Rabu, 23 April 2008

Wacana PON XVII Diundur Bikin Masalah

23 April 2008. Munculnya wacana pengunduran waktu pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional XVII 2008 akhir akhir ini karena dihembuskan oleh Ketua Bidang Pertandingan PB PON XVII Kaltim Herbiansyah Hanafiah ke media, sehingga turun tangan Ketua Umum KONI Pusat dan Menegpora R.I seperti yang dikemukakan dimedia massa. Hanya berdasarkan belum siapnya 3-4 venue cabang olahraga. Apakah semudah itu, karena keputusan penunjukkan Kaltim sebagai tempat pelaksana PON diputuskan oleh Rapat tertinggi KONI beserta anggotanya. Seharusnya dilakukan Rakernas KONI Pusat untuk bisa memutuskan nasib penundaan tersebut. Perkiraan tidak semudah itu dan KONI Provinsi yang akan berteriak disebabkan jika diundur tentunya berarti ada penambahan dana Pelatda. Sedangkan dana Pelatda dari setiap KONI Provinsi berasal dari APBD yang sudah dicanangkan jauh jauh hari. Tidak semudah mengeluarkan dana APBD disaat sekarang ini. Sewaktu diundurkannya jadwal PON dari Maret menjadi Juli 2008, sudah banyak protes yang muncul, waktu gagasan muncul karena waktu pelaksanaan masih lama. Tetapi sekarang disaat PON XVII tinggal 73 hari, apakah mungkin diterima begitu saja apapun keputusan akhir tetap penundaannya.

Bagaimana kesiapan cabang olahraga tenis ? Tentunya August Ferry Raturandang selaku Technical Delegate cabang olahraga tenis bersama Johannes Susanto tetap memberikan dukungan agar PON XVII tidak perlu ditunda karena venue tenis sudah hampir selesai ( 90 % ) hanya menunggu pengerasan jalan sekitarnya dan penghijauan. Kalau diikuti dalam rapat rapat KONI Pusat dengan technical delegate selama ini, terlihat kalau masih belum ada kesepakatan atau kurangnya komunikasi antar induk organisasi pusat dengan pengurus daerah atau provinsi cabang olahraga tersebut di Kalimantan Timur. Dari laporan laporan yang masuk dalam setiap rapat di KONI timbul kesan cabang olahraga di Pusat menghendaki agar dibangun sarana terbaik dengan akibat tentunya butuh dana cukup besar. Apalagi bagi cabang olahraga yang kurang aktip didaerah Kaltim. Bagi yang aktip tentunya bukan maslah karena komunikasi dan aktifitasnya Sangatlah kurang bijak kalau sampai mengorbankan cabang cabang olahraga yang sudah siap. Alangkah indahnya PON XVII 2008 tetap terlaksana sehingga tidak mengganggu program dari keseluruhan cabang olahraga di Indonesia. Penundaan akan membuat buyarnya seluruh program tenis di Tanah Air. Ketatnya kegiatan turnamen tenis sebagai salah satu korban jika sampai terlaksana mundurnya jadwal PON XVII 2008. Memang harus diakui kesalahan besar datangnya dari KONI Provinsi Kaltim yang awalnya sangat berambisi agar PON bisa diselenggarakan di Kaltim. Disaat itu pimpinan daerah dipegang oleh Gubernur Kaltim Suwarna. Perseteruan politik didalam pemerintahan daerah Kaltim membawa dampak hancurnya situasi saat ini. Perseteruan antara Bupati Kukar dengan Gubernur Suwarna sebagai pemicu permasalahannya. Ditambah dengan masuknya kedua tokoh ini ke penjara makin pusing pejabat daerah yang serba tidak bisa memutuskan. Kemudian menjelang PON XVII dibumi Kaltim sedang ada pesta besar yang bukan olahraga yaitu perebutan kekuasaan pimpinan daerah yaitu PILKADA. Ternyata Pilkada ini diperebutkan oleh petinggi daerah yang juga terlibat diadalam Pengurus Besar PON XVII. Ya, inilah akibatnya.

Tidak ada komentar: