Kamis, 13 Desember 2012

Penonton Masuk Lapangan

Jakarta, 13 Desember 2012. Setelah terpilih sebagai petinggi induk organisasi di Indonesia, terlihat begitu sibuknya menerima berbagai masyarakat yang selama ini tersisihkan dalam kancah olahraga tersebut. Hal ini bisa saya lihat dan juga seperti apa yang diungkapkan langsung kepada saya dalam pertemuan empat mata yang kedua. Saya juga bisa mengerti bagaimana pusing kepalanya didalam menyusun kabinet mendatang. Datang dari masyarakat yang dia tidak kenal baik. Hanya kenal karena kebesaran nama masyarakat di masa lampau. Ibarat selama 10 tahun sebagai penonton kemudian terbuka pintu sehingga penonton masuk kedalam lapangan. Bisa dibayangkan betapa riuh sekali suasana lapangan saat ini. Nah, disinilah dibutuhkan kejelian untuk mengusir penonton tersebut dari dalam lapangan. Sayapun dicerutakan bagimana cara dia mengusir penonton tersbut. Dan sudah diungkapkan siapa saja yang terusir karena dia tidak bisa dibohongin. Memang ada satu kesalahan saya yang tidak berani memberikan rekomendasi kepadanya untuk posisi posisi penting dalam kabinetnya tersebut. "Gua gak bisa berikan rekomendasi karena kuatir salah. " ujar saya kepadanua. Tetapi ada satu nama yang sempat saya kemukakan dalam pertemuan pertama 4 mata dengannya. Tapi nama tersebut ditolak oleh penonton penonton tersebut sebagai masukan kepadanya, dengan berbagai kekurangannya. Begitulah upaya penonton selama ini telah berupaya agar bisa masuk dalam kabinet tersebut. Dalam pertemuan tersebut yang termasuk pertemuan 4 mata yang kedua terungkap kalau saya ini tidak disukai oleh masyarakat yang disebut selama 10 tahun terakhir ini terkukung tidak bisa berbicara ditingkat nasional ini. "Biarlah mereka menggonggong , sayapun tidak pusing karena saya tetap akan berbuat untuk tenis, siapapun yang akan memimpinnya." ujar saya kepada teman teman yang masih mau peduli terhadap tenis Indonesia. Upaya mereka agar saya tidak duduk dalam kabinet tersebutpun saya sudah tahu. Bahkan banyak isu negatip diberikan kepadanya tentang siapa AFR itu, tetapi sayapun tidak bergeming dengan berbagai rumor tersebut. Karena saya bukan termasuk golongan OMDONG. Ada yang saya lihat setiap hari aktip terus mendekatai petinggi tersebut dengan maksud agar bisa masuk dalam kabinet. Tetapi ada suatu kekuatiran yang saya sampaikan  langsung karena saya melihat ada yang mempunyai kepentingan sehingga mempunyai ambisi masuk dalam gerbong kereta ini.

Tidak ada komentar: