak disukai di Riau ?
Jakarta, 14 Desember 2012. Perjalanan saya mempersiapkan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII 2012 di Pekanbaru cukup banyak ceritanya. Begitu juga ketidak mulusan akibat dari pergantian personil selaku Technical Delegate. Saya memangku jabatan Technical Delegate itu baru mulai 1 Januari 29012 sesuai surat KONI Pusat. Sebelumnya jabatan ini dipegang rekan saya sendiri.
Sewaktu saya datang pertama kali selaku TD yang baru saya sempat meminta kepada Ketua Panpel PON XVIII cabor tenis untuk mengumpulkan anggota Panpelnya. Waktu itu ada acara KONI di Pekanbaru yaitu Rakernas KONI saya hanya bertemu dengan Ketua Panpel dan salah satu rekan yang juga masuk dalam kepanitiaannya. Waktu itu saya pikir sudah terbentuk anggota Panpelnya. Ternyata hanya 3 nama saja yang sudah ada SK Gubernur Riau. Kemudian sewaktu ada acara Sirkuit Nasional Tenis di Pekanbaru sebagai ajang uji coba lapangan PTPN-V, saya sempat meminta agar dikumpulkan seluruh anggota Panpel
Ternyata sulit terkumpul karena belum siapnya Ketua Panpel menyusun anggotanya. Saat rapat pertama sesuai permintaan saya karena sudah tinggal 3 bulan belum terbentuk anggota Panpel nya. Kesannya baru cari cari anggotanya. Ini tanda tanda ketidak beresannya, yang berakibat disaat hari H nya nanti.
" Saya perkenalkan diri saya sesuai dengan SK Ketua Umum KONI Pusat selaku Technical Delegate yang baru. Suka atau tidak suka mohon dihormati SK ini. "ujar saya kepada seluruh rekan rekan yang hadir. karena saya tahu rekan2 ini masih terpaku dengan TD yang lama. " Saya tahu komunikasi Anda masih ada dengan TD yang lama." ujar saya pertegas." Tolong hentikan komunikasi tersebut, karena sayalah yang resmi disini." ujar saya. Kemudian saya sampaikan kalau banyak rekan saya di Jakarta yang berkeinginan kedudukan ini. Bahkan saya katakan sampai malam ini saya masih terima semacam "teror" disampaikan melalui telpon seluler kepada saya. Begitulah ungkapan saya kepada mereka. Ini sebenarnya sindiran saya saja kepada rekan yang tahu masalah ini. Tentunya bagi yang lain hanya bengong saja.
Disinilah dikatakan kalau saya tidak disukai oleh rekan rekan di Pekanbaru. Menurut saya yang tidak suka itu hanya 2-3 orang saja. Kenapa bisa begitu? Sebenarnya masalah yang harus diketahui kalau saya itu anti terhadap jual beli atlet sedangkan tuan rumah PON sudah melakukan beli atlet melalui "calo" yang juga oknum di Pusat. Inilah masalahnya. Saya teringat pula sewaktu saya datang bulan Februari 2012 dalam Rakernas KONI Pusat di Palembang, saya hubungi rekan saya di Pelti Riau sekedar basa basi kehadiran saya. Kemudian oleh salah satu rekan saya melaporkan kepada atasannya tentang kehadiran saya selaku petinggi Pelti. Didapat cerita seperti ini. " Musuh atau teman dia." ujarnya disampaikan teman saya ini. Ini ada ceritanya. Karena dalam forum rapat resmi disana dilaporkan oleh rekan saya di Jakarta kalau saya menghambat pembelian atlet tersebut. Inilah masalah sebenarnya. Karena bagi mereka ini prestise lebih baik dari pada prestasi. Sehingga berpikiran pendek saja dalam membina atlet. "Ya gua musti bilang wow gitu"
Pergantian kedudukan ISG
Jakarta, 14 Desember 2012. Sebagai persiapan Islamic Solidarity Games 2013 di Pekanbaru, saya ditugaskan untuk mewakili rapat rapat Panpel ISG di Jakarta dibawah pimpinan Djoko Pramono. Menjelang akhir kepengurusan saya diminta dalam rapat rapat ISG di Jakarta agar dibuatkan surat resmi dari PP Pelti sebagai penunjukan Ketua Panpel cabor tenis. Hal ini sudah saya sampaikan kepada PP Pelti dan menjawab permintaan tersebut dikataka tunggu saja kepengurusan baru. Karena saya tidak berambisi menjadi ketua panpel maka saya tunggu sampai kepengurusan baru terbentu. Sampai hari ini kepengurusan baru belum terbentu. Tetapi konsep surat sudah saya siapkan untuk ditanda tangani oleh Ketua Umum PP Pelti baru. Dan jawaban yang didapat adalah aka dirapatka dulu. OK, sayapun menerimanya. Beberapa hari lalu saya sudah lihat konsep surat tersbut yang akan ditanda tangani oleh Ketua Umum P Pelti dan nama saya masih tercantum. Beberapa jam sebelumnya dalam kumpul kumpul calon angota pengurus baru sudah diskenario calon ketua bidang pertandingan bersama wakilnya yang keduanya adalh teman lama saya juga karena mereka adalah pengurus lama. Selang beberapa menit kemudian saya melihat atau ada perasaan yang ganjil, saya melihat salah satu calon wakil ketua sedang sibuk dengan pegawai sekretariat mengetik sesuatu. Secara insting saya ikut melihat ternyata sedang mengetik surat susunan panpel ISG tersbut dan nama saya diganti. Ya, bagi saya bukan masalah. Sayapun tidak bertanya dan membiarkan saja. Beberapa hari kemudian saya dapat masukan kalau saya diganti karena mendapat laporna saya tidak disenangi oleh rekan di Pekanbaru. Oh, itu masalahnya. Suka atau tidak suka bukan masalah saya karena saya hanya jalankan tugas saya saja sesuai diamanatkan PP Pelti. Biarlah yang menyebarkan isue tersebut akan menjalankan roda organisasi tenis ini. Bagi saya yang penting jangan sampai menyalahi aturannya. Hal seperti ini juga suka terjadi jika ada pergantian pengurus maka akan ada pergantian personil didalam kepanitiaannya. Dan Djoko Pramono juga mengerti sekali. Seperti juga terjadi di ketua panpel beberapa cabor karena pergantian pengurus induk organisasinya.
Kamis, 13 Desember 2012
Saya dipecat...Menjilat ludah sendiri (7)
Jakarta, 13 Desember 2012. Ambruknya kanopi Stadion Tenis PTPN-V Pekanbaru menjadi berita nasional. Ini terjadi sebelum dimulainya pertandingan. Waktu itu saya sedang didalam ruang kerja, tidak mendengar kegaduhan terjadi dipintu masuk stadion yang jaraknya hanya 10 meter dari ruang kerja saya. Yang terlihat dari kamar adalah sibuknya petugas membawa korban berdarah. Akhirnya saya keluar ruangan melihat situasi saat itu. Ada mobil dari Ketua Pengprov Pelti Sumut ketiban kanopi tersebut tetapi tidak ada korban, hanya petugas kontraktor yang sedang memasang lampu ketiban kaca, dan berdarah. Setelah itu setelah magrib saya ke bandara untuk menjemput salah satu wasit yang membawa titipan saya dari rumah. Sekitar jam 20.00 saya terima telpon dari Ketua Panpel PON minta agar saya ke stadion karena Ketua PB PON Emrizal Pakis ada distadion menunggu saya. Nah, lo. Ini berarti keberadaan saya selaku Technical Delegate(TD) yang awalnya tidak diakui oleh Ketua Panpel ternyata masih dicari oleh Ketua PB PON XVIII sendiri. Saya berangkat ke stadion untuk memenuhi permintaan tersebut. Ternyata Ketua PB PON XVIII minta pendapat saya tentang kelancaran pertandingan dengan kejadian ambruknya kanopi tersebut. Dalam hati saya mau saya kerjain aja, karena dipundak saya bisa menentukan kelancaran pelaksanaan tenis PON XVIII. Karena sakit hati bisa saja saya katakan kalau pertandingan bisa distop aja. Kalau sampai terjadi apa tidak geger. Tapi karena saya melihat sosok Emrizal Pakis sudah begitu kerja keras harus didukung sepenuhnya. Maka saya sampaikan kalau bukan masalah Sayun melihat raut mukanya sedikti tersenyum, alias lega karena kuatir kalau saya stop semua ini. Langsung diminta bicara dengan wartawan yang sudah hadir disekitar ambruknya kanopi tersebut. Setelah selesai sayapun sudah mau pulang, tapi ditahan karena ada berita Gubernur Riau Rusdi Zaenal mau datang.. Ya, kalau tidak salah sudah malam sekitar jam 22.00 datang rombingan Gubernur Riau.Semua pada sibuk. Saya biarkan saja tidak mau mendekat karena saya yakin saya akan dicari Gubernur Riau. Ketika itu terdengar suara Gubernur Riau . " Mana Technical Delegatenya.?" Saya dengar suara Ketua Panpel memperkenalkan ." Ini pak, Technical Deegatenya." ujarnya. Begitu juga saya saat itu tidak mau membuat mereka susah jika saya iseng mengatakan stop tidak memenuhi syarat tenis dihentikan. Karena saya melihat betapa Gubernur Riau sudah bekerja keras maka harus didukung walaupun saya lihat tidak sepenuhnya dilakukan rekan rekan di Pekanbaru.
Setelah itu rekan saya di Pelti Riau yang tahu masalah saya dengan Ketua Panpel tenis. "Dia sudah menjilat ludah sendiri." ujarnya yang saya tidak tahu artinya. "Kan tadi dia didepan Gubernur mengakui kalau Pak Ferry itu Technical Delegate.". Sayapun baru sadar masalah itu belum selesai dimatanya.
Saya dipecat..Mau dikambing hitamkan (6)
Jakara, 13 Desember 2012. Peristiwa pemecatan terhadap diri saya ini sudah saya duga hanya akibat dari kesalahan mereka sendiri sehingga saya mau dikambing hitamkan. Hal ini akhirnya terungkap ketika ada pengakuan dari salah satu rekan di Pekanbaru. Karena apa sampai saya mau dikambing hitamkan. Saya tidak lupa disaat awal Agustus 2012 saya di Jakarta terima telpon dari Sekretaris KONI Prov Sumatra Utara yang saya kenal. Dan ternyata salah satu rekan Ketua KONI Prov Sumut , mau bicara. " Bang , kenapa atlet saya dipakai oleh Riau." ujar pertanyaan John Lubis kepada saya. Sayapun katakan kalau sebagai TD tidak tahu menahu karena persyaratan peserta PON itu adalah KTP. Dikatakan pula kalau atlet Tito Parulian itu masih status atlet Sumut. Memang saya sudah tahu kalau ada pelanggaran aturan mutasi PON , tapi saya diamkan saja karena kenapa bikin masalah. Sayapun sampaikan kalau tidak usah dipermasalahkan karena saya selaku TD PON akan pusing dibuatnya, sebagai himbauan sebagai teman lama. "Kami mau protes. Biar tahu adat mereka ini." ujarnya kemabli. mendengar hal itu maka saya sebagai kepedulian agar tidak ada masalah maka saya informasikan kerekan rekan diPengprov Pelti Riau , ada 3 oarng mulai dari Sekretaris, Pembinaan dan organsiasi. Saya lega dapat jawaban kalau sudah diselesaikan, tai saya kurang yakin karena ungkapan rekan KONI Prov Sumut iu serius. Maka telankan lagi kepada rean saya di Riau ini agar hati hati jangan terlalu menggampangkan.
Setelah itu ada kasus lainnya adalah pemecatan anggota pelatda oleh Pengprov Pelti di Jawa peserta PON. Berita ini langsung diminta oleh orangtua atlet agar dipublikasikan, maka keluarlah berita ini di www.Remaja-Tenis.com. Maka untuk publikasi website ersbut sayapun iseng kirim sms agar dibaca oleh masyarakat tensi. isinya kurang lebih ... Mendekati PON makin panas, atlet dipecat ikutilah www.Remaja-Tenis.com." Ini saya sebar luaskan keseluruh masyarakat tenis . Ternyata tidak dibaca oleh Sekretaris Pengprov Pelti Riau.
Rupanya keseriusan KONI Prov Riau makin terlihat setelah melayangkan surat protes resmi ke PB PON. Sayapun sampaikan kepada rekan saya di Pelti Riau agar serius dan bertanya apa sudah baca aturan mutas. Dapat jawabannya belum. Waduh ini penyebabnya. Sayapun sampaikan kalau permintaan Sumut dipenuhi maka resikonya Tim Putr Riau tidak bisa ikut PON. Waduh, ribet jadinya. Dalam proses ini masuklah laporan ke Ketua Pelti Rau disebutkan kalau saya penyebabnya atau yang membongkar ke KONI Sumut, padahal KONI Sumut tahu dari daftar sementara peserta yang dikirimkan ke setiap KONI peserta PON. Walaupun keputusan tim keabsahan membenarkan status atlet Riau tersebut menyalahi aturan mutasi , saya lega saja karena akan memperlancar tugas saya di pekanbaru. Setelah diputuskan boleh ikut maka terbongkarlah kalau penyebabnya adalah masalah atlet tersebut. "Jadi benar juga saya mau dikambing hitamkan."
Saya dipecat ( 5 )
Jakarta, 13 Desember 2012. Setelah satu persatu masalah bisa diatasi, sayapun sadar kalau ini belum bebas semuanya. Karena so pasti akan muncul lagi masalah masalah baru selama PON berlangsung. Sebenarnya secara pribadi saya mau marah tetapi karena saya ingat jangan sampai masalah lebih besar dikalahkan karena masalah pribadi. Jadi saya mengalah untuk menang. Saya melihat gaya kepemimpinan di PON ini agak jangal tidak seperti kalau saya memegan suatu turnamen. Sayapun minta izin kalau bisa berkomunikasi langsung dengan petuga spetugas tanpa melalui Ketua Panpel yang kelihatan sibuk atau menyibukkan diri saya kurang jelas.
Masalah berikut muncul. Ketika saya lihat scoring board manual yang disiapkan maka disini muncul masalah baru. Ternyata di scoring board yang dibeayai oleh dana PON, tetapi tercantum besar besar nama PENGPROV PELTI RIAU. Ini seperti judul dari suatu turnamen. Maka saya sampaikan kalau ini harus diganti. Diapun cuek aja dan anehnya diapun katakan sebagai berikut " Apakah ini sangat sustansial, silahkan ." ujajnya sambil lalu didepan anak buahnya. Ini dianggap tidak serius sedangkan saya anggap serius. Maka saya minta kepada anggota panpel yang ada agar diganti dengan buat dari karton saja tulisan PON XVIII 2012. Tetapi setelah beberapa hari tidak ada action. Ya maklum saja terlihat mereka takut karena harus tunduk dengan bsnya sendiri bukan dengan TD dianggap orang luar. Maka saya cari petugas perlengkapan dan sampaikan kalau dibuatkan saja tulisan PON XVIII 2012 sebagai pengganti tulisan Pengprov Pelti Riau. Sampai hari pertama belum ada tanda tanda dipasangnya. Saya sebenarnya bisa saja perintahkan agar dikeluarkan scoring board tersebut, karena ini wewenang saya selaku Technical Delegate (TD). Tapi emosi saya tahan agar lebih sabar. Untungnya hari kedua sudah terpasang. Lega hati saya melihat perubahan tersbut. Memang dasar bukan orang biasa buat turnamen sehingga tidak tahu tata cara turnamen sebagai mana lazimnya. Sampai dengan acara technical meeting sehari sebelum pertandingan dimuali saya belum diberikan seragam Panpel. Sayapun gunakan kaos saya sendiri. Sayapun sudah tidak tahan atas perlakuan ini, saya langsung bertanya sama petugas panpel lainnya dan dapat jawaban yang aneh. "Oh bapak belum dapat ya." Sompret juga ini Panpel, seharusnya tidak diminta dan kewajiban mereka berikan
Saya dipecat ( 4 )
Jakarta, 13 Desember 2012. Esok harinya, 3 September 2012 setelah sarapan di hotel saya menunggu kehadiran LO tersbut. Dan terima telpon kalau dia mau ambil mobil untuk saya selakau Technical Delegate (TD) PON XVIII, sebagai salah satu fasilitas saya bertugas di PON XVIII Riau. Tidak lama kemudian saya terima telpon dari LO tersebut kalau mobil itu harus atau sudah diambil oleh Ketua Panpel Tenis PON XVIII. Ini usaha yang kelihatannya berhasil sampai hari ini. Dasar saya tidak mau kalah maka sayapun tetap bertahan dan minta LO tersbut datang aja ke hotel untuk mengantar saya hari ini kekantor Panpel. Karena dia mau bantu dengan mobil pribadi maka saya katakan saya sewa saja mobilnya. Tetapi tidak bisa untuk seterusnya. Cukup hari ini saja. Karena keyakinan cukup tinggi atas kebenaran maka saya yakin sekali masalah ini akan selesai hari ini juga. Saya akan sewa mobilnya.
Setelah itu saya kekantor Pengprov Pelti Riau, tapi sebelumnya langsung telpon dulu Ketua Panpel Tenis sebagai tata krama berorganisasi. Dapat jawaban saya bisa saja datang kekantornya tapi dia mau keluar kantor dan dianjurkan ketemu saja salah satu staf. Menurut saya ini hanya alasan saja. Ketika tiba dikantor Panpel saya lihat yang bersangkutan ada sedang sibuk. Saya tunggu sambil lengang dan saya serahkan surat PP Pelti sebagai jawaban atas surat permintaan pergantian saya. Setelah dibaca kemudian dikatakan kalau dia hanya jalankan tugas perintah atasannya. Nah, siapa atasannya. Apakah Ketua Pengprov Pelti Riau atau PB PON XVIII. Tetapi sayapun pergi kekantor PB PON XVIII untuk bertemu rekan rekan PB PON yang saya kenal. Begitu juga saya berusaha bertemu dengan rekan saya dari KONI Pusat dikantor tersbut. Tetapi rekan saya yang dulu pengurus KONI Pusat itu sulit juga ketemuanya. Bisa dibayangkan saya mau ketemu salah satu Ketua di PB PON sangat sulit karena tidak berada ditempat. Kebetulan dia juga selaku Ketua Pengprov salah satu cabang olahraga. maka saya cari dia dihotel lain yang sedang berlangsung test event . Tidak ketemi, bisa dibayangkan selama 4 jam saya mondar mandir di kantor PB PON. Akhirnya ketemu juga dan membawa copy surat tembusan . Dalam pembicaraan terungkap juga ketidak puasan atas kinerja Pengprov Pelti Riau. Berbagai kekecewaan diungkapkan. Tetapi dia tidak beri komentar masalah saya ini sambil menunggu Emrizal Pakis selaku Ketua PB PON XVIII . Puji Tuhan akhirnya saya ketemu juga dengan EP. Dan ketika baca surat PP Pelti, diapun marah marah. Disebiutkan kalau Ketua Panpelnya ngawur sekali, Akhirnya disuruhlah rekannya itu agar kontak Ketua Panpel agar mengembalikan semua fasilitas hak saya selaku TD PON XVIII. "Terima kasih."
Sayapun meluncur ke stadion tenis PTPN-V yang saya tahu sedang ada rapat panpel. Ketika tiba saya lihat para wasit sudah dikumpulkan. Keika lihat saya datang, kehadiran saya masih diluar hanya dilirik saja tanpa disuruh masuk. Oh, masih kera kepala juga belum mengakui kedudukan saya . Biarin saja. Karena dibukakan pjntu oleh salahs atu petugas, maka saya masuk tepai kemudian saya sadar, ngapain ikut rapat kalau Ketua Panpel masih menganggap sebagai penonton. Sayapun tidak sampai satu menit angkat kaki keluar ruangan melihat persiapan pertandingan.
Sejam kemudian saya terima telpon dari Ketua Panpel menanyakan keberadaan saya dimana sekarang. Nah, so pasti sudah ditilpon oleh PB PON. Rasain deh. Diapun inta ketemu nanti . Sayapun belagak bego saja jalan jalan keliling stadion melihat persiapan yang ada. Setelah itu kurang lebih jam 17.30 saya ketemu langsung dan hanya dikatakan kalau kendaraan untuk saya sudah bisa digunakan . Saya tenang tenag saja. Karena kendaraan masih digunakan untuk keperluan Panpel maka baru diserahkan besok pagi dihotel. Beres sudah satu permasalahannya lagi. Tapi karena menurut saya semua ini belum tuntas, maka saya harus waspada juga.
Saya dipecat ( 3) Kamarpun mau dihambat
Jakarta, 13 Desember 2012. Begitu tiba di Bandara Pekanbaru, saya terkejut juga karena saya dijemput oleh LO Panpel PON XVIII. Seorang mahasiswa masih muda yang saya sebut sebagai adik dari Rusli Zaenal (Gubernur Riau) karena kemiripan wajahnya. Langsung saya dilaporkan kalau akomodasi telah disiapkan. Saya kaget juga saat itu kok saya dijemput LO tersebut . Kemudian diceritakan pula kalau tadi sebelum menjemput sudah lapor ke Ketua Panpel Tenis PON XVIII kalau mau jemput Technical Delegate(TD). Ternyata menurut LO tersbut, kalau Ketua Panpel melarang menjemput saya karena dikatakan sudah diganti orang lain. Diapun bingung, kontak atasannya dan dapat jawaban kalau menurut SK KONI Pusat masih nama saya. Maka dia pun tetap bertahan untuk menjemput saya sesuai tugasnya Waduh, hebat sekali ini benar mahasiswa yang masih polos belum terkontaminasi. Saya bukan lega karena belum masuk kamar dhotel Cenral di Pekanbaru. Ketika mau check-in nama saya sudah ada, tetapi bukan berarti sudah beres, karena ketika saya minta kunci kamar ternyata kuncinya sudah diambil oleh bagian akomodasi Panpel. "Ini dia masalah baru." Saya lihat LO tersebut cukup gesit juga, maka dicarilah bagian akomodasi dihotel tersebut. Saya duduk saja dilobi hotel melihat kedua petugas tersebut sedang berbicara. Nah, betul juga upaya Ketua Panpel ntuk menjadikan saya penonton kelihatan mau berhasil.Akhirnya petugas akomodasi datang kesaya menurut SK KONI Pusat tersebut untuk meyakinkan. Saya sudah siap menghadapi ini semua termasuk administrasi PON XVIII yang akan dibutuhkan. Setelah melihat bukti SK tersebut maka kunci kamarpun diberikan. Lega sudah, bisa istrahat malam ini. Setelah itu saya SMS saja ke Ketua Panpel PON XVIII Riau mint waktu ketemu mau bawa surat jawaban PP Pelti atas surat mereka ini yang nggak jalas karena gunakan leter head Pengprov Pelti tetapi ditandatangani oleh Ketua Panpel Tenis PON XVIII. Kenapa tidak tilpon saja, karena disamping saya lebih suka SMS daripada telpon. Saya hanya beritahu sudah tiba dengan selamat dan minta waktu ketemu. Benar juga dugaan saya kalau saya telpn pasti tidak diterima dan SMS saya tidak dibalas. Maka acara malam itu saya istrahat cari durian dan saya buat acar sendiri aja karena percuma hubungi rekan rekan lainnya yang pasti kuatir ketahuan ketua Panpel. Istrahat dan kenyang malan durian saja. Waktu makan drian saya ketemu Ketua Umum PB Forki Hendardji dan GA Pesik
Saya dipecat , Lebih Jelek daripada Monyet (bersambung)
Jakarta, 13 Desember 2012. Pada hari Minggu 2 September 2012, saya belagak bodo saja pura pura tidak tahu tentang masalah pemecatan tersebut. Selaku Technical Delagate yang diusulkan PP Pelti dan dikukukan oleh Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman, sayapun siang harinya telpon langsung ek Ketua Panpel Cabor Tenis PON XVIII Riau. Maksud saya hanya mau beritahu kalau saya tiba sore hari dengan pesawat terban. Ini hanya pemberitahuan saja dengan harapan dia itu menyadari kalau dia berbuat kekeliruan besar.Tapi jawabn didapa kalau saya sudah dicabut sebagai Technical Delegate. Itu jawaban singkat dan saya sudah tahu semuanya termasuk rapat kemarin sore dilakukannya. Tetapi setelah itu saya terima telpon dari koordinator LO PB PON XVIII yang menanyakan kepastian kedatangan hari ini. Wow, kalau sudah dipecat kok masih ada yang mengakui kalau saya itu Technical Delegate. Artinya saya ada yang jemput yang sebenarnya tidak terlalu penting karena saya ada yang mau jemput yaitu salah satu anggota Panpel tenis yang mengerti permasalahan tersebut dan Ivan Tulis sendiri sudah siap menjemput saya.
Sayapun lapor kepada Sekjen PP Pelti menyampaikan masalah ini dan dia katakan kalau saya harus jalan dan kalau perlu beaya disana ditanggung PP Pelti kalau mereka tidak mau menggantinya. Ini karena untuk menghormati SK Ketua Umum KONI Pusat yang telah menunjuk saya sebagai Technical Delegate (TD). Sekjen PP Pelti langsung kontak lagi ke Pekanbaru. dan sempat tesinggung ketika menyebut saya itu dengan istilah yang tidak etis dalam berorganisasi. Karena komunikasi ini antara dua institusi maka seharusnya sebagai orang berpendidikan tinggi harus bisa menguasai diri dengan kata kata yang sopan.
Ini cerita jadi panjang, karena muncul istilah kenapa PP Pelti masih pertahankan saya karena menurut orang Jakarta, saya ini lebih jelek daripada MONYET. Inilah dia terungkap peranan orang dalam PP Pelti sendiri yang sakit hati dengan saya karena kedudukan selaku TD PON tersebut
Sayapun lapor kepada Sekjen PP Pelti menyampaikan masalah ini dan dia katakan kalau saya harus jalan dan kalau perlu beaya disana ditanggung PP Pelti kalau mereka tidak mau menggantinya. Ini karena untuk menghormati SK Ketua Umum KONI Pusat yang telah menunjuk saya sebagai Technical Delegate (TD). Sekjen PP Pelti langsung kontak lagi ke Pekanbaru. dan sempat tesinggung ketika menyebut saya itu dengan istilah yang tidak etis dalam berorganisasi. Karena komunikasi ini antara dua institusi maka seharusnya sebagai orang berpendidikan tinggi harus bisa menguasai diri dengan kata kata yang sopan.
Ini cerita jadi panjang, karena muncul istilah kenapa PP Pelti masih pertahankan saya karena menurut orang Jakarta, saya ini lebih jelek daripada MONYET. Inilah dia terungkap peranan orang dalam PP Pelti sendiri yang sakit hati dengan saya karena kedudukan selaku TD PON tersebut
Saya dipecat
Jakarta, 13 Desember 2012. Walaupun PON XVIII telah berakhir dibulan September 2012 lalu, ada satu hal yang masih dikenang bagi saya pribadi maupun sejarah tenis ataupun PON sendiri. Ini kejadian karena ulah dari orang yang sok tahu berorganisasi olahraga. Kejadiannya adalah saya selaku Technical Delegate cabor Tenis dipecat oleh Ketua Panpel Cabor Tenis PON XVIII Riau. Aneh tapi nyata.
Kejadiannya yang saya tidak lupa sewaktu itu hari Minggu 26 Agustus 2012 saya terima telpon sewaktu sedang berada digereja. Ada miscall datang dari Soebroto Laras Sekjen PP Pelti. Karena didalam gereja saya silent telpon seluler saya. Ada pesan singkat yang minta segera dia dihubungi. Setelah berjalan jalan dengan anak dan kedua cucu di mal Puri Kembangan kurang lebih jam 12.00, saya baca sms tersebut. Sayapun kontak dan diminta hubungi Sukirno yang sekretaris Pengprov Pelti Riau dan juga Ketua Panpel Tenis PON XVIII karena ada masalah. Segera saya hubungi yang bersangkutan. Dikatakan ada ketidak puasan dari atasannya terhadap cara kerja saya selaku Technical Delegate PON XVIII. Ini sudah saya duga, dan saya sampaikan kepadanya agar tulis surat saja secara resmi ke PP Pelti yang telah mengutus saya selaku Technical Delegate.
Benar juga hari Selaas 28 Agustus 2012 , PP Pelti terima surat resmi dengan letter head Pengprov Pelti Riau. Isinya adalah meminta agar saya diganti selaku Technical Delegate. Hal ini tidak diungkapkan dalam pembicaraan pertelpon sebelumnya. "Masih ada dusta diantara kita."
Setelah itu PP Pelti oleh Sekjen dikirim balasan yang intinya tidak bisa terima permintaan tersebut karena alasannya tidak masuk akal, apalagi PON sudah minggu depan akan dibuka. Saya ketawa melihat bentuk surat ini karena kesan saya memang orang ini tidak tahu berorganisasi. Karena letter head Pengprov Pelti Riau tetapi yang tanda tangan adalah Ketua Panpel Tenis PON XVIII Riau 2012.
Sayapun tenang tenang saja, dan hari Sabtu 1 September 2012 saya terima telpin dari rekan tenis di Pekanbaru yang beritahu kalau hari ini Rapat dikantor Pengprov Pelti Riau dipimpin dia, dan hasilnya cukup mengejutkan sekali. Kalau saya selaku Technical Delegate dipecat olehnya. "Wah gawat nih, cilaka nih. Semua fasilitas dicabut." ujar rekan saya dari Pekanbaru tersebut. Dikatakan pula, " Biar dia datang sebagai penonton saja." Karena saya kuatir masalah akomodasi di Pekanbaru akan penuh karena ada PON XVIII ini. Saya langsung kontak hotel hotel yang sebelumnya dalam rapat terakhir Panpel PON XVIII di awal Agustus 2012 semua Technical Delegate menginap di hotel Labersa. Ternyata nama saya tidak ada, kemudian saya hubungi beberapa hotel yang saya kenal. Juga tidak ada nama saya. Sayapun tidak hilang akal saya hubungi teman saya itu agar carikan hotel lainnya agar saya bisa menginap saja. Bahkan ada rekan tenis dari Jakarta yang sudah pindah ke Pekanbaru, Ivan Tulis. Saya minta bantuan agar jemput saya dan cari sama sama penginapan tersebut. Rencana yang sudah dijadwalkan say tiba tanggal 2 September 2012. (berlsambung) .
Penonton Masuk Lapangan
Jakarta, 13 Desember 2012. Setelah terpilih sebagai petinggi induk organisasi di Indonesia, terlihat begitu sibuknya menerima berbagai masyarakat yang selama ini tersisihkan dalam kancah olahraga tersebut. Hal ini bisa saya lihat dan juga seperti apa yang diungkapkan langsung kepada saya dalam pertemuan empat mata yang kedua. Saya juga bisa mengerti bagaimana pusing kepalanya didalam menyusun kabinet mendatang. Datang dari masyarakat yang dia tidak kenal baik. Hanya kenal karena kebesaran nama masyarakat di masa lampau. Ibarat selama 10 tahun sebagai penonton kemudian terbuka pintu sehingga penonton masuk kedalam lapangan. Bisa dibayangkan betapa riuh sekali suasana lapangan saat ini. Nah, disinilah dibutuhkan kejelian untuk mengusir penonton tersebut dari dalam lapangan. Sayapun dicerutakan bagimana cara dia mengusir penonton tersbut. Dan sudah diungkapkan siapa saja yang terusir karena dia tidak bisa dibohongin. Memang ada satu kesalahan saya yang tidak berani memberikan rekomendasi kepadanya untuk posisi posisi penting dalam kabinetnya tersebut. "Gua gak bisa berikan rekomendasi karena kuatir salah. " ujar saya kepadanua. Tetapi ada satu nama yang sempat saya kemukakan dalam pertemuan pertama 4 mata dengannya. Tapi nama tersebut ditolak oleh penonton penonton tersebut sebagai masukan kepadanya, dengan berbagai kekurangannya. Begitulah upaya penonton selama ini telah berupaya agar bisa masuk dalam kabinet tersebut. Dalam pertemuan tersebut yang termasuk pertemuan 4 mata yang kedua terungkap kalau saya ini tidak disukai oleh masyarakat yang disebut selama 10 tahun terakhir ini terkukung tidak bisa berbicara ditingkat nasional ini. "Biarlah mereka menggonggong , sayapun tidak pusing karena saya tetap akan berbuat untuk tenis, siapapun yang akan memimpinnya." ujar saya kepada teman teman yang masih mau peduli terhadap tenis Indonesia. Upaya mereka agar saya tidak duduk dalam kabinet tersebutpun saya sudah tahu. Bahkan banyak isu negatip diberikan kepadanya tentang siapa AFR itu, tetapi sayapun tidak bergeming dengan berbagai rumor tersebut. Karena saya bukan termasuk golongan OMDONG. Ada yang saya lihat setiap hari aktip terus mendekatai petinggi tersebut dengan maksud agar bisa masuk dalam kabinet. Tetapi ada suatu kekuatiran yang saya sampaikan langsung karena saya melihat ada yang mempunyai kepentingan sehingga mempunyai ambisi masuk dalam gerbong kereta ini.
Rabu, 12 Desember 2012
"Dasar Menado ! "
Jakarta, 11 Desember 2012. Hari ini saya sempat bertemu empat mata dengan petinggi tenis Indonesia disalah satu gedung megah di jalan Thamrin Jakarta. Terungkap betapa ribetnya dunia olahraga saat ini yang tidak disangka sangkanya. Tetapi ketika diugkapkan betapa banyaknya orang yang tidak suka dengan saya apakah sebagai pribadi atau wakil sekjen tidak diungkapkan. Semua ini saya hanya tertawa. Tetapi ketika diungkapkan ketidak senangan mereka juga terhadap RemajaTenis, maka saypun bereaksi . "Asal loe tahu aja kejelekan gua kalau RemajaTenis itu dihina ,gua bikin sebanyak mungkin RemajaTenis.Biar tahu siapa gua" begitulah jawaban saya kepadanya. Tanggapannya yang keluar juga mengagetkan saya sendiri. " Dasar Menado . Jawain dikit dong." ujarnya kembali sambil tertawa. Dia sendiri berdarah Jawa dan Menado jadi sedikit tahu sifat sifat Kawanua. Akhirnya saya katakan kalau sulit merubah sifat begini. Saya kemukakan juga ini salah satu resep mujarab saya sehingga ditahun 2012 bisa selenggarakan sampai 22 RemajaTenis dibeberapa kota seperti Medan, Payakumbuh (Sumbar), Palembang, Jakarta, Bandung, Solo, Tegal, Surabaya, Balikpapan, Bantul (DIY) dan Manado. Sedangkan tahun tahun sebelumnya diselenggarakan di Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Cirebon, Jakarta.,Bandung, Cirebon, Ambrawa,Solo, Surabaya, Pontianak, Banjarmasin, Samarinda, Palu, Surabaya.
Akhirnya terungkap kalau banyak masukan negatip terhadap diri saya disampaikan oleh rekan rekan tenis yang berupaya mencari kedudukan diinduk organisasi tercinta ini. Masukan itu menurut saya bukan hal yang mengagetkan dan untung diapun juga sadar sekali masalah ini tidak sepenuhnya benar. Salah satu bentuk masukan adalah kalau saya itu di RemajaTenis mencari keuntungan. Dan salah satu lagi yang mengatakan kalau saya seenaknya mengatur kategori TDP. Dan masukan yang terakhir ini sudah saya duga siapa yang memberikan masukan tersebut karena dialah sebagai sumber kekacauan dalam tubuh induk organisasi. Kelihatannya dia seperti berhasil mengisi posisi yang sebenarnya menurut saya kalau sampai terjadi maka hancurlah turnamen tenis di Indonesia. Dan sempat oula sibuk membentuk armadanya. Karena apa , karena yang bersangkutan adalah orang yang tidak tahu atau tidak menguasai masalah aturan tenis Indonesia.Sedangkan dia akan mewakili induk organisasi. Rusak deh nama organisasi. Salah satu informasi terakhir, dia adakan turnamen yunior justru beri contoh beri hadiah uang cash yang sebenarnya dilarang dalam aturan yang dibuat induk organisasi Indonesia maupun Dunia.. Akibatnya datanglah SMS yang saya terima yang menyebut langsung namanya sebagai PEMBOHONG. Sedih rasanya . Tapi dari hasil pertemuan empat mata tersebut dimana saya datang tidak diduganya karena saya tidak buat appointment sebagai layaknya bertemu dengan orang gede begitulah istilahnya. Muncul tiba tiba dengan konsukuensi tidak bisa ketemu. Mujurnya saat memasuki lift gedung tersebut, dia juga ada dalam lift tersebut." Mau ketemu gua?." tanyanya. "Ya." .
Akhir pertemuan empat mata ini cukup menyejukan hati juga karena ada dukungannya.
" RemajaTenis jalan terus ya. " ungkapannya. Dia sendiri sempat mengungkapkan kalau keberadan RemajaTenis itu yang untung Pelti juga disamping atletnya sendiri "Kok aneh ya!" . Ini berarti dia ini termasuk sadar terhadap dunia olehraga. Tapi masih ada juga oknum dalam induk organisasi yang sok tahu ini tidak tahu. Dalam hal ini saya sempat juga mengungkapkan kalau sampai ada yang melanggar aturan turnamen maka saya tidak segan segan akan berteriak supaya sadar kalau itu salah. Ini sebagai bentuk kepedulian saya terhadap turnamen tenis. Itulah AFR
Selasa, 11 Desember 2012
Perubahan drastis dengan maksud tertentu
Jakarta, 11 Desember 2012. Yang jadi pertanyaan kepada diri saya adalah apakah saya bisa berikan hal yang terbaik untuk suatu kedudukan. Memang yang dibutuhkan dari kedudukan tersebut bisa saya berikan. Tetapi seperti pertanyaan tersebut apakah saya bisa bekerja maksimal. Padahal untuk amannya saya sudah mendengar kalau saya akan dapat kedudukan seperti yang saya sudah pernah lakukan. Tetapi anehnya hari ini saya mendapatkan tawaran yang berbeda sekali. Sehingga timbul suatu pertanyaan bagi diri saya, kenapa bisa terjadi suatu perubahan, tentu ada yang berikan masukan dengan maksud menyingkrikan peranan saya yang selama ini dibelakang layar. Akhirnya saya kemukakan jika nantinya saya tidak akan diam jika terjadi suatu keanehan terjadi didalam suatu keputusan. Karena saya anggap ini suatu pelanggaran aturan yan sudah baku. Karena bagi orang awam aturan tersebut dianggap seperti aturan umum. Nah, ini akan masalah dan saya tidak akan diam seperti anak manis. Seperti jika sudah tahu kalau jalan ini terlarang masuk, tetapi ada yang masuk. Disini saya aka berteriak kalau ini pelanggaran, walaupu saya tahu kalau yang berwenang itu tidak mengerti aturan tersebut.
Terjadi Pelecehan sexual di Tenis
Jakarta, 11 Desember 2012. Hari ini saya terima telpon dari salah satu pelatih nasional yang menceritakan adanya pelanggaran kode etik pelatih yang sangat luhur. Saya sendiri sudah menduga kalau masalah tersebut bukan untuk pertama kali terjadi dilakukan oleh pelatih Indonesia. Diceritakan kalau saat ini ada orangtua yang sudah menyampaikan kepada Polisi tentang pelecehan sexual dilakukan oleh pelatih nasional terhadap anak didiknya yang dalam hal ini tidak bisa diterima oleh orangtuanya.
Ketika saya ditanyakan apakah sudah mendengar, saya katakan belum tetapi saya pernah membaca di facebook tentang pelatihnya ada masalah dengan Polisi. Tetapi saya tidak tahu kalau ada pelecehan sexual. Hanya masalah dengan Polisi, bisa saja kriminal atau pidana.
Kemudian disebutkan nama pelatih tersebut yang menurut saya bukan hal yang pertama kali saya dengar tetapi saya tidak punya kepentingan masalah ini sehingga saya cuek saja.
Tetapi ada satu permintaan pelatih tersebut kepada saya agar masalah ini diberitakan oleh RemajaTenis. Nah permintaan ini saya tolak karena website RemajaTenis bukan untuk menampung masalah seperti ini.Ketika diceritakan kalau orangtua atlet tersebut sudah mengadu ke Polisi dan Komnas Perlindungan Anak. Ya, saya mau bilang wow gitu !
Minggu, 09 Desember 2012
"Kalau bukanTDP, boleh dong ! "
Jakarta, 9 Desember 2012. Dari hasil ngobrol ngobrol santau dengan salah satu orangtua petenis yunior masalah prize money di TDP yunior, ada satu pertanyaan menggelitik bagi saya. "Kalau bukan TDP boleh dong beri hadiah uang untuk pemenangnya." Menarik bagi saya karena mereka ini suka lupa akan lainnya. Kesannya kalau non TDP Yunior maka sah sah saja berikan hadiah uang. Ya, walaupun disayangkan sampai terjadi hal seperti ini. Apalagi kalau penyelenggaranya adalah PELTI baik ditingkat Pusat, Provinsi atau Kabupaen/Kotamadya.Kemungkinan di Pelti Pusat tidak akan terjadi. Tetapi justru bayka pelanggaran ditigkat Kabupaten/Kotamadya. Lain halnya non Pelti sebagai pelaksana, karena mereka tidak atau belum tahu.
Tetapi gimana kalau dalam turnamen non TDP tersebut masih mencantumkan dalam peraturan pertandingan (ini paling mendasar selalu ada) yaitu Peraturan Pertandingan menggunakan aturan ITF dan Pelti. Nah, ini dia kalau begitu aturan ITF maupun Pelti sendiri dicantumkan tidak boleh menggunakan hadiah uang. Kena lagi. Jadi kesimpulannya, tetap tidak diperkenankan memberikan hadiah uang. Kecuali mau buat aturan semau gue.
Tetapi gimana kalau dalam turnamen non TDP tersebut masih mencantumkan dalam peraturan pertandingan (ini paling mendasar selalu ada) yaitu Peraturan Pertandingan menggunakan aturan ITF dan Pelti. Nah, ini dia kalau begitu aturan ITF maupun Pelti sendiri dicantumkan tidak boleh menggunakan hadiah uang. Kena lagi. Jadi kesimpulannya, tetap tidak diperkenankan memberikan hadiah uang. Kecuali mau buat aturan semau gue.
Tidak Tahu ada pelanggaran kalau tidak diberitahu
Jakarta, 10 Desember 2012. Hari ini cukup menarik pembicaraan saya dengan salah satu orangtua petenis dan juga sebagai pelatih putrinya. Menarik karena tanpa saya duga dan sadari kalau ada salah satu pelanggarana dilakukan oleh pelaksana TDP di Jawa Timur yang tanpa saya ketahui. Yang jadi masalah adalah waktu pembukaan turnamen saya sempat hadir dans empat memberikan sambutan. Sehingga oleh orangtua petenis diangap kalau saya mengetahui pelanggaran tersbut. Adapun pelanggaranannya adalah memberikan prize money kepada pemenangnya. Dikatakan pula kalau saya ini begitu gencar mengejar setiap pelanggaran dilakukan pelaksana TDP tetapi untuk turnamen yang saya hadiri malah merestuinya. Begitu anggapan mereka. Sayapun katakan kalau saya tidak hadir waktu penyerahan hadiahnya sehingga tidak tahu adanya pelanggaran tersebut.
Wow, saya dianggap tidak konsekuen dengan aturan TDP tersebut. Kemudian saya jelaskan kalau saya tidak tahu dan baru dengar laporan tersbut. Dan saya tidak mencari cari kesalahan pelaksana, tetapi begitu diberitahu adanya pelanggaran maka akan saya telusuri.
Tapi sekarang, saya harus tahu diri karena masa bakti saya di PP Pelti sejalan dengan masa kepengurusan PP Pelti 2007-2012. Artinya say sudah tidak duduk lagi di kepengurusan Pelti sehingga tidak punya hak atas kejadian seperti ini. "Kita serahkan kepada kepengurusan baru saja." Ini akibat saya yang memantau masalah turnamen sehingga tidak heran kalau saya sering dibenci masyarakat tenis. Apalagi ketika diungkapkan masalah Bakrie Yunior beberapa tahun silam sepertinya saya yang yang semangat mencecarnya, padahal waktu itu permintaan dari Bidang Pertandingan PP Pelti dimana saya hanya sebagai pelaksananya saja.
Saya juga menerima SMS dari salah satu orangtua petenis Jakarta yang kirim SMS kepada saya yang ditujukan kepada Ketua Bidang Pertandingan PP Pelti , yang mengabari kalau turnamen diujung timur pulau Jawa telah berikan hadiah uang kepada pemenangnya. Padahal turnamen tersebut adalah TDP. " Ya, saya mau bilang wow gitu"
KONI Kabupaten tidak kenal Ketua Umum KONI Pusat
Balikpapan, 9 Desember 2012. Saya waktu acara pembukaan acara Rembug Olahraga Nasional dihotel Novotel Balikpapan, ada kejadian lucu. Tempat duduk tidak seperti biasanya dsediakan berdasarkan induk organisasinya. tetapi duduk membaur sehingga saya duduk ditengah tengah utusan KONI Kabupaten/Kotamadya Bali. Diapit oleh 2 orang utusan KONI Kabupaten Bangli Bali pada saat yang berpidato Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman, yang duduk disebelah kanan bertanya kepada saya, mungkin tadi tidak dengar diumumkan oleh MC Usie Karundeng (TVRI). " Siapa yang pidato?" ujarnya Ketika itu saya sebutkan kalau itu Ketua Umum KONI Pusat baru yang terpilih waktu Musornas KONI 2011 di Mataram NTB. " Wah informasi ini tidak sampai kesaya." ujarnya polos. Yang hebatnya dia lebih kenal Rita Subowo yang dulu memang Ketua Umum KONI Pusat. Mulai kental saya dengan dia ketika saya perkenalkan diri' "Tiang Uli Buleleng" ujar saya, artinya saya dari Buleleng Bali. Maka ditatapnya muka saya seperti tidak percaya. Kemudian saya katakan saya pernah tinggal di Singaraja Buleleng Bali selama 10 tahun.
Ini terlihat kalau informasi seperti ini terjadi di tingkat Kabupaten dan Kotamadya KONI . Saya juga berpikir kalau hal ini bisa terjadi juga kurang lancarnya arus informasi dari Pelti mulai dari Pusat ke Cabang seperti Pelti di Kabupaten dan Kotamadya.. Nah, ada pemikiran juga jika Rakernas Pelti yang dalam kepengurusan mendatang direkomendasikan oleh Munas Pelti 2012 diadakan setiap tahun bukan 2 tahun sekali lagi, maka perlu dilibatkan peserta bukan saja dari Pelti Provinsi atau sekarang diubah kembali memnjadi Pengda (Pengurus Daerah), tetapi juga melibatkan Pengcab (Pengurus Cabang). Sehingga semua program Pelti bisa diimplementasikan langsung ke cabang cabang dan klub. Saat ini banyak Pengda Pelti yang kurang maksimal tetapi rajin ikuti Rapat2 Pelti. Inilah masalahnya.Kebiasaan lain yang harus diubah adalah setiap utusan rapat bukan ditanggung oleh Pelti Pusat lagi, karena kenyataannya mereka datang banyak muncul diacara pembukaan saja setelah rapat lainnya terlihat hampir sebagian tidak kelihatan alias keluar hotel. Sebagai contoh Rapat Tahunan ITF (International Tennis Federation), mulai dari transport dan akomodasi ditanggung sendiri oleh peserta sendiri. Panpel hanya menanggung makan siang dan malamnya. Jadi kalau mau datang rapat dengan beayas endiri maka tentunya akan serius Rapat. Bukan sebaliknya. Kebiasaan ini harus diubah, sesuai dengan semangat reformasi.
Ini terlihat kalau informasi seperti ini terjadi di tingkat Kabupaten dan Kotamadya KONI . Saya juga berpikir kalau hal ini bisa terjadi juga kurang lancarnya arus informasi dari Pelti mulai dari Pusat ke Cabang seperti Pelti di Kabupaten dan Kotamadya.. Nah, ada pemikiran juga jika Rakernas Pelti yang dalam kepengurusan mendatang direkomendasikan oleh Munas Pelti 2012 diadakan setiap tahun bukan 2 tahun sekali lagi, maka perlu dilibatkan peserta bukan saja dari Pelti Provinsi atau sekarang diubah kembali memnjadi Pengda (Pengurus Daerah), tetapi juga melibatkan Pengcab (Pengurus Cabang). Sehingga semua program Pelti bisa diimplementasikan langsung ke cabang cabang dan klub. Saat ini banyak Pengda Pelti yang kurang maksimal tetapi rajin ikuti Rapat2 Pelti. Inilah masalahnya.Kebiasaan lain yang harus diubah adalah setiap utusan rapat bukan ditanggung oleh Pelti Pusat lagi, karena kenyataannya mereka datang banyak muncul diacara pembukaan saja setelah rapat lainnya terlihat hampir sebagian tidak kelihatan alias keluar hotel. Sebagai contoh Rapat Tahunan ITF (International Tennis Federation), mulai dari transport dan akomodasi ditanggung sendiri oleh peserta sendiri. Panpel hanya menanggung makan siang dan malamnya. Jadi kalau mau datang rapat dengan beayas endiri maka tentunya akan serius Rapat. Bukan sebaliknya. Kebiasaan ini harus diubah, sesuai dengan semangat reformasi.
Rapat Paling Amburadul
Balikpapan, 9 Desember 2012. Saya berkecimpung di acara yang dilakukan oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia(KONI) sudah sejak 2002-2012, sebelum dibagi dua yaitu KONI dan KOI (Komite Olimpiade Indonesia) sampai setelah dibagi dua, baru kali ini saya merasakan amburadulnya pelaksanaannya. Kenapa begitu cepat saya katakan amburadul. Mulai dari undangan yang saya terima disebtkan kalau acara dimulai 7 Desember 2012 jam 08.00- sampai selesai. Kemudian disebutkan juga kalau check-in hotel tanggal 7 Desember 2012. Pertanyaan saya kalau diundang tanggal 7 Desember 2012 dan acara mulai jam 08.00 pagi dan tempatnya diluar Jakarta tepatnya di Balikpapan, mana mungkin berangkat pagi2 yang butuh waktu 2-3 jam penerbangan dari Jakarta. Jadi pengertian saya tentunya salah ketik saja, sehingga berangkat tanggal 6 Desember 2012. Amburadul lagi setelah saya lapor tanggal 7 Desember 2012, saya diberitahu kalau acara tanggal 7 Desember 2012 mulai jam 19.00 Welcome Party sedangkan rapatnya mulai 8 Desember 2012.. Yang diundang saat ini bukan hanya KONI Provinsi dan Induk Organisasi Olahraga anggota KONI tetapi diundang juga KONI Kabupaten/Kotamadya yang jumlahnya kalau tidak salah ada 491. Bisa dibayangkan begitu rampainya suasana rapat. Saya tiba sore 6 Desember 2012 di hotel Novotel tidak ada satupun anggota Panpel baik dari KONI Pusat maupun Panitia lokal. Maka cek nama dihotel tidak ada nama saya. Setelah tunggu lebih dari satu jama saya diberitahu kalau menginap di hotel lainnya. Maka berangkatlah saya kehotel tersebut ternyata tidak ada juga nama saya.
Kemudian semua perlengkapan mulai ID Card, Jadwal acara dll belum ada. Ya sayapun tidak mau ambil pusing, langsung cari makan malam saja dliuar.
Jadwal acara baru didapat siang hari nya . Nah disini juga ada perbedaan jadwal acara yang difotocopy dan yang dicetak. Untuk hari Minggu 9 Desember 2012, acara yang diterima disebutkan ada acara Rakornis (rapat koordinasi teknis) tetapi dibuku yang dicetak tidak ada acara ini, dan juga realisasinya tidak ada acara Rakornis tersebut. Bisa dibayangkan yang hadir setiap utusan 2 orang. Jadi ditempat acara egitu banyak orang orang berkumpul disana. Sayapun berkomentar kepada Sekjen KONI Pusat yang saya kenal, kalau selama ini acara KONI Pusat paling amburadul. Tidak rapi seperti KONI Pusat sebelumnya. Maklum kepengurusan baru idak ada satupun anggota lama, alias muka baru.
Sabtu, 08 Desember 2012
Pelanggaran UU No 3 tanpa sangsi
Balikpapan, 8 Desember 2012. Mengikuti Rembug Olahraga Nasional di Balikpapan yang diikuti oleh KONI Provinsi, KONI Kabupaten dan Kota, Induk organisasi olahraga Anggota KONI, saya punya kesimpulan kalau acara ini ada tujuan tertentu setelah mendengar pidato Gubernur Kaltim Awang Faroek. Memang sebelum berangkat saya sudah punya dugaan, karena acara ini Rembug itu tidak ada dalam AD & ART KONI Pusat. Ini bukan Rakernas KONI, tetapi dalam acara baru diterima di Balikpapan ada acara Rakornis (rapat koordinasi teknis). Kesimpuan saya bahawa acara ini akan menggiring persatuan kembali antara KONI dan KOI. Memang ada timpang tindih keberadaan dua lembaga yang sama sama mengurusin olahraga di Tanah Air.
Tetapi saya anggap hal ini masih sulit dilakukan kalau tidak merubah UU No. 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahrgaan Nasional. (SKN). Ini SKN banyak yang harus di amandemen. Karena SKN ini jelas jelas tugas dan tanggung jawabnya berbeda.
Tetapi ada satu hal yang lebih penting yaitu terjadi pelanggaran dari UU No. 3 ini tetapi tidak ada sangsinya. Aneh ya negara kita ini. Jelas jelas ada pelanggaran Undang Uandang dilakukan KONI Provinsi/Kabupaten/Kotamadya tetapi tidak ditindak. Apa bentuk pelanggaran tersebut? Yaitu dicantumkan kalau pejabat pubik tidak diperkenankan sebagai Ketua Umum KONI Provinsi/Kab/Kota. Kenyataannya yang terjadi samapi sudah 7 tahun UU No. 3 berlaku , hanya beberapa KONI Provinsi yang sepengetahua saya sudah jalankan tua stersebut. Yaitu KONI Sumbar, KONI Bali. dan mungkin ada yang lain lagi tapi yang pasti dari 33 Provnsi ini mayoritas masih dijabat oleh Gubernur nya. Apalagi kalau ke KONI Kabupatena/Kotamadya, so pasti bupati ataupun Walikota sebagai Ketua Umumnya
"Jadi saya harus bilang wow gitu"
Balikpapan, 8 Desember 2012. Saya pernah mendapatkan pertanyaan dari rekan tim sukses Ketua Umum PP Pelti baru masalah siapa saja yang menurut saya layak duduk sebagai Sekjen PP Pelti. Maka jawaban saya adalah orang yang dekat dengan Ketua Umum PP Pelti. Kemudian ditanya lagi altenatip lainnya maka sayapun jawab agar dia saja yang saya anggap layak duduk sebagai Sekjen PP Pelti.
Saat ini di Balikpapan saya ketemu rekan rekan dari cabang olahraga lainnya maupun wartawan. "Siapa yang duduk sebagai Sekjen?" Itu pertanyaan pertama yang muncul. Saya hanya jawab sedang disusun kabinetnya oleh Ketua Umum baru. Tetapi ada juga yang bertanya kalau si X yang akan menduduki jabatan Sekjen. Saya jawab tidak tahu karena belum diajak bicara dan tidak perlu bertanya kepada saya. Tak tahu sebabnya kok sampai nama si X yang muncul dibenak mereka. Kemudian saya kaget juga kalau mereka menganjurkan agar jangan si X tersebut, karena dijamin mereka kalau si X itu , tenis akan rusak.
"Jadi saya harus bilang wow gitu"
Saat ini di Balikpapan saya ketemu rekan rekan dari cabang olahraga lainnya maupun wartawan. "Siapa yang duduk sebagai Sekjen?" Itu pertanyaan pertama yang muncul. Saya hanya jawab sedang disusun kabinetnya oleh Ketua Umum baru. Tetapi ada juga yang bertanya kalau si X yang akan menduduki jabatan Sekjen. Saya jawab tidak tahu karena belum diajak bicara dan tidak perlu bertanya kepada saya. Tak tahu sebabnya kok sampai nama si X yang muncul dibenak mereka. Kemudian saya kaget juga kalau mereka menganjurkan agar jangan si X tersebut, karena dijamin mereka kalau si X itu , tenis akan rusak.
"Jadi saya harus bilang wow gitu"
Hampir tidak jadi ke Balikpapan
Balikpapan, 8 Desember 2012. Ada kejadian lucu sebelum saya ke Balikpapan untuk mengikuti undangan KONI Pusat yang mengundang Ketua Umum PP Pelti untuk menghadiri acara Rembug Olahraga Nasional mulai 7-9 Desember 2012. Kalau tidak salah seminggu sebelumnya sya diberitahu oleh sekretariat PP Pelti kalau saya ditugaskan oleh Ketua Umum PP Pelti 2012-2017 untu mewakili PP Pelti. Sayapun minta bukti disposisinya. Kemudian saya baca email disposisi tersebut. Tetapi tanggal 4 Desember 2012 saya terima telpon dari salah satu tim sukses Ketua Umum yang menegur saya kenapa dia bersama Ketua Umum tidak tahu ada acara ini. Langsung saya jawab tidak mungkin Ketua Umum tidak tahu karena saya terima emailnya. Dalam hati saya, kok saya harus lapor kepadanya sedangkan saat ini baru Ketua Umum yang sudah terpilih. Sedangkan saya sebagai wakil sekjen demisioner saja. Ketua Umum sudah tahu sudah cukup karena cuma dia yang sah. Langsung dia katakan kalau saya tidak usah ke Balikpapan, biar dia yang pergi. Dan saya jawab silahkan, untung saya belum pesan tiket. Wah ada gejala gejala tidak sehat nih. Beberapa jam kemudian saya ditilpon kembali olehnya dan disampaikan kalau yang berangkat berdua bersama dia. Sayapun siang itu ketemu Ketua Umum dan langsung tanya masalah ini dan disampaikan saya akan ditemani dia ke Balikpapan. Ya, sudah beres lah.
Kesibukan di Senayan
Balikpapan, 8 Desember 2012. Sudah dua hari berada di Balikpapan, sedangkan kesibukan sekretariat PP Pelti selama minggu ini cukp padat dengan persiapan Ketua Umum PP Pelti Maman Wirjawan yang sedang mendengar dari berbagai pelatih kemudian dengan tim formaturnya yang akan menyusun kepengurusan PP Pelti masa bakti 2012-2017. Beberapa suara yang saya dengar dari luar , ada yang mengatakan saya akan mendapat posisi sebagai sekjen dan ada juga yang katakan tidak mungkin sebagai sekjen. Bahkan ada yang menjamin kalau saya tidak mungkin duduk sebagai sekjen. Ini pendapat dari rekan sendiri. Tapi bagi saya bukan masalah, apakah mau diajak kembali duduk dalam kepngerusan atau tidak sama sekali. Karena banyak masukan datang dari masyarakat yang kurang senang dengan kepengurusan PP Pelti dibawah Martina Widjaja kepada Ketua Umum PP Pelti yang baru. Bahkan sempat saya mendengar langsung disaat bersama Ketua Umum ada yang mengatakan hal hal yang dianggap tidak benar dikepengurusan PP Pelti yang lalu, tetapi oleh Ketua Umum yang baru langsung dipotong kalau masalah itu tidak perlu dilaporkan karena dia sudah tahu.
Memang melihat hal ini cukup berat tanggung jawab Ketua Umum yang baru untuk mencari person2 yang bisa duduk dikepengurusan baru. Ketika saya pernah diminta pendapat untuk siapa yang duduk sebagai Ketua Bidang Pembinaan dan Bidang Pertandingan sayapun hanya bisa menyampaikan nama yang dibutuhkan, tetapi sayapun tidak memaksakan sebaiknya dihubungi langsung saja. Ini karena saya ditanya.
Tetapi saya melihat ada yang rajin sekali memberikan laporan kepada Ketua Umum yang bau dengan tujuan agar bisa diapaki dalam kepengurusan mendatang, dengan berbagai teori masalah pembinaan tenis. Medengar dan melihat kejadian kejadian tersebut saya hanya bisa tertawa saja. Tetapi ada satu hal yang saya lihat banyak juga orang orang yang dikategorikan sebagai OMDONG saja.
Saya teringat juga dulu sewakt Martina Wdjaja pertama kali terpilih dan sedang menyusun kepengurusan barunya ( 2002-2007), saya tidak aktif beri masukan tentang personalia yang dibutuhkan kecuali ditanya. Memang ada juga yang ditanyakan kepada saya dan sayapun berikan usulan dan untung diterimanya. Hal ini juga akan saya lakukan kalau ditanya oleh Ketua umum yang baru, dengan catatan kalau ditanya saja baru berikan nama. Sekarang saya sudah ada 2 teman yang titip pesan kalau saya ikut dalam kepengurusan mendatang agar namanya juga dimasukkan. Ya, ada ada saja ya
. Jumat, 07 Desember 2012
Turnamen Berbenturan Tidak Bisa dielakkan
Balikpapan, 7 Desember 2012. Ada satu isue yang keluar datang dari rekan tenis terhadap AFR. Ini cerita miring yang muncul. Ada kesan kalau AFR suka mengadu adu satu turnamen dengan turnamen lainnya. Memang kalau kita ikuti TDP yang dikeluarkan PP Pelti ada saja turnamen yang dalam minggu yang sama berlangsung didua tempat atau kota yang berbeda. Mungkin dikaitakn dengan pelaksanan TDP RemajaTenis dalam waktu yang bersamaan diselenggarakan di dua kota. Bicara masalah RemajaTenis sebenarnya bukan masalah kalau diselenggarakan didua kota yang berbeda karena sebenarnya tujuan turnamen itu untuk beri kesempatan kepada petenis tuan rumah bertanding dengan beaya minim , tidak perlu keluar beaya akomodasi atau transportasi.
Dua TDP itu berlangsung bersamaan dengan kota yang berbeda sebenarnya bukan kebijakan AFR. Tetapi merupakan kebijakan Bidang Pertandingan PP Pelti. Masuk akal sebenarnya dilaksanakan didua tempat berbeda asal berbeda provinsi.
Ada saja keinginan penyelenggara agar turnamennya makin banyak pesertanya, sehingga maunya seluruh petenis Indonesia bertanding diturnamennya.
Padahal penyelenggara suka lupa justru makin banyak peserta makin ribet pelaksanaannya apalagi kalau diselenggarakan didua sampai 3 lokasi dalam kota tersbut. Bahkan ada yang sampai 5 lokasi. Mereka tidak mau belajar dari pengalaman sebelumnya. Seharusnya penyelenggara harus bisa belajar dari pengalaman sebelumnya sehingga bisa dengan mudah perbaikinya.
Secra logika, jika ada permintaan datang penyelenggara TDP dimana bersamaan dengan TDP lainnya maka sudah tidak bisa ditolak oleh PP Pelti. Berbeda dengan beberapa tahun silam dimana TDP itu masih bisa dihitung dengan tangan. Makin banyak turnamen makin baik untuk pengembangan tenis Indonesia. Kembali kepada olahraga individu seperti tenis, ego amsing masing lebih menonjol sehingga semua mau menang sendiri . Apalagi kalau liburan sekolah maka berebutanlah keinginan penyelenggara mengambil waktu yang sama. Satu saat semua turnamen yunior akan mengambil waktu diliburan sekolah.
Kamis, 06 Desember 2012
Belum ngerti masalah Turnamen
Balikpapan, 6 Desember 2012. Saat ini saya berada di Balikpapan dan masih tetap berkomunikasi dengan rekan tenis di Jawa. Kebetulan sempat ber sms dengan salah satu rekan tenis di Surabaya. Waktu itu sempat juga berkomunikasi dengannya melalui sms. Saya diberi saran masalah pelaksanaan RemajaTenis yang dianggap bagi dia kurang mendapatkan hati dari dia. Dari hasil berkomunikasi dengannya saya berlesimpulan kalau dia itu sering terlibat di kepanitiaan turnamen di Surabaya tetapi tidak mengerti masalah aturan turnamen nasional Pelti atau TDP (Turnamen Diakui Pelti). Ada usulan bagus darinya dan dianggap harus bisa diterima oleh turnamen RemajaTenis. Saran dia adalah selain mempertandingkan tungga juga ditambah ganda. Ketika itu juga saya sampaikan kalau turnamen 3 hari tidak mungkin ada pertandingan ganda atau double. Mau jawabannya membuat saya terkejut juga dan bisa menyatakan alau dia tidak ngerti turnamen. " Ok lah kalau memang bgitu..Nada nadanya memang susah menerima saran.Maaf." Langsung say balas " Asal tahu saja aturan TDP satu hari maksimum 2 pertandingan, jadi bukan tidak mau terima saran. Kalau bukan TDP mau buat atiran sendiri monggo."
Dari komunikasi ini saya sudah menduga banyak pelaku tenis yang belum atau tidak mengerti aturan tenis tersebut. Termasuk juga dengan aturan prize money di TDP Yunior. Karena belum lama ini saya mendapatkan informasi kalau ada satu TDP Nasional yunor diwilayahnya memberikan prize money kepada pemenangnya. Sedangkan penyelenggaranya adalah Pelti setempat. Kalau info ini benar maka terbukti dugaan saya masih banyak anggota Pelti yang tidak tahu atau tidak mau tahu masalah aturan prize money dilarang di turnamen yunior. Kekuatiran ini tetap ada dalam benak saya dan lebih gawat lagi kalau hal ini dibenarkan oleh petinggi Pelti Pusat sendiri. waduh gawat nih. Kasihan Ketua Umum PP Pelti yang baru.
Rabu, 05 Desember 2012
Pertemuan pertama dengan masyarakat tenis
Jakarta, 5 Desember 2012. Minggu lalu saya ketiban tugas dari tim sukses Maman Wirjawan untuk mengundang mantan petenis,pelatih dan masyarakat tenis.Tepatnya Sabtu 1 Desember 2012. Undang kerumah Maman Wirjawan selaku Ketua Umum PP Pelti baru. Tidak diberitahu seberapa banyak yang mau diundang. Dan sayapun agar tidak sepi aka saya sms aja sekitar 7 orang. Ada yang berikonfirmasi siap datang tapi ada juga yang adem ayem.
Tepat waktunya saya senang juga sudah hadir pihak pihak yang bukan pendukung Maman Wirjawan di Munas Pelti 2012 di Manado.
Maka pertama acara dibuka oleh Maman Wirjawan yang memperkenalkan dirinya agar dikenal masyarakat tenis. Stelah itu diminta dari hadirin untuk memberikan sharing selama ini dalam pertenisan Indonesia. diawali oleh Atet Wijono. Yang cukup menarik adalah tanggapan Hadiman atas pertemuan ini. Menurut Hadiman ini awal yang baik karena Ketua Umum PP Pelti mau adakan komunikasi dengan masyarakat tenis. Begitu juga lain lainnya seperti Soegiarto Soetarjo, Bunge Nahor , Alfred Raturandang.Tapi saya tidak diminta maka saya diam saja karena sebelumnya sudah dua tiga kali bertemu dengan Maman. Saya sendiri amu katakan kalau tenis ini adalah olahraga individu sehingga ego masing masing pelaku sangat menonjol sekali. Sehingga jika tidak bisa disatuan visi dan misinya maka hasilnya kembali seperti semula
Persiapkan Farewell Party
Jakarta, 5 Desember 2012. Semalam di Golden Ballroom Hotel Sultan diadakan Farewell Party untuk Martina Widjaja yang telah dikenang berkirah dipertenisan Pelti selama 29 tahun, sehingga layak diadakan suatu pesta. Tapi kali ini pestanya disebut Surprise party karena Martina sendiri tidak tahu adanya acara tersbut. Saya ketban tuga soleh Soebronto Laras untuk mengundang masyarakat tenis untuk datang hadir acara tersebut. Permintaan itu datang minggu lalu. Peannya jangan kirim surat undangan maupun sms cukup tilpon saja. Maka say buat daftar nama nama yang akan diundang. Termasuk rekan rekan pengurus Pelti sejak era Moerdiono sampai sekarang. Dari daftar yag saya buat baru mencapai 168 orang. Waduh pesannya harus 200 supaya tidak terlihat kosong. Maka dari itu semua mantan petenis nasional saya coba undang, dan untung saja semua bisa saya hubungi termasuk sponsor sponsor Pelti selama ini.Semalam acarapun cukup meriah dan saya puas sekali karena hampir semua kursi disediakan terisi undangan. Dan semua pulang dengan puas atas atraksi Parodi yang cukup kocak
Selasa, 04 Desember 2012
Dampak dari Munas Pelti 2012
Jakarta, 4 Desember 2012. Ada satu berita yang sangat menyedihkan bagi pecinta tenis Indoneia. Ini akibat dari hasil MUNAS Pelti 2012 di Manado.. Sepengetahuan saya sponsorship suatu turnamen itu sebagai bentuk kepedulian terhadap dunia olahraga yang dirangkum dalam CSR (corporate social responsibilty). Tiba tiba saya diberitahu oleh salah satu tim sukses MW di Munas kalau salah satu rekan menyampaikan ada kesuitan terhadap sponsor turnamen yang sudah bertahun tahun diselenggarakan didaerahnya.
Kenapa, karena utusan Pelti provinnsi tersebut memilih MW bukan JH. Kalau ini penyebabnya saya sangat prihatin sekali. Mudah mudahan tidak demikian alasannya. Semoga semua masalah setelah Munas Pelti yang dari kalangan yang berbeda pandangan sebaiknya bersatu lagi memajukan tenis Indonesia. Kecewa boleh kecewa, tetapi jangan korbankan tenis Indonesia ini.
Saya melihat Ketua Umum PP Pelti yang baru mau merangkul semua pihak di Tenis Indonesia, sehinga bisa mengangkat pertenisan Indonesia kyang sangat kita cintai. Mulai dengan berkomunikasi dirumahnya, kemudian direncanakan nanti 7 Desember 2012 akan mengundang pelatih bertemu lagi di Senayan. Semoga niat baik ini bisa diterima semua pihak.
Senin, 03 Desember 2012
Salah Sebut Nama Raturandang
Jakarta, 2 Desember 2012. Ada satu kejadian lucu terjadi sewaktu acara pembukaan Musyawarah Nasional Pelti 2012 di gedung serba guna Kantor Pemkot Manado. Dalam acara pembukaan diselipan satau acara yaitu pemberian penghargaan oleh Ketua Umum PP Pelti Martina Widjaja. Pemberian penghargaan ini mulai dilaksanakan sejak Munas Pelti 2007 di Jambi.
Salah satu pelatih, Alfred Raturandang mendapatkan penghargaan disamping pelatih lainnya seperti Abdyl Radjab (Palu), Deddy Prasetyo (DKI), Tintus Arianto Wibowo (DKI), Suzanna Anggarkusuma (DKI), Roy Morison (DKI), Suharyadi (DKI), Kwe Ing Joe (Semarang), Julisu Tedja (Makassar), Atet Wijono (Bandung), Meiske H Wiguna (Bandung), Bonit Wiryawan (Surabaya).
Ternyata sewaktu nama Alfred disebut oleh MC , ada kesalahan ucapan yaitu Alfred Raturanjang. Tentunya nama itu merupakan nama plesetan. Karena MC merasa aneh maka diulang lagi nama tersebut, dan 3 kali disebut ternyata salah juga.
Sayapun ingin tahu kenapa sampai salah pengucapan nama tersebut. Yang rada aneh terjadi dikota Manado, yang tentunya MC orang Manado sebenarnya tidak bisa salah ucapan nama familiy warga Minahasa.
Ternyata sewaktu MC cek siapa saja yang hadir dari nama nama penerima tersebut terjadilah salah catat tersebut. MC tidak salah karena sewaktu mencatat nama Alfred, oleh rekan lainnya Johannes Susanto disebutkan nama Raturanjang , bukan Raturandang. Dan MC saking percaya saja mencatat nama tersebut.
Ini penyebabnya sebenarnya, dan ketika disampaikan kepada Johannes Susanto masalah ini , dia hanya tertawa saja. Ada ada saja..
Salah satu pelatih, Alfred Raturandang mendapatkan penghargaan disamping pelatih lainnya seperti Abdyl Radjab (Palu), Deddy Prasetyo (DKI), Tintus Arianto Wibowo (DKI), Suzanna Anggarkusuma (DKI), Roy Morison (DKI), Suharyadi (DKI), Kwe Ing Joe (Semarang), Julisu Tedja (Makassar), Atet Wijono (Bandung), Meiske H Wiguna (Bandung), Bonit Wiryawan (Surabaya).
Ternyata sewaktu nama Alfred disebut oleh MC , ada kesalahan ucapan yaitu Alfred Raturanjang. Tentunya nama itu merupakan nama plesetan. Karena MC merasa aneh maka diulang lagi nama tersebut, dan 3 kali disebut ternyata salah juga.
Sayapun ingin tahu kenapa sampai salah pengucapan nama tersebut. Yang rada aneh terjadi dikota Manado, yang tentunya MC orang Manado sebenarnya tidak bisa salah ucapan nama familiy warga Minahasa.
Ternyata sewaktu MC cek siapa saja yang hadir dari nama nama penerima tersebut terjadilah salah catat tersebut. MC tidak salah karena sewaktu mencatat nama Alfred, oleh rekan lainnya Johannes Susanto disebutkan nama Raturanjang , bukan Raturandang. Dan MC saking percaya saja mencatat nama tersebut.
Ini penyebabnya sebenarnya, dan ketika disampaikan kepada Johannes Susanto masalah ini , dia hanya tertawa saja. Ada ada saja..
Langganan:
Postingan (Atom)