Jakarta, 4 Januari 2010. Selama ini sering kali pelaksana turnamen selalu disibukkan dengan turunnya hujan sehingga mengganggu kelancaran turnamen. Terutama jika dilaksanakan musim hujan. Sedangkan sekarang sangat sulit memprediksi cuaca terhadap turunnya hujan.
Bagaimana caranya mengatasi permasalahan seperti ini ? Tentunya sudah merupakan rahasia umum yaitu dengan menggunakan tenaga PAWANG yang ahli terhadap permasalahan pengalihan turunnya hujan sehingga menjamin kelancarannya kegiatan. Hal ini bukan hanya dikegiatan turnamen tenis, dilakukan pula dikegiatan kegiatan lainnya.
Pengalaman menarik sewaktu berada di Mataram, Lombok. Selama pelaksanaan turnamen Remaja NTB Bersaing bisa lancar tidak ada hambata karena turunnya hujan. Sewaktu di Medan tanggal 18-20 esember 2009 turnamen Remaja Medan Bangkit dihari terakhir saat dilaksanakan babak final , cuaca tidak bersahabat. Untungnya ada lapangan indoor. Gimana jadinya jika tidak ada lapangan indoor.
Yang menarik di Mataram seperti yang disampaikan oleh oleh Andi Hadianto SH Ketua Pengprov Pelti Nusa Tenggara Barat (NTB) selama pelaksanaan Turnamen nasional Remaja NTB Bersaing tanggal 1-3 Januari 2010 bisa diatasi masalah hujan bukan dengan menggunakan tenaga PAWANG. Saya juga agak terkejut dan kagum apa yang dilakukan Pelti Provinsi NTB. Ternyata yang dilakukan dengan menembak kelangit dengan sinar laser sehingga hujanpun tidak akan turun. Saya sendiri kurang jelas mekanismenya sehingga bisa terjadi hal tersebut. Tetapi akibatnya ada yaitu udara dilapangan sangat panas sekali. Berbeda sekali dengan panasnya Jakarta yang selama ini saya rasakan. Cara seperti ini perlu juga ditiru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar