Jakarta, 12 April 2008 Indonesia cukup luas. Terdiri dari berbagai pulau. Pertenisan Indonesia akhir akhir ini cukup meledak baik dalam bentuk kegiatan melalui kompetisi atau turnamen turnamennya. Pertenisan Indonesia juga didukung juga oleh pembangunan sarana dan prasarana yang ada. AFR mencoba melihat sarana dan prasarana tenis yang layak digunakan untuk turnamen di Indonesia karena ada stadion atau mini stadiumnya. Terbanyak adalah Jakarta sudah tidak asing lagi. Ada Gelora Bung Karno ( 8 lap hard court + 12 red clay), Kemayoran ( 1 outdoor + 10 indoor hard court). Sedangkan Kelapa Gading Sport Club ada cukup banyak lapangan tapi tanpa tribun, karena dibangun untuk private club. Tanpa diketahui salah satu provinsi juga sudah mau menyaingi Jakarta. Yaitu Provinsi Kalimantan Timur/ Samarinda sebagai ibukota telah siap digunakan (masih baru) sejumlah 5 lapangan dengan 1 stadion yang sangat representative untuk diselenggarakan turnamen tingkat dunia seperti Davis Cup maupun Fed Cup karena ukurannya memadai. Balikpapan sedang membangun 7 lapangan dengan 1 stadionnya. Tarakan dengan 5 lapangan indoor, Tanjung Selor ada 5 lapangan. Provinsi Sulawesi Selatan di kota Makassar ada 6 lapangan, Provinsi Sulawesi Utara di Manado 8 lapangan, Medan 10 lapangan clay, Palembang ada 6 lapangan (PUSRI), Provinsi Kalimantan Barat dengan 5 lapangan outdoor, Provinsi Jawa Tengah di Semarang (Mugas dgn 6 lapangan), Solo ( Manahan), Provinsi Jawa Timur di Surabaya (Brawijaya), Provinsi Jawa Barat di Bandung ( Taman Maluku , Caringin, UPI. Siliwangi. Provinsi Banten di kota Cilegonm ada milik Krakatau Steel 5 lapangan dalam satu kompleks tanpa tribun. Provinsi lainnya hanya sekitar 4 lapangan dalam satu kompleks tanpa tribun.
Bali sering diadakan setaip bulannya turnamen WTA-Tour, padahal tidak ada stadionnya. Untuk turnamen WTA-Tour tersebut dipasanglah tribun knock down sehingga bisa buka pasang. Ini beaya cukup besar untuk sewa tribun tersebut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar