Kamis, 28 Januari 2010

Goblok Untuk PP Pelti


Jakarta, 28 Januari 2010. Kata GOBLOK adalah kata yang kurang tepat diberikan kepada siapa saja. Selama ini saya sudah pernah mendengar pelatih maupun orangtuanya menggunakan kata GOBLOK sebagai ungkapan kekecewaannya kepada anak anak.

Siang ini saya menerima telpon juga dari rekan Johannes Susanto.Dan menyampaikan kalau ada orangtua petenis yang mengatakan GOBLOK kepada pengurus-pengurus Pelti. Kenapa sampai terungkapkan kata kata mutiara seperti itu datang dari orangtua yang cukup berpendidikan. Keluhan ini datang dari rekan Johanes Susanto disampaikan pertilpon. Masalahnya apa ya !. Ternyata permasalahan datang dari rencana PP Pelti adalan Seleknas KU 16 tahun yang diputuskan kemarin dalam rapat koordinasi antar biang PP Pelti. Selama ini sudah sering dilakukan PP Pelti seleknas baik putra dan putri bersamaan waktunya. Apakah yang dipermasalahkan itu pemberitahuan ini mendadak karena biasanya seleknas KU 16 tahun itu dilakukan paling cepat akhir Februari bahkan Maret ataupun April. Ataukah yang dipermasalahkan perubahan waktu event Junior Davis Cupnya. Saya cukup sedih sekali kalau sampai itu terjadi. Sedih kenapa. Karena seharusnya cari tahu dulu alasan rencana seleknas putra dan putri digabung waktunya bersamaan sedangkan turnamen Junior Davis Cup (putra 16 th) lebih awal daripada Junior Fed Cup( putri 16 th) .

Begitu mudahnya mengeluarkan kata kata mutiara seperti itu. Yang dikatai Goblok itu jauh lebih tua usianya. Sedih dan prihatin rasanya kalau mendengar kata kata mutiara ini. Tapi begitulah situasi dinegara tercinta ini yang sangat terkenal dengan ramah tamahnya. Bukan hanya didunia politik terjadinya tetapi di pertenisanpun bisa terjadi.

Pagi ini setelah sibuk kirimkan informasi, saya juga disibukkan dengan permintaan salah satu orangtua yang lain atas keputusan seleknas KU 16 tahun tersebut.
Wajar saja orangtua itu menanyakan permasalahannya, karena merasa ada kekeliruan dalam perhitungannya, sehingga putrinya tidak ikut diundang PP Pelti ikuti Seleknas tersebut. Ketegangan sempat terjadi saya dengar ketika orangtua itu berbincang bincang di telpon dengan rekan Christian Budiman Wakil Ketua Bidang Pembinaan Yunior dan Ketua Bidang yaitu Danny Walla. Memang tujuannya untuk mencari tahu permasalahan apa yang menyebabkan putrinya tidak masuk dalam 10 petenis yang diundang tersebut. Ketegangan muncul terdengar dari suara suara dengan nada tinggi dari yang muda kepada yang llebih tuan. Tetapi akhirnya dia sadar kalau ada kekeliruan didalam penyampaiannya. Permintaan maaf langsung didepan saya per telpon disampaikan kepada Danny Walla.
Saat itu saya harapkan sabar saja sampai Christian Budiman datang karena dia yang membawa datanya.
Sewaktu bertemu antara keduanya, saya sedang tidak ON masalah ini karena masih ada permasalahan lain dan sedang siapkan bahan bahan untuk surat jawaban kepada Gubernur Sumatra Selatan. Saya mau ketemu Ketua Umum PP Pelti dikantornya. Jadi saya lihat keduanya sibuk berdiskusi.
Akhirnya sayapun sampaikan jikalau ada kekeliruan sebaiknya kita perbaiki. Tetapi yang jadi masalah adalah keputusan rapat jikalau ingin diperbaiki juga dalam rapat. Bukan saat ini, asalkan membawa datanya. Jadi tidak bisa saya dan Christian yang perbaiki. Akhirnya saya sampaikan kepada Christian dalam menjawab permintaannya itu kita tampung dulu kemudian dibawa kepada rekan rekan lainnya yang ikut dalam rapat terakhir antar bidang.

Tidak ada komentar: