Jakarta, 12 Januari 2010. Setiap ada turnamen yunior, saya selalu mendapatkan SMS berupa pertanyaan ataupun laporan tentang keberadaan petenis yang dimata masyarakat tenis sebagi petenis yang tidak sportip. Sewaktu Pemalang Open bulan Desember lalu, saya diminta mencek keabsahan atlet Kudus Bayu Ekha L karena diragukan usianya yang dicantumkan dalam foto copy akte kelahirannya dan fotocopy buku rapor SD dan SMP tahun 1997 sedangkan yang bersangkutan sudah kelas 2 SMP, dan ikut KU 12 tahun.
Saat ini di Magelang sedang berlangsung turnamen nasional yunior New Armada Cup XIV, saya menerima SMS yang bertanya soal usia salah satu petenis putri asal DKI Jakarta Oxy Gravitasi. Info tersebut mengatakan kecurigaan atas usianya karena sejak tahun 98 dia sudah juara KU 10 tahun, Patricia dan Irania dibawah dia. Sekarang semua sudah naik ke KU 12 th. Pemikiran seperti ini sah sah saja, tetapi soal kebenarannya saya kurang tahu betul. Saya berada diluar Senayan pagi ini sehingga saya hanya membalas mengatakan kalau perkiraan saya foto copy akte kelahirannya adalah pemutihan. Memang betul sekali karena yang bersangkutan tercatat lahir tanggal 11 Juni 2000 dan aktenya dibuat tanggal 19 Mei 2004. Berarti setelah 4 (empat) tahun lahir baru ingat dibuatkannya Akte Kelahiran. Saya hanya melihat data yang dikirim ke Pelti, dan saya anjurkan agar coba selidiki saja sendiri ke Kantor Catatan Sipil mengenai kebenarannya tersebut. Disamping itu pula saya hanya sampaikan kalau banyak orangtua berkeinginan menjadi JUARA ( sedangkan atlet yunior ini masih dalam pembelajaran). Yang dicari seharusnya PRESTASI, artinya kalau sudah pernah juara di KU 10 tahun sebaiknya ikut ke KU 12 tahun dan seterusnya. Ini sih pendapat pribadi saya. Bisa benar bisa salah. Karena beda cara memandangnya.
Sebelumnya saya juga menelusuri keabsahan dari petenis Bayu Ekha L dari Kudus karena saya melihat kejanggalannya sehingga saya SMS ke Panitia setempat maupun Refereenya agar minta petenis tersebut membawa akte kelahiran dan buku rapor yang asli karena yang bersangkutan ikut mendaftar ke New Armada Cup XIV ini. Ada keinginan saya melihat langsung ke Magelang tetapi tidak bisa , hanya punya keinginan saja. Kalau saya ditugaskan so pasti saya datang ke Magelang.
Kelanjutannya saya terima telpon dari Referee dan sudah melihat buku rapornya. "Saya yakin fotocopy buku rapor SD dan SMP yang dikirim ke PP Pelti itu palsu." ujar saya. Tetapi sayang sekali saya tidak berada di Magelang karena saya akan minta Akte kelahiran dan buku rapor aslinya dari SD dan SMP yang dimaksud.
Kali ini atlet tersebut ikut di KU 14 tahun dan prestasinya hanya sampai babak kedua saja.
Saya mencoba membaca hasil KU 14 tahun putra, dari petenis yang masuk 8 besar ternyata beberapa petenis yang saya ragukan secara pribadi usianya (karena menggunakan fotocopy akte kelahiran pemutihan) tidak lolos ke babak delapan besar. Begitu juga petenis putri KU 14 tahun yang sampai kebabak delapan besar tidak ada yang diragukan usianya. Yang ada diragukan usianya sudah kandas sebelumnya.
Jadi saya yakin sekali bagi atlet yang tidak sportip tidak akan berprestasi lebih baik. Saya tidak perlu sebutkan nama nama atlet yang saya pribadi juga meragukan karena saya belum lihat akte kelahiran yang asli. Kalau KU 16 putri saya lihat ada atlet yang pernah terlibat kasus curi umur dari kota yang sama. Tetapi belum tahu hasilnya, tapi saya yakin sekali juga akan mengalami nasib yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar