Senin, 22 Juni 2009

Antisipasi Mutasi Atlet PON Tenis 2009


Jakarta, 22 Juni 2009. Agar tidak rancu maka sayapun bersama sama dengan rekan rekan coba mengantisipasi perpindahan atlet petenis yang juga melanda ke petenis yunior.Pembicaraan cukup serius di Sekretariat PP Pelti sore ini antara Hudani Fajri, Gunawan, Damrah, Agus Widagdo dan saya sendiri.

Sayapun mencoba membeberkan pola pikir saya pribadi terhadap kasus demikian, yaitu
bagi yang sudah memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) Pelti maka yang bersangkutan harus menyampaikan permohonan ke Pengprov Pelti asal untuk mutasi ke pengprov lainnya. Andaikan Pengprov Pelti asal tidak membalas permohonan mutasi tersebut maka dianggap sudah disetujui. Tetapi bukan semudah itu, harus diperiksa juga apakah Pengprov asal sudah menerima (dengan bukti jelas) surat tersebut.
Jikalau sudah diberikan ijin maka pemohon menyampaikan permohonan pindah ke Pengprov barunya. Setelah itu mengurus KTA Pelti dengan melampirkan surat surat tersebut diatas dan juga melampirkan KTA Pelti lama. Dan PP Pelti akan menyimpan KTA lama tersebut, dan lebih baik KTA Pelti lama disobek saja atau dimusnahkan. Yang dilampirkan adalah KTA Pelti lama yang asli, bukan foto copy.

Setelah diterima maka PP Pelti akan mengeluarkan KTA Pelti yang baru dengan domisili baru pula. Karena pencetakan KTA Pelti membutuhkan waktu sehingga untuk persyaratan di PON Tenis 2009, PP Pelti agar keluarkan daftar petenis yang sudah terdaftar dengan nomer KTA baru tersebut. Cukup dengan daftar resmi itu maka bisa digunakan dalam persyaratan keikutsertaannya di PON Tenis 2009 sebagai bukti telah memiliki KTA Pelti tersebut yangbaru. PP Pelti akan usahakan mencetak langsung sebisa mungkin agar bisa terealiser KTA Pelti baru. Ini sebagai usulan saya pribadi menghadapi permasalahan tersebut.

Batas pendaftaran nama2 sudah ditutup, bagaimana nasibnya jika ada yang baru kirimkan nama2 tersebut setelah batas waktunya. Ini yang harus dipikirkan, tetapi saya pribadi lebih cenderung untuk menolaknya. Hal ini saya sampaikan kepada rekan2 lainnya.

Kenapa sampai terjadi perpindahan atlet yunior kedaerah lainnya ? Maka jawabannya akan macam macam juga tergantung dari motif perpindahan. Kalau PON yang diselenggarakan oleh KONI maka yang jelas adalah perubahan nasib atletnya. Apakah ini juga untuk perubahan nasib atletnya ? Apalagi terjadi di tingkat yunior. Silahkan jawab sendiri.
Karena kebanyakan inisitip bukan datang dari atlet ataupun orangtua atlet yang jelas jelas tidak tahu menahu masalah perpindahan atlet ini bisa terjadi. Hebatnya dimasyarakat tenis sudah berkembang perpindahan atlet bukan masalah berat karena ada yang mau mengaturnya. Ini pertanyaan saya terima hari ini dari Meiske Handayani Wiguna dari Bandung.

Tidak ada komentar: