Selasa, 09 Juni 2009

Ikuti Diskusi Terbatas

Jakarta, 9 Juni 2009. Menerima tugas mewakili Ketua Umum PP Pelti dalam acara acara olahraga sudah merupakan tugas rutin, bahkan banyak undangan untuk Ketua Umum PP Pelti juga sering dilimpahkan kepada saya. Tapi kali ini ada tugas yang istimewa dan sempat membuat sedikit terkejut karena tidak menyangka. Tugas tersebut adalah undangan Diskusi Terbatas Kompas Sportama di Kompas pagi ini pukul 09.30 hari ini ( 9/6).

Dalam penugasan kali ini saya bersama sama dengan Ketua Bidang Pembinaan Senior Diko Moerdono, Wakil Ketua Bidang Pembinaan Yunior Christian Budiman, Wakil Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Daerah Hudani Fajri dan Humas yaitu Amin Pudjanto dan Gungde Ariwangsa. Sebelumnya sudah diperkirakan peserta yang hadir sebagai narasumber karena judul diskusi adalah Revitalisasi Tenis Indonesia. Kesannya tenis Indonesia sudah mati suri.

Menghadapi ini saya langsung siapkan materi presentasi program PP Pelti masa bakti 2007-2012 untuk diketahui dan dikenal oleh para peserta yang hadir.
"Apakah saya bisa menghadapi pertanyaan pertanyaan yang akan mengair dengan gencar dari pihak pihak yang tidak puas ? " Ini pertanyaan pada diri saya terhadap kemungkinan kemungkinan yang muncul. Ada beberapa permasalahan yang sebaiknya jika ditanyakan dilemparkan kepada yang bertanggung jawab yaitu masalah pembinaan senior.
Walaupun saya juga mengetahui tetapi lebih baik yang jelas jelas lebih mengetahuinya dibawa serta.

Tepat pukul 09.00 dari sekretariat PP Pelti berangkat bersama sama ke KOMPAS. Yang hadir muka muka lama baik yang selalu "menyerang" induk organisasi karena tidak sepaham. Setelah acara pembukaan dari Kompas , maka moderator Anthn Sanjoyo langsung naik mimbar dan minta para pembicara naik keatas.
Pembicara pertama, saya kebagian dulu karena semuanya menunggu paparan dari PP Pelti. Mengantisipasi acara ini, sayapun membuat strategi dengan membuat paparan yang tidak disertai dengan paper sebagaimana lazimnya. Ini semua agar yang hadir masuk dalam konsentarsinya.
Paparan sayapun dengan power point berwarna disertai dengan foto foto berwarna membuat mata memandang lebih berkesan.
Memang salah satu trik yang saya lakukan adalah dengan berdiri, tidak mau duduk agar semua bisa fokus. Ini semua adalah trik trik menarik perhatian, dimana tidak banyak bicara tetapi gambar gambar yang berbicara.

Dari seluruh pertanyaan dari Wimar Witoelar, Wailan Walalangi, Diko Moerdono, Medi, Paulus Pasurney, Aji yang bertanya kepada Pelti hanyalah Wailan Walalangi dan Paulus Pasurney. Pertanyaan Wailan ada benarnya juga, yang meminta agar Pelti mengganti turnamen nasional menjadi internasional khususnya kelompok umum bukan yunior.
Tetapi sengaja ada pertanyaan Wailan yang saya tidak jawab disebabkan waktunya habis. Sedangkan dari Paulus yang mengatakan perlu keterbukaan PP Pelti langsung saya bantah karena selama ini kantor sekretariat PP Pelti terbuka untuk yang ingin bertanya.

Deddy Prasetyo dalam pembicaraan lebih menjurus kepada tehnis kepelatihan dimana orang awam banyak yang tidak mengerti
.

Tidak ada komentar: