Rabu, 04 Maret 2009

Ternyata mulai dari Nol, capek deh !

Solo, 3 Maret 2009. Keberadaan di Solo bisa diangap sangat menyenangkan karena kota Solo mempunyai slogan sebagai kota yang tidak pernah tidur, karena food court yang ada selalu buka 24 jam, sehingga jika perut masih belum kenyang maka malamnyapun tidak akan kekurangan makanan.

Hari ini baru ketahuan kalau semua tugas yang diberikan kepada panitia Davis Cup by BNP Paribas di Solo masih belum dijalankan. Diminta datang sama dr. Budiyanto ke percetakan Araya untuk membantu pembuatan Poster, Buku Program . Ternyata belum dijalankan , Mau marah dan kesal makin jadi membuat badan tambah cepat capek, belum lagi dilapangan tenaga yang membantu pemasangan spanduk spanduk sulit dicari cari, entah pergi kemana sehingga tidak bisa tuntas. Capek dari pagi karena capek pikiran dan badan untuk mengangkat spanduk spanduk diterik matahari. Beginilah nasib saya hari ini diusia senja masih bekerja berat bukannya olahraga.

Untungnya ditempat percetakan bertemu dengan Thomas Sulistyono pemilik percetakan Araya yang cukup mengerti permasalahan diduniapertenisan Solo. Karena beberpa puluh tahun silam sering berkecimpung diturnamen tenis termasuk kepanitiaannya.
Thomas cukup ramah dan sangat mengerti akan kekesalan saya dan bisa diajak berbincang bincang masa lalu. Akhirnya sambil menunggu selesainya poster maka diajaknya makan nasi liwet.

Pukul 20.00 ada rapat panpel dengan Walikota Surakarta Ir. Joko Widodo dirumah kediaman resmi Walikota di jalan Slamet Riyadi. Karena rekan Hudani Fajri belum makan maka pergilah berdua makan malam di Solo Mall sebelum ikuti rapat panpel.
Memasuki rumah kediaman Walikota Surakarta sudah pukul 20.30, dan rapat belum dimulai. Setelah itu Walikota datang dan meminta laporan persiapan oleh Budi Suharto salah satu staf kantor Pemkot Surakarta. Ketika dimintakan laporan, saya tidak tega sekali melaporkan apa adanya yang sangat menjatuhkan panitia. Jadi justru menghormati Walikota Surakarta yang sudah mau membantu tenis selama ini. Permasalahannya justru datang dari bawahannya. Dalam rapat selalu semua bisa dilaksanakan tetapi ternyata hanyalah lips service saja. Capek deh, selalu dijawab iya tapi tidak dijalankan.

Tidak ada komentar: