Sabtu, 07 Maret 2009

Tamu sudah ada Panpel belum nongol

Solo, 7 Maret 2009. Mengharap agar hari ini semua lancar ternyata tetap tidak bisa dan bikin sakit hati saja. Penonton sudah banyak tunggu diluar tapi tidak ada satu panitia termasuk penjaga pintu utama masih dikunci.
Belum lagi kejadian waktu tiba di lapangan bersma Totok Gani selaku Direktur Turnamen tidak bisa masuk kelokasi pertandingan dicegah oleh petugas DLLAJR didepan jalan masuk. Alasannya sudah pen tempat parkir didalamnya.Walaupun Totok Gani mengaku Panitia tetap saja tidak boleh. Hebat juga disipilinnya. Akhirnya parkir jauh kurang lebih 100 meter dari lapangan. Lumayan juga saya bawa tas kerja cukup berat. Sedang berjalan ternyata ada mobil yang masuk yaitu mobil dai wasit. Ini berarti mereka bohon. Penasaran atas hal ini sayapun balik kepetugas DLLAJR tersebut untuk menanyakan kenapa mobil wasit boleh masuk. Alasannya adalah mobil Totok tidak pakai steker Davis Cup. Mau marah percuma, hanya bisa sampaikan. " Bajingan." sambil pergi. Ternyata tempat parkir tidak penuh.

Pagi ini tiba di lapangan, ternyata tidak ada satupun panpel berada dilapangan, padahal jam sudah menunjukkan pukul 10.30 dan acara pertandingan mulai pukul 12.00. Begitu juga mencari petugas pintu belum muncul termasuk petugas Satpol PP yang ditugaskan selama ini di pintu masuk. Bisa dibayangkan penonton sudah menunggu duduk diluar lapangan karena pintu masih ditutup. Periksa kamar kamar Referee, pemain dan lain lain, ternyata masih kotor belu dibersihkan dan pendingin ruangan belum dinyalakan. Refereepun sudah tidak sabar pergi sana sini ambil seluruh kebutuhan seperti minuman, dan lain lain kebutuhannya. Rekan saya lainnya sudah mulai mengeluh kepada saya sebagai laporan. Mulai dari Hudani Fajri mengeluh karena petugas MC belum muncul. “Kamu saja yang jadi MC. Bacakan saja semua tulisan bahasa Inggris yang ada.” ujar saye ke Hudani Fajri. Kesulitan untuk menterjemahkan sebagai kendala Hudani yang kelihatan mulai bingung. Begitu juga Christian Budimanpun mulai kesal atas ulah Panpel seperti tidak mau tahu betapa penngnya event ini. Keluhanpun jatuh kepada saya. Dan sayapun diam saja tidak perlu naik darah, sementara kedua rekan saya ini mulai pusing tujuh keliling. “ Ini giliran kalian ya pusing kepala. Saya kan sudah pusing kepala dari awal saya datang ke Solo.” ujar saya kepada Hudani Fahri dan Christian Budiman. "Gila benar benar gila mereka ini" ujarna kesal.Minuman pemain, es batu yang seharusnya sudah tersedia tetapi belum ada juga dilapangan, karena petugasnya belum datang juga.

Sayapun sudah tidak mau berbuat apa apa karena sudah cukup kekesalan saya ini Refereepun ikut kesal dan bertanya kenapa pintu yang dibuka bukan pntu utama dimana ada spanduk Davis Cup by BNP Paribas. Banyak hal pelanggaran dilakukan panitia dan sayapun sudah capek memberitahukan mereka tai tetap tidak dilaksanakan. Hanya balho yang ada dihalaman itu yang jeas jelas menyalahi aturan ITF. Setelah saya ketemu Bambang Tetuko Sekretaris PETI Kota Solo, menyampaikan kalau akan kena denda dari ITF sebesar US $ 10,000 kalau baliho itu tidak diturunkan juga. "Apa sudah kena denda tersebut." ujarnya dengan tenang. Sayapun tidak mau kalah katakan belum. Maka cepat cepat diturunkannya. Padahal sebelumnya sudah saya sampaikan kepada petugas sewaktu belum dipasang agar dkeluarkan dari halaman Manahan tetap tidak mau dengar.

Oleh Referee sendiri sempat sampaikan kalau banyak pelanggaran dilakukan saat ini dan aka dikenakan denda US $ 10,000. "Tolang jangan laporkan, karena kita sama sama orang Asia. " ujar saya memelas setelah saya membaca email dari ITF masalah poster yang sudah dicetak tersebut dan baliho yang ada dilapangan diminta agar diturunkan. Sayapun sampaikan kalau sudah diturunkan. Dan Refereepun masih sewot dengan baliho yang diluar didepan GOR Manahan yang agak jauh dari tempat pertandingan.

Setelah pertandingan hari ini , Indonesia menang lawan Kuwait dipertandingan ganda Christopher Rungkat/Nesa Artha, Referee dan sayapun masih sibuk di ruangan Referee membuka internet. Jam masi menunjukkan pukul 15.00 pendingin udara sudah dimatikan. Refereepun selesaikan pekerjaannya. "Rupanya saya harus pulang ke hotel"ujarnya kepada saya.
Melihat gelagat seperti ini, saya perkirakan besok pagi tetap terjadi kelambatan seperti pagi ini. "Mau apa lagi."

Malamnya ternyata I Ketut Nesa Artha masuk rumah sakit setelah bertarung menegangkan danbisa memenangkan pertandingan ganda putra lawan Kuwait sehingga tuan rumah masih unggul 2-1 hari ini. Nesa alami dehydrasi

Tidak ada komentar: