Rabu, 25 Maret 2009

Penuh Canda di Rumah Duka

Jakarta, 24 Maret 2009. Suasana duka berhubung dengan telah dipanggilnya saudara tercinta yang adik ipar saya Eduard Henuhili pagi ini, tidaklah mengganggu rutinitas kesibukan sehari hari. Terutama mempersiapkan turnamen nasional RemajaTenis di Golds Gym Elite Rasuna Club Jakarta yang diselenggarakan tanggal 26 - 29 Maret 2009

Masih menggunakan celana pendek bertugas di turnamen Jubilee School 14 U Asian Champ 2009 di Kemayoran karena tidak sempat pulang kerumah. Inilah resiko tinggal di Jakarta, sudah harus bisa mengatur keibukan disesuaikan dengan lokasinya.

Sore hari kerumah duka di jalan Lembang, sudah mulai banyak kedatangan tamu yang melayat. Sampai malam hari diruah duka dan mengikuti kebaktian.
Sore hari seharusnya ikuti rapat PB POR Maesa yang akan dipimpin oleh Justian Suhandinata, tetapi berhalangan dan sudah ikut pula rekan dari Bidang Pembinaan PB POR Maesa Eddy Pesik dan dr. Rocky Wawolumaya.
Hadir dirumah duka rekan rekan dari Maesa, Harmen Lukas Tompodung. Freddy Paslah, Anthony Wayong, Gilbert Pesik, Benny Tengker. Begitu juga teman teman dari Manado yang sudah lama tidak ketemu. Selalu ketemu teman teman di 2 acara penting yaitu acara perkawinan atau kematian.
Disamping itu pula bertemu juga dengan saudara sendiri, Lukito bersama istri Vonny Waworoentoe, Roy Waworoentoe, Capt.Pilot Vitenam Air Sompotan bersama istri Inggrid Waworoentoe, Harry Kawilarang wartawa senior Suara Pembaruan bersama istri, Micky Montolalu sepupu dari ibu saya dimana ibunya asal Dayak, begitu pula hadir Harry Montolalu salah satu petinggi POLRI yang akhir akhir ini sibuk dengan pemberantasan narkoba karena mendapatkan tugas di BNN.

Sewaktu Harry Montolalu bertanya masalah sakit yang diderita almarhum Eddy Henuhili, sayapun sampaikan kalau sakit kanker paru paru. "Dia ini perokok berat." ujar saya kepadanya. "Jangan takut takutin saya karena saya juga perokok berat." Karena tidak tahudia perokok berat karena jarang bertemu karena kesibukan masing masing, sayapun alihkan dengan bercanada pula. "Tuhan sudah memilih mana perokok berat yang akan dipangil. Biasanya yang anak baik bai diprioritaskan." ujar saya membuat yang mendengar ikut tertawa.

Hadir pula Emmy Gerungan-Sompotan bersama kakak dan adiknya, sehingga suasana maki ramai saja. Belum lagi ketemu teman teman dari Manado, Erni Kawengian (nama saktu gadis), Lenny Mantiri, Mona Singal. Teingat pula sewaktu di Manado tahun 1970-1972, saya membentuk klub tenis khusus yuniri Manado youth tennis Club (MYTC) dimana 25 anggotanya terdiri 5 cowok dan 20 ceweknya. Kelima cowok terdiri dari Berty Sampouw, Ken Bacuu, Ismail, Yopie Tloliu alm, dan saya sendiri. Sedangkan keduapuluh cewek yang saya masih ingat ad alah Lucy Tambayong, Sisca Tambayong, Erna dan Erni Kawengian, Anneke Pakasi, Etty Sumampouw, Oleke Rompas, Nancy Angkouw dll yng sudah sulit saya ingat.
Sayapun sampaikan kalau sering ketemu teman lama khususnya cewek sering suka lupa namanya terutama jarang bertemu."Maklum waktu nona nona masih langsing sekarang sudah makan tempat. Jadi so lupa."

Tidak ada komentar: