Minggu, 09 Desember 2012

KONI Kabupaten tidak kenal Ketua Umum KONI Pusat

Balikpapan, 9 Desember 2012. Saya waktu acara pembukaan acara Rembug Olahraga Nasional dihotel Novotel Balikpapan, ada kejadian lucu. Tempat duduk tidak seperti biasanya dsediakan berdasarkan induk organisasinya. tetapi duduk membaur sehingga saya duduk ditengah tengah utusan KONI Kabupaten/Kotamadya Bali. Diapit oleh 2 orang utusan KONI Kabupaten Bangli Bali pada saat yang berpidato Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman, yang duduk disebelah kanan bertanya kepada saya, mungkin tadi tidak dengar diumumkan oleh MC Usie Karundeng (TVRI). " Siapa yang pidato?" ujarnya Ketika itu saya sebutkan kalau itu Ketua Umum KONI Pusat baru yang terpilih waktu Musornas KONI 2011 di Mataram NTB. " Wah informasi ini tidak sampai kesaya." ujarnya polos. Yang hebatnya dia lebih kenal Rita Subowo yang dulu memang Ketua Umum KONI Pusat. Mulai kental saya dengan dia ketika saya perkenalkan diri' "Tiang Uli Buleleng" ujar saya, artinya saya dari Buleleng Bali. Maka ditatapnya muka saya seperti tidak percaya. Kemudian saya katakan saya pernah tinggal di Singaraja Buleleng Bali selama 10 tahun.
Ini terlihat kalau informasi seperti ini terjadi di tingkat Kabupaten dan Kotamadya KONI . Saya juga berpikir kalau hal ini bisa terjadi juga kurang lancarnya arus informasi dari Pelti mulai dari Pusat ke Cabang seperti Pelti di Kabupaten dan Kotamadya.. Nah, ada pemikiran juga jika Rakernas Pelti yang dalam kepengurusan mendatang direkomendasikan oleh Munas Pelti 2012 diadakan setiap tahun bukan 2 tahun sekali lagi, maka perlu dilibatkan peserta bukan saja dari Pelti Provinsi atau sekarang diubah kembali memnjadi Pengda (Pengurus Daerah), tetapi juga melibatkan Pengcab (Pengurus Cabang). Sehingga semua program Pelti bisa diimplementasikan langsung ke cabang cabang dan klub. Saat ini banyak Pengda Pelti yang kurang maksimal tetapi rajin ikuti Rapat2 Pelti. Inilah masalahnya.Kebiasaan lain yang harus diubah adalah setiap utusan rapat bukan ditanggung oleh Pelti Pusat lagi, karena kenyataannya mereka datang banyak muncul diacara pembukaan saja setelah rapat lainnya terlihat hampir sebagian tidak kelihatan alias keluar hotel. Sebagai contoh Rapat Tahunan ITF (International Tennis Federation), mulai dari transport dan akomodasi ditanggung sendiri oleh peserta sendiri. Panpel hanya menanggung makan siang dan malamnya. Jadi kalau mau datang rapat dengan beayas endiri maka tentunya akan serius Rapat. Bukan sebaliknya. Kebiasaan ini harus diubah, sesuai dengan semangat reformasi.

Tidak ada komentar: