Jumat, 13 Maret 2009

SMSpun mengalir menanggapi tulisan blogger ini


Jakarta, 13 Maret 2009. Tulisan-tulisan dalam blogger ini sebagai perjalanan saya dipertenisan ternyata mendapatkan tanggapan dari pecinta tenis yang dikirimkan langsung melalui SMS ke telpon seluler. Kejadian nyata yang bukan dibuat buat selama ini terjadi dalam diri saya sendiri, oleh rekan saya Johannes Susanto yang sering terima telpon yang menanyakan kepadanya tentang tulisan diblogger ini hanya bisa menyampaikan kalau Opa (saya) sedang ada waktu senggang sehingga iseng saja buat tulisan ini. Begitulah selalu guyonan antar kita terjadi dalam urusan tenis ini. Tetapi kalau tidak disadari maka bisa saja ada juga yang mau mengadu domba antara pengurus satu sama lain, dengan cara memanasi sesama anggota pengurus.

Tetapi tulisan " JANGAN ADA DUSTA DIANTARA KITA " cukup mendapatkan perhatian dari rekan rekan tenis baik di Jakarta maupun di Solo dan Yogyakarta. Yang sedikit emosional justru datang dari Kemayoran. " Habisin tuch penipu ", tapi saya tidak tanggapi. Dari Solo, justru mempunyai usulan cukup unik . SMS mengatakan " malam opa, makin hari makin serem itu blogger. Takut aku.. opah. Judulnya bukan 'jangan ada dusta', tapi 'buka saja topengmu'.
Datang telpon dari Yogya, setelah baca tulisan ini langsung telpon dengan tertawa katakan ada ada saja bisa terjadi demikian, semoga semua pihak bisa menyadari akan kepentingan tenis semata. Dukungan tetap ada selama masih dalam koridor koridor yang sudah dibuat sebelumnya. Tanggapan positip karena tidak terbawa emosi sesaat. Bahkan usul jika diadakan semacam seminar pertenisan khususnya masalah turnamen tenis yang lagi digalakkan. OK saja jika mau memfasilitisi di Yogyakarta.

Hari ini juga setelah tulisan mengenai "OCEHAN BERTUBI TUBI" terima SMS dari salah satu pelatih di Banjarmasin yang sebenarnya belum baca tulisan ini, hanya karena mendengar kalau saya terima telpon dari Ketua PengProv Pelti Kalsel sehingga saya membatalkan pelaksanaan Piala Ferry Raturandang-65 di Palangka Raya (14-15 Maret).
" Pa maaf, jujur saya pengen tahu diundurnya persami di Palangka Raya apakah disebabkan bapak sakit atau ada faktor lain ? Jujur kami di Banjarmasin sangat mendukung program ini." Begitulah bunyi pertanyaan salah satu pelatih andalan Banjarmasin. Karena saya jawab kondisi badan akibat perjalanan jauh dari Solo membuat badan capek (dan capek pikiran lebih berat). Dan saya pun tanya apakah dapat berita lain. Maka dibalasnya dengan SMS . "Ga, mau tanya ama Bapak, apa pak Teguh ada telpon Bapak?". Saya hanya membenarkan kalau terima telpon tersebut. Tapi rupanya membuat penasaran lagi maka dikirimkan SMS kembali." Trus apa benar pak Teguh marah2 sama Bapak?" Begitulah penasarannya sehingga ada keingin tahuan saya cerita yang berkembang di Banjarmasin langsung ke pelaku di Banjarmasin. Maka saypun telpon langsung dan ingin mendengar langsung.

Petenis Banjarmasin punya satu kebiasaan untuk minta bantuan ke Pelti Kalsel, karena Ketuanya itu pengusaha sukses di Banjarmasin, maka logis saja minta bantuan dan selama ini selalu dibantu. Hal ini juga diungkapkan oleh Teguh kepada saya sewaktu ngoceh seenaknya dan ceritakan apa saja yang sudah diberikannya selama ini kepetenis Banjarmasin. Dan waktu itu ketemu didampingi oleh Rusmin salah satu pengurus bidang pembinaan. Maka keluarlah keluhan dari Rusmin seperti pernah disampaikannya kepada saya di Palangka Raya kalau diusulkan ada T-shirt kepada peserta, jadi bukan keluhan langsung dari petenis kepada Teguh seperti apa yang diungkapkan Teguh kepada saya.
Yang tidak diterima olehnya masalah ini karena berkembang rumor kalau Teguh berani menegur saya sehingga bisa membatalkannya. Dianggap hebatlah !
Sayapun mengakui akibat telpon tersebut membuat saya juga marah dan membuat kondisi fisik juga makin tidak mendukung,belum lagi adik ipar saya masuk rumah sakit dengan kondisi tidak sadar karena ada dugaan cancer paru paru. Program jalan jalan setiap sabtu dan minggu dengan adakan turnamen tenis saya undurkan dulu.

Ternyata pelatih ini tidak setuju kalau sampai dibatalkan karena sudah jelas mengetahui kalau ikuti turnamen bukan mencari T-shirt tetapi sebagai uji coba mengevaluasi hasil latihan selama ini. Kemudian diceritakan kalau ada juga orangtua yang terpengaruh tetapi begitu tahu masih banyak yang sadar akan kebutuhan turnamen maka merekapun berubah pikiran. Tetapi saya katakan bukan dibatalkan tetapi diundur, kemungkinan April karena acara saya di Maret cukup padat setiap sabtu dan minggu, membuat dia lega dan berterima kasih karena saya masi peduli dengan tenis di Kalimantan.
Saya sendiri sering manyampaikan pandangan saya pribadi permasalahan seperti keinginan segelintir pelaku tenis tentang perlu disediakan T-shirt kepada peserta turnamen meniru pelaksana turnamen yang sudah mapan lainnya. Memang harus diakui semua pelaksana mau saja berikan T-shirt sebagai sarana promosi turnamen tersebut jika digunakan oleh petenis yunior kedaerah masing masing. Tetapi saya juga katakan jika kita mau meniru pelaksana turnamen yang mapan tersebut, maka so pasti hanya satu kali saja turnamen sanggup dilaksanakan. Tinggal pilih, setahun sekali ada turnamen atau setiap bulan ada turnamen. Akhirnya merekapun menyadarinya.

Inilah yang terjadi jika ada yang mengurusi tenis tapi bukan petenis dan baru mengenal tenis maka akan ditemui benturan benturan dalam pandangan yang hanya disesuaikan dengan selera masing masing dengan berbagai dalih seolah olah meniru dari luar saja. Tapi ini pasti ada , hanya butuh waktu saja untuk meyakinkan mereka agar sadar kalau TURNAMEN adalah KEBUTUHAN ATLET TENIS. Hal yang tidak mudah dan butuh kesabaran. Insya Allah !

Tidak ada komentar: